Tittle: LOST
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-mpreg-incest
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!
-------
“Jaejae hanya
ingin Appa kembali!”
.
.
.
“Hnngghh~”
Sosok cantik itu tampak menggeliat pelan dari
tidurnya.
Ia meregangkan tubuhnya seraya mengerang manja.
Perlahan kedua mata beningnya yang indah terbuka
memandang sang suami yang masih terlelap dalam tidurnya.
Ah.
Jaejoong menarik senyum manisnya.
Ia mengerling jahil dan menggeser tubuhnya hingga
berada di atas tubuh kekasihnya.
Satu telunjuknya menelusuri hidung Yunho dengan
lambat.
Sementara satu tangannya yang bebas mengusap-usap
sayang poni cokelat namja tampan itu ke belakang.
Jaejoong memejamkan kedua mata beningnya.
Seraya mengecup-kecup lembut bibir tebal Yunho.
Sesekali ia mengapitnya dalam dan menariknya dengan
kedua bibir ranum miliknya.
Nafas Yunho menderu tidak tenang.
Membuat Jaejoong hampir terkekeh karenanya.
“Aww~!”
Namja cantik itu memekik kaget ketika bibirnya digigit
keras oleh Yunho.
Sontak ia menjauhkan wajahnya dan memicing menatap
mata musang yang kini terbuka itu.
Tampak menyipit karena tawanya yang pelan.
“Dasar
beruang!” Gerutu Jaejoong manja.
“Siapa yang
lebih dulu mengganggu tidurku hum?” Balas Yunho geli.
Namja cantik itu mencibir seraya menarik gemas hidung
kekasihnya.
Kemudian ia segera beranjak bangun dan mengambil
piyama miliknya yang tergeletak di lantai karena Yunho semalam.
“Dimana
celanaku?” Gumam Jaejoong mengerutkan dahinya.
Yunho mengangkat bahunya seraya kembali memejamkan
mata.
Seulas senyum usil terukir di bibirnya.
Aish.
Jaejoong memutar bola matanya dan memutuskan untuk
beranjak menuju kamar mandi tanpa menggunakan celananya.
Ia lupa betapa ganasnya Yunho semalam, hingga pakaian
mereka berserakan tak tahu arah.
Ck, jeongmall.
“Jung Yunho,
awas saja kalau kau berani memejamkan mata lagi! Hari ini kau memiliki rapat
penting ania?!” Bentak Jaejoong dari balik pintu kamar mandi.
Yunho mendesah pendek.
Ia mengangguk tanpa menyahut.
Tetap membiarkan kedua mata musangnya terpejam damai.
-------
“UMMA! APPA!”
Suara derap langkah kaki terdengar menderu keras dari
setiap anak tangga yang berputar itu.
Jaejoong tertawa kecil mendengar suara teriakan kedua
putra kembarnya.
Sementara Yunho yang baru saja meneguk coffee latte-nya meletakkan cangkir
tersebut.
“Kemarin Appa
pulang telat! Dan Appa sama sekali tidak mengunjungi kamar kami!” Ujar Jaeho
seraya menaiki kaki Yunho.
Hingga ia berhasil duduk di pangkuan namja tampan itu.
“Padahal Appa
sudah janji akan menonton film animasi 4D bersama di kamar!” Junhon
memberengut.
Jaejoong kembali terkekeh mendengarnya.
Ia memicingkan matanya memandang sang kekasih.
Yunho hanya tersenyum disana.
“Sorry boys, kemarin Appa bertemu dengan
seorang bidadari, dan ia memerangkap Appa untuk tidak pergi” Ujar Yunho pelan.
Kedua mata musang Jaeho berbinar.
Ia menatap tidak percaya Appanya.
“Jeongmall?
Apakah ia cantik?” Tanya namja almond itu
penasaran.
“Bahkan ia
butuh kata pujian lebih dari sekedar cantik, Jaejae” Sahut Yunho.
Aish.
Jaejoong memutar bola matanya malu sekarang.
“Apa yang
bidadari itu lakukan, Appa?” Kali ini Junhon bertanya.
“Humm, kau
bisa tanyakan hal itu pada Ummamu, sayang, karena ia yang lebih tahu dari pada
Appa” Kekeh Yunho.
