Tittle: POSSESSIVE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-violence-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Aku mencintai
keposesifanmu..”
.
.
.
Sosok cantik itu tampak sedang berkutat dengan bumbu-bumbu
masakan di dapur.
Ia bersenandung pelan seraya mencuci sayur-sayur segar
di westafel.
Apron berwarna merah dengan motif bunga-bunga mungil
tampak melekat pada tubuhnya.
Jaejoong memicingkan matanya serius saat ia akan
memotong daging yang ada.
GREPP!
“YUNNIE!”
Namja tampan itu terkekeh geli mendengar jeritan kaget
dari kekasihnya.
Jaejoong mendengus sebal dan segera membalikkan
tubuhnya menghadap Yunho.
“Kau ini!
Kalau tanganku teriris pisau otte eoh?! Tidak ada sarapan untuk kita pagi ini!”
Omel namja cantik itu kesal.
“Hmm, kita
bisa delivery Boo” Sahut Yunho seraya
mengendus wajah cantik itu.
“Oh, jadi kau
tidak peduli pada jari-jariku huh? Arra, lepaskan pelukanmu sekarang juga dan
cari sarapanmu sendiri!”
Mata musang Yunho melengkung manis memandang
kekasihnya yang sedang merajuk.
Jaejoong mempoutkan bibir ranumnya dan kembali
berkutat dengan dagingnya.
Mengacuhkan Yunho yang diam-diam hendak menyusupkan
tangan kanannya di selangkangan namja cantik itu.
“Aahh~! Yunho
ah!”
Jaejoong terkejut.
Yunho mencengkram pinggangnya dengan tangan kirinya
sementara tangan kanannya menarik satu kaki Jaejoong untuk melingkar di
betisnya.
Namja tampan itu mendorong punggung Jaejoong hingga
menabrak kounter dapur.
Tangan yang tadinya memegang kaki jenjang itu kini
beralih menyentuh benda pusaka Jaejoong di bawah sana.
“Kau begitu
manis kalau seperti ini, sayang” Bisik Yunho seduktif.
Mata besar Jaejoong meredup sayu.
Ia menggunakan kedua tangannya bertumpu pada dada
bidang Yunho.
Namja tampan itu segera menempelkan bibir keduanya.
Dan membuat mereka segera terhanyut dalam morning kiss yang sangat panas.
“Mmhh..nghh..”
Jaejoong memejamkan matanya erat.
Menahan desahannya saat Yunho mengendus leher
jenjangnya dan menggigit tonjolan yang ada pada dada bidangnya.
“Yunho..hhh..hh”
“Kau selalu
tahu, Jung Jaejoong, ini tidak akan berhenti sampai disini saja”
Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya saat Yunho
membawanya menuju ruang tengah dan menindihnya di atas sofa.
Oh well.
Untuk adegan selanjutnya, kalian sudah tentu tahu
bukan?
-------
Namja cantik itu sedang duduk santai di teras rumahnya
yang assri saat ini.
Mata besarnya memandang isi dari majalah fashion yang dibacanya.
Perhatian Jaejoong mendadak teralihkan, saat ia
mendengar suara bass milik Minho di depan jalan.
“Sayuuurrr!
Sayuuuurrr!”
Ah!
Jaejoong baru ingat, kalau persediaan sayur bayamnya
sudah habis.
Namja cantik itu segera melempar majalahnya dan
berlari keluar pagar.
“Minho ah! Ada
sayur bayam?”
“Ne Hyung,
masih segar! Kka, kau mau berapa ikat?”
“Ungg, dua
saja”
Minho tersenyum manis.
Ia segera mengambil plastik dan membungkus sayur tersebut.
Kemudian ia menyerahkannya kepada Jaejoong.
Namja cantik itu memberikan uangnya.
Lalu ia tersenyum manis dan berbalik memasuki
rumahnya.
Jaejoong segera membuka pintu kulkas saat ia tiba di
dapur.
Namja cantik itu menundukkan wajahnya memeriksa sayurnya.
Ia baru saja akan menaruh sayur itu ke dalam kulkas.
Namun gerakannya mendadak terhenti saat ia merasakan
bahunya ditarik kasar ke belakang.
“Yu-Yunnie ah”
Gumam Jaejoong kaget.
Yunho tampak memandangnya kesal.
Nafasnya mendengus berat.
