This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Minggu, 12 Mei 2013

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/LET ME/PART 5*END*


PART 5.

Jung Keybum mendesah sendu memperhatikan mantan menantu kesayangannya saat ini.
Ia hendak mengulurkan jemarinya untuk mengusap lembut poni Jaejoong.
Namun namja cantik itu lebih dulu memalingkan wajahnya.

Kosong.
Hampa.

Ia seakan tidak memiliki gairah untuk hidup.
Membuat yeoja cantik bermata kucing itu meringis sedih.

  “Jangan seperti ini, Jae ah..Kau tahu betapa terlukanya Umma melihatmu seperti ini hmm?” Bujuk Keybum tersenyum kecil.

Jaejoong tetap bungkam.
Ia tidak menyahut sama sekali.
Hanya air matanya yang terlihat menetes membasahi pipinya.


Kedua tangannya berpindah menuju perut.
Mengusapnya dengan sangat lembut.

  “Tuhan memiliki sebuah rencana di balik semua ini, Jae..Jangan menyalahkannya mengenai bayimu” Ujar Key lagi.

Kali ini Jaejoong menoleh.
Menatap langsung mata Key dengan mata bulatnya yang sendu.

  “Tidak..Aku sama sekali tidak menyalahkan Tuhan..” Bisiknya lirih.

Alis Keybum terangkat.
Ia tersenyum seakan bertanya lebih lanjut.

  “Aku hanya menyesal kenapa aku bisa mengejar anak kecil itu”

  “Oh..Jaejoongie”

  “..Hiks..”

  “Kau tidak boleh menyesal, apa yang kau lakukan saat itu adalah sesuatu yang sangat mulia, Jae..Anak itu masih tetap hidup karenamu”

  “TAPI AKU KEHILANGAN BAYIKU, UMMA!! Hiks..Hiks..”

Keybum menggeleng pelan.
Ia mengusap lembut poni Jaejoong kali ini.
Dan namja cantik itu sama sekali tidak menolak.

  “Anak itu tidak akan lahir untuk yang kedua kalinya, tapi bayimu, kau bisa mendapatkannya lagi ania?”

  “Aku dan Yunho sudah bercerai, Umma..Hiks..Tidak akan ada lagi janin yang akan menyandang marga seorang Jung nantinya..Hiks..”

Key terdiam.
Hatinya mencelos.
Menyadari kalau Jaejoong masih sangat mencintai putra tunggalnya.

  “Seandainya saja saat itu aku tidak egois dengan menguji sejauh mana perasaan Yunho terhadapku..Hiks..Seandainya saja aku segera memberi tahu mengenai benih yang hidup di dalam tubuhku..Hiks..”

  “Jae..”

  “Apakah Yunho tidak akan menceraikanku, Umma? Apakah ia akan mengakui kalau ia telah berselingkuh dengan Tiffany?”

Tangis Jaejoong semakin pecah.
Hatinya terluka.
Ia mencengkram dadanya dengan erat.
Key menepuk lembut bahu Jaejoong.
Ia tidak menyahut.

Hanya diam merapatkan bibir menunggu namja cantik itu tertidur karena kelalahan.


-------


Jessica hanya diam memandang suasana konfrensi pers yang diadakan kakaknya saat ini.
Memperhatikan para wartawan dan jurnalis yang bersiap di tempat masing-masing.

Oh well.

Ia sangat penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh yeoja berambut pendek itu.
Tadi pagi Tiffany datang mengunjungi dirinya dan memintanya untuk hadir dalam acara ini, tanpa memberitahunya lebih lanjut.

  “Tiffany-ssi!”

Yeoja blonde itu mengerjap.
Tiffany berjalan masuk dan duduk di tempatnya.
Ia tersenyum manis kepada wartawan yang menunggunya.
Sekilas ia memutar pandangan, lega mengetahui Jessica hadir disana.

  “Terima kasih, untuk kehadiran semuanya” Ucap Tiffany.

Suasana hening.
Seluruh mata terpaku pada yeoja cantik itu.

  “Aku mengadakan konfrensi pers hari ini, untuk memberitahu media massa, kalau pernikahanku beberapa hari yang akan datang telah kubatalkan”

DEG.

Jessica tertegun.
Ia mengangkat wajahnya.
Menatap tidak percaya Tiffany yang tersenyum kecil disana.
Para wartawan menjadi riuh.
Menanyakan berbagai pertanyaan untuk model cantik tersebut.

  “Tidak butuh penjelasan lebih lanjut, aku..Aku hanya merasa kalau pernikahan ini adalah sesuatu yang tidak pantas untuk kudapatkan, itu saja”

Hmp.

Jessica tersenyum kecil perlahan.
Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
Ah, ia tahu Unnienya tidak pernah mengecewakan dirinya.

  “Kau yang terbaik, Unnie” Gumamnya lembut.


-------


CKLEK.

  “BooJae”

Namja cantik itu memalingkan wajahnya mendengar suara bass tersebut.
Ia cukup lelah menghadapi Yunho yang selalu mengganggunya seperti ini.
Yunho menutup pintu dan berjalan menghampiri mantan kekasihnya tersebut.

  “Aku membawakan pie Apel kesukaanmu” Ujar Yunho tersenyum manis.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam.

  “Boo, kenapa kau tidak memakan kuenya?”

Yunho mengerutkan dahinya.
Memandang shortcake yang dibawakannya pagi tadi kini terlihat berjamur.
Namja tampan itu mengambil kotak kue itu dan menghela nafas.
Kemudian ia membuangnya ke dalam tempat sampah.

  “Jaejoongie---”

  “Sudahlah”

Eh?
Yunho terkejut.
Ini kali pertama namja cantik itu bersuara padanya setelah pertemuannya yang terakhir beberapa hari yang lalu dengan Jaejoong.

  “Tidak usah memperhatikan diriku, aku tahu kau terpaksa melakukannya” Bisik Jaejoong masih tidak menatap Yunho.

  “Aku tidak---”

  “Kau bilang kau mencintaiku, tapi kau berselingkuh di belakangku, dan kalau waktu itu aku tidak memberitahumu mengenai kehamilanku, kau pasti tidak akan mengejarku ani?”

DEG.

Yunho terdiam.
Ulu hatinya terasa sakit.
Mata musangnya menatap Jaejoong yang mengusap air matanya.

Lama mereka saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Yunho kembali menghela nafas dan menatap langsung wajah cantik itu.

  “Kau benar”

Jaejoong mencengkram kepalan jemarinya.

  “Kalau waktu itu kau tidak memberitahuku, mungkin aku tidak akan mengejarmu” Sambung Yunho.

Jaejoong memalingkan wajahnya.
Membiarkan air matanya mengalir begitu saja.

  “Tapi tetap saja aku akan mengejar dirimu walau tidak sesegera itu, karena dari lubuk hatiku yang terdalam, aku hanya mencintai dirimu”

  “Kau bohong!”

  “Aku tidak bohong!”

Nafas Yunho terdengar menderu kencang.
Emosinya tersulut dengan mudahnya.
Jaejoong menggigit erat bibir bawahnya.

  “Keluar” Usir Jaejoong pelan.

Yunho tertegun.
Namun ia tidak membantah.
Namja tampan itu segera bangun dari duduknya dan beranjak meninggalkan Jaejoong.

  “Hiks..”

Jaejoong menundukkan wajahnya dalam.
Ia menekuk lututnya memeluk perutnya.
Sakit.
Rasanya sangat sakit.


-------


CKLEK!

  “NUNAAAA~!!”

Eoh?

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Menatap pintu kamar rawatnya yang terbuka lebar dan sesosok bocah yang berlari mendekati ranjangnya.
Ah.
Anak yang waktu itu.

  “Nuna baik-baik saja? Nuna masih ingat Taeminnie aniya?” Celoteh Taemin dengan khasnya.

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia mengangguk dan membiarkan anak itu menaruh setangkai bunga tulip putih di atas meja dengan menjinjitkan kakinya.

  “Nuna, Taeminnie datang kesini untuk berterima kasih, hehehe”

Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Terima kasih karena sudah menyelamatkan Taeminnie, Nuna cantik~ Taeminnie Janji tidak akan menyebrang sembarangan lagi!”

Hmp.
Namja cantik itu tersenyum gemas melihat tingkah lucu bocah jamur itu.
Sejenak ia menyadari perkataan Keybum.
Kalau saja ia tidak menyelamatkan Taemin, anak itu pasti kehilangan nyawanya.

  “Min Hyuuunnggg! Cepat masuk!!”

Jaejoong terkejut saat Taemin berteriak lantang.
Namja jamur itu menatap kesal ke arah pintu kamar rawat yang masih terbuka.
Tidak lama kemudian tampak sesosok namja yang tersenyum gugup.
Ia mendorong tiang infus berodanya dan menghampiri Jaejoong.

  “Hajimemashite, namaku Shim Changmin”

  “Ne?”

  “A-Aku yang hampir saja menabrak Taemin waktu itu”

Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
Changmin mendesah pendek dan duduk di kursi yang ada seraya menahan tangannya di pundak Taemin.

  “Aku ingin minta maaf..Seharusnya aku tidak mengebut waktu itu, aku merasa sangat bersalah, dokter bilang kau kegu---”

  “Daijoubu *gwenchana*”

Eh?
Changmin menaikkan alisnya.
Ia tahu Jaejoong menahan air matanya agar tidak tumpah.
Namja cantik itu tersenyum kecil kepadanya.

  “Kau tidak perlu merasa bersalah, kecelakaan itu bukan salahmu” Ujar Jaejoong pelan.

  “Taemin tahu..Hiks..Itu salah Taeminnie..Hiks..Hueeeeeee~~”

Eoh?

Jaejoong dan Changmin menundukkan wajah mereka.
Menatap Taemin yang kini menangis kencang.
Namja jamur itu menggosok-gosok mata bulatnya.
Wajah mungilnya tampak memerah.

  “Aniyaa, siapa yang bilang itu salah Taemin hm? Jja, sini” Ujar Jaejoong tertawa.

Bocah itu berjalan mendekati Jaejoong.
Tangisnya mulai mereda ketika namja cantik itu memeluk tubuh kecilnya.

Changmin tertegun.
Terpaku menatap Jaejoong yang ikut menangis.
Namja cantik itu menghibur Taemin dan mengecup lembut puncak kepalanya berkali-kali.


-------


  “Jadi kau pikir kau cukup kuat menanggung segalanya sendirian huh?”

Jaejoong memalingkan wajahnya.
Menolak memandang Jessica yang mendengus kesal di pinggir ranjang rawatnya.

  “Aku sahabatmu, Jejung-kun! Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Yunho menceraikanmu demi Nunaku?” Erang yeoja blonde itu kesal.

  “Aku hanya tidak ingin kau terluka karena wajah asli Nunamu, Jessie ah..Aku tahu, kau sangat menyayangi Nunamu” Bisik Jaejoong menatap mata sipit yeoja itu.

Jessica terdiam.
Dahinya mengerut.
Ia menggigit bibir bawahnya erat.
Perlahan matanya memandang perut Jaejoong yang tertutupi selimut.

  “Kuharap kau memiliki kesabaran yang utuh menghadapi ini semua, Jejung-kun..Aku turut berdu---”

  “Tidak, jangan berduka, bayiku masih hidup Jessie ah..Ia masih disini..”

DEG.

Jessica membulatkan matanya.
Menatap Jaejoong yang tersenyum gamblang kepadanya.
Ya Tuhan, apa yang terjadi? Kenapa ia mendadak berkata seperti itu?

  “Je-Jejung-kun, Uisa-nim sudah mengeluarkan janinmu waktu it---”

  “ANI! BAYIKU MASIH ADA, JESSIE AH! IA MASIH DISINI!!”

  “Jejung-kun, kumohon, jangan seperti ini..Hiks..”

Jaejoong meringis dalam tangisnya.
Ia menunduk, memeluk erat perutnya seolah takut ada yang menyakiti bayinya.
Yeoja blonde itu memalingkan wajahnya, pelan, ia berlari keluar kamar rawat.

  “Apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?” Yunho mengerutkan dahinya melirik Jessica yang baru saja menutup pintu.

  “Aku ingin memanggil dokter..Hiks..Jejung-kun bersikap aneh, ia menganggap bayinya masih ada”

Mwo?
Yunho membulatkan mata musangnya.
Ia segera mendahului Jessica dan menerobos masuk ke dalam.
Mendekati Jaejoong yang masih terisak disana.

  “Boo---”

  “Jangan mendekat! Aku tidak akan pernah menyerahkan anak ini untukmu! Tidak!”

  “Boo”

  “Ani! Hiks..Bayiku masih ada Yunho ah..Ia masih hidup, aku hanya tinggal menunggu tujuh bulan lagi untuk melihatnya..Hiks..”

GREPP.

Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya.
Membiarkan Yunho memeluk tubuhnya, melingkupinya dengan kehangatan.
Yunho merasakan matanya panas.
Ia mengecup-kecup lembut pinggir dahi Jaejoong.

  “Anak kita sudah tidak ada, Jae ah..Jangan seperti ini, ia akan sedih melihatmu dari sana” Bisik Yunho lirih.

Jaejoong semakin menumpahkan tangisnya.
Yunho menyusupkan satu tangannya yang bebas ke dalam seragam pasien Jaejoong.
Mengusap lembut perutnya.
Namja cantik itu merasakan nafasnya tersengal.

Ia memasrahkan punggungnya bersandar pada dada bidang namja tampan itu.

  “Benarkah Yun?”

  “Ne?”

