Tittle: MY STEP-MOMMY(HYUNG)
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-stepincest(?)-friendship
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
11 tahun kemudian.
.
.
.
“Aku pulang”
DORR!
“Saengil
chukkae hamnidaaaaa~!”
Eoh?
Namja tampan bermata musang itu menaikkan alisnya.
Menatap Ummanya yang berteriak seraya menembakkan
pistol berisi bunga mawar.
Jaejoong terkekeh geli seraya membenarkan letak topi
kerucutnya yang lucu.
“Gomawo Umma”
Ujar Yunho seraya mengecup lembut bibir cherry Jaejoong.
Hmp.
Namja cantik itu melebarkan senyum manisnya.
Ia balas memeluk Yunho dengan erat.
Ah, putra angkatnya sudah berusia 17 tahun sekarang.
“Hadiah apa
yang kau inginkan um?” Tanya Jaejoong melepas topinya.
Yunho tertawa kecil.
Aish, Ummanya benar-benar menggemaskan.
Namja tampan itu selalu menyukai setiap surprise yang dilakukan Jaejoong setiap
hari ulang tahunnya.
Terlebih dengan ‘pengabulan permintaan apapun’
darinya.
“Aku Cuma
ingin Umma selalu ada di sisiku selamanya” Ujar Yunho pelan.
Omo.
Mata bening Jaejoong mengerjap lucu.
Kemudian ia tertawa kecil dan menganggukkan wajahnya.
“Kau selalu
mengucapkan hal itu setiap Umma bertanya Yunnie ah”
“Aku hanya
ingin mengingatkan Umma”
“Aigoo, Umma
tidak akan kemana-mana arasseo?”
“Kalau begitu
aku ingin ini”
Jaejoong kembali terkekeh saat jemari Yunho menyentuh
lembut bibirnya.
Ia menggeleng.
“Hadiah yang
sebenarnya, Yunnie ah” Ucapnya.
Jish.
Yunho memalingkan wajahnya.
“Aku tidak
akan mengatakan hadiah apa yang kuinginkan” Ketusnya pura-pura kesal.
Jaejoong hanya mengulas senyumnya.
Ah, ia selalu tidak bisa menolak setiap keinginan
Yunhonya.
Sepertinya ia terlalu menyayangi namja tampan itu hm?
“Arasseo
arasseo, hanya karena ini hari ulang tahunmu ne?” Ujar Jaejoong mengalah.
Yunho melirik Jaejoong sejenak.
Menahan senyumnya yang hendak terulas.
Namja tampan itu segera mendekati Jaejoong dan
menyentuh leher jenjangnya.
Membuat Jaejoong sempat tersentak pelan.
Mendadak ia merasa gugup.
Aigoo.
Sejak kapan Yunho kecilnya setinggi ini eoh?
“Mmh”
Mata bening itu terpejam refleks.
Kedua tangannya mencengkram erat seragam sekolah
Yunho.
Namja tampan itu memiringkan wajahnya.
Mencoba meraup bibir Jaejoong dan melumatnya selembut
mungkin.
Jaejoong menahan nafasnya.
Ia hanya membalas ciuman Yunho dengan kecupan-kecupan
manis miliknya.
Kedua mata beningnya semakin memejam erat saat
merasakan lidah hangat Yunho menyentuh permukaan bibirnya.
Jaejoong hampir saja meledakkan jantungnya saat lidah
Yunho menyusup di celah bibir basahnya.
Namun namja tampan itu kembali menarik lidahnya dan
berganti mengecup dalam bibir Jaejoong.
Mata bening Jaejoong mengerjap cepat ketika Yunho
melepaskan tautan bibir mereka.
Omo, jantungnya berdebar sangat kencang.
Hingga ia berpikir kalau Yunho dapat mendengarnya.
CUP.
Jaejoong terkejut.
Yunho mengecup lembut pipinya.
“Aku sayang
Umma” Bisiknya manis.
Hmp.
Jaejoong menarik senyumnya.
Ia menganggukkan wajahnya dan menepuk kepala Yunho
pelan.
“Kka, ganti
bajumu dan turun, kita potong kuenya” Ujar Jaejoong.
Yunho mengangguk patuh.