Namja tampan itu melirik plastik sayur yang ada di
tangan Jaejoong dan kembali memandang mata besar yang kini memancarkan
ketakutan.
“Kau bertemu
dengan Minho?” Desis Yunho dingin.
Jaejoong menelan salivanya.
“U-Ung, aku
hanya membeli sayur Yunnie” Sahut Jaejoong pelan.
Namja tampan itu memicing tidak senang.
Ia mencengkram lengan Jaejoong sangat kuat.
Mengacuhkan rintihan sakit dari namja cantik itu.
“Bukankah
sudah kuperingatkan hn? Jangan bertemu lagi dengannya?”
“Ta-Tapi
Yunnie, kita tidak punya sayur bayam di kulkas, dan aku---”
PLAKK!
Jaejoong meringis.
Merasakan perih yang menghujam pada pipinya.
Air matanya mengalir tanpa diperintah.
“KITA BISA
MEMBELINYA BERSAMA DI SUPERMARKET, JUNG JAEJOONG!!” Teriak Yunho marah.
Jaejoong menumpahkan tangisnya.
Ia menjatuhkan bungkusan plastik itu dan beralih
memeluk Yunho.
“Maafkan aku
Yunnie ah..Hiks..Kumohon..Maafkan kesalahanku..Hiks..”
“Aku tidak
suka kau berbicara dengan namja bernama Minho itu! Kau hanya milikku, Jung
Jaejoong!!”
PLAKK!
Jaejoong terjatuh di lantai.
Ia menyentuh pipinya yang memerah.
Perih.
Namja cantik itu terus terisak hebat.
Kepalanya terasa pening.
Perasaannya campur aduk, antara takut dan sedih.
“Sepertinya
kau harus diberi pelajaran agar menurut pada perkataanku huh?” Ujar Yunho
tajam.
DEG.
Jaejoong terhenyak.
Ia menggeleng dengan air mata yang mengalir semakin
deras.
Memundurkan duduknya saat Yunho berjalan mendekatinya
perlahan.
“A-Andwae
Yunho ah..Hiks..Aku minta maaf..Jangan lakukan ini..Hiks..Hiks..”
BUGH!
Setetes darah kental mengalir dari sudut bibir
Jaejoong.
Kepalanya semakin terasa pening saat Yunho meninju
wajahnya.
Tubuh Jaejoong bergetar hebat, ketika punggungnya
membentur pintu kulkas.
“Yunnie
ah..Maafkan aku..Hiks..Aku berjanji tidak akan mengulanginya
lagi..Hiks..Kumohon..” Isak Jaejoong seraya memeluk kaki Yunho.
Namja tampan itu menatap Jaejoong dengan tatapan yang
tidak bisa diartikan.
Ia menjambak rambut almond kekasihnya dan menatap dalam mata besarnya yang basah.
“Kau
bersumpah?” Bisik Yunho pelan.
“Aku bersumpah
Yunnie..Hiks..Aku hanya mencintaimu..” Balas Jaejoong tersengguk.
Pelan, tatapan Yunho berubah menjadi sendu.
Cengkramannya pada rambut Jaejoong melemah.
Berganti menjadi usapan sayang.
Namja cantik itu mengusap air matanya.
Ia segera memeluk erat tubuh tegap Yunho dan
menumpahkan tangisnya disana.
Sementara Yunho berdesah pelan.
Ia mengecup-kecup lembut pinggir dahi Jaejoong.
“Maafkan aku
Joongie” Ujarnya bersalah.
Jaejoong mengangguk.
Memberi jawaban kalau ia telah memaafkan namja tampan
itu.
Yunho melonggarkan pelukan mereka.
Ia mengusap sudut bibir Jaejoong yang sobek.
Kemudian ia mengecup lembut pipi Jaejoong yang masih memerah.
“Kka, aku akan
mengobati lukamu”
“Cium aku
Yunnie ah..Hiks..”
Yunho tertegun.
Memandang Jaejoong yang masih menggosok kedua matanya.
Namja tampan itu tersenyum kecil dan segera meraup
bibir ranum kekasihnya.
Mengacuhkan rasa amis dari darah yang masih menempel
di sudut bibir Jaejoong.
Namja cantik itu memejamkan matanya.
Ia memeluk leher Yunho dengan erat.
Ketenangan.
Ia butuh ketenangan sekarang.
Ketenangan yang penuh agar ia dapat segera melupakan
rasa sakit yang ditorehkan Yunho padanya.
Kau lihat?
Cinta itu begitu mengerikan.
Karena cinta, seseorang rela melukai kekasihnya.
Dan karena cinta, ia yang disakiti masih bertahan
bersama kekasih yang telah melukainya.
-------
Jaejoong mengerjapkan kedua mata beningnya malas.
Ia mendengus tidak senang mendapatkan pagi sudah
datang.
Aishh.
Namja cantik itu menoleh, memandang sisi ranjang yang
kosong di sampingnya.
Eoh?
Yunho tidak ada.
SSRAK.
Jaejoong beranjak dari ranjang dan memakai pajamarobe-nya dan turun ke lantai satu.
Sesekali ia meringis, merasakan bekas pukulan Yunho
kemarin pagi masih berdenyut pelan.
“Yunnie?”
Panggil Jaejoong bingung.
Namja cantik itu mempoutkan bibir cherry-nya seraya berjalan ke arah dapur.
Ige mwoya?
Mata besar Jaejoong mengerjap lucu.
Memandang kaget meja makan yang penuh dengan makanan
kesukaannya.
GREPP!
Jaejoong tersentak.
Mendapatkan sepasang lengan kekar yang merengkuhnya
erat di pinggang.
Namja cantik itu menolehkan wajahnya.
Dan dalam sekejap rona merah merambat dalam kulitnya.
Menatap Yunho yang tersenyum sangat manis kepadanya.
“Pagi, sayang”
Bisik Yunho manis.
Jaejoong balas tersenyum lebar.
Ia mengecup lembut bibir tebal Yunho dan menyandarkan
kepalanya di bahu namja tampan itu.
“Kau memasak?”
Tanya Jaejoong tertawa.
“Delivery, sayang, kau tahu betapa
payahnya aku di dapur hm?” Sahut Yunho terkekeh.
Jaejoong melanjutkan tawanya.
Ia mengusap lembut leher Yunho.
“Otte? Kau
suka?”
“Aku sangat
senang, bear”
“Hmm, kuharap
kau mau memaafkanku dengan sarapan yang tidak seberapa ini, Boo”
“Eoh? Kenapa
kau membahas hal itu huh? Aku sudah memaafkanmu Yun”
Yunho tertegun mendengarnya.
Perlahan ia membalikkan tubuh namja cantik itu agar
menghadap ke arahnya.
Jemarinya terangkat mengusap lembut wajah cantik
kekasihnya.
“Terima kasih
sudah memaafkanku, BooJae..Aku mencintaimu”
“Aku juga
mencintaimu, Yunnie”
Namja cantik itu tersenyum senang saat Yunho
menempelkan dahi mereka dan mengecup lembut hidung bangirnya.
Ah, ia sangat menyukai saat-saat manis seperti ini.
“Yunnie, nanti
kita belanja yah?”
“Apa pun yang
kau inginkan, Boo”
-------
Namja tampan itu mengeluh lelah diam-diam.
Mata musangnya memandang Jaejoong yang tampak masih
bersemangat meraih apa pun yang ia suka.
Yunho melirik trolli belanjaan mereka.
Well, sudah hampir penuh.
Namja tampan itu mengecek jam tangannya.
Setengah jam lagi ia harus tiba di kantor karena
masalah mendadak pada bagian saham.
Tapi ia tidak ingin meninggalkan istrinya begitu saja.
Lagi pula, melihat Jaejoongnya bergerak lincah
memasuki toko-toko branded terkenal
cukup membuatnya terhibur.
“Yunnie, kita
makan es krim nee?” Ujar Jaejoong seraya menaruh kantung belanjaannya ke dalam
trolli.
Yunho menundukkan wajahnya.
Meminta bayaran dari namja cantik itu.
Aish.
Jaejoong tersenyum malu.
Ia segera mengecup kilat bibir namja tampan itu.
“Aku malu, beaaar~!” Erang Jaejoong menutup
mulutnya.
Yunho hanya tertawa mendengarnya.
Ia menepuk kepala Jaejoong dan mendorong trolli
belanjaan mereka menuju kasir utama.
“Sayang, makan
es krimnya di mobil saja ne? Aku harus kembali ke kantor, ada masalah” Ujar
Yunho pelan.
Uh.
Jaejoong mengangguk patuh.
Mata bulatnya masih sibuk mendata barang belanjaannya.