Junhon menoleh memandang sang Umma yang kini tertawa
geli.
Ia merentangkan kedua tangan mungilnya dan menyentuh
bahu Jaejoong saat namja cantik itu menggendongnya.
“Bidadari itu
membersihkan pikiran uri Appa yang begitu nakal, sayang” Ucap Jaejoong seraya
mendudukkan namja cherry itu di
kursinya.
Jaeho dan Junhon tertawa bersama.
Mereka mengambil roti selai cokelat yang diberikan
sang Umma dan mulai melahapnya.
Ah, benar-benar gambaran sebuah keluarga yang sangat
bahagia ania?
-------
“Aku pulang”
Namja tampan itu melepas jasnya dan melepas sepatunya.
Lalu ia memasuki ruang tengah dimana kedua putranya
yang masih berumur 6 tahun tampak sedang duduk di sofa bersama istrinya.
Yunho tersenyum dan meletakkan tasnya di atas meja.
Lalu ia merebahkan tubuhnya di samping Junhon.
“Appa!” Pekik
namja cherry itu senang.
Jung Junhon segera berguling menaiki paha Yunho dan
memeluk erat leher Appanya.
Diikuti Hyungnya yang kini hampir berhasil menyentuh
tengkuk Yunho.
Jaejoong tersenyum melihatnya.
“Uri Appa
belum mandi, babies, ia masih sangat
bau” Ujar Jaejoong.
“Honchan suka
bau Appa~” Sahut Junhon cepat.
Eoh?
Yunho tertawa mendengarnya.
Ia mengecup lembut rambut cokelat Junhon yang sama
seperti miliknya.
Kemudian ia menepuk lembut punggung Jaeho.
“Aku juga suka
baumu, bear, tapi bukan bau seperti
ini, kau mengerti maksudku ania?” Ujar Jaejoong menaikkan alisnya.
Yunho mengangguk.
Ia segera melepaskan pelukan kedua putranya dan
berdiri dari duduknya.
“Well, kalau
begitu aku akan segera mandi sekarang, kau mau ikut, Boo?” Balas Yunho
mengedipkan matanya.
Aish.
Jaejoong menutup mulutnya menahan tawa.
Wajah cantiknya tampak merona sekarang.
Ia mengangguk dan membantu Yunho membawakan tas
kantornya.
Meninggalkan kedua putra mereka disana setelah memberi
mereka peringatan untuk tidak beranjak kemana-mana.
CKLEK.
Namja cantik itu menutup pintu kamar dengan pelan.
Yunho sudah melepaskan dasinya.
Ia berbalik dan memandang Jaejoong yang sedang membuka
kausnya disana.
“Butuh
bantuan, tuan mesum?” Ejek Jaejoong menaikkan alisnya.
Yunho tertawa seraya mengangguk.
Mengundang Jaejoong untuk berjalan mendekatinya dan
membantunya melepaskan kancing-kancing kemeja putih itu dengan gerakan yang
sedikit sensual.
“Baru kali ini
aku merasa sangat tidak sabar untuk mandi, Boo” Ujar Yunho tersenyum.
Jaejoong menundukkan wajahnya.
Menatap sesuatu yang terbangun di bawah sana.
Ia tertawa.
“Aku baru
membuka kemejamu, bear”
“Tunggu sampai
kau melakukan yang lebih dari itu”
“Hahahaha”
Namja cantik itu memekik kaget ketika mendadak Yunho
menariknya cepat memasuki kamar mandi.
Dan, well, setelah menghabiskan tiga jam untuk sesuatu
yang tidak dapat disebut mandi, mereka masuk ke dalam bathtup bersama.
Namja cantik itu menyandarkan punggungnya di dada
bidang Yunho.
Mencoba mengatur nafasnya yang masih berkejaran.
Sementara Yunho melingkupi tubuhnya dengan kedua
lengan kekarnya.
“Kau tidak
tahu sebesar apa rasa cintaku padamu, sayang” Desis Yunho seraya mengecupi
pinggiran dahi Jaejoong lembut.
Namja cantik itu melenguh pelan.
Ia tersenyum bahagia di celah rona pipinya yang
merambat.
