This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Minggu, 13 Maret 2016

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/LOVE YOU MORE


Tittle: LOVE YOU MORE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-posessive-lemon-hurt-friendship

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


You can do anything in front of me, you can say anything
My heart is endless, that’s how big it is

Tell me what you want, it can be anything
My lyrics are you, I will sing of you
.
.
.
  “Jae, pacarmu sudah menunggu di depan!”

  “Neee”

Kim Heechul menghela nafas pendek seraya mendudukkan dirinya di kursi meja makan.
Mencoba mengabaikan suaminya yang sedang tersenyum geli memperhatikan dirinya.

  Oh come on, Gege, perhatikan saja koran pagimu itu” Gerutu Heechul kesal.

Hangeng Kim mengindikkan bahunya.
Ia menyibakkan korannya dan menyesap teh madunya yang mengepul hangat.
Tidak lama kemudian suara langkah kaki terdengar menuruni tangga.
Namun suara berisik itu belum cukup kuat untuk membuat sepasang kekasih itu menoleh kepada si pembuat suara.

Kim Jaejoong memang selalu seperti itu setiap pagi.

  “Selamat pagi semuanya!” Seru pemuda cantik berseragam itu.

  “Kau harus berhenti berlatih sampai larut malam, Jae, apa kau tidak kasihan pada Yunho yang selalu menunggumu eoh?” Tegur Heechul membiarkan si tunggal Jaejoong mengecup pipinya.

  “Tidak lama lagi festival sekolah akan berlangsung, Umma, Yunnie sudah tahu kok”

  “Terserahlah, cepat habiskan sarapanmu”

  “Aku sarapan di jalan saja”


Pria cantik itu segera menyambar selembar tissue di atas meja dan menaruh roti bakarnya di sana.
Ia meneguk susunya dengan cepat dan segera berlari menuju pintu depan.

CKLEK!

CUP!

  “Owh! Yunho! Kau mengagetkanku!” Pekik Jaejoong membesarkan mata bulatnya mendapati bibirnya dikecup tepat setelah ia membuka pintu.

Namja tampan bernama Jung Yunho itu terkekeh geli.
Ia mengacak rambut Jaejoong yang sudah menggigit roti bakarnya.

  “Kau harus menghentikan kebiasaan itu, aku lebih suka kalau kau menciumku dengan persiapan terlebih dahulu” Ujar Jaejoong mengerucutkan bibirnya.

Yunho menggandeng tangan kekasihnya dan menggiringnya untuk masuk ke dalam mobil miliknya.
Ia hanya bersenandung tidak jelas menanggapi keluhan kekasihnya.

  “Aku sedang menulis lagu baru sekarang” Ucap namja cantik itu ketika Yunho sudah melajukan mobilnya.

  “Oh ya? Apa itu lagu untukku?” Sahut Yunho menaikkan alisnya walaupun pandangannya masih fokus ke depan.

Jaejoong tertawa, ia mengangguk membenarkan.

  “Akan kutunjukkan kalau lagunya sudah siap, tapi kurasa akan memakan waktu yang cukup lama”

  “Hm? Kenapa begitu? Seingatku kau masih si jenius Jaejoong”

  “Karena lagu ini tentang perasaanku untukmu, baka!”

Yunho tersenyum.

  “Kita akan sampai di parkiran beberapa menit lagi, jadi kenapa kau tidak memberiku ciuman selamat pagi sekarang?” Ujar namja tampan itu melirik kekasihnya.

Pipi Jaejoong bersemu, ia meninju pelan bahu Yunho.

  “Kau masih menyetir, Yun! Jangan macam-macam!”
 
  “Eoh? Tapi kau selalu melakukannya kalau sedang merajuk, apa aku harus menjahilimu dulu?”

  “Baka!”

Pria tampan itu kembali tersenyum.
Tapi senyumannya mendadak berganti dengan wajah kaget ketika Jaejoong tiba-tiba melepas sabuk pengamannya dan mencondongkan tubuhnya mencuri satu kecupan di bibir Yunho.
Pria cantik itu segera menolehkan wajahnya yang merona malu keluar jendela.
Sementara Yunho sudah menaikkan alisnya dan dengan cepat kembali tersenyum senang.