Ia tidak akan senang kalau sampai ada yang tertinggal.
Yunho memasukkan belanjaan Jaejoong ke dalam bagasi
mobil mewahnya.
Ia memalingkan wajahnya melirik Jaejoong yang sedang
berdiri menunggunya di samping toko es krim.
Namja tampan itu berlari kecil menghampiri istrinya.
Ia segera menggenggam jemari Jaejoong dan membawanya
masuk ke dalam toko tersebut.
Setelah membeli beberapa es krim, mereka kembali masuk
ke dalam mobil.
Jaejoong membuka bungkus es krim cokelatnya dan
menjilatnya senang.
Sementara Yunho tampak fokus menyetir.
“Yunnie, malam
ini kau pulang cepat kan?”
“Hmm, aku
tidak tahu Boo, tergantung masalah seperti apa yang akan kuhadapi nanti”
“Uh! Aku tidak
masalah kalau kau mau menginap di kantormu nanti, biar saja aku tidur sendiri!”
Hmp.
Yunho tersenyum geli.
Ia melirik Jaejoong yang sudah mempoutkan bibirnya
disana.
“Aku
mencintaimu, sayang” Bujuk Yunho lembut.
Jaejoong merasakan wajahnya memerah.
Ia segera memalingkan wajahnya ke jendela dan berdesis
pelan.
“Aku juga,
Yunnie yah”
-------
Jaejoong melirik jam dinding di ruang tengah.
Sudah hampir pukul delapan.
Dan Yunho belum pulang.
Ck.
Jaejoong menggerutu kesal.
Ia baru saja akan berbaring santai di sofa, namun
suara bel rumah sudah lebih dulu memanggilnya.
CKLEK.
“Ne? Yoochun
ah? Waeyo?” Tanya Jaejoong kaget.
Tidak biasanya tetangganya itu berkunjung malam-malam
seperti ini.
“Joongie ah,
Junsuku mengidam, ia ingin minum jus apel buatanmu, kau bisa menolongku?”
“Mwo? Ah,
tentu saja! Kka, silahkan masuk! Aigoo!”
“Maaf, aku
jadi merepotkanmu”
“Hahahaha,
tidak apa, aku justru merasa senang bisa membantu”
Park Yoochun tersenyum manis.
Ia duduk di meja makan memandangi Jaejoong yang
mengambil beberapa buah apel yang sudah dikupas dari dalam kulkas.
“Mana suamimu
Jae?”
“Beruang madu
itu lembur di kantornya, katanya ada masalah”
Yoochun mengangguk pelan.
Ia mengambil ponselnya yang mendadak berdering.
“Nee Junchan
ah, jusnya hampir selesai, bersabarlah, dan jangan macam-macam sebelum aku
pulang, arasseo?”
Namja cantik itu terkikik geli mendengar celotehan
Yoochun.
Ia menuangkan jus apel itu ke dalam gelas bertutup dan
menyerahkannya kepada Yoochun.
“Aku juga
menambahkan beberapa potong kue kering, jaga-jaga kalau Junsu merasa mual” Ujar
Jaejoong manis.
“Gomawo
Joongie ah! Aku benar-benar beruntung memiliki tetangga sepertimu” Sahut
Yoochun tersenyum.
Namja cantik itu mengangguk.
Ia mengantarkan Yoochun sampai pintu depan.
CKLEK!
Yoochun dan Jaejoong sama-sama kaget.
Pintu rumah namja cantik itu terbuka dari arah
berlawanan.
Ah, Yunho.
“Kenapa kau
bisa bersama istriku, Yoochun?” Tanya Yunho memicing.
DEG.
Jaejoong menelan salivanya.
Mendadak jantungnya berdebar kencang.
Rasa takut menyelimuti dirinya.
Ya Tuhan, tatapan itu, Jaejoong sangat mengenalnya.
“Istriku
mengidam, Yunho ah, ia ingin meminum jus apel buatan Jaejoong, jadi aku datang
kesini memintanya membuatkan jus” Ujar Yoochun tersenyum.
Yunho hanya berdehem pelan.
Yoochun melambaikan tangannya dan berjalan keluar
rumah.
Meninggalkan Jaejoong dan Yunho berdua.
“Yun---”
BUGGH!
BRUKK!
Nafas Yunho tersengal penuh emosi.
Wajahnya memerah.
Tangannya terkepal kuat.
Menatap Jaejoong yang terhempas membentur dinding.
Tangisnya tumpah.
“Apalagi Yun?
Hiks..Kau sudah mendengarnya dari Yoochun ania? Hiks..Kenapa kau masih
memukulku?” Isak Jaejoong meringis.
Ceh.
Yunho berdecak keras dan membenturkan kepala Jaejoong
ke dinding.
Namja cantik itu berteriak lantang penuh sakit.
Kepalanya terasa pusing dan berdenyut keras.
“DIA BISA
MENUNGGU DILUAR, JAEJOONG, KENAPA KAU MEMBAWANYA MASUK EOH?!”
“Demi Tuhan
Yunnie ah..Hiks..Ia hanya menunggu di meja makan, tidak lebih..Hiks..”
“Alasan!
Bilang saja kalau kau ingin berdua dengannya! Benar? Kau mulai bosan bersamaku
huh?! JAWAB AKU JUNG JAEJOONG!!”
“AAAAKKHHH!!
Appo Yunnie ah..Hiks..Ampun..Hiks..Maafkan aku..Hiks..Hiks..”
Yunho menghembuskan nafasnya keras.
Pelipisnya sakit karena uratnya menonjol.
Emosinya benar-benar membludak.
“AKU SAMA
SEKALI TIDAK SENANG KAU BERDEKATAN DENGAN ORANG LAIN, JAE! KAU HANYA MILIKKU!!”
“A-Aku milikmu
Yunh..Hiks..Selamanya milikmu..Hiks..Hiks..”
Yunho menjambak kasar rambut Jaejoong.
Mengacuhkan teriakan-teriakan sakit dari namja cantik
itu.
Jaejoong merasakan kulit kepalanya seperti mau lepas.
Tangisnya pecah.
Pandangannya memburam perlahan.
Sampai kemudian ia hanya bisa merasakan gelap.
“Ja-Jae?
BooJae??”
Tubuh Yunho merinding dalam sekejap.
Kedua mata musangnya melebar memandang Jaejoong yang
terpejam tanpa perlawanan.
Namja tampan itu merasakan takut yang luar biasa.
Ia menepuk-nepuk lembut pipi namja cantik itu.
“BooJae..Boo..Buka matamu sayang, kau tidak apa-apa kan?” Ujar Yunho
bergetar.
Jaejoong tidak merespon.
Namja cantik itu pingsan.
Membuat Yunho menangis tanpa sadar.
“Boo, maafkan
aku baby, kumohon, jangan seperti
ini..Jangan tinggalkan aku Jae..Hiks..”
Yunho terus meracau ketakutan.
Ia menggendong kekasihnya menuju kamar mereka dan
merebahkannya di atas ranjang.
Namja tampan itu mengusap wajah pucat Jaejoong
berkali-kali.
Ia mengambil parfum yang ada di atas meja dan
menciumkannya di hidung namja cantik itu.
“BooJae,
kumohon, aku mencintaimu..Jangan seperti ini Jae” Isak Yunho takut.
Namja tampan itu memeluk erat tubuh kekasihnya.
Ia menangis penuh sesal.
Kemudian ia beranjak mengambil kotak obat dan
mengusapi lebam di dagu Jaejoong dengan alkohol.
Jemarinya bergetar hebat.
Benaknya berkecamuk.
Bagaimana jika Jaejoong tidak membuka matanya?
Bagaimana jika Jaejoong tidak sadar cukup lama?
Bagaimana jika Jaejoong pergi meninggalkan dirinya?
Yunho benar-benar ketakutan.
-------
Mata besar itu terbuka dengan sangat pelan.
Jaejoong merintih merasakan kepalanya masih pusing.
Pelipisnya berdenyut pelan.
Namja cantik itu mengerjap-kerjapkan mata indahnya.
Membiasakan retinanya dengan sinar matahari yang
menerobos melalui jendela besar itu.
Jaejoong masih ingat.
Semalam ia pingsan saat Yunho memukulnya.
Namja cantik itu tertegun saat ia merasakan tubuhnya terjepit.
Jaejoong menoleh, mendadak tersenyum kecil mendapati
Yunho yang masih terlelap seraya memeluk erat pinggang rampingnya.
Ah, namja tampan itu tampak seperti bayi beruang saat
ini.
Benar-benar menggemaskan.
Jaejoong tertawa kecil.
Ia kembali merebahkan tubuhnya dan balas memeluk erat
namja tampan itu.
Menjulurkan jemarinya meraba wajah tampan Yunho.
Menyentuh setiap lekuk sempurna miliknya.
CUP.
Jaejoong memejamkan matanya pelan.
Sembari mengecup lembut bibir tebal kekasihnya.
Meresapi manis yang ada.
Dan menghisap bibir bawah yang tebal itu.
Ah, sungguh.
Jaejoong benar-benar sangat mencintai Jung Yunho.
Ia sama sekali tidak marah dengan perlakuan Yunho
kepadanya semalam.
Sama sekali tidak.
Jaejoong sudah terbiasa dengan sikap posesif namja tampan
itu sejak masa mereka berpacaran.
Tidak jarang Yunho memukulnya saat ia merasa cemburu
melihat Jaejoong berdekatan dengan orang lain.
Tapi hal itu tetap tidak membuat Jaejoong goyah saat
Yunho melamarnya.
Bagaimana bisa ia menolak?
Ia tahu Yunho juga sangat-sangat mencintai dirinya.
Dan Yunho, adalah namja paling romantis yang pernah ia
kenal.
Yunho mengerti dirinya, tahu bagaimana cara memanjakan
dirinya, dan ada untuk dirinya.
Pribadi Yunho yang posesif, tidak mengganggu Jaejoong
sama sekali.
“Mmmhh..mpckk..Boo?”
Yunho terbangun karena hisapan gemas pada bibir
bawahnya.
Mata musangnya mengerjap pelan memandang Jaejoong yang
balas menatapnya.
Jaejoong melepaskan tautan bibirnya.
Ia terkekeh kecil.
“Aku
mengganggu tidurmu ania?” Bisiknya lucu.
Hmp.
Yunho tersenyum.
Ia menggeleng dan merengkuh pinggang Jaejoong,
membuatnya berguling menindih Yunho.
“Aku sangat
ketakutan saat kau tidak kunjung membuka mata, sayang” Adu Yunho pelan.
“Tapi sekarang
aku melihatmu hm? Tidak ada yang harus dipermasalahkan” Balas Jaejoong lembut.
Ah.
Bagaimana bisa Yunho mendapatkan seorang malaikat
seperti namja cantik ini huh?
Apa yang telah dilakukannya di masa lalu?
“Yunnie ah”
“Ne?”
“Kau tahu, aku
hanya ingin meluruskan masalah semalam..Yoochun---”
“Yoochun hanya
memintamu membuatkan jus untuk istrinya, iya kan?”
“Iya”
“Dan dia duduk
menunggumu di meja makan, iya kan?”
“Iya”
“Tapi aku
tidak mau untuk tahu, aku terbakar rasa cemburu begitu saja, sampai aku
meluk---”
“Yang penting
sekarang kau sudah tahu”
Eoh?
Yunho mengerjapkan mata musangnya.
Memandang Jaejoong yang mengecup-kecup pipinya.
“Kau cemburu,
tandanya kau mencintaiku..Aku senang, Yunnie ah”
“Tapi---”
“Aku mencintai
keposesifanmu..”
Yunho terdiam.
Menatap dalam mata besar itu.
Mencari keraguan di dalamnya.
Tapi nihil.
Yunho hanya bisa melihat ketulusan yang murni dari
sana.
Jaejoong tersenyum lembut kepadanya.
“Kau, adalah
pria paling menyebalkan yang pernah aku kenal” Ujar Jaejoong sedikit ketus.
Yunho menaikkan alisnya.
“Tapi kalau
aku diminta untuk mengulang hidupku kembali, aku tetap akan memilihmu, bear”
“Walaupun aku
posesif?”
“Walaupun kau
posesif, cerewet, dan manja”
Yunho tertawa mendengarnya.
Ia memeluk erat punggung kekasihnya dan mengecup dalam
bibir ranumnya.
“Lukamu
semalam, masih terasa sakit?” Tanya Yunho bergumam.
Jaejoong mengangguk.
Ia mempoutkan bibirnya manja.
“Hanya bisa
sembuh kalau kau terus menciumku seperti tadi”
“Cium?
Bagaimana kalau lebih hn?”
“Aish, kau
tetap saja mesum”
Yunho tergelak.
Gosh, ia benar-benar sangat mencintai namja cantik
ini.