“Kau berkata
seolah akan meninggalkan aku, Yunnie ah” Gumam Jaejoong pelan.
“Hmm? Kenapa
kau bisa berpikiran seperti itu eoh? Kau tahu itu hal paling mustahil yang bisa
kulakukan di dunia ini”
“Entahlah, aku
hanya mengatakan apa yang kurasakan saat ini”
“Lalu, kalau
seandainya pikiranmu memang benar adanya, apa yang akan kau lakukan?”
Jaejoong terdiam.
Ia mengerutkan dahinya.
Lama keheningan melanda keduanya.
Sampai kemudian namja cantik itu mendongakkan wajahnya
dan mengecup lembut bibir tebal Yunho seraya berbisik.
“Aku akan
berusaha membuatmu kembali kepadaku, kepada Jaeho dan Junhon, apa pun yang
terjadi”
-------
“Umma, kenapa
Appa lama sekali? Ini sudah jam lima” Adu Junhon mempoutkan bibirnya kesal.
Namja cantik itu menoleh memandang jam antik yang
tergeletak di tengah ruangan.
Ia mendesah pendek dan kembali memandang putra
bungsunya.
“Mungkin Appa
lembur? Kita tidak tahu hm?”
Jaeho mendesis sebal.
Jemari mungilnya mencengkram erat DVD film animasi
kesayangannya itu.
Beberapa hari yang lalu Yunho mengingkari janjinya
untuk menonton film itu bersama.
Ia tidak akan senang kalau namja tampan itu melakukan
hal yang sama untuk hari ini.
“Bagaimana
kalau Umma buatkan susu sementara kita menunggu Appa?”
Jaeho menoleh.
Memandang Jaejoong yang menatap dirinya dan Junhon.
Kedua namja itu mengangguk kompak.
Jaejoong segera tersenyum dan beranjak menuju dapur.
Ia mengambil sekotak susu cair dari lemari pendingin
dan dua gelas berwarna sama dari lemari atas.
Namja cantik itu baru saja akan menuangkan susunya,
namun mendadak gerakannya terhenti ketika ponselnya bergetar panjang dari dalam
saku.
Aish.
Jaejoong merutuk pelan.
Ia meletakkan kotak susu itu dan segera meraih ponsel
layar sentuhnya.
Dahinya mengerut menatap nama kekasihnya yang berkedip
di layar.
Ia segera mengangkat telepon itu.
“Ne Yunnie ah?
Waeyo?”
“Mianhae, apakah anda keluarga dari Jung
Yunho?”
“N-Ne, aku
istrinya, waeyo?”
“Saya dari kepolisian pusat, dan sebaiknya
anda segera menyusul ke rumah sakit Seoul sekarang juga”
DEG.
Mata bening Jaejoong bergerak gelisah.
Mendadak tubuhnya terasa dingin.
“Ru-rumah
sakit?”
“Suami anda baru saja mengalami kecelakaan di
putaran Namsan, ia sedang dioperasi saat ini”
BRUKK!
Jaeho dan Junhon saling menatap kompak satu sama lain.
Mereka mengerutkan dahi mendengar suara hantaman dari
arah dapur.
Jaeho segera melompat dari sofa diikuti adiknya.
Mereka berlari menyusul Jaejoong.
“Umma?!” Jerit
keduanya lantang.
Namja almond itu
mengerutkan dahinya.
Memandang Jaejoong yang terduduk lemas di lantai.
Jemarinya bergetar hebat.
Tatapan matanya kosong.
Dengan air mata yang mengalir dalam tempo lambat.
-------
Namja cantik itu terlihat sangat kacau saat ini.
Ia tidak berhenti untuk terisak sejak tiba di rumah
sakit.
Jaejoong mencengkram kedua tangannya yang saling
terkepal erat.
Tangisnya terus mengalir tanpa diperintah.
Wajahnya tampak sembab dan basah.
Ia menoleh memandang Jaeho dan Junhon yang saling
berpegangan tangan di dekat pintu ICU, namja kembar itu menangis histeris.
Hati Jaejoong terasa sakit.
Ia mengatupkan kedua tangannya berharap Tuhan akan
mendengar doanya.
