PART 5.
Jung Keybum mendesah sendu memperhatikan mantan
menantu kesayangannya saat ini.
Ia hendak mengulurkan jemarinya untuk mengusap lembut
poni Jaejoong.
Namun namja cantik itu lebih dulu memalingkan
wajahnya.
Kosong.
Hampa.
Ia seakan tidak memiliki gairah untuk hidup.
Membuat yeoja cantik bermata kucing itu meringis
sedih.
“Jangan
seperti ini, Jae ah..Kau tahu betapa terlukanya Umma melihatmu seperti ini
hmm?” Bujuk Keybum tersenyum kecil.
Jaejoong tetap bungkam.
Ia tidak menyahut sama sekali.
Hanya air matanya yang terlihat menetes membasahi
pipinya.
Kedua tangannya berpindah menuju perut.
Mengusapnya dengan sangat lembut.
“Tuhan
memiliki sebuah rencana di balik semua ini, Jae..Jangan menyalahkannya mengenai
bayimu” Ujar Key lagi.
Kali ini Jaejoong menoleh.
Menatap langsung mata Key dengan mata bulatnya yang
sendu.
“Tidak..Aku
sama sekali tidak menyalahkan Tuhan..” Bisiknya lirih.
Alis Keybum terangkat.
Ia tersenyum seakan bertanya lebih lanjut.
“Aku hanya
menyesal kenapa aku bisa mengejar anak kecil itu”
“Oh..Jaejoongie”
“..Hiks..”
“Kau tidak
boleh menyesal, apa yang kau lakukan saat itu adalah sesuatu yang sangat mulia,
Jae..Anak itu masih tetap hidup karenamu”
“TAPI AKU
KEHILANGAN BAYIKU, UMMA!! Hiks..Hiks..”
Keybum menggeleng pelan.
Ia mengusap lembut poni Jaejoong kali ini.
Dan namja cantik itu sama sekali tidak menolak.
“Anak itu
tidak akan lahir untuk yang kedua kalinya, tapi bayimu, kau bisa mendapatkannya
lagi ania?”
“Aku dan Yunho
sudah bercerai, Umma..Hiks..Tidak akan ada lagi janin yang akan menyandang
marga seorang Jung nantinya..Hiks..”
Key terdiam.
Hatinya mencelos.
Menyadari kalau Jaejoong masih sangat mencintai putra
tunggalnya.
“Seandainya
saja saat itu aku tidak egois dengan menguji sejauh mana perasaan Yunho
terhadapku..Hiks..Seandainya saja aku segera memberi tahu mengenai benih yang
hidup di dalam tubuhku..Hiks..”
“Jae..”
“Apakah Yunho
tidak akan menceraikanku, Umma? Apakah ia akan mengakui kalau ia telah
berselingkuh dengan Tiffany?”
Tangis Jaejoong semakin pecah.
Hatinya terluka.
Ia mencengkram dadanya dengan erat.
Key menepuk lembut bahu Jaejoong.
Ia tidak menyahut.
Hanya diam merapatkan bibir menunggu namja cantik itu
tertidur karena kelalahan.
-------
Jessica hanya diam memandang suasana konfrensi pers
yang diadakan kakaknya saat ini.
Memperhatikan para wartawan dan jurnalis yang bersiap
di tempat masing-masing.
Oh well.
Ia sangat penasaran dengan apa yang akan dilakukan
oleh yeoja berambut pendek itu.
Tadi pagi Tiffany datang mengunjungi dirinya dan
memintanya untuk hadir dalam acara ini, tanpa memberitahunya lebih lanjut.
“Tiffany-ssi!”
Yeoja blonde itu mengerjap.
Tiffany berjalan masuk dan duduk di tempatnya.
Ia tersenyum manis kepada wartawan yang menunggunya.
Sekilas ia memutar pandangan, lega mengetahui Jessica
hadir disana.
“Terima kasih,
untuk kehadiran semuanya” Ucap Tiffany.