Yunho tidak akan bisa membayangkan bagaimana
keadaannya kalau Jaejoong pergi darinya.
Tidak.
Tidak akan pernah.
“Aku hanya
ingin kau ingat, BooJae, kalau aku sangat sangat mencintaimu, kau milikku,
sayang”
“Aku milikmu
Yunnie, dan sampai kapan pun tidak akan pernah berubah”
“Lalu?”
“Lalu apa?
Cium aku sekarang~!”
Yunho terkekeh mendengarnya.
Ia menyentuh tengkuk Jaejoong dan segera meraup bibir
ranumnya.
Melumatnya dengan penuh rasa sayang.
Jaejoong mendesah manis.
Ia membuka kancing piyamanya sendiri dan membuka
kancing piyama milik Yunho.
Menyusupkan kedua lengannya disela punggung namja
tampan itu.
Mengusapnya lembut dan meremasnya sesekali saat Yunho
terlalu keras menggigit lidah hangatnya.
“Nggh..”
Jaejoong merintih nikmat.
Saat Yunho meremas lembut dada bidangnya.
Namja cantik itu melepaskan tautan bibir mereka.
Membaurkan nafas keduanya yang tersengal hebat.
“Aku
mencintaimu Yunnie..hh..hh”
“Dan kau tidak
tahu sebesar apa rasa cintaku padamu, BooJae..hh..”
“Uhmm..Yunnie..Kau tahu? Aku sedikit iri dengan Junsu yang bisa memiliki
anak”
“Then what? Aku bisa membuatmu
mendapatkannya, sayang”
“Aish, seluruh
dunia tahu aku takkan bisa, bear, aku
dan Junsu berbeda”
“Dari mana kau
tahu? Kita tidak akan pernah tahu kalau belum mencobanya sampai berhasil ania?”
“Ish..Mesum!”
Yunho memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
Membuat Jaejoong menepuk gemas pipi namja tampan itu.
“Tapi aku
suka” Gumamnya seraya menjepit hidung Yunho.
Namja tampan itu mendengus.
“Hari ini kita
belanja lagi otte?” Ajaknya mendadak.
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia terdiam.
Namja cantik itu tahu kalau Yunho sedang berusaha
mendapatkan maaf darinya mengenai semalam walaupun Jaejoong sudah memberinya
maaf.
Jaejoong mendesah pendek.
Ia menggeleng dan memutar jari telunjuknya di pipi
Yunho seraya menusuknya sesekali.
“Aku hanya
ingin bersamamu seharian penuh hari ini, Yunnie bear”
“Kau selalu
mendapatkannya setiap hari libur, sayang”
“Ani, hari ini
benar-benar bersamamu Yunnie ah, kau mengerti maksudku bukan?”
Ah-ah.
Seringai mesum itu terpampang lebar di sudut bibir
Yunho.
Ia meremas punggung Jaejoong lembut dan mengecup
lembut bibir kekasihnya.
“Aku mengerti
sayang, aku sangat mengerti” Sahutnya senang.
Jaejoong terkekeh mendengarnya.
Oh well.
Walaupun ia posesif, tapi tetap saja ia yang terbaik.
Ah, Jaejoong mencintainya.
END.
Ngerriiiii... Uwuw~ Appa beruang kejam bgt yaolooohhh..
BalasHapuskenapa tega bgt pukulin si cantikkkk.. :(
Aih.. Aih.. ini sadis tapi sweet tapi sadis tapi sweet.. hahahaha..
Good bgt deh pokonya!!! (y)
Oh my god jaejoong bener" the best tulus banget sama yunho
BalasHapusTapi kasian juga si masa jaema di pukul teruss...
Shella eoni itu Jjang gapernah bikin aku kecewa sama ff buatannya keep writing yo eon...
Romantis...kejam...peluk...pukul..hueehhh kenapa yunho kayak psikopat disini..
BalasHapusTapi aku suka ia yg mencintai jaejoong...tapi rada ngeri juga sih..j
Anjaaayy.. pukul sana pukul sinii...
BalasHapusKalo jaemma kenapa-napa para cassie nyerang ntar yunpa -_-" termasuk gue yang berdiri paling depan sambil bawa celurit -,-
Gak bisa muvvon dr blob ini 😆😆😆
BalasHapusGak bisa muvvon dr blob ini 😆😆😆
BalasHapus