This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 13 Mei 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/POSSESSIVE


Tittle: POSSESSIVE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-violence-friendship-gelundungan

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Aku mencintai keposesifanmu..”
.
.
.

Sosok cantik itu tampak sedang berkutat dengan bumbu-bumbu masakan di dapur.
Ia bersenandung pelan seraya mencuci sayur-sayur segar di westafel.
Apron berwarna merah dengan motif bunga-bunga mungil tampak melekat pada tubuhnya.

Jaejoong memicingkan matanya serius saat ia akan memotong daging yang ada.

GREPP!

  “YUNNIE!”


Namja tampan itu terkekeh geli mendengar jeritan kaget dari kekasihnya.
Jaejoong mendengus sebal dan segera membalikkan tubuhnya menghadap Yunho.

  “Kau ini! Kalau tanganku teriris pisau otte eoh?! Tidak ada sarapan untuk kita pagi ini!” Omel namja cantik itu kesal.

  “Hmm, kita bisa delivery Boo” Sahut Yunho seraya mengendus wajah cantik itu.

  “Oh, jadi kau tidak peduli pada jari-jariku huh? Arra, lepaskan pelukanmu sekarang juga dan cari sarapanmu sendiri!”

Mata musang Yunho melengkung manis memandang kekasihnya yang sedang merajuk.
Jaejoong mempoutkan bibir ranumnya dan kembali berkutat dengan dagingnya.
Mengacuhkan Yunho yang diam-diam hendak menyusupkan tangan kanannya di selangkangan namja cantik itu.

  “Aahh~! Yunho ah!”

Jaejoong terkejut.
Yunho mencengkram pinggangnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menarik satu kaki Jaejoong untuk melingkar di betisnya.
Namja tampan itu mendorong punggung Jaejoong hingga menabrak kounter dapur.
Tangan yang tadinya memegang kaki jenjang itu kini beralih menyentuh benda pusaka Jaejoong di bawah sana.

  “Kau begitu manis kalau seperti ini, sayang” Bisik Yunho seduktif.

Mata besar Jaejoong meredup sayu.
Ia menggunakan kedua tangannya bertumpu pada dada bidang Yunho.
Namja tampan itu segera menempelkan bibir keduanya.
Dan membuat mereka segera terhanyut dalam morning kiss yang sangat panas.

  “Mmhh..nghh..”

Jaejoong memejamkan matanya erat.
Menahan desahannya saat Yunho mengendus leher jenjangnya dan menggigit tonjolan yang ada pada dada bidangnya.

  “Yunho..hhh..hh”

  “Kau selalu tahu, Jung Jaejoong, ini tidak akan berhenti sampai disini saja”

Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya saat Yunho membawanya menuju ruang tengah dan menindihnya di atas sofa.

Oh well.

Untuk adegan selanjutnya, kalian sudah tentu tahu bukan?


-------


Namja cantik itu sedang duduk santai di teras rumahnya yang assri saat ini.
Mata besarnya memandang isi dari majalah fashion yang dibacanya.
Perhatian Jaejoong mendadak teralihkan, saat ia mendengar suara bass milik Minho di depan jalan.

  “Sayuuurrr! Sayuuuurrr!”

Ah!
Jaejoong baru ingat, kalau persediaan sayur bayamnya sudah habis.
Namja cantik itu segera melempar majalahnya dan berlari keluar pagar.

  “Minho ah! Ada sayur bayam?”

  “Ne Hyung, masih segar! Kka, kau mau berapa ikat?”

  “Ungg, dua saja”

Minho tersenyum manis.
Ia segera mengambil plastik dan membungkus sayur tersebut.
Kemudian ia menyerahkannya kepada Jaejoong.
Namja cantik itu memberikan uangnya.

Lalu ia tersenyum manis dan berbalik memasuki rumahnya.

Jaejoong segera membuka pintu kulkas saat ia tiba di dapur.
Namja cantik itu menundukkan wajahnya memeriksa sayurnya.
Ia baru saja akan menaruh sayur itu ke dalam kulkas.
Namun gerakannya mendadak terhenti saat ia merasakan bahunya ditarik kasar ke belakang.

  “Yu-Yunnie ah” Gumam Jaejoong kaget.