  “Benar kalau aku keguguran? Benar? Aku kehilangan bayiku?”

  “Jae..”

  “Aku pernah kehilanganmu, dan sekarang aku kehilangan anakku, kenapa aku selalu menjadi satu-satunya yang ditinggalkan?”

Yunho terhenyak.
Ia berhenti mengusap perut namja cantik itu.

  “Apa aku tak pantas untuk berbahagia bear?”

  “Pejamkan matamu, kau butuh istirahat Boo”

Hmp.
Jaejoong tersenyum kecut mendengarnya.
Ia mendesah panjang dan menyentuh tangan Yunho yang masih berada di balik seragam pasiennya.
Mengacuhkan Yunho yang kini sibuk membuatnya tenang dengan kecupan-kecupan lembut pada wajah cantiknya.

  “Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu” Bisik Yunho.

  “You said that you loved me..I don’t ever let you go, but then you leave me..” Balas Jaejoong berbisik.


-------


Tiffany Hwang tampak manis dengan dress pinky baby selutut itu.
Bersama sebuah topi jerami lebar yang menutupi kepalanya.
Ia menggerutu pelan menatap Changmin yang berjalan mendahuluinya.

Aish.

Namja berwajah kekanakan itu terlalu semangat setelah dinyatakan sehat kembali oleh dokter.
Ck.

  “Yaa! Shim Changmin! Tunggu aku!” Teriak yeoja berambut pendek itu kesal.

Changmin terkekeh mendengarnya.
Ia berbalik dan menarik tangan Tiffany tanpa kata.
Membuat yeoja cantik itu tersentak kaget merasakan wajahnya menghangat.

  “Menurutmu mereka akan kembali bersatu?” Tanya Tiffany berbisik.

Eoh?
Changmin menoleh.
Ia mengangguk antusias.

  “Tentu saja, kalau tidak pesta ini akan menjadi hal yang sia-sia”

  “Tapi, apa tidak terlalu cepat? Key Jumma terlalu bersemangat”

  “Kalau terlalu lama Jaejoong akan mengira kalau Yunho tidak serius untuk kembali padanya”

  “Hmmm”

Yeoja cantik itu mengangguk-anggukkan wajahnya pelan.
Satu tangannya yang bebas berusaha menahan topi lebarnya dari angin yang cukup kencang.

  “Hei” Panggil Tiffany.

  “Apa?” Balas Changmin santai.

  “Apa kau tidak menyesal?”

  “Maksudmu?”

  “Kau berani jamin tidak akan menyesal sudah memilihku?”

  “Kenapa kau berkata seperti itu eoh?”

  “Aku..Hanya merasa tidak cukup pantas untuk pria baik sepertimu, kau tahu kalau aku pernah berbuat jahat pada Jaejoong---”

  “Kalau aku menyesal, dari awal aku tidak akan pernah berniat untuk melamarmu, Fany ah”
 
  “M-mwo?”

  “Aish, seharusnya aku mengucapkan ini di mobil nanti!”

Tiffany menaikkan alisnya.
Perlahan seulas senyum jahil terukir di bibir tipisnya.
Ia baru saja akan meledek namja berwajah kekanakan itu, namun suara Taecyon sudah lebih dulu mengalihkan perhatiannya.

  “Fany ah! Changmin! Cepatlah! Kalian lama sekali!”

Changmin mengangguk.
Ia segera mempercepat langkahnya dan memasuki halaman belakang kediaman keluarga Jung itu.
Mata sipitnya menangkap sosok Jessica yang sedang memanggang beberapa daging dan Keybum yang mengipasi dirinya di kursi yang tersedia.

Ah, mereka akan membuat sebuah pesta barbaque kecil-kecilan malam ini.

  “Yunho mana?” Tanya Tiffany mengerutkan dahinya.

Changmin memicing kepada yeoja itu.
Membuat Tiffany tertawa gemas dan menepuk punggungnya.

  “Ia sedang mengambil kue di dapur, sebentar lagi Jaejoong akan turun dari kamar atas” Jelas Keybum.

Ah, mereka semua mengangguk.
Tidak lama Yunho menghampiri meja yang ada di samping Jessica dan meletakkan kue disana.
Ia melirik jam tangannya.
Sudah hampir pukul delapan.

  “Jejung-kun!”

Yunho menoleh.
Menatap Jaejoong yang tersenyum pada Jessica.
Namja cantik itu terlihat segar dengan sweater dark blue kesukaannya.

  “Aku disini hanya untuk merayakan hari ulang tahun Umma, arasseo?” Ujar Jaejoong menatap yeoja blonde itu.