Suasana hening.
Seluruh mata terpaku pada yeoja cantik itu.
“Aku
mengadakan konfrensi pers hari ini, untuk memberitahu media massa, kalau
pernikahanku beberapa hari yang akan datang telah kubatalkan”
DEG.
Jessica tertegun.
Ia mengangkat wajahnya.
Menatap tidak percaya Tiffany yang tersenyum kecil
disana.
Para wartawan menjadi riuh.
Menanyakan berbagai pertanyaan untuk model cantik
tersebut.
“Tidak butuh
penjelasan lebih lanjut, aku..Aku hanya merasa kalau pernikahan ini adalah
sesuatu yang tidak pantas untuk kudapatkan, itu saja”
Hmp.
Jessica tersenyum kecil perlahan.
Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
Ah, ia tahu Unnienya tidak pernah mengecewakan
dirinya.
“Kau yang
terbaik, Unnie” Gumamnya lembut.
-------
CKLEK.
“BooJae”
Namja cantik itu memalingkan wajahnya mendengar suara
bass tersebut.
Ia cukup lelah menghadapi Yunho yang selalu
mengganggunya seperti ini.
Yunho menutup pintu dan berjalan menghampiri mantan
kekasihnya tersebut.
“Aku
membawakan pie Apel kesukaanmu” Ujar Yunho tersenyum manis.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam.
“Boo, kenapa
kau tidak memakan kuenya?”
Yunho mengerutkan dahinya.
Memandang shortcake
yang dibawakannya pagi tadi kini terlihat berjamur.
Namja tampan itu mengambil kotak kue itu dan menghela
nafas.
Kemudian ia membuangnya ke dalam tempat sampah.
“Jaejoongie---”
“Sudahlah”
Eh?
Yunho terkejut.
Ini kali pertama namja cantik itu bersuara padanya
setelah pertemuannya yang terakhir beberapa hari yang lalu dengan Jaejoong.
“Tidak usah
memperhatikan diriku, aku tahu kau terpaksa melakukannya” Bisik Jaejoong masih
tidak menatap Yunho.
“Aku tidak---”
“Kau bilang
kau mencintaiku, tapi kau berselingkuh di belakangku, dan kalau waktu itu aku
tidak memberitahumu mengenai kehamilanku, kau pasti tidak akan mengejarku ani?”
DEG.
Yunho terdiam.
Ulu hatinya terasa sakit.
Mata musangnya menatap Jaejoong yang mengusap air
matanya.
Lama mereka saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Yunho kembali menghela nafas dan
menatap langsung wajah cantik itu.
“Kau benar”
Jaejoong mencengkram kepalan jemarinya.
“Kalau waktu
itu kau tidak memberitahuku, mungkin aku tidak akan mengejarmu” Sambung Yunho.
Jaejoong memalingkan wajahnya.
Membiarkan air matanya mengalir begitu saja.
“Tapi tetap
saja aku akan mengejar dirimu walau tidak sesegera itu, karena dari lubuk
hatiku yang terdalam, aku hanya mencintai dirimu”
“Kau bohong!”
“Aku tidak
bohong!”
Nafas Yunho terdengar menderu kencang.
Emosinya tersulut dengan mudahnya.
Jaejoong menggigit erat bibir bawahnya.
“Keluar” Usir
Jaejoong pelan.
Yunho tertegun.
Namun ia tidak membantah.
Namja tampan itu segera bangun dari duduknya dan
beranjak meninggalkan Jaejoong.
“Hiks..”
Jaejoong menundukkan wajahnya dalam.
Ia menekuk lututnya memeluk perutnya.
Sakit.
Rasanya sangat sakit.
-------
CKLEK!
“NUNAAAA~!!”
Eoh?
Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Menatap pintu kamar rawatnya yang terbuka lebar dan
sesosok bocah yang berlari mendekati ranjangnya.
Ah.
Anak yang waktu itu.
“Nuna
baik-baik saja? Nuna masih ingat Taeminnie aniya?” Celoteh Taemin dengan
khasnya.
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia mengangguk dan membiarkan anak itu menaruh
setangkai bunga tulip putih di atas meja dengan menjinjitkan kakinya.
“Nuna, Taeminnie
datang kesini untuk berterima kasih, hehehe”
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
“Terima kasih
karena sudah menyelamatkan Taeminnie, Nuna cantik~ Taeminnie Janji tidak akan
menyebrang sembarangan lagi!”
Hmp.
Namja cantik itu tersenyum gemas melihat tingkah lucu
bocah jamur itu.
Sejenak ia menyadari perkataan Keybum.
Kalau saja ia tidak menyelamatkan Taemin, anak itu
pasti kehilangan nyawanya.
“Min
Hyuuunnggg! Cepat masuk!!”
Jaejoong terkejut saat Taemin berteriak lantang.
Namja jamur itu menatap kesal ke arah pintu kamar
rawat yang masih terbuka.
Tidak lama kemudian tampak sesosok namja yang
tersenyum gugup.
Ia mendorong tiang infus berodanya dan menghampiri
Jaejoong.
“Hajimemashite, namaku Shim Changmin”
“Ne?”
“A-Aku yang
hampir saja menabrak Taemin waktu itu”
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
Changmin mendesah pendek dan duduk di kursi yang ada
seraya menahan tangannya di pundak Taemin.
“Aku ingin
minta maaf..Seharusnya aku tidak mengebut waktu itu, aku merasa sangat bersalah,
dokter bilang kau kegu---”
“Daijoubu *gwenchana*”
Eh?
Changmin menaikkan alisnya.
Ia tahu Jaejoong menahan air matanya agar tidak
tumpah.
Namja cantik itu tersenyum kecil kepadanya.
“Kau tidak
perlu merasa bersalah, kecelakaan itu bukan salahmu” Ujar Jaejoong pelan.
“Taemin
tahu..Hiks..Itu salah Taeminnie..Hiks..Hueeeeeee~~”
Eoh?
Jaejoong dan Changmin menundukkan wajah mereka.
Menatap Taemin yang kini menangis kencang.
Namja jamur itu menggosok-gosok mata bulatnya.
Wajah mungilnya tampak memerah.
“Aniyaa, siapa
yang bilang itu salah Taemin hm? Jja, sini” Ujar Jaejoong tertawa.
Bocah itu berjalan mendekati Jaejoong.
Tangisnya mulai mereda ketika namja cantik itu memeluk
tubuh kecilnya.
Changmin tertegun.
Terpaku menatap Jaejoong yang ikut menangis.
Namja cantik itu menghibur Taemin dan mengecup lembut
puncak kepalanya berkali-kali.
-------
“Jadi kau
pikir kau cukup kuat menanggung segalanya sendirian huh?”
Jaejoong memalingkan wajahnya.
Menolak memandang Jessica yang mendengus kesal di
pinggir ranjang rawatnya.
“Aku
sahabatmu, Jejung-kun! Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Yunho menceraikanmu
demi Nunaku?” Erang yeoja blonde itu kesal.
“Aku hanya
tidak ingin kau terluka karena wajah asli Nunamu, Jessie ah..Aku tahu, kau
sangat menyayangi Nunamu” Bisik Jaejoong menatap mata sipit yeoja itu.
Jessica terdiam.
Dahinya mengerut.
Ia menggigit bibir bawahnya erat.
Perlahan matanya memandang perut Jaejoong yang tertutupi
selimut.
“Kuharap kau
memiliki kesabaran yang utuh menghadapi ini semua, Jejung-kun..Aku turut
berdu---”
“Tidak, jangan
berduka, bayiku masih hidup Jessie ah..Ia masih disini..”
DEG.
Jessica membulatkan matanya.
Menatap Jaejoong yang tersenyum gamblang kepadanya.
Ya Tuhan, apa yang terjadi? Kenapa ia mendadak berkata
seperti itu?
“Je-Jejung-kun, Uisa-nim sudah mengeluarkan janinmu waktu it---”
“ANI! BAYIKU
MASIH ADA, JESSIE AH! IA MASIH DISINI!!”
“Jejung-kun,
kumohon, jangan seperti ini..Hiks..”
Jaejoong meringis dalam tangisnya.
Ia menunduk, memeluk erat perutnya seolah takut ada
yang menyakiti bayinya.
Yeoja blonde itu memalingkan wajahnya, pelan, ia
berlari keluar kamar rawat.
“Apa yang
terjadi? Kenapa kau menangis?” Yunho mengerutkan dahinya melirik Jessica yang
baru saja menutup pintu.
“Aku ingin
memanggil dokter..Hiks..Jejung-kun bersikap aneh, ia menganggap bayinya masih
ada”
Mwo?
Yunho membulatkan mata musangnya.
Ia segera mendahului Jessica dan menerobos masuk ke
dalam.
Mendekati Jaejoong yang masih terisak disana.
“Boo---”
“Jangan
mendekat! Aku tidak akan pernah menyerahkan anak ini untukmu! Tidak!”
“Boo”
“Ani!
Hiks..Bayiku masih ada Yunho ah..Ia masih hidup, aku hanya tinggal menunggu tujuh
bulan lagi untuk melihatnya..Hiks..”
GREPP.
Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya.
Membiarkan Yunho memeluk tubuhnya, melingkupinya
dengan kehangatan.
Yunho merasakan matanya panas.
Ia mengecup-kecup lembut pinggir dahi Jaejoong.
“Anak kita
sudah tidak ada, Jae ah..Jangan seperti ini, ia akan sedih melihatmu dari sana”
Bisik Yunho lirih.
Jaejoong semakin menumpahkan tangisnya.
Yunho menyusupkan satu tangannya yang bebas ke dalam
seragam pasien Jaejoong.
Mengusap lembut perutnya.
Namja cantik itu merasakan nafasnya tersengal.
Ia memasrahkan punggungnya bersandar pada dada bidang
namja tampan itu.
“Benarkah
Yun?”
“Ne?”
“Benar kalau
aku keguguran? Benar? Aku kehilangan bayiku?”
“Jae..”
“Aku pernah
kehilanganmu, dan sekarang aku kehilangan anakku, kenapa aku selalu menjadi
satu-satunya yang ditinggalkan?”
Yunho terhenyak.
Ia berhenti mengusap perut namja cantik itu.
“Apa aku tak
pantas untuk berbahagia bear?”
“Pejamkan
matamu, kau butuh istirahat Boo”
Hmp.
Jaejoong tersenyum kecut mendengarnya.
Ia mendesah panjang dan menyentuh tangan Yunho yang
masih berada di balik seragam pasiennya.
Mengacuhkan Yunho yang kini sibuk membuatnya tenang
dengan kecupan-kecupan lembut pada wajah cantiknya.
“Aku
mencintaimu, aku sangat mencintaimu” Bisik Yunho.
“You said that you loved me..I don’t ever let
you go, but then you leave me..” Balas Jaejoong berbisik.
-------
Tiffany Hwang tampak manis dengan dress pinky baby selutut itu.
Bersama sebuah topi jerami lebar yang menutupi
kepalanya.
Ia menggerutu pelan menatap Changmin yang berjalan
mendahuluinya.
Aish.
Namja berwajah kekanakan itu terlalu semangat setelah
dinyatakan sehat kembali oleh dokter.
Ck.
“Yaa! Shim
Changmin! Tunggu aku!” Teriak yeoja berambut pendek itu kesal.
Changmin terkekeh mendengarnya.
Ia berbalik dan menarik tangan Tiffany tanpa kata.
Membuat yeoja cantik itu tersentak kaget merasakan
wajahnya menghangat.
“Menurutmu
mereka akan kembali bersatu?” Tanya Tiffany berbisik.
Eoh?
Changmin menoleh.
Ia mengangguk antusias.
“Tentu saja,
kalau tidak pesta ini akan menjadi hal yang sia-sia”
“Tapi, apa
tidak terlalu cepat? Key Jumma terlalu bersemangat”
“Kalau terlalu
lama Jaejoong akan mengira kalau Yunho tidak serius untuk kembali padanya”
“Hmmm”
Yeoja cantik itu mengangguk-anggukkan wajahnya pelan.
Satu tangannya yang bebas berusaha menahan topi
lebarnya dari angin yang cukup kencang.
“Hei” Panggil
Tiffany.
“Apa?” Balas
Changmin santai.
“Apa kau tidak
menyesal?”
“Maksudmu?”
“Kau berani
jamin tidak akan menyesal sudah memilihku?”
“Kenapa kau
berkata seperti itu eoh?”
“Aku..Hanya
merasa tidak cukup pantas untuk pria baik sepertimu, kau tahu kalau aku pernah
berbuat jahat pada Jaejoong---”
“Kalau aku
menyesal, dari awal aku tidak akan pernah berniat untuk melamarmu, Fany ah”
“M-mwo?”
“Aish,
seharusnya aku mengucapkan ini di mobil nanti!”
Tiffany menaikkan alisnya.
Perlahan seulas senyum jahil terukir di bibir tipisnya.
Ia baru saja akan meledek namja berwajah kekanakan
itu, namun suara Taecyon sudah lebih dulu mengalihkan perhatiannya.
“Fany ah!
Changmin! Cepatlah! Kalian lama sekali!”
Changmin mengangguk.
Ia segera mempercepat langkahnya dan memasuki halaman belakang
kediaman keluarga Jung itu.
Mata sipitnya menangkap sosok Jessica yang sedang
memanggang beberapa daging dan Keybum yang mengipasi dirinya di kursi yang
tersedia.
Ah, mereka akan membuat sebuah pesta barbaque kecil-kecilan malam ini.
“Yunho mana?”
Tanya Tiffany mengerutkan dahinya.
Changmin memicing kepada yeoja itu.
Membuat Tiffany tertawa gemas dan menepuk punggungnya.
“Ia sedang
mengambil kue di dapur, sebentar lagi Jaejoong akan turun dari kamar atas”
Jelas Keybum.
Ah, mereka semua mengangguk.
Tidak lama Yunho menghampiri meja yang ada di samping
Jessica dan meletakkan kue disana.
Ia melirik jam tangannya.
Sudah hampir pukul delapan.
“Jejung-kun!”
Yunho menoleh.
Menatap Jaejoong yang tersenyum pada Jessica.
Namja cantik itu terlihat segar dengan sweater dark blue kesukaannya.
“Aku disini
hanya untuk merayakan hari ulang tahun Umma, arasseo?” Ujar Jaejoong menatap
yeoja blonde itu.
Jessica tertawa kecil dan mengangguk.
Ia kembali sibuk dengan daging bakarnya.
Jaejoong berjalan menghampiri Key, mengacuhkan Yunho
yang hendak memanggil namanya.
“Jaejoong ah”
“Ne Umma?”
“Aku merasa
sudah sangat tua setelah hari ini”
“Kau tetap
cantik, Umma”
“Aigoo,
menantuku~”
“Umma, aku
sudah bercer---”
“Apa hadiah
yang akan kau berikan untukku hm?”
Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Menatap Key yang baru saja memotong pembicaraannya.
Namja cantik itu menaikkan alisnya, lalu ia tersenyum
manis.
“Apa pun yang
Umma inginkan”
“Ah, kalimatmu
sungguh berbahaya, sayang”
“Mwo? Umma
tidak akan---”
“Umma ingin
kau kembali bersama Yunho, Joongie ah”
DEG.
Jaejoong terdiam.
Menatap Key yang memelas padanya.
“Umma ingin
kau memaafkan Yunho yang sudah sangat menyakitimu, ia sudah berjanji tidak akan
mengulangi perbuatannya lagi”
“Tapi Umm---”
“Aku tidak
akan hidup lama Joongie ah, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Dan jangan
coba-coba untuk menipuku, aku tahu kau masih berharap pada putraku yang sombong
itu”
Jaejoong tertawa kecil mendengarnya.
Membuat Keybum merasa semakin yakin untuk melanjutkan
kalimatnya.
“Menikahlah
dengannya sekali lagi, perbaiki segala yang telah rusak, dan berikan aku
seorang cucu yang sehat” Pinta Keybum berbisik.
DEG.
Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Ia menundukkan wajahnya dalam.
Perasaannya berkecamuk sekarang.
“Umma..”
“Ne?”
“Let Me Choose..”
Keybum tersenyum manis.
Ia segera beranjak dari bangunnya dan meninggalkan
Jaejoong sendiri disana.
Namja cantik itu menggigit erat bibir bawahnya.
Ia memejamkan matanya.
Tidak.
Tidak.
Ia tidak ingin kembali kepada Yunho dan mengalami
sakit yang sama untuk yang kedua kalinya.
Sudah cukup dengan itu semua.
Tapi..
Untuk seorang anak yang akan menyandang marga seorang
Jung nantinya..
Oh, Jaejoong tahu kalau tidak akan ada Jung lain yang
setepat Yunho di hatinya.
Ia juga sudah menganggap Keybum seperti Umma
kandungnya sendiri.
Yunho memang sudah berjanji tidak akan mengulangi
perbuatannya lagi.
Tapi siapa yang bisa menjamin janji seorang insan eoh?
“Jaejoongie”
Jaejoong membuka matanya.
Menatap Yunho yang berlutut di hadapannya.
Namja tampan itu menggenggam lembut jemari Jaejoong.
Ia memberikan tatapan teduh untuk namja cantik itu.
“Biarkan
hatimu yang memilih” Bisik Yunho penuh keyakinan.
Jaejoong tertegun.
Lama ia terdiam.
Memandangi wajah tampan Yunho seraya mengusap-usap
lembut pipinya.
Hmp.
Namja cantik itu tersenyum kecil balas memandang Yunho
dengan tatapan paling lembut yang ia miliki.
Dan detik berikutnya yang Yunho tahu adalah, namja
cantik itu memeluk lehernya dan menempelkan bibir mereka berdua.
Melumat bibir tebalnya dengan sabar.
Mengacuhkan mereka yang terkejut disana.
Jaejoong melepaskan ciumannya saat Yunho baru saja
bergerak untuk membalas kecupannya.
Namja cantik itu tersenyum lembut pada Yunho.
“Egoku masih
tidak bisa menerima dirimu..Tapi hatiku membutuhkanmu”
“Maaf..”
“Kau tidak
perlu minta maaf, yang perlu kau lakukan adalah merebut kembali egoku agar ikut
menerima kehadiranmu untuk yang kedua kalinya”
“Kau
mencintaiku?”
“Hatiku
mencintaimu, Yun”
“Aku dan
diriku lebih mencintaimu”
Jaejoong tertawa mendengarnya.
Ia menahan nafasnya saat Yunho memeluk erat dirinya.
Kemudian ia memejamkan kedua mata beningnya.
Well, jika kebahagiaan yang kau tunggu ada di depan mata, why not?
Just let it be.
END.
hiks..
BalasHapussedih banget jae keguguran..
yun.. kamu harus bisa bikin jae luluh lagi ya..
Akhirnya bahagia ... sedih amat nasib uri umma. Suami selingkuh, umma keguguran padahal baby diperut umma satu satunya harapan umma.
BalasHapusAku suka kk ceritanya menarik.