Yunho tampak memandangnya kesal.
Nafasnya mendengus berat.
Namja tampan itu melirik plastik sayur yang ada di tangan Jaejoong dan kembali memandang mata besar yang kini memancarkan ketakutan.

  “Kau bertemu dengan Minho?” Desis Yunho dingin.

Jaejoong menelan salivanya.

  “U-Ung, aku hanya membeli sayur Yunnie” Sahut Jaejoong pelan.

Namja tampan itu memicing tidak senang.
Ia mencengkram lengan Jaejoong sangat kuat.
Mengacuhkan rintihan sakit dari namja cantik itu.

  “Bukankah sudah kuperingatkan hn? Jangan bertemu lagi dengannya?”

  “Ta-Tapi Yunnie, kita tidak punya sayur bayam di kulkas, dan aku---”

PLAKK!

Jaejoong meringis.
Merasakan perih yang menghujam pada pipinya.
Air matanya mengalir tanpa diperintah.

  “KITA BISA MEMBELINYA BERSAMA DI SUPERMARKET, JUNG JAEJOONG!!” Teriak Yunho marah.

Jaejoong menumpahkan tangisnya.
Ia menjatuhkan bungkusan plastik itu dan beralih memeluk Yunho.

  “Maafkan aku Yunnie ah..Hiks..Kumohon..Maafkan kesalahanku..Hiks..”

  “Aku tidak suka kau berbicara dengan namja bernama Minho itu! Kau hanya milikku, Jung Jaejoong!!”

PLAKK!

Jaejoong terjatuh di lantai.
Ia menyentuh pipinya yang memerah.
Perih.
Namja cantik itu terus terisak hebat.
Kepalanya terasa pening.
Perasaannya campur aduk, antara takut dan sedih.

  “Sepertinya kau harus diberi pelajaran agar menurut pada perkataanku huh?” Ujar Yunho tajam.

DEG.

Jaejoong terhenyak.
Ia menggeleng dengan air mata yang mengalir semakin deras.
Memundurkan duduknya saat Yunho berjalan mendekatinya perlahan.

  “A-Andwae Yunho ah..Hiks..Aku minta maaf..Jangan lakukan ini..Hiks..Hiks..”

BUGH!

Setetes darah kental mengalir dari sudut bibir Jaejoong.
Kepalanya semakin terasa pening saat Yunho meninju wajahnya.
Tubuh Jaejoong bergetar hebat, ketika punggungnya membentur pintu kulkas.

  “Yunnie ah..Maafkan aku..Hiks..Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi..Hiks..Kumohon..” Isak Jaejoong seraya memeluk kaki Yunho.

Namja tampan itu menatap Jaejoong dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Ia menjambak rambut almond kekasihnya dan menatap dalam mata besarnya yang basah.

  “Kau bersumpah?” Bisik Yunho pelan.

  “Aku bersumpah Yunnie..Hiks..Aku hanya mencintaimu..” Balas Jaejoong tersengguk.

Pelan, tatapan Yunho berubah menjadi sendu.
Cengkramannya pada rambut Jaejoong melemah.
Berganti menjadi usapan sayang.
Namja cantik itu mengusap air matanya.

Ia segera memeluk erat tubuh tegap Yunho dan menumpahkan tangisnya disana.
Sementara Yunho berdesah pelan.
Ia mengecup-kecup lembut pinggir dahi Jaejoong.

  “Maafkan aku Joongie” Ujarnya bersalah.

Jaejoong mengangguk.
Memberi jawaban kalau ia telah memaafkan namja tampan itu.
Yunho melonggarkan pelukan mereka.
Ia mengusap sudut bibir Jaejoong yang sobek.
Kemudian ia mengecup lembut pipi Jaejoong yang masih memerah.

  “Kka, aku akan mengobati lukamu”

  “Cium aku Yunnie ah..Hiks..”

Yunho tertegun.
Memandang Jaejoong yang masih menggosok kedua matanya.
Namja tampan itu tersenyum kecil dan segera meraup bibir ranum kekasihnya.
Mengacuhkan rasa amis dari darah yang masih menempel di sudut bibir Jaejoong.

Namja cantik itu memejamkan matanya.
Ia memeluk leher Yunho dengan erat.

Ketenangan.
Ia butuh ketenangan sekarang.
Ketenangan yang penuh agar ia dapat segera melupakan rasa sakit yang ditorehkan Yunho padanya.

Kau lihat?