Namja tampan itu segera berlari memasuki kamarnya dan
Jaejoong.
Ia menutup pintu dengan cepat dan menguncinya dari
dalam.
Oh gosh!
Demi apa.
Namja tampan itu mencengkram erat dada kirinya seraya
memejamkan mata.
Yunho memang tidak asing lagi dengan debaran kencang
seperti ini setiap kali ia berdekatan dengan Ummanya.
Sama sekali tidak.
Tapi tetap saja rasanya seperti melilit perutnya.
Mulutnya terbuka menghembuskan nafas panjang.
Yunho mengerjapkan matanya dan tersenyum kecil.
Ummanya terlihat sangat cantik hari ini.
Ia sangat menyukai Ummanya.
Entah sejak kapan, rasa sayang yang menyeruak darinya
untuk Jaejoong semakin lama semakin membesar.
Hingga ia sadar, kalau ia telah jatuh cinta pada
Ummanya sendiri.
-------
Yunho tampak duduk santai di atas sofa saat ini.
Mata musangnya bergerak fokus menonton televisi
tersebut.
Mengacuhkan Jaejoong yang baru saja selesai mencuci
piring di dapur.
“Yun, kau
tidak ada peer?”
“Oppsso Umma,
sudah kuselesaikan di sekolah tadi”
“Aigoo”
Jaejoong menggeleng pelan.
Yunho tidak pernah menyelesaikan pekerjaan rumahnya di
sini agar ia bisa berada di samping Jaejoong selalu.
Namja cantik itu melepaskan sarung tangan karetnya.
Kemudian ia mendekati Yunho dan duduk di samping namja
tampan itu.
Dalam sekejap Yunho segera berbaring di paha Jaejoong.
Namja cantik itu terkejut, namun kemudian ia tersenyum
dan mengusap lembut rambut cokelat putra angkatnya.
“Yun, besok
kau di rumah?”
“Ng, wae
Umma?”
“Umma ada
janji dengan seseorang di cafe”
Mwo?
Yunho segera beranjak dari baringnya.
Ia menoleh.
Menatap iritasi namja cantik itu.
“Bukan seperti
yang kau pikirkan Yunnie sayang, aigoo, hanya teman masa lalu” Ujar Jaejoong
gamblang.
Yunho mendengus, ia menggeleng tidak senang.
“Aku ikut Umma
besok! Tidak ada tapi-tapian!” Ujarnya kesal.
Jaejoong baru saja akan membuka mulutnya untuk
menyahut.
Namun kemudian ia mengurungkan niatnya.
Haaah.
Selalu seperti ini.
Kapan ia bisa mengikuti acara kencan buta dengan
tenang eoh?
Yunho selalu saja merusaknya.
Well, Jaejoong mengerti kalau Yunho adalah anak yang
cukup posesif terhadap dirinya.
Tapi tetap saja terkadang ia membutuhkan waktu privasi
ania?
“Umma, lakukan
lagi seperti tadi” Ucap Yunho menarik tangan Jaejoong dan menyentuhkannya ke
kepala.
“Hmm..” Gumam
Jaejoong sebagai jawaban.
“…”
“Yun, kau
sudah bereskan barang-barangmu?”
“Nee, sudah
setengahnya”
“Bagus, Park
Ahjussi akan segera menjemput kita hari minggu nanti”
“Kenapa kita
harus pindah? Aku suka tinggal di sini, Umma”
“Well,
bagaimana mengatakannya yah? Umma sudah berjanji akan kembali ke rumah itu saat
kau berusia 17 tahun, Yunnie”
“Umma”
“Hmm?”
“Alasan
sebenarnya Umma ingin kembali ke rumah itu karena uri Appa ania?”
Eh?
Jaejoong mengedipkan matanya lucu.
Ia menaikkan alisnya tanpa sepengetahuan Yunho.
Namja tampan itu mencebilkan bibirnya sekarang.
“Pasti rumah
itu memiliki banyak kenangan bersama Appa, makanya Umma ingin tinggal di sana”
“Yah, siapa
yang berkata seperti itu eoh? Uri Appa tidak pernah tinggal bersama Umma di
sana”
Yunho mendesah lega diam-diam.
Seulas senyum mungil bertengger di bibir tebalnya.
Oh well.
Jujur saja.
Ia merasa cemburu barusan.
“Umma, aku
sudah 17 tahun sekarang”
“Kau juga
sudah mendapatkan hadiah, itu artinya kau harus lebih dewasa lagi dari yang
sebelumnya”
“Itu berarti
aku sudah siap untuk mendengar kisah mengenai Appaku, siapa dia, bagaimana dia,
dan kenapa dia pergi meninggalkan kita?”
DEG.
Mulut Jaejoong bungkam.
Ia terdiam seketika.
Gosh, namja cantik itu sama sekali tidak pernah
menyangka kalau Yunho akan bertanya seperti ini.
Sekarang bagaimana ia menjelaskannya?
Tidak ada yang dapat dijelaskan olehnya.
Karena dari awal, Yunho tidak memiliki seorang Appa
ania?
Jaejoong hanya mengarang sesuka hatinya saat Yunho
masih kecil.
Hanya karena ia tidak ingin teman-teman namja tampan
itu memandangnya berbeda.
“Umma, kenapa
diam?”
“Yunho, Umma
ingin istirahat sekarang, bangunlah”
Yunho tertegun.
Ummanya tidak pernah memanggilnya seperti itu, kecuali
kalau ia sedang marah atau kesal.
Apa pertanyaan yang diajukan olehnya adalah sesuatu
yang salah?
Memangnya kenapa?
Apa karena Jaejoong terlalu mencintai Appanya maka ia
bersikap seperti ini?
Yunho mendesah pendek.
Perlahan ia beranjak duduk dan memandang Jaejoong yang
mengusap wajahnya sekarang.
Namja tampan itu menatap bersalah namja cantik itu.
Ia mendekatkan wajah mereka dan mengecup lembut bibir
Jaejoong.
“Maafkan aku
Umma, aku sama sekali tidak bermaksud membuat Umma marah” Ujarnya.
Jaejoong terkejut.
Ia refleks membuka kedua matanya dan menatap langsung
mata musang Yunho.
Shit.
Kenapa ia berdebar?
“Gwenchana,
tidak apa Yunho ah, Umma hanya le---”
“Yunnie Umma,
panggil aku Yunnie”
“Arasseo,
Yunnie, kka, Umma masuk ke kamar sekarang, jangan tidur terlalu larut oke?”
“Ne”
-------
Jaejoong menyunggingkan senyum kakunya sekarang.
Ia berusaha semaksimal mungkin untuk membuat acara
kencan buta kali ini tidak seburuk yang sebelumnya.
Well, Yunho selalu mengganggu sejak tadi.
Namja tampan itu tidak ingin lepas dari Ummanya.
Ck, sekarang tingkahnya tampak seperti anak berusia 5
tahun.
“Maafkan aku
Hyunjoong ah, kau jadi merasa tidak nyaman” Ujar Jaejoong pelan.
“Gwenchana,
lagi pula, ini menjadi semakin bagus, kita bisa menikmati kebersamaan bersama,
ne Yunho?” Ucap Hyunjoong tersenyum memandang Yunho.
Cih.
Namja tampan itu mendengus kesal dan memalingkan
pandangannya.
Membuat Jaejoong mencubit pinggangnya.
Yunho meringis dan menundukkan wajahnya sebagai
permintaan maaf.
“Kalian pesan
apa?”
Namja cantik itu tersenyum manis.
Ia segera mengambil buku menu dan menuliskan pesanannya.
Sementara Yunho hanya diam memandang jendela.
“Yunnie, coffee latte seperti biasanya kan? Umma
tambah bibimpap otte? Kau belum makan sejak pagi ania?”
Yunho mengangguk.
Jaejoong ikut mengangguk dan menuliskan makanan dan
minuman untuk Yunho di kertas menu.
Pelayan yang berdiri di samping mereka segera
mengambil kertas tersebut dan membawanya menuju kounter pemesanan.
“Pasti berat
mengurus Yunho seorang diri ania?” Ucap Hyunjoong membuka topik pembicaraan.
“Eoh? Tidak
juga, putraku sangat mandiri dan bisa diandalkan, hanya waktu ia sakit saja
terasa sedikit berlebihan” Sahut Jaejoong terkekeh.