Jessica tertawa kecil dan mengangguk.
Ia kembali sibuk dengan daging bakarnya.
Jaejoong berjalan menghampiri Key, mengacuhkan Yunho yang hendak memanggil namanya.

  “Jaejoong ah”

  “Ne Umma?”

  “Aku merasa sudah sangat tua setelah hari ini”

  “Kau tetap cantik, Umma”

  “Aigoo, menantuku~”

  “Umma, aku sudah bercer---”

  “Apa hadiah yang akan kau berikan untukku hm?”

Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Menatap Key yang baru saja memotong pembicaraannya.
Namja cantik itu menaikkan alisnya, lalu ia tersenyum manis.

  “Apa pun yang Umma inginkan”

  “Ah, kalimatmu sungguh berbahaya, sayang”

  “Mwo? Umma tidak akan---”

  “Umma ingin kau kembali bersama Yunho, Joongie ah”

DEG.

Jaejoong terdiam.
Menatap Key yang memelas padanya.

  “Umma ingin kau memaafkan Yunho yang sudah sangat menyakitimu, ia sudah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi”

  “Tapi Umm---”

  “Aku tidak akan hidup lama Joongie ah, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Dan jangan coba-coba untuk menipuku, aku tahu kau masih berharap pada putraku yang sombong itu”

Jaejoong tertawa kecil mendengarnya.
Membuat Keybum merasa semakin yakin untuk melanjutkan kalimatnya.

  “Menikahlah dengannya sekali lagi, perbaiki segala yang telah rusak, dan berikan aku seorang cucu yang sehat” Pinta Keybum berbisik.

DEG.

Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Ia menundukkan wajahnya dalam.
Perasaannya berkecamuk sekarang.

  “Umma..”

  “Ne?”

  “Let Me Choose..

Keybum tersenyum manis.
Ia segera beranjak dari bangunnya dan meninggalkan Jaejoong sendiri disana.

Namja cantik itu menggigit erat bibir bawahnya.
Ia memejamkan matanya.
Tidak.
Tidak.
Ia tidak ingin kembali kepada Yunho dan mengalami sakit yang sama untuk yang kedua kalinya.
Sudah cukup dengan itu semua.

Tapi..

Untuk seorang anak yang akan menyandang marga seorang Jung nantinya..
Oh, Jaejoong tahu kalau tidak akan ada Jung lain yang setepat Yunho di hatinya.
Ia juga sudah menganggap Keybum seperti Umma kandungnya sendiri.

Yunho memang sudah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Tapi siapa yang bisa menjamin janji seorang insan eoh?

  “Jaejoongie”

Jaejoong membuka matanya.
Menatap Yunho yang berlutut di hadapannya.
Namja tampan itu menggenggam lembut jemari Jaejoong.
Ia memberikan tatapan teduh untuk namja cantik itu.

  “Biarkan hatimu yang memilih” Bisik Yunho penuh keyakinan.

Jaejoong tertegun.
Lama ia terdiam.
Memandangi wajah tampan Yunho seraya mengusap-usap lembut pipinya.

Hmp.

Namja cantik itu tersenyum kecil balas memandang Yunho dengan tatapan paling lembut yang ia miliki.
Dan detik berikutnya yang Yunho tahu adalah, namja cantik itu memeluk lehernya dan menempelkan bibir mereka berdua.
Melumat bibir tebalnya dengan sabar.

Mengacuhkan mereka yang terkejut disana.

Jaejoong melepaskan ciumannya saat Yunho baru saja bergerak untuk membalas kecupannya.
Namja cantik itu tersenyum lembut pada Yunho.

  “Egoku masih tidak bisa menerima dirimu..Tapi hatiku membutuhkanmu”

  “Maaf..”

  “Kau tidak perlu minta maaf, yang perlu kau lakukan adalah merebut kembali egoku agar ikut menerima kehadiranmu untuk yang kedua kalinya”

  “Kau mencintaiku?”

  “Hatiku mencintaimu, Yun”

  “Aku dan diriku lebih mencintaimu”

Jaejoong tertawa mendengarnya.
Ia menahan nafasnya saat Yunho memeluk erat dirinya.
Kemudian ia memejamkan kedua mata beningnya.

Well, jika kebahagiaan yang kau tunggu ada di depan mata, why not?

Just let it be.

END.

2 komentar:

  1. hiks..
    sedih banget jae keguguran..
    yun.. kamu harus bisa bikin jae luluh lagi ya..

    BalasHapus
  2. Akhirnya bahagia ... sedih amat nasib uri umma. Suami selingkuh, umma keguguran padahal baby diperut umma satu satunya harapan umma.
    Aku suka kk ceritanya menarik.

    BalasHapus