Cinta itu begitu mengerikan.
Karena cinta, seseorang rela melukai kekasihnya.
Dan karena cinta, ia yang disakiti masih bertahan bersama kekasih yang telah melukainya.


-------


Jaejoong mengerjapkan kedua mata beningnya malas.
Ia mendengus tidak senang mendapatkan pagi sudah datang.
Aishh.
Namja cantik itu menoleh, memandang sisi ranjang yang kosong di sampingnya.

Eoh?

Yunho tidak ada.

SSRAK.

Jaejoong beranjak dari ranjang dan memakai pajamarobe-nya dan turun ke lantai satu.
Sesekali ia meringis, merasakan bekas pukulan Yunho kemarin pagi masih berdenyut pelan.

  “Yunnie?” Panggil Jaejoong bingung.

Namja cantik itu mempoutkan bibir cherry-nya seraya berjalan ke arah dapur.
Ige mwoya?
Mata besar Jaejoong mengerjap lucu.
Memandang kaget meja makan yang penuh dengan makanan kesukaannya.

GREPP!

Jaejoong tersentak.
Mendapatkan sepasang lengan kekar yang merengkuhnya erat di pinggang.
Namja cantik itu menolehkan wajahnya.
Dan dalam sekejap rona merah merambat dalam kulitnya.
Menatap Yunho yang tersenyum sangat manis kepadanya.

  “Pagi, sayang” Bisik Yunho manis.

Jaejoong balas tersenyum lebar.
Ia mengecup lembut bibir tebal Yunho dan menyandarkan kepalanya di bahu namja tampan itu.

  “Kau memasak?” Tanya Jaejoong tertawa.

  “Delivery, sayang, kau tahu betapa payahnya aku di dapur hm?” Sahut Yunho terkekeh.

Jaejoong melanjutkan tawanya.
Ia mengusap lembut leher Yunho.

  “Otte? Kau suka?”

  “Aku sangat senang, bear

  “Hmm, kuharap kau mau memaafkanku dengan sarapan yang tidak seberapa ini, Boo”

  “Eoh? Kenapa kau membahas hal itu huh? Aku sudah memaafkanmu Yun”

Yunho tertegun mendengarnya.
Perlahan ia membalikkan tubuh namja cantik itu agar menghadap ke arahnya.
Jemarinya terangkat mengusap lembut wajah cantik kekasihnya.

  “Terima kasih sudah memaafkanku, BooJae..Aku mencintaimu”

  “Aku juga mencintaimu, Yunnie”

Namja cantik itu tersenyum senang saat Yunho menempelkan dahi mereka dan mengecup lembut hidung bangirnya.
Ah, ia sangat menyukai saat-saat manis seperti ini.

  “Yunnie, nanti kita belanja yah?”

  “Apa pun yang kau inginkan, Boo”


-------


Namja tampan itu mengeluh lelah diam-diam.
Mata musangnya memandang Jaejoong yang tampak masih bersemangat meraih apa pun yang ia suka.
Yunho melirik trolli belanjaan mereka.
Well, sudah hampir penuh.

Namja tampan itu mengecek jam tangannya.
Setengah jam lagi ia harus tiba di kantor karena masalah mendadak pada bagian saham.
Tapi ia tidak ingin meninggalkan istrinya begitu saja.
Lagi pula, melihat Jaejoongnya bergerak lincah memasuki toko-toko branded terkenal cukup membuatnya terhibur.

  “Yunnie, kita makan es krim nee?” Ujar Jaejoong seraya menaruh kantung belanjaannya ke dalam trolli.

Yunho menundukkan wajahnya.
Meminta bayaran dari namja cantik itu.
Aish.
Jaejoong tersenyum malu.
Ia segera mengecup kilat bibir namja tampan itu.

  “Aku malu, beaaar~!” Erang Jaejoong menutup mulutnya.

Yunho hanya tertawa mendengarnya.
Ia menepuk kepala Jaejoong dan mendorong trolli belanjaan mereka menuju kasir utama.

  “Sayang, makan es krimnya di mobil saja ne? Aku harus kembali ke kantor, ada masalah” Ujar Yunho pelan.

Uh.
Jaejoong mengangguk patuh.
Mata bulatnya masih sibuk mendata barang belanjaannya.
Ia tidak akan senang kalau sampai ada yang tertinggal.

Yunho memasukkan belanjaan Jaejoong ke dalam bagasi mobil mewahnya.
Ia memalingkan wajahnya melirik Jaejoong yang sedang berdiri menunggunya di samping toko es krim.
Namja tampan itu berlari kecil menghampiri istrinya.

Ia segera menggenggam jemari Jaejoong dan membawanya masuk ke dalam toko tersebut.
Setelah membeli beberapa es krim, mereka kembali masuk ke dalam mobil.
Jaejoong membuka bungkus es krim cokelatnya dan menjilatnya senang.
Sementara Yunho tampak fokus menyetir.

  “Yunnie, malam ini kau pulang cepat kan?”

  “Hmm, aku tidak tahu Boo, tergantung masalah seperti apa yang akan kuhadapi nanti”

  “Uh! Aku tidak masalah kalau kau mau menginap di kantormu nanti, biar saja aku tidur sendiri!”

Hmp.
Yunho tersenyum geli.
Ia melirik Jaejoong yang sudah mempoutkan bibirnya disana.

  “Aku mencintaimu, sayang” Bujuk Yunho lembut.

Jaejoong merasakan wajahnya memerah.
Ia segera memalingkan wajahnya ke jendela dan berdesis pelan.

  “Aku juga, Yunnie yah”


-------


Jaejoong melirik jam dinding di ruang tengah.
Sudah hampir pukul delapan.
Dan Yunho belum pulang.

Ck.

Jaejoong menggerutu kesal.
Ia baru saja akan berbaring santai di sofa, namun suara bel rumah sudah lebih dulu memanggilnya.

CKLEK.

  “Ne? Yoochun ah? Waeyo?” Tanya Jaejoong kaget.

Tidak biasanya tetangganya itu berkunjung malam-malam seperti ini.

  “Joongie ah, Junsuku mengidam, ia ingin minum jus apel buatanmu, kau bisa menolongku?”

  “Mwo? Ah, tentu saja! Kka, silahkan masuk! Aigoo!”

  “Maaf, aku jadi merepotkanmu”

  “Hahahaha, tidak apa, aku justru merasa senang bisa membantu”

Park Yoochun tersenyum manis.
Ia duduk di meja makan memandangi Jaejoong yang mengambil beberapa buah apel yang sudah dikupas dari dalam kulkas.

  “Mana suamimu Jae?”

  “Beruang madu itu lembur di kantornya, katanya ada masalah”

Yoochun mengangguk pelan.
Ia mengambil ponselnya yang mendadak berdering.

  “Nee Junchan ah, jusnya hampir selesai, bersabarlah, dan jangan macam-macam sebelum aku pulang, arasseo?”

Namja cantik itu terkikik geli mendengar celotehan Yoochun.
Ia menuangkan jus apel itu ke dalam gelas bertutup dan menyerahkannya kepada Yoochun.

  “Aku juga menambahkan beberapa potong kue kering, jaga-jaga kalau Junsu merasa mual” Ujar Jaejoong manis.

  “Gomawo Joongie ah! Aku benar-benar beruntung memiliki tetangga sepertimu” Sahut Yoochun tersenyum.

Namja cantik itu mengangguk.
Ia mengantarkan Yoochun sampai pintu depan.

CKLEK!

Yoochun dan Jaejoong sama-sama kaget.
Pintu rumah namja cantik itu terbuka dari arah berlawanan.
Ah, Yunho.

  “Kenapa kau bisa bersama istriku, Yoochun?” Tanya Yunho memicing.

DEG.

Jaejoong menelan salivanya.
Mendadak jantungnya berdebar kencang.
Rasa takut menyelimuti dirinya.

Ya Tuhan, tatapan itu, Jaejoong sangat mengenalnya.

  “Istriku mengidam, Yunho ah, ia ingin meminum jus apel buatan Jaejoong, jadi aku datang kesini memintanya membuatkan jus” Ujar Yoochun tersenyum.

Yunho hanya berdehem pelan.
Yoochun melambaikan tangannya dan berjalan keluar rumah.
Meninggalkan Jaejoong dan Yunho berdua.

  “Yun---”

BUGGH!

BRUKK!

Nafas Yunho tersengal penuh emosi.
Wajahnya memerah.
Tangannya terkepal kuat.
Menatap Jaejoong yang terhempas membentur dinding.
Tangisnya tumpah.

  “Apalagi Yun? Hiks..Kau sudah mendengarnya dari Yoochun ania? Hiks..Kenapa kau masih memukulku?” Isak Jaejoong meringis.

Ceh.
Yunho berdecak keras dan membenturkan kepala Jaejoong ke dinding.
Namja cantik itu berteriak lantang penuh sakit.
Kepalanya terasa pusing dan berdenyut keras.

  “DIA BISA MENUNGGU DILUAR, JAEJOONG, KENAPA KAU MEMBAWANYA MASUK EOH?!”

  “Demi Tuhan Yunnie ah..Hiks..Ia hanya menunggu di meja makan, tidak lebih..Hiks..”

  “Alasan! Bilang saja kalau kau ingin berdua dengannya! Benar? Kau mulai bosan bersamaku huh?! JAWAB AKU JUNG JAEJOONG!!”

  “AAAAKKHHH!! Appo Yunnie ah..Hiks..Ampun..Hiks..Maafkan aku..Hiks..Hiks..”

Yunho menghembuskan nafasnya keras.
Pelipisnya sakit karena uratnya menonjol.
Emosinya benar-benar membludak.

  “AKU SAMA SEKALI TIDAK SENANG KAU BERDEKATAN DENGAN ORANG LAIN, JAE! KAU HANYA MILIKKU!!”

  “A-Aku milikmu Yunh..Hiks..Selamanya milikmu..Hiks..Hiks..”

Yunho menjambak kasar rambut Jaejoong.
Mengacuhkan teriakan-teriakan sakit dari namja cantik itu.
Jaejoong merasakan kulit kepalanya seperti mau lepas.
Tangisnya pecah.
Pandangannya memburam perlahan.

Sampai kemudian ia hanya bisa merasakan gelap.

  “Ja-Jae? BooJae??”

Tubuh Yunho merinding dalam sekejap.
Kedua mata musangnya melebar memandang Jaejoong yang terpejam tanpa perlawanan.
Namja tampan itu merasakan takut yang luar biasa.

Ia menepuk-nepuk lembut pipi namja cantik itu.

  “BooJae..Boo..Buka matamu sayang, kau tidak apa-apa kan?” Ujar Yunho bergetar.

Jaejoong tidak merespon.
Namja cantik itu pingsan.
Membuat Yunho menangis tanpa sadar.

  “Boo, maafkan aku baby, kumohon, jangan seperti ini..Jangan tinggalkan aku Jae..Hiks..”

Yunho terus meracau ketakutan.
Ia menggendong kekasihnya menuju kamar mereka dan merebahkannya di atas ranjang.
Namja tampan itu mengusap wajah pucat Jaejoong berkali-kali.
Ia mengambil parfum yang ada di atas meja dan menciumkannya di hidung namja cantik itu.

  “BooJae, kumohon, aku mencintaimu..Jangan seperti ini Jae” Isak Yunho takut.

Namja tampan itu memeluk erat tubuh kekasihnya.
Ia menangis penuh sesal.
Kemudian ia beranjak mengambil kotak obat dan mengusapi lebam di dagu Jaejoong dengan alkohol.
Jemarinya bergetar hebat.

Benaknya berkecamuk.

Bagaimana jika Jaejoong tidak membuka matanya?
Bagaimana jika Jaejoong tidak sadar cukup lama?
Bagaimana jika Jaejoong pergi meninggalkan dirinya?

Yunho benar-benar ketakutan.


-------


Mata besar itu terbuka dengan sangat pelan.
Jaejoong merintih merasakan kepalanya masih pusing.
Pelipisnya berdenyut pelan.

Namja cantik itu mengerjap-kerjapkan mata indahnya.
Membiasakan retinanya dengan sinar matahari yang menerobos melalui jendela besar itu.

Jaejoong masih ingat.
Semalam ia pingsan saat Yunho memukulnya.
Namja cantik itu tertegun saat ia merasakan tubuhnya terjepit.

Jaejoong menoleh, mendadak tersenyum kecil mendapati Yunho yang masih terlelap seraya memeluk erat pinggang rampingnya.

Ah, namja tampan itu tampak seperti bayi beruang saat ini.
Benar-benar menggemaskan.

Jaejoong tertawa kecil.
Ia kembali merebahkan tubuhnya dan balas memeluk erat namja tampan itu.
Menjulurkan jemarinya meraba wajah tampan Yunho.
Menyentuh setiap lekuk sempurna miliknya.

CUP.

Jaejoong memejamkan matanya pelan.
Sembari mengecup lembut bibir tebal kekasihnya.
Meresapi manis yang ada.
Dan menghisap bibir bawah yang tebal itu.

Ah, sungguh.
Jaejoong benar-benar sangat mencintai Jung Yunho.
Ia sama sekali tidak marah dengan perlakuan Yunho kepadanya semalam.
Sama sekali tidak.

Jaejoong sudah terbiasa dengan sikap posesif namja tampan itu sejak masa mereka berpacaran.
Tidak jarang Yunho memukulnya saat ia merasa cemburu melihat Jaejoong berdekatan dengan orang lain.

Tapi hal itu tetap tidak membuat Jaejoong goyah saat Yunho melamarnya.
Bagaimana bisa ia menolak?
Ia tahu Yunho juga sangat-sangat mencintai dirinya.

Dan Yunho, adalah namja paling romantis yang pernah ia kenal.
Yunho mengerti dirinya, tahu bagaimana cara memanjakan dirinya, dan ada untuk dirinya.
Pribadi Yunho yang posesif, tidak mengganggu Jaejoong sama sekali.

  “Mmmhh..mpckk..Boo?”

Yunho terbangun karena hisapan gemas pada bibir bawahnya.
Mata musangnya mengerjap pelan memandang Jaejoong yang balas menatapnya.
Jaejoong melepaskan tautan bibirnya.
Ia terkekeh kecil.

  “Aku mengganggu tidurmu ania?” Bisiknya lucu.

Hmp.
Yunho tersenyum.
Ia menggeleng dan merengkuh pinggang Jaejoong, membuatnya berguling menindih Yunho.

  “Aku sangat ketakutan saat kau tidak kunjung membuka mata, sayang” Adu Yunho pelan.

  “Tapi sekarang aku melihatmu hm? Tidak ada yang harus dipermasalahkan” Balas Jaejoong lembut.

Ah.
Bagaimana bisa Yunho mendapatkan seorang malaikat seperti namja cantik ini huh?
Apa yang telah dilakukannya di masa lalu?

  “Yunnie ah”

  “Ne?”

  “Kau tahu, aku hanya ingin meluruskan masalah semalam..Yoochun---”

  “Yoochun hanya memintamu membuatkan jus untuk istrinya, iya kan?”

  “Iya”

  “Dan dia duduk menunggumu di meja makan, iya kan?”

  “Iya”

  “Tapi aku tidak mau untuk tahu, aku terbakar rasa cemburu begitu saja, sampai aku meluk---”

  “Yang penting sekarang kau sudah tahu”

Eoh?
Yunho mengerjapkan mata musangnya.
Memandang Jaejoong yang mengecup-kecup pipinya.

  “Kau cemburu, tandanya kau mencintaiku..Aku senang, Yunnie ah”

  “Tapi---”

  “Aku mencintai keposesifanmu..”

Yunho terdiam.
Menatap dalam mata besar itu.
Mencari keraguan di dalamnya.

Tapi nihil.

Yunho hanya bisa melihat ketulusan yang murni dari sana.

Jaejoong tersenyum lembut kepadanya.

  “Kau, adalah pria paling menyebalkan yang pernah aku kenal” Ujar Jaejoong sedikit ketus.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Tapi kalau aku diminta untuk mengulang hidupku kembali, aku tetap akan memilihmu, bear

  “Walaupun aku posesif?”
 
  “Walaupun kau posesif, cerewet, dan manja”

Yunho tertawa mendengarnya.
Ia memeluk erat punggung kekasihnya dan mengecup dalam bibir ranumnya.

  “Lukamu semalam, masih terasa sakit?” Tanya Yunho bergumam.

Jaejoong mengangguk.
Ia mempoutkan bibirnya manja.

  “Hanya bisa sembuh kalau kau terus menciumku seperti tadi”

  “Cium? Bagaimana kalau lebih hn?”

  “Aish, kau tetap saja mesum”

Yunho tergelak.
Gosh, ia benar-benar sangat mencintai namja cantik ini.
Yunho tidak akan bisa membayangkan bagaimana keadaannya kalau Jaejoong pergi darinya.

Tidak.

Tidak akan pernah.

  “Aku hanya ingin kau ingat, BooJae, kalau aku sangat sangat mencintaimu, kau milikku, sayang”

  “Aku milikmu Yunnie, dan sampai kapan pun tidak akan pernah berubah”

  “Lalu?”

  “Lalu apa? Cium aku sekarang~!”

Yunho terkekeh mendengarnya.
Ia menyentuh tengkuk Jaejoong dan segera meraup bibir ranumnya.
Melumatnya dengan penuh rasa sayang.
Jaejoong mendesah manis.

Ia membuka kancing piyamanya sendiri dan membuka kancing piyama milik Yunho.
Menyusupkan kedua lengannya disela punggung namja tampan itu.
Mengusapnya lembut dan meremasnya sesekali saat Yunho terlalu keras menggigit lidah hangatnya.

  “Nggh..”

Jaejoong merintih nikmat.
Saat Yunho meremas lembut dada bidangnya.
Namja cantik itu melepaskan tautan bibir mereka.

Membaurkan nafas keduanya yang tersengal hebat.

  “Aku mencintaimu Yunnie..hh..hh”

  “Dan kau tidak tahu sebesar apa rasa cintaku padamu, BooJae..hh..”

  “Uhmm..Yunnie..Kau tahu? Aku sedikit iri dengan Junsu yang bisa memiliki anak”

  “Then what? Aku bisa membuatmu mendapatkannya, sayang”

  “Aish, seluruh dunia tahu aku takkan bisa, bear, aku dan Junsu berbeda”

  “Dari mana kau tahu? Kita tidak akan pernah tahu kalau belum mencobanya sampai berhasil ania?”

  “Ish..Mesum!”

Yunho memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
Membuat Jaejoong menepuk gemas pipi namja tampan itu.

  “Tapi aku suka” Gumamnya seraya menjepit hidung Yunho.

Namja tampan itu mendengus.

  “Hari ini kita belanja lagi otte?” Ajaknya mendadak.

Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia terdiam.
Namja cantik itu tahu kalau Yunho sedang berusaha mendapatkan maaf darinya mengenai semalam walaupun Jaejoong sudah memberinya maaf.

Jaejoong mendesah pendek.
Ia menggeleng dan memutar jari telunjuknya di pipi Yunho seraya menusuknya sesekali.

  “Aku hanya ingin bersamamu seharian penuh hari ini, Yunnie bear

  “Kau selalu mendapatkannya setiap hari libur, sayang”

  “Ani, hari ini benar-benar bersamamu Yunnie ah, kau mengerti maksudku bukan?”

Ah-ah.
Seringai mesum itu terpampang lebar di sudut bibir Yunho.
Ia meremas punggung Jaejoong lembut dan mengecup lembut bibir kekasihnya.

  “Aku mengerti sayang, aku sangat mengerti” Sahutnya senang.

Jaejoong terkekeh mendengarnya.
Oh well.
Walaupun ia posesif, tapi tetap saja ia yang terbaik.

Ah, Jaejoong mencintainya.

END.

6 komentar:

  1. Ngerriiiii... Uwuw~ Appa beruang kejam bgt yaolooohhh..
    kenapa tega bgt pukulin si cantikkkk.. :(

    Aih.. Aih.. ini sadis tapi sweet tapi sadis tapi sweet.. hahahaha..
    Good bgt deh pokonya!!! (y)

    BalasHapus
  2. Oh my god jaejoong bener" the best tulus banget sama yunho
    Tapi kasian juga si masa jaema di pukul teruss...
    Shella eoni itu Jjang gapernah bikin aku kecewa sama ff buatannya keep writing yo eon...

    BalasHapus
  3. Romantis...kejam...peluk...pukul..hueehhh kenapa yunho kayak psikopat disini..
    Tapi aku suka ia yg mencintai jaejoong...tapi rada ngeri juga sih..j

    BalasHapus
  4. Anjaaayy.. pukul sana pukul sinii...
    Kalo jaemma kenapa-napa para cassie nyerang ntar yunpa -_-" termasuk gue yang berdiri paling depan sambil bawa celurit -,-

    BalasHapus
  5. Gak bisa muvvon dr blob ini 😆😆😆

    BalasHapus
  6. Gak bisa muvvon dr blob ini 😆😆😆

    BalasHapus