[ “Ia menabrak pohon setelah menerobos pembatas
jalan untuk menghindari remaja yang membawa motor dengan sangat kencang” ]
“..Hiks..”
[ “Keadaannya kritis, kami akan berusaha
semampunya” ]
“Hiks..Hiks..”
[ “Pasien tidak mengalami kerusakan fatal apa
pun pada tubuhnya, hanya saja, kepalanya terbentur dengan sangat keras saat
kecelakaan” ]
“..Yunho
ah..Hiks..Yunnie..”
[ “Jung Yunho kami nyatakan amnesia saat ini,
dan ia tidak boleh mendapatkan tekanan atau paksaan akan ingatan masa lalunya,
karena itu dapat membuat kesehatannya menurun” ]
“APPPPAAAAAA~~!!”
Jaejoong membuka kedua matanya yang membengkak.
Jaeho dan Junhon kini menjerit histeris.
Tuhan, tolong kuatkan aku.
-------
“Unngh”
Mata musang itu terbuka secara perlahan.
Membuat sosok cantik yang duduk di sampingnya
terkejut.
Dadanya berdebar kencang.
Suhu tubuhnya meningkat dalam sekejap.
“Ka-kau sudah
sadar?” Lirih Jaejoong berusaha menahan tangisnya.
Yunho mengerutkan dahinya.
Lama ia terdiam seraya mengerjapkan kedua mata
musangnya.
Sampai kemudian ia menarik nafas panjang dan menoleh
memandang Jaejoong yang tersenyum lembut kepadanya.
“Kau hilang
ingatan, kecelakaan itu membuatmu terbentur keras” Jelas Jaejoong hati-hati.
DEG.
Yunho tertegun.
Hilang ingatan?
Ia?
“Namamu Jung
Yunho, dan aku Jung Jaejoong” Sambung Jaejoong.
Hah?
Namja tampan itu mengerutkan dahinya memandang namja
cantik itu.
“Jung? Kenapa
marga kita sama?” Tanya Yunho bingung.
Oh gosh.
Tetes bening itu mengalir membasahi pipi Jaejoong.
Namja cantik itu terisak seraya meraih jemari Yunho.
Ia bisa merasakan namja tampan itu tersentak kaget
akan perbuatannya.
Jaejoong mengusap jari manis Yunho dengan lembut.
Lalu ia mendongak memandang langsung mata musang yang
tajam itu.
“Cincin ini,
kita sudah menikah, Yunho ah..Kau dan aku, kita saling memiliki satu sama lain”
DEG!
Jaejoong membulatkan mata beningnya.
Ia terhenyak ketika mendadak Yunho menghempaskan
tangannya kasar.
Namja cantik itu menatap mata Yunho.
Dan dalam sekejap ia merasakan tenggorokannya
tercekat.
Hatinya sakit.
Demi Tuhan, tatapan macam apa itu? Jerit Jaejoong
dalam hatinya.
“Maaf..” Lirih
Yunho pelan.
Jaejoong terdiam.
Merapatkan bibirnya yang bergetar hebat.
“Bisakah kau
meninggalkan aku sendiri saat ini?” Bisik namja tampan itu.
Jaejoong mengerjapkan kedua matanya.
Kemudian ia berusaha memaksakan senyumnya.
Sebelum benar-benar beranjak keluar dari kamar rawat
kekasihnya.
-------
Kesehatan Yunho mulai membaik hari demi hari.
Namja tampan itu sudah diizinkan oleh pihak rumah
sakit untuk kembali ke rumahnya.
Dan Yunho menyetujui permohonan Jaejoong untuk tinggal
bersamanya.
Well, kalau pun ia menolak, dimana ia akan tinggal hm?
CKLEK.
Pintu rumah besar itu terbuka.
Jaejoong tersenyum manis membiarkan Yunho memasuki
rumah mereka.
Gurat lelah dan duka tercetak jelas di wajah cantiknya.
Kedua mata besarnya yang selalu memancarkan semangat
dan keceriaan, kini meredup dan sayu.
“Bolehkah
aku---”
“Silahkan, kau
bebas berjalan, Yunho ah, rumah ini milik kita berdua”
Yunho mengangguk pelan.
Ia melepas sepatunya dan melangkah memasuki rumah
mewah itu.
Pandangan matanya tertuju pada sebuah nakas panjang
yang memajang ratusan foto keluarga mereka disana.
Yunho menahan nafasnya.
Jantungnya mulai berdebar perlahan.
Ia melihat banyak foto dirinya, bersama namja cantik
yang mengaku kekasihnya.
Dan, dua namja berwajah sama yang terlihat mirip
dengan mereka.
“Yang kiri
bernama Jung Jaeho, dan yang kanan adalah Jung Junhon”
DEG!
Yunho tertegun kaget.
Jaejoong telah berdiri di sampingnya entah sejak
kapan.
Namja tampan itu menoleh.
Memandang wajah cantik Jaejoong yang menyiratkan luka.
“Mereka putra
kita, Yunho ah” Desis Jaejoong lirih.
Nyaris tidak terdengar.
Tangis Jaejoong mengalir semakin tidak terkendali.
Ia terisak hebat.
Emosinya pecah.
Tubuhnya bergetar.
Ia tidak sanggup menahan perasaan ini.
Namja cantik itu terduduk lemah di atas lantai.
Berusaha menutupi wajahnya dengan kedua telapak
tangan.
Suara isak tangisnya terdengar sangat memilukan.
Membuat Yunho terhenyak cukup lama.
Dan kemudian ia berinisiatif untuk berlutut di samping
Jaejoong dan menggerakkan lengannya ragu-ragu untuk merengkuh pundak Jaejoong
yang bergetar.
“Kenapa harus
kau? Hiks..Kenapa bukan orang lain? Hiks..Kenapa? Kenapa Yunnie ah? Hiks..”
Jaejoong menjerit histeris.
Membuat Yunho semakin erat merengkuh tubuh rapuhnya.
Namja tampan itu mengusap lembut punggungnya.
Kemudian ia menyentuh leher Jaejoong pelan.
“Tenanglah,
jangan seperti ini..Maafkan aku..” Ujar Yunho.
Jaejoong menggeleng.
Ia menggigit erat bibir bawahnya.
Kepalanya terasa sangat sakit.
Pelipisnya berdenyut hebat.
Namja cantik itu mengerang lirih tanpa suara.
Ia mengerjapkan kedua matanya yang terasa berat.
Hingga akhirnya ia hanya bisa merasakan gelap.
-------
Namja tampan itu melahap rotinya pelan pagi ini.
Ia hanya bisa menundukkan wajahnya sejak tadi.
Berusaha tidak memikirkan mengapa Jaejoong mendadak
bersikap biasa saja hari ini.
“Coffee latte kesukaanmu, Yunnie ah” Ujar
Jaejoong tersenyum.
Yunho mengangkat wajahnya.
Ia balas mengangguk dan kembali melahap sarapannya.
Sekilas pandangannya tertuju pada sosok almond yang duduk di seberang kursinya.
Hatinya mencelos.
Anak itu, menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa
diartikan.
Pandangannya terasa sangat tajam dan menusuk.
Membuat Yunho harus mengakui kalau ia merasa sedikit
takut dan tidak nyaman dengan bocah kecil itu.
“Junhon,
kenapa diam saja um? Nanti rotinya dingin, sayang”
Yunho menggerakkan mata musangnya.
Memperhatikan sosok cherry yang duduk di samping Hyung kembarnya.
Jung Junhon tampak tidak bersemangat sama sekali hari
ini.
Membuat Yunho merasa iba pada namja mungil itu.
“Hon mau
Appa..” Lirih Junhon terisak.
DEG.
Jaejoong tertegun.
“Uri Appa ada
disini, Hon ah” Ujarnya tersenyum.
Junhon menggeleng.
Tangisnya pecah.
“Uri Appa tidak
disini..Hiks..Hon mau Appa!”
“Honchan”
“Hiks”
Jaeho menghela nafas pendek.
Ia merengkuh tubuh adiknya dan mengajaknya masuk ke
dalam kamar.
Junhon menurut.
Ia mengusap wajahnya dan balas menggenggam erat jemari
Jaeho.
Meninggalkan Jaejoong dan Yunho yang kini saling
terdiam di posisi masing-masing.
“Aku sudah
selesai” Ucap Yunho.
Jaejoong mengangguk.
Ia segera membereskan sisa peralatan makan yang ada di
atas meja.
Namja cantik itu menghembuskan nafasnya berusaha kuat.
Ia mengerjapkan matanya berkali-kali.
Tidak, ia tidak boleh menangis lagi.
Ia harus berusaha bertahan sampai Yunho terbiasa akan
keadaannya.
Sampai Yunho mendapatkan ingatannnya.
TREK.
Jaejoong menyusul Yunho menuju kamar mereka setelah ia
selesai membersihkan dapur.
Namja cantik itu membuka pintu kamar dan menutupnya
kembali.
Mata beningnya menangkap sosok tampan yang sedang
berdiri di beranda.
“Dulu..Aku
orang yang seperti apa?” Tanya Yunho saat menyadari namja cantik itu telah
berdiri di sisinya.
Jaejoong menoleh.
Kemudian ia kembali mendongak memandang langit pagi
yang cerah.
Tersenyum kecil tanpa sadar.
“Kau adalah
sosok yang tegas, angkuh, disiplin, berwibawa, bijaksana, manja, menyebalkan,
usil, dan penyayang disaat yang bersamaan..Hmp..Kau adalah sosok suami
sekaligus Appa terbaik yang pernah ada, bear”
Desis Jaejoong lembut.
Yunho tertegun.
Mata musangnya mengerjap pelan.
Bergerak berusaha mencari kepingan dirinya yang telah
hilang dalam ingatannya.
Namja tampan itu menatap Jaejoong yang kini menghadap
ke arahnya.
Mengunci tatapannya dengan mata besar yang terlihat
sayu itu.
Pelan, Jaejoong menyentuh lengan kekasihnya.
Tidak adanya perlawanan dari namja tampan itu membuat
Jaejoong memberanikan diri untuk menjinjitkan kakinya.
Mengendus leher Yunho dan mengecupnya lembut.
Kemudian perlahan ia menelusuri rahang tegas Yunho
dengan hidung bangirnya.
Mengecupi sisi dagu namja tampan itu.
Hingga sedetik kemudian bibir cherry-nya telah menyatu dengan bibir Yunho.
Namja tampan itu terdiam.
Tubuhnya terasa tegang.
Kedua matanya tertarik untuk terpejam ketika ia
merasakan bibir ranum itu telah melumat bibirnya dengan penuh kasih.
Yunho sadar, kalau Jaejoong sedang mengalami masa
terberat dalam hidupnya saat ini.
Ia kehilangan sosok suaminya.
Sosok Appa dari putranya.
Dan sosok tiang untuk sandarannya.
Namja tampan itu hanya bisa berharap, agar Jaejoong
merasa lebih baik setelah ini.
Jadi ia memutuskan untuk diam.
Membiarkan Jaejoong melakukan apa pun yang
diinginkannya terhadap bibir tebal itu.
“Mmpck..”
“Kau
kelelahan..”
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Memandang dalam mata musang yang tajam itu.
Yunho mengusap lembut poni almond kekasihnya.
Kemudian ia menggendong Jaejoong dan merebahkannya di
atas ranjang.
Oh, perlakuan manisnya cukup untuk membuat Jaejoong
terkejut.
“Istirahatlah..” Bisik Yunho tersenyum.
Relung hati Jaejoong terasa menghangat.
Seulas senyum manis menghiasi wajah cantiknya yang
kini tampak merona.
Namja cantik itu memejamkan kedua mata beningnya.
“Aku
mencintaimu, Yunnie ah..Jeongmall” Lirihnya manis.
-------
Yunho sudah mulai terbiasa berinteraksi dengan
istrinya belakangan ini.
Bahkan tak jarang keduanya terhanyut dalam ciuman
manis yang memabukkan.
Namja tampan itu sadar, kalau pun ingatannya tak akan
kembali, ia tetap harus melaksanakan perannya dalam keluarga ini.
Ia takkan menolak.
Bagaimana bisa ia meninggalkan kekasih yang sangat
penyabar dan lembut seperti namja cantik itu?
Ah, Yunho tak tahu apa yang telah dilakukannya sebelum
ia hilang ingatan, hingga ia bisa menikahi sosok mengagumkan itu.
“Jaejae”
Namja almond itu
mengacuhkan panggilan Yunho.
Ia lebih memilih berlari menuju taman belakang dan
menaiki ayunan matic miliknya dan
Junhon.
Tidak, Jaeho tidak membenci Appanya.
Sama sekali tidak.
Ia hanya tidak bisa menerima sosok asing yang kini ada
dalam diri Appanya.
Jung Junhon melangkah pelan menghampiri Hyungnya.
Sudah hampir tiga bulan, ia tidak hanya kehilangan
sosok Yunho.
Tapi juga sosok Hyungnya.
Jaeho menundukkan wajahnya saat ini.
Kedua jemari mungilnya memutar-mutar kotak DVD film
animasi 4D kesayangannya.
Mereka belum sempat menontonnya bersama Yunho sampai
sekarang.
“Hyung”
Panggil Junhon menaiki ayunan itu.
Jaeho menghembuskan nafas panjang.
Dahinya mengerut tidak senang.
“Jangan
seperti ini..Hon takut” Bisik Junhon lirih.
Jaeho mengangkat wajahnya memandang Junhon.
Ia menaikkan alisnya.
Kemudian ia menggeleng dan memeluk erat tubuh
kembarannya.
Mencium dahinya berkali-kali.
“Jangan takut,
Hyung ada disini” Balas Jaeho berbisik.
Kedua namja berwajah sama itu terus bersama menaiki
ayunan itu.
Mengacuhkan Jaejoong yang memandang mereka dari
jendela dapur.
Namja cantik itu menghela nafas panjang.
Ia berbalik dan menghampiri Yunho yang masih terduduk
di sofa ruang tengah.
[ “Honchan suka bau Appa~” ]
Yunho meringis.
Ada sesuatu.
Sesuatu yang terus terngiang di kepalanya sejak tadi.
[ “Kau berkata seolah akan meninggalkan aku,
Yunnie ah..” ]
Rasanya sakit.
[ “Kau tidak tahu sebesar apa rasa cintaku
padamu” ]
“Yunnie?
Gwenchanika?”
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia berlutut di hadapan Yunho.
Mengusap lembut jemari namja tampan itu berusaha
memberinya kenyamanan.
“Kau
berkeringat, apa yang terjadi?” Tanya Jaejoong khawatir.
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya meringis keras.
Sesekali menarik panjang nafasnya.
“Aku tidak
apa..Sungguh” Bisik Yunho memaksakan senyumnya.
Tangis Jaejoong menggenang dengan cepat.
Rasa takut menyergap perasaannya.
“Jadi kita
tidak akan menonton film itu lagi, Hyung?”
DEG.
Jaejoong menoleh.
Memandang kedua putranya yang hendak berjalan menaiki
tangga menuju kamar.
“Jaejae!
Tolong ambilkan kotak obat, uri Appa kesakitan!” Ujar Jaejoong lantang.
Namja almond itu
mengendus.
“Untuk apa?
Uri Appa belum tentu akan sembuh ania?”
“Jaeho?”
“Biarkan saja
seperti itu!”
“JAEJAE!”
GREPP.
Jaejoong tertegun.
Ia baru saja akan beranjak untuk memarahi putranya,
namun Yunho sudah lebih dulu mencengkram pergelangan tangannya masih meringis.
Namja cantik itu semakin ketakutan sekarang.
“Jaejae!
Ambilkan kotak obat!”
“Tidak mau!
Tidak kalau obat-obatan itu tidak membantunya!”
“Jung Jaeho?!”
“Jaejae hanya
ingin Appa kembali!”
DEG.
“Jaejae tidak
mau kalau Appa semakin berubah jika ia meminum obatnya!”
Jaejoong terdiam disela tangisnya yang mengalir.
Jaeho mengusap matanya yang berair.
Junhon meringis merasakan matanya memanas.
Sementara Yunho merintih karena sakit yang mendera
kepalanya.
“Jae..hh..hh”
Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera menoleh memandang Yunho.
Namja tampan itu berusaha membuka matanya menatap
Jaejoong.
“Jangan
membentak Jaeho seperti itu..hh”
Eoh?
Namja cantik itu mengerutkan dahinya mendengar ucapan
Yunho yang nyaris tidak terdengar,
Yunho mengerang mencengkram rambut cokelatnya.
Kepalanya serasa akan meledak!
Rasanya benar-benar menyiksa.
“Yu-Yunnie
ah!” Jerit Jaejoong panik.
Ia segera menangkup wajah Yunho yang terlihat pucat.
Kedua mata musangnya terpejam.
Suhu tubuhnya terasa sangat panas.
-------
Namja tampan itu mendesah lirih dalam baringnya.
Mata musangnya bergerak pelan sebelum terbuka.
Ia mengerutkan dahinya lama.
“Yunnie ah!”
Yunho menoleh.
Mendapati kekasihnya yang menggenggam jemarinya erat.
Wajahnya benar-benar menyiratkan letih.
Membuat Yunho mengernyit bingung.
“Kau kenapa,
sayang?” Tanya Yunho nyaris berbisik.
DEG.
Jaejoong terpaku.
Sementara Jaeho dan Junhon saling menatap satu sama
lain.
Yunho menyentuh pelipisnya yang berkeringat.
Ia beranjak duduk dari baringnya.
“Jangan bilang
kalau anak-anak berulah lagi selama aku tertidur, aigoo” Ujar Yunho mengusap
lembut wajah istrinya.
“A-Appa?”
Panggil Jaeho dan Junhon kompak.
Yunho menoleh.
Menaikkan alis menatap putra kembarnya yang terlihat
kaget.
“Omo! Kita
belum menonton film animasi itu ani? Aigoo, maafkan Appa, seharusnya kita
menontonnya bersama kemarin, tapi pekerjaan Appa benar-benar menumpuk” Ujar
namja tampan itu berusaha menjelaskan.
Jaeho mengernyitkan dahinya selama beberapa detik.
Sampai kemudian ia tersadar dan melompat ke atas
ranjang.
Memeluk erat leher Appanya.
“APPPPAAA!!”
Jerit Jaeho dan Junhon kompak.
Yunho kembali
memasang raut bingung seraya terkekeh geli.
Namja tampan itu baru saja akan menoleh menatap
kekasihnya.
Namun mendadak ia tertegun mendapati namja cantik itu
sedang terisak hebat di sampingnya.
“BooJae?
Kenapa kau menangis?”
“Huks..O-Oppssoyo..Huks..”
“Bukankah
sudah kukatakan padamu, jangan pernah lagi menonton opera sabun itu eoh? Lihat,
sekarang mata indahmu terlihat membengkak dan---”
GREPP!
Yunho sontak memutuskan kalimatnya.
Mata musangnya mengerjap kaget menatap Jaejoong yang
menghambur ke pelukannya dan segera menyambar bibir tebalnya.
“Mmph..Boo..mmpckk..A..Ada JaeHon..mmpph”
Namja cantik itu tidak peduli.
Ia hanya ingin mengungkapkan rasa senangnya saat ini.
Demi Tuhan, ia benar-benar kaget dan bahagia!
Yunhonya, Yunhonya telah kembali.
Jaeho dan Junhon menutup mata mereka dengan kedua
tangan yang masih melingkupi tubuh Yunho.
Tersenyum kecil merasakan genggaman tangan Jaejoong
yang melingkar di tengkuk Yunho pada tangan mungil mereka.
“Aku
mencintaimu bear, sungguh, aku
benar-benar mencintaimu” Ungkap Jaejoong setelah ia menjauhkan wajahnya.
Yunho tersenyum manis mendengarnya.
Walau ia masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi
saat ini.
“Nee, aku juga
mencintaimu, sayang, kka, berhentilah menangis”
Jaejoong mengangguk seraya mengusap wajahnya.
Ia tersenyum bahagia melirik kedua putranya yang balas
tersenyum senang kepadanya.
Uri Appa, uri Appa kembali.
Dan semua hal yang telah terjadi sebelum ini akan menjadi rahasia kita
bertiga.
Uri Appa tidak perlu tahu ne?
END.
Hweeee.. terharu bacanya.. :'(
BalasHapusJj tetep setia sama yun.. tetap tegar..
Gomawo nee
Kangen ff ini yaampun :"""
BalasHapus