Yunho memutar bola matanya.
Oh great.
Mereka membicarakanku sekarang.
“Lalu, kalau
memang seperti itu, kenapa kau masih sendiri sampai saat ini?”
“Ah,
itu..Putraku terkadang sedikit posesif terhadapku, dan lagi, banyak yang
keberatan menjalin hubungan denganku karena aku sudah memiliki anak”
“Itu bagus!
Setidaknya, tidak ada pengagummu yang akan mengganggu hubungan kita nanti
ania?”
“Eh? Jadi
kau----”
“Hmm, aku
memutuskan untuk mencoba menjalin hubungan denganmu, Joongie ah”
Mata musang Yunho memicing tajam.
Ia menghembuskan nafas keras dan memeluk pinggang
Ummanya.
“Maaf saja,
aku tidak membutuhkan pria brengsek untuk bersanding dengan Ummaku!” Ketusnya.
“Yunho!” Omel
Jaejoong tidak percaya.
Hyunjoong tertawa geli.
Ia menggelengkan kepalanya.
“Aku bisa
mengerti perasaanmu, Yunho ah, kau pasti takut kalau Ummamu tersakiti ania?
Tapi tenang saja, aku pria baik-baik kok”
“Aku tidak
peduli! Awas saja kalau kau berbuat macam-macam!”
Jaejoong baru saja akan memarahi Yunho, namun sang
pelayan yang mengantarkan pesanan mereka sudah lebih dulu menghampiri meja itu.
Membuat namja cantik itu terpaksa menelan kembali
kalimatnya.
Aish!
Kenapa Yunho badung sekali eoh?
-------
Leeteuk Park tersenyum manis menyambut Tuan Mudanya
hari ini.
Dan ia sangat surprise,
Tuan Mudanya yang mungil dan manja telah berubah menjadi sosok dewasa yang
cantik.
Aigoo.
Kalau saja Tuan dan Nyonya Besar masih ada, mereka
pasti bangga.
“Tuan? Inikah
adik angkat anda? Siapa namanya?” Tanya Leeteuk seraya menatap Yunho.
Ish.
Yunho balas memandang namja berlesung pipi itu dingin.
Ia mendengus dan melangkah memasuki rumah besar itu.
“Aku lelah,
aku ingin istirahat sekarang Umma!” Ujarnya.
Mwo?
Leeteuk Park membulatkan mata sipitnya kaget.
Ia memandang bingung ke arah Jaejoong yang kini hanya
bisa tersenyum pasrah.
Namja cantik itu menggaruk tengkuknya yang tidak
gatal.
“Well, hehehe,
anak itu terbiasa memanggilku Umma sejak kecil, dan yah..Kurasa memiliki
seorang anak angkat juga tidak terlalu buruk, Teuk-Jussi” Ucapnya gamblang.
Leeteuk mengedipkan matanya tidak percaya.
Jaejoong hanya balas tersenyum kecil dan berbalik
memasuki kamarnya dulu.
Meninggalkan butler
setengah baya itu disana.
CKLEK.
Jaejoong menutup pintu kamarnya pelan.
Ia menghela nafas sekarang.
Namja cantik itu mengedarkan pandangannya sejenak.
Ah, kamar ini sama sekali tidak berubah.
Well, mungkin ia harus mendekor ulang kamar ini ania?
Ia bukan lagi seorang remaja belasan tahun sekarang.
Memiliki kamar dengan wallpaper gajah seperti itu sangat tidak wajar untuk usianya.
Jaejoong merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Ia menghembus panjang dan memejamkan kedua mata
bulatnya.
Yunho mengacuhkan dirinya selama beberapa hari ini.
Namja tampan itu masih protes karena hubungannya dengan
Hyunjoong.
Ck, ia memang belum menjalin hubungan resmi dengan
namja itu.
Hanya sebatas teman.
Tapi tetap saja Yunho uring-uringan.
“Aigoo, kenapa
hatiku terasa sangat sakit?” Gumam Jaejoong lirih.
Ia tidak senang dengan keadaan seperti ini.
Ia tidak suka diacuhkan oleh Yunho.
Sama sekali tidak.
“Sepertinya
aku memang harus berbicara dengannya”
Jaejoong beranjak keluar kamar.
Ia mengetuk pintu kamar Yunho dan masuk ke dalamnya.
Mata besarnya memandang namja tampan itu sedang
membereskan buku-bukunya di atas meja belajar.
“Yunnie ah”
“…”
“Yunnie, lihat
Umma”
“…”
“Yun, Umma
ingin bicara denganmu”
“Bicara saja,
aku mendengar”
Aish.
Jaejoong mengusap wajahnya.
Ia mendengus kesal.
“Jung Yunho!
Dengarkan aku kalau aku berbicara denganmu!!”
DEG.
Yunho terkejut.
Ia berbalik dan menatap Jaejoong yang memandangnya
dengan penuh emosi.
Namja tampan itu tidak pernah melihat Jaejoong semarah
ini sejak ia kecil.
“Apa?” Balas
Yunho dingin.
“Kalau..Kalau
kau tidak menyukai Hyunjoong Umma akan meninggalkannya untukmu Yunnie ah, tapi
jangan acuhkan Umma seperti ini, arra?” Mohon Jaejoong lirih.
Ck.
Yunho mengerutkan dahinya kesal.
“Untuk apa?
Kalau Umma meninggalkannya Umma pasti akan mencari laki-laki lain lagi ania?
Aku sudah terbiasa”
“Mwo? Yah!
Jung Yunho! Kau berbicara seakan Ummamu ini adalah seorang murahan!”
“Memang! Apa
lagi sebutan untuk orang yang selalu berganti kekasih setiap minggu eoh?!”
PLAKK!
Hening.
Kamar itu terdominasi oleh suara dengusan nafas
Jaejoong yang berat.
Sementara Yunho terdiam.
Shock karena Jaejoong menamparnya dengan kuat.
Leeteuk Park terpaku di depan pintu kamar setelah ia
berlari kencang karena mendengar suara berisik di kamar Yunho.
Yunho mengangkat wajahnya.
Menatap bulir air mata yang jatuh membasahi wajah
Ummanya.
“Kau pikir
karena siapa aku seperti itu huh? Tidak pernah bisa menemukan seseorang yang
tepat untuk diriku sendiri? Hiks..”
Yunho masih terdiam.
“Aku hanya ingin
semuanya sempurna walau terlambat, Yunho ah, aku ingin kau memiliki seorang
Appa” Bisik Jaejoong sakit.
Dahi Yunho kembali mengerut.
Wajahnya memerah karena emosi mendengar perkataan
Jaejoong.
Namja tampan itu mencengkram rahang Jaejoong dengan
kuat.
Mata musangnya menatap tajam mata besar Jaejoong.
“Aku tidak
butuh seorang Appa! Aku tidak ingin ada orang lain di antara kita!”
“Y-Yunho?”
“Aku
mencintaimu, Kim Jaejoong!”
Mata Jaejoong terbelalak lebar.
Merasakan Yunho yang menarik tengkuknya dan menciumnya
dengan kasar.
Sementara Leeteuk Park terdiam di ambang pintu.
Terkejut dengan apa yang telah dilihatnya.
Namja cantik itu meringis seraya meneteskan air
matanya.
Yunho seperti kehilangan arah.
Ia tidak bisa mengontrol emosinya dengan benar.
Namja tampan itu mencium brutal bibir ranum Jaejoong.
Menggigitnya keras, menariknya, dan terkadang
menghisapnya terlalu dalam.
Membuat Jaejoong hanya bisa merasakan sakit dari
tautan bibir tersebut.
“Mmpckk!
Hh..hhh..hhh”
Keduanya terdiam.
Mata besar Jaejoong bergerak kacau menatap Yunho.
Namja tampan itu melepaskan cengkramannya pada tubuh
Jaejoong dan segera berlari keluar.
Menabrak bahu Leeteuk yang berdiri di sana.
BRUKK.
Jaejoong terduduk lemas di lantai.
Pandangannya kosong.
Jemarinya bergetar.
Air matanya mengalir tanpa diperintah.
Ya Tuhan.
Jadi begitukah?
Selama ini putra angkatnya mencintai dirinya?
Inikah alasan dari sikap posesif Yunho terhadapnya?
“Anda
baik-baik saja, Tuan?” Tanya Leeteuk menghampiri Jaejoong.
Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia masih tenggelam dalam pikirannya yang berkecamuk.
Disela kedutan kuat pada bibir ranumnya.
Bekas Yunho, masih sangat terasa.
-------
“Yunho? Tumben
sekali kau kesini”
Yoochun menaikkan alisnya.
Memandang putra angkat Jaejoong yang tampak berantakan
di depan rumahnya.
Namja chubby itu segera mengajak Yunho masuk ke dalam
dan duduk di ruang tengah.
“Ada apa hm?”
“Chun Jussi,
kau pasti tahu siapa Appaku ania?”
DEG.
Yoochun terkejut.
Mata sipitnya membesar beberapa detik.
Kemudian ia menghela nafas pendek dan menyandarkan
punggungnya pada sandaran sofa.
“Kenapa
tiba-tiba kau menanyakan hal itu, Yunho?”
“Jawab saja!
Aku..Aku hanya ingin memastikan, kalau aku benar-benar anak dari Ummaku”
“Kau
meragukannya?”
“Sebenarnya
aku sudah lama merasa ada yang aneh, Chun Jussi. Aku sama sekali tidak mirip
dengan Umma, dan sifat kami selalu berlawanan. Aku tidak pernah melihat barang
apa pun yang terlihat memiliki kenangan tertentu di rumah kami”
“…”
“Dan..Dan lagi..Aku..Merasakan
hal yang tidak seharusnya kurasakan sebagai seorang anak”
Mwo?
Yoochun menaikkan alisnya.
Ah-ah.
Sepertinya ia bisa menebak kalimat selanjutnya.
“Aku mencintai
Ummaku sendiri, Chun Jussi, aku sudah memberitahunya, dan sekarang apa yang
harus kulakukan? Aku benar-benar bingung!”
Yoochun mendesah frustasi.
Well, tepat seperti dugaannya hm?
Namja tampan itu mengusap wajahnya berkali-kali.
Ia bisa merasakan air matanya mengalir dalam tempo
lambat.
“Chun Jussi!”
“Yunho ah,
kalau aku memberitahumu, kau harus berjanji tidak akan marah kepada Jaejoong
dan kami semua arasseo?”
“Apa? Apa itu?
Aku bersumpah!”
“Kkh, baiklah”
Yoochun memijat pelipisnya.
Ia menatap langsung mata musang namja tampan itu.
“Kau, dan
Jaejoong, kau memang bukan anak kandungnya”
Mata musang Yunho melebar.
Menatap tidak percaya namja chubby itu.
“Dulu, saat
Jaejoong masih remaja, ia sebatang kara, ia memutuskan untuk mengadopsi seorang
adik angkat agar ia tidak kesepian. Jaejoong keluar dari rumahnya dan berniat
mengurusi adiknya sendirian. Tapi siapa sangka? Ternyata anak yang diadopsi
olehnya malah berteriak-teriak memanggilnya Umma”
“…”
“Akhirnya
Jaejoong menyerah untuk mengajarimu memanggilnya dengan sebutan Hyung, ia
mengubah segalanya. Membiarkanmu menjadi putra angkatnya dan selalu membawamu
kemana pun ia pergi. Dan aku, Junsu, Changmin, terkadang kami merasa kalau
kalian benar-benar keluarga yang nyata, Jaejoong tidak sadar, kalau ia semakin
mendalami perannya dari hari ke hari”
“…”
“Tapi
mengingat kau yang masih sangat kecil waktu itu, Jaejoong ingin kau berpikir
kalau kau memiliki sebuah keluarga yang sempurna, hingga ia membohongimu
mengenai adanya seorang Appa yang telah meninggalkan kalian saat kau lahir”
“…”
“Yunho”
Namja tampan itu mendongak.
Menatap Yoochun dengan matanya yang basah.
“Setelah ini,
kuharap kau tidak marah pada kami semua, terutama Jaejoong. Ia hanya memilikimu
di dunia ini, Yun, dan aku tahu ia sangat menyayangi dirimu”
Hening.
Lama namja tampan itu terdiam.
Mencerna seluruh cerita Yoochun di kepalanya.
Sampai beberapa menit kemudian ia mengangguk dan
menyeka air matanya.
“Arasseo
Jussi”
-------
Mobil mewah itu berhenti tepat di halaman kediaman
Kim.
Yunho turun dari mobil tersebut dan mendesah pendek.
Sekarang apa yang harus ia lakukan?
Ia bukan lagi putra Kim Jaejoong sekarang.
Ia juga telah mengaku mengenai perasaannya kepada
namja cantik itu.
Oh good, nyatanya saat ini adalah, ia hanya orang
asing yang jatuh cinta pada namja cantik itu.
“Yunnie”
DEG.
Yunho tersentak kaget dan refleks membalikkan tubuhnya.
Menatap Jaejoong yang berdiri tepat di belakangnya.
Wajahnya pucat.
Pipinya masih basah.
Hidungnya tampak memerah.
Dan bibir ranumnya membengkak.
“Boleh aku
tahu kau dari mana?”
“Yoochun, aku
bertemu Yoochun Ahjussi”
Jaejoong terdiam.
Mata besarnya bergerak pelan.
Lalu ia mendesah pendek.
“Yoochun pasti
sudah menceritakan semuanya kepadamu kan?”
“Umma”
“Aku bukan
Ummamu Yunnie ah, aku tidak pantas kau sebut Umma lagi”
Yunho segera memeluk Jaejoong yang kembali menangis.
Ia menaruh dagunya di atas kepala namja cantik itu.
Tangannya mengusap lembut punggung Jaejoong.
Sesekali ia mengecup manis puncak kepala namja cantik
itu.
“Ssshh..”
Desis Yunho menenangkan Jaejoong.
“Setelah ini
kau dan aku tidak memiliki hubungan apa pun lagi..Dan kau pasti akan pergi
meninggalkan aku sendiri..Hiks..Aku benar bukan?” Isak Jaejoong bergetar.
“Tenanglah
Jaejoongie”
DEG.
Jaejoong terkejut.
Ini kali pertama ia mendengar Yunho memanggilnya
seperti itu.
Gosh, mendadak semuanya terasa berbeda.
Yunho melepaskan pelukannya.
Ia mengangkat wajah Jaejoong dan memandang dalam wajah
cantik itu.
Namja tampan itu tersenyum selembut mungkin.
“Kita bisa
memiliki hubungan yang lain ne? Kita bisa menikah, Kim Jaejoong, tidak ada yang
bisa menghalangi kita ania?”
Mwo?
Jaejoong baru saja akan membuka mulutnya menyahut.
Namun Yunho sudah lebih dulu membungkam bibir namja
cantik itu.
Ia membuka mulutnya, meraup bibir ranum tersebut dan
menghisapnya dengan lembut.
Membuat Jaejoong melenguh pelan dan memasrahkan
dirinya.
Yunho beberapa kali memiringkan kepalanya ke kiri dan
kanan.
Berusaha memperdalam ciuman mereka.
Sampai kemudian ia melepaskan tautan bibir keduanya
dan tersengal memandang wajah merona Umma angkatnya.
“Otte? Kau mau
menikah denganku kan Umma?”
Jaejoong tersenyum konyol mendengarnya.
Ia memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan
terkekeh kecil.
“Pabo! Bukan
Umma lagi! Tapi Joongie”
Yunho balas tersenyum.
Ia mengusap lembut sisi wajah Jaejoong dan mengecup
lembut dahinya.
“My Joongie, Jung Jaejoongie” Bisiknya
manis.
Jaejoong tersenyum simpul.
Ia mencengkram erat lengan namja tampan itu.
Memejamkan kedua matanya seraya menghembuskan nafasnya
perlahan.
May be he is not my Hyung.
And may be he is not my Umma.
But I still have him as mine.
As my wifey, and as my Step-mommy (Hyung) –sometime–.
END.
Ribet critanya ... wkwkw
BalasHapusTp tetep feel nya ada ..
Trus juga bikin pnasaran ..
^^
bagus ceritanya....
BalasHapusbelum pernah baca cerita kayak gini sebelumnya....
^^b
Gosh! I like it!
BalasHapusThis story is very amazing. Really made me fall in love 😍 😍
Love the character of Jae and Yun's child mom .. 🤭 Really makes me flutter!
I love you sis Shella ~