Duh, kekasihnya imut sekali.

  “Nanti siang aku latihan seperti biasa, tunggu aku, ya?” Ujar Jaejoong seraya membuka pintu mobil ketika mereka sudah sampai di sekolah.

  “Aku juga ada pertemuan dengan anggota OSIS nanti, jadi kita sama” Balas Yunho menutup pintu mobilnya.

Namja tampan itu segera menggandeng tangan kekasihnya dan membawakan tas namja cantik itu.
Membuat pipi Jaejoong tidak bosan untuk bersemu walaupun hal seperti ini sudah menjadi rutinitas Yunho sehari-hari.
Uh—padahal mereka sudah 3 tahun pacaran, tapi tetap saja semuanya seolah menjadi yang pertama untuk Jaejoong.

Namja cantik itu mendongak—mengintip wajah tampan kekasihnya yang sedang tersenyum kepada siswa sekolah yang menyapa mereka berdua.
Bibir Jaejoong menyunggingkan senyuman manis.
Ia cinta Yunho.
Cinta sekali.

  “Aku akan menemuimu nanti di kantin seperti biasa” Ujar Yunho setelah mereka sampai di depan kelas Jaejoong.

Pria cantik itu mengangguk.
Membiarkan Yunho mengecup pipinya dan beranjak dari sana.
Jaejoong berbalik dan masuk ke dalam kelas.
Matanya menyipit tajam menatap teman-teman sekelasnya yang memandangnya jahil.

  “Enaknya yang punya pacar” Siul Jonghyun menaik-turunkan alisnya.

  “Walaupun sudah setiap hari melihatnya, tetap saja membuatku gemas” Ujar Yunji menggigit bukunya.

  “Iyaaa yang Nyonya ketua OSIS iyaaa” Seru sekumpulan anak lelaki di pojokan kelas.

Pipi Jaejoong merona segar.
Ia meletakkan tasnya di atas meja dan mencebil kepada teman-teman seperjuangannya.

  “Apa sih! Kekanak-kanakan! Dasar sirik!” Ketusnya malu.

Anak-anak kelas tertawa lucu.
Selalu terhibur dengan kelakuan Jaejoong yang menggemaskan.
Sebagian dari mereka ada yang sudah berteman dengan Jaejoong sejak sekolah menengah pertama, ditambah lagi dengan teman-teman baru sekarang yang sangat kompak bersama, jadi sudah tidak asing lagi bagi mereka untuk mengganggu pasangan fenomenal itu.

Siapa sih yang tidak mengenal pasangan Yunho dan Jaejoong?

Satu-satunya senior tingkat akhir yang membuat banyak orang merasa iri dengan hubungan mereka yang tidak pernah mengalami masalah.
Rasanya setiap hari mereka selalu tampak mesra.
Banyak yang penasaran apakah mereka sudah pernah putus atau bertengkar.
Tapi tidak pernah ada yang berani bertanya langsung karena ketua OSIS yang tampan itu hanya bersikap ramah kepada kekasihnya dan sangat membenci orang-orang yang mendekati miliknya.

Well, kecuali Yoochun, Jessica, dan Changmin—tentu saja.

Tiga anggota OSIS yang jabatannya tepat di bawah Yunho.
Yoochun si wakil ketua, Jessica si sekretaris, dan Changmin sang bendahara.
Sedikit menggelikan memang, mengenai jabatan yang dipegang Changmin.
Mengingat namja berwajah kekanakan itu suka sekali menghamburkan uang terutama untuk makanan.

Tapi karena ia berasal dari keluarga yang kaya dan kejeniusan otaknya yang sudah seperti kalkulator berjalan itu, semuanya baik-baik saja.

  “Apa lagunya sudah siap?”

Jaejoong mendongak—menatap Chansung, Jonghyun, Umji dan Jimin yang sudah berdiri mengelilingi mejanya.

  “Lagu yang mana? Lagu kita atau lagu untuk Yunho?” Balas Jaejoong balik bertanya.

  “Keduanya” Sahut Jimin seraya menarik kursi dan duduk di dekat vokalis mereka.

  “Lagu kita sudah selesai, tapi yang satunya masih percobaan”

  “Aku sudah tidak sabar untuk memainkan keduanya, aku bosan dengan lagu yang itu-itu saja”

Jonghyun baru saja akan bersuara, namun Choi Minho Songsaenim sudah lebih dulu masuk ke dalam kelas hingga membuat anak-anak kelas terpaksa kembali duduk ke kursi mereka masing-masing.


  “Tidak perlu memberi hormat, aku cukup terburu-buru saat ini. Guru musik memanggil anggota band sekolah untuk menemuinya di ruang musik, kalian bisa pergi setelah menyelesaikan tugas yang kuberikan sekarang” Ujar Minho seraya membenarkan letak kacamatanya.

Anak-anak kelas saling melirik dan tersenyum jahat satu sama lain.
Itu artinya si kejam Minho tidak akan mengajar pagi ini.
Sekolah memang sedang sibuk menjelang festival bulan depan.
Karena tahun ini menteri pendidikan ikut hadir menyaksikan festival tahunan mereka.

Jaejoong segera mengambil ponselnya yang ia simpan di bawah meja dan mengirimkan pesan kepada Yunho dengan cepat.
Memberitahu namja tampan itu kalau ia akan berlatih pagi ini bersama teman-temannya.
Yunho sejak awal kurang suka dengan anggota band Jaejoong.
Terutama kepada para laki-laki yang suka sekali menjahili kekasihnya.

Namja cantik itu mutlak miliknya—mengizinkan Jaejoong untuk bergabung dengan band sekolah saja sudah cukup sulit untuknya.
Tapi tetap saja sekeras apapun ia akan selalu kalah dengan rengekan manja Jaejoongnya.

Aih—

  “Kajja, Jae!”

Pria cantik itu segera menyimpan ponselnya ke dalam saku seragam.
Ia mengangguk kepada Chansung dan segera beranjak mengikuti teman-temannya.
Mereka berlima sudah menjadi anggota band sekolah sejak kelas satu.
Dan kemampuan kelimanya sudah tidak perlu diragukan lagi hingga setiap kali ada perlombaan atau penampilan festival—band mereka pasti akan maju ke depan.

Chansung yang bermain drum, Jonghyun bassist, Umji di bagian keyboard, Jimin sang gitaris, dan Jaejoong bagian vokalis.

Mereka bahkan sudah pernah mengeluarkan album atas nama sekolahan yang laku keras di setiap penjualan stand.
.
.
.
  “Mungkin sebaiknya nada yang ini diganti dengan yang sebelumnya”

  “Ide Umji tentang mengganti lirik bagian setelah chorus ini cukup bagus”

Kelima anggota band itu sedang berkumpul di pojok ruangan seraya mendiskusikan tentang lagu ciptaan Jaejoong.
Mereka begitu fokus sampai Jaejoong tanpa sadar menolehkan pandangannya ke arah pintu dan mendapati kekasihnya sedang bersandar di sana.
Jaejoong menepuk bahu Jimin—gadis berambut pendek yang berdiri di sampingnya itu segera memberi jalan untuknya.

  “Sudah lama? Kenapa tidak masuk saja?” Ujar Jaejoong menghampiri kekasihnya.

Yunho menghela nafas.
Ia mengulurkan tangannya merapikan poni Jaejoong.

  “Kau terlihat begitu fokus, aku tidak ingin mengganggumu”

  “Oh ya?”

  “Ya, begitu seksi di mataku hingga rasanya aku—aw! Kenapa kau mencubitku, BooJae?!”

  “Karena mulutmu begitu nakal dan harus segera diberi pelajaran, hahaha, kkaja, Yoochun dan yang lainnya pasti sudah menunggu di kantin, kan?”

  “Karena itulah aku memanggilmu”

Jaejoong tersenyum manis.
Ia memberitahu teman-temannya yang masih berdiskusi dan segera menggandeng Yunho ketika mereka mengangguk.
Namja tampan itu meremas kuat jemari Jaejoong yang selalu terasa lembut di dalam genggamannya.
Ia mengecup puncak kepala Jaejoong memberitahu namja cantik itu kalau ia begitu menyayangi kekasihnya.

Lagi-lagi membuat pipi tirus itu merona malu.

  “Eh?”

Yunho terkejut saat pria cantik itu mendadak menariknya bersembunyi di balik loker siswa dan memeluk erat tubuh besarnya.
Detik berikutnya Yunho segera tersenyum dan mengusap sayang kepala namja cantik itu.

  “Saranghae” Bisik Jaejoong mendongakkan wajahnya yang merah.

  “Na do” Balas Yunho seraya mengusap tengkuk Jaejoong dan menariknya mendekat hingga membuat bibir mereka bertemu.

Jaejoong meremas seragam Yunho dengan gemetar.
Ia selalu menyukai sensasi ini.
Perasaan mendebarkan ketika mereka bermesraan diam-diam di sekolah.
Apalagi mengingat jabatan Yunho sebagai ketua OSIS yang selalu menjunjung tinggi peraturan sekolahan.
Orang yang memergoki mereka pasti jantungan melihat ketua yang selalu dibanggakan sekolah saat ini sedang nyaris memperkosanya di belakang loker.

  “Mmh—Yunnie—” Dengus Jaejoong menahan nafas.

Mata besarnya mengerjap sayu memandang Yunho yang sedikit berkeringat di hadapannya.
Wajah mereka begitu dekat hingga hidung bangir Jaejoong sesekali menabrak dagu Yunho.
Pria cantik itu semakin erat mencengkram seragam kekasihnya ketika Yunho semakin mempercepat tangannya di bagian tubuh Jaejoong yang paling bawah.

  “Yu—Yunn—nanti kotor—uh—” Keluh pria cantik itu bersandar sepenuhnya di dada bidang Yunho.

Merinding hebat ketika suara berat namja tampan itu menyapa telinganya dengan hembusan nafas yang terdengar berat.

  “Jangan khawatir, aku akan menelan semuanya”

Ponsel Jaejoong yang tersimpan di dalam saku seragamnya bergetar panjang.
Tanpa melihat pun mereka tahu kalau itu adalah Yoochun.
Godaan awal Jaejoong yang menarik Yunho ke belakang loker ternyata memakan waktu yang cukup lama hingga tanpa sadar sebentar lagi bel masuk akan kembali berdering.
Tapi Yunho tidak peduli.

Pria tampan itu segera berlutut di hadapan Jaejoong dan menarik Jaejoong agar pria cantik itu memeluknya dengan erat.
Membiarkan pria cantik itu menggigit bahunya ketika pelepasannya sampai di mulut Yunho.

Tubuh Jaejoong bergetar hebat.
Nafasnya terputus-putus dengan berat.
Ia memejamkan mata besarnya dan bertumpu sepenuhnya kepada Yunho yang masih berada di antara kakinya.

Ya Tuhan—segalanya memang selalu terasa seperti yang pertama untuknya.

  “Aku akan membelikanmu roti di kantin dan kita akan makan siang bersama sepulang sekolah nanti, kau tidak terlalu lapar, kan?” Ujar Yunho setelah ia merapikan seragam kekasihnya.

Jaejoong menggeleng.
Yunho mengecup dahinya dan segera menggandengnya keluar dari tempat persembunyian mereka.
Koridor sudah sepi karena bel masuk baru saja berdering nyaring.

  “Yunnie”

  “Ya, sayang?”

  “Kita akan selalu bersama, kan?”

  “Tentu saja, kita saling memiliki, tidak akan pernah ada perpisahan”

  “Aku mencintaimu”

  “Aku juga mencintaimu”

Dan Jaejoong terus tersenyum manis sampai sekolah berakhir.


-------


Rasanya baru kemarin Jaejoong berbahagia, pagi ini ia sudah mendapat kabar buruk.
Yoochun bilang ada anak baru di kelas mereka.
Seorang namja imut bernama Junsu.
Ia pindahan dari Jepang—dan segera akrab dengan Yunho karena Songsaenim meminta mereka duduk bersama sampai akhir minggu agar Junsu mengenal sekolah dengan baik.

Jaejoong sangat mengenal kekasihnya.
Tiga tahun mereka bersama—apa sih yang Jaejoong tidak ketahui tentang Yunho?
Tentu saja pria tampan itu cepat akrab dengan Yunho.
Junsu berasal dari Jepang, tanah kelahiran Yunho dan keluarganya.

Tapi Jaejoong tidak bisa berhenti untuk khawatir.

Karena selama mereka bersama, Yunho tidak penah sedikitpun bersikap lembut kepada seseorang yang bukan dirinya.

  “Mungkin ini dia saatnya, kepahitan dalam suatu hubungan itu sangat diperlukan agar hubungan menjadi lebih kuat” Komentar Jonghyun yang sedang duduk di kursi drum milik Chansung dan bermain-main dengan stik yang ada.

Sementara si tampan Chansung masih sibuk melahap kentang gorengnya di atas meja.
Jaejoong mendesah pendek.
Jonghyun itu selalu sok tahu dan menyebalkan.
Tidak pernah ada sesuatu yang positif yang keluar dari mulutnya kalau teman-temannya sedang bermasalah.

  “Tidak apa-apa, Jae, tidak akan ada yang berubah” Ujar Umji tersenyum manis.

Jaejoong menggeleng.

  “Jam istirahat sudah berakhir, tapi dia tidak menjemputku ke sini” Gumamnya lesu.

  “Mungkin karena dia tahu kalau kita harus banyak latihan, festival kan sebentar lagi” Ujar Jimin menyibakkan rambutnya ke belakang telinga.

  “Tidak, dia tidak pernah peduli hal-hal yang seperti itu. Sesibuk apapun, dia pasti akan menemuiku” Keluh Jaejoong bersandar pada punggung Chansung yang lebar.

Sementara si tampan Hwang itu masih sibuk mengunyah kentang gorengnya.

  “Chan, katakan sesuatu” Ujar Jaejoong menekan punggung Chansung.

  “Kutukan sihirmu telah berakhir, kini saatnya Yunho bertemu dengan penyihir baru—AWW!”

Hwang Changsung mengusap-usap kepalanya yang baru saja dipukul Jaejoong dengan keras.
Jimin dan Umji tertawa melihat kekonyolan mereka berdua.

  “Aku tidak ingin kembali ke kelas, kita di sini saja sampai sekolah berakhir, ya?” Pinta Jaejoong memohon.

Jonghyun menaikkan alisnya.

  “Latihan?”

  “Persetan dengan latihan!”

  “Okay baiklah”

Jaejoong mendengus kasar.
.
.
.
  “Junsu itu lucu sekali, dia begitu polos, Changmin sampai tidak tahan untuk mengerjainya” Ujar Yunho tertawa.

Pria cantik itu tidak bersuara.
Ia hanya diam menatap pemandangan di luar jendela mobil yang sedang Yunho lajukan saat ini.
Jaejoong mengerjapkan matanya dan merasakan pangkal hidungnya sakit karena sedih.
Ia dan Yunho tidak bertemu di sekolah saru hari ini dan sekarang di saat mereka bertemu bukannya mengatakan rindu, tapi Yunho malah bercerita dengan penuh semangat tentang si anak baru itu.

Pria itu bahkan tertawa.

Tawa yang selama ini hanya untuknya.
Jaejoong merasa tangannya ngilu, ia ingin segera sampai ke rumah dan tidur sampai besok pagi.

  “Lalu tadi Junsu bilang, pohon kelapa itu—”

  “Yunho”

  “Ya?”

  “Besok jangan jemput aku”

Yunho menaikkan alisnya.
Mobil miliknya sudah berhenti di depan pagar rumah Jaejoong.

  “Kenapa?”

Karena aku tidak ingin mendengar apapun lagi tentang si brengsek Junsu itu!

  “Appa bilang akan mengantarku”

  “Oh—oke, baiklah”

Jaejoong menghela nafas.
Ia membuka pintu mobil dan tidak menatap Yunho sedikit pun.

  “Dan jangan menjemputku besok”

Yunho menaikkan alisnya.
Besok Jaejoong akan diantar oleh Ayahnya.
Mungkin saja pria cantik itu juga akan dijemput oleh Hangeng.
Oh—ya. Yunho mengangguk mengerti.

Ia masih memperhatikan Jaejoong hingga pria cantik itu menghilang di balik pintu pagar rumahnya.
Kemudian segera melajukan mobilnya beranjak dari sana.
Sementara Jaejoong berjalan lesu memasuki teras.

Yunho bahkan tidak sadar kalau ia tidak memanggilnya dengan panggilan seperti biasa.

  Kim Fucking Junsu” Gumam Jaejoong merengut.


-------


Jaejoong jelas menghindar.
Tapi Yunho terlalu naif berpikir kalau pria cantik itu sedang memfokuskan diri untuk pertunjukan band-nya di festival sekolah nanti.
Sudah beberapa hari ini mereka tidak berangkat dan pulang sekolah bersama.
Yunho juga disibukkan oleh kegiatan OSIS dan persiapan menuju festival mengingat ia ketua OSIS-nya.

Jaejoong menghela nafas panjang.
Ia begitu buntu untuk melanjutkan lagu yang sedang ia tulis saat ini.
Namja cantik itu berjalan memasuki kantin sekolah bersama Jimin dan terkejut melihat Yunho, Yoochun, Jessica, dan Changmin sedang duduk di meja paling ujung.
Bukan, bukan itu.
Kehadiran Kim Junsu di antara merekalah yang membuat Jaejoong membeku di tempatnya.

Biasanya ia yang duduk disana bersama mereka.
Biasanya ia yang mereka ganggu.
Apakah sudah saatnya semua untuk berubah? Pikir Jaejoong sedih.
Ia segera berjalan menuju mesin jus kaleng dan membeli satu jus jeruk bersama Jimin yang masih setia mengikutinya.

  “Hai sayang”

Jaejoong berbalik—dan mendapati pipinya dikecup kilat oleh sang ketua OSIS.

Yunho menyadari sosok kekasihnya di mesin jus dan segera saja menghampiri pria cantik itu.

  “Um, hai” Balas Jaejoong kaku.

  “Ada apa denganmu? Lagunya tidak berjalan lancar?” Tanya Yunho bingung.

Jaejoong baru saja akan menyahut, tapi suaranya hilang ketika sosok imut yang belakangan ini menempeli kekasihnya muncul dari belakang punggung Yunho.

  “Halo! Kau Kim Jaejoong, kan? Akhirnya aku bisa berbicara denganmu!” Seru Junsu tersenyum ramah.

Jaejoong terdiam.
Matanya mengamati wajah Junsu yang begitu manis dengan suara seraknya yang lucu.
Ah—pantas saja kekasihnya terjerat.
Ia kalah jauh dari keimutannya Junsu.

  “Ya” Hanya itu yang bisa Jaejoong ucapkan.

Jimin yang sedari tadi memperhatikan menyenggol lengan Jaejoong.

  “Aku harus kembali berlatih, sampai bertemu nanti” Ujar Jaejoong menunduk sopan.

Junsu mengangguk, ia balas menunduk.

  “Ya, aku juga ingin segera meminta konfirmasi Yunho untuk permintaanku menjadi anggota OSIS”

Jaejoong menatap Yunho dengan cepat ketika ia mendengar kalimat Junsu.
Tapi pria tampan yang bodoh itu hanya tersenyum manis kepada kekasihnya.
Ia mencium pipi Jaejoong sekali lagi sebelum membiarkan namja cantik itu pergi dari hadapannya.

  “Yah, setidaknya dia menciummu di hadapan Junsu” Komentar Jimin setelah mereka menjauh dari kantin.

Jaejoong mengangguk.
Entahlah.
Walaupun seperti itu—tetap saja rasanya ada yang kurang.

Ia kehilangan Yunho.
Dan ia benci itu.
.
.
.
  “Ini hari yang indah! Baik sekali Songsaenim mengizinkan kita untuk bersantai di halaman belakang sekolah sementara yang lainnya belajar!” Seru Jonghyun berbaring di atas rumput.

  “Yah, mau bagaimana lagi, kita satu-satunya pengisi acara utama untuk festival nanti, Sam berharap kita bisa bekerjasama melanjutkan lagu yang belum siap hari ini” Ujar Umji ikut duduk di samping Jonghyun.

  “Bekerja sama apanya, yang belum siap itukan lagunya Jaejoong” Ujar Chansung mengacak rambut vokalis mereka.

Jaejoong mendengus.
Ia sedang tidak ingin bercanda saat ini.

  “Hei, Jae, itu kekasihmu” Ujar Jimin menunjuk ke tengah lapangan di mana panggung utama perayaan festival sekolah akan diadakan.

Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Ia memperhatikan beberapa anggota OSIS yang sedang mengkoordinir tata letak panggung dan segala hiasannya.
Mata besarnya mengerjap ketika mendapati satu anggota baru di sana.
Namja yang sedang bercanda ria dengan kekasihnya.

Oh—jadi Yunho meluluskan Junsu menjadi anggota OSIS eh?

DEG.

Jaejoong terkejut ketika tangan Jimin menutup matanya dari belakang.
Ia tercekat menyadari air matanya jatuh sejak tadi.
Anggota band yang lain tertegun melihat perbuatan gadis berambut pendek itu.
Jimin sudah lebih lama berteman dengan Jaejoong dibandingkan mereka.
Gadis itu yang paling tahu tentang hubungan Jaejoong dan Yunho walaupun pria cantik itu hampir tidak pernah bercerita kepadanya.

  “Ayo ke toilet” Ajak Jimin seraya menarik tangan Jaejoong dengan cepat.

Meninggalkan Chansung dan yang lainnya di sana.

  “Aku menggelikan sekali, Ji, mereka melihatku menangis” Gumam Jaejoong seraya berjalan menelusuri koridor sekolah.

Jimin mengangkat bahunya.

  “Kalian tidak masuk kelas?”

Jaejoong dan Jimin berhenti melangkah.
Keduanya sedikit terkejut menatap Junsu yang sedang tersenyum manis di hadapan mereka.

  “Tidak, Sam memberi kami keringanan menjelang festival” Ujar Jimin datar.

  “Oh! Aku juga mendapat izin, tapi sebagai anggota persiapan festival” Balas Junsu tersenyum manis.

Jaejoong mengerjapkan matanya.
Ia tidak suka melihat senyum itu.
Senyum manis yang memuakkan!

DUGG!

DEG!

Junsu terkejut ketika Jaejoong tiba-tiba mendorongnya ke dinding.
Pria imut itu membesarkan matanya menatap tidak percaya raut dingin Jaejoong yang berdiri di depannya saat ini.
Sementara Jimin masih berdiri di tempatnya.
Ia juga tidak menyangka kalau Jaejoong akan melakukan hal seperti itu.

  “Kau harus berhenti memasang wajah tidak berdosa dan menjauhkan diri dari kekasihku, Kim Junsu” Desis Jaejoong marah.

  “M—mwo?” Gumam Junsu bergetar.

Jaejoong menekan bahu kanan Junsu dengan telunjuknya.
Hanya satu jari, tapi itu cukup untuk membuat Junsu merasa ngilu di tulang bahunya.

  “Aku tidak suka melihatmu menempeli Yunhoku. Dia milikku. Terlalu cepat seribu tahun untukmu jika ingin merebutnya dariku, arasseo?” Bisik Jaejoong geram.

Mata Junsu terlihat basah.
Pria imut itu menggigit bibir bawahnya menahan suara ketika Jaejoong menendang tulang keringnya.
Jaejoong segera berbalik dan menarik Jimin menjauh dari sana dalam sekejap mata.
Hilang sudah niatnya membasuh muka.

  “Kurasa kau sedikit keterlaluan” Ujar Jimin pelan.

  “Dia pantas mendapatkannya” Gumam Jaejoong dingin.

Dan Jimin tidak berkomentar lagi.
.
.
.
  “Kudengar kau mengasari Junsu”

  “Oh—mengadu juga akhirnya”

Yunho mengerutkan dahinya.
Ia menarik tangan Jaejoong dan memaksa namja cantik itu masuk ke dalam mobilnya.
Kemudian ia menyusul di jok sebelah.
Pria tampan itu segera mengunci semua pintu mobil dengan cepat dan menjebak Jaejoong yang sedang menatap lurus ke depan tanpa suara.

  “Atas dasar apa kau membuatnya menangis?” Tanya Yunho dingin.

Jaejoong menaikkan alisnya.
Mendengar nada bicara Yunho yang baru untuknya.
Tiga tahun mereka bersama—tidak pernah sekalipun Yunho menyudutkannya seperti ini.

  “Karena kau membuatku menangis” Sahut Jaejoong datar.

  “Apa hubungannya?”

  “Pikir saja sendiri”

Dahi Yunho semakin mengerut mendengar jawaban tidak acuh kekasihnya.
Ia menghidupkan mesin mobil dan melajukannya dengan kencang.
Yunho tahu Jaejoong akan berteriak kepadanya jika ia melakukan hal seperti ini dan pada akhirnya mereka akan menepi, berbicara, dan berakhir dengan ciuman panas.
Tapi sepanjang perjalanan mereka Jaejoong sama sekali tidak bersuara.

Pria cantik itu bungkam dengan air mata yang membasahi pipinya.
Jemarinya mencengkram erat sabuk pengamannya hingga jarinya terasa sakit dan memerah.
Ia tidak pernah suka Yunho yang melajukan mobilnya sekencang ini.
Tapi kali ini Jaejoong tidak peduli.

Hatinya sudah lebih dulu tersakiti karena Yunho berada di pihak Junsu.

Mobil mewah itu berhenti tepat di depan pagar rumah Jaejoong yang besar.
Yunho menghembuskan nafas panjang.
Mendadak ia teringat—sudah cukup lama ia dan kekasihnya tidak pulang bersama belakangan ini.

  “Tiga tahun—dan sekarang kau tersenyum kepada orang lain” Jaejoong bersuara serak.

Yunho tercekat.
Hampir tidak pernah ia membiarkan Jaejoong bersuara seperti itu kepadanya.
Membuat dadanya terasa sesak.
Pria itu dengan cepat segera menghadap ke arah kekasihnya.
Dan bibirnya kelu mendapati wajah basah Jaejoongnya.

  “Selama ini kau tidak membiarkan aku tersenyum untuk orang lain. tapi kau memberikan tawamu untuknya” Gumam Jaejoong melepas sabuk pengamannya.

Ia mengusap wajahnya yang basah.

  “Aku takut kehilanganmu, Yunho..Apa aku salah kalau aku seperti itu? Kita saling menjaga satu sama lain..Tapi akhir-akhir ini kau sepertinya sibuk menjaga yang lain dan melupakanku”

  “Jae—”

  “Kau bahkan tidak sadar, kan? Kalau aku tidak pernah lagi memanggilmu dengan sebutan Yunnie”

Yunho terdiam.
Ia merasa begitu bodoh sekarang.

  “Ini tidak seperti yang kau pikirkan, sayang, aku membiarkan Junsu dekat denganku karena ia berasal dari Jepang dan dia terlihat seperti anak kucing di mataku” Dan Yunho merasa ia semakin bodoh karena memberikan alasan yang tidak masuk akal seperti itu kepada Jaejoong.

Cih.
Namja cantik itu tersenyum mengejek.
Ia menatap Yunho dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

  “Kucing? Kucing binal yang menurut untuk melebarkan kedua kakinya untukmu, begitu?”

  “Jae!”

  “Apa?! Kau mau membelanya lagi? Iya? Silahkan saja! Dan aku juga akan membuka kakiku untuk orang lain!”

BLAM!

Yunho memukul setirnya dengan marah mendengar ucapan lantang Jaejoong dan mendapati pria cantik itu membanting pintu mobilnya dengan kasar.
Jaejoong berlari memasuki pagar rumahnya dan menghilang dengan cepat dari mata Yunho.
Sial!
Pria tampan itu mengusap wajahnya.

Tidak pernah sekalipun ia bertengkar dengan kekasihnya dan hampir tidak pernah membuat air mata itu jatuh karenanya.

Jaejoongnya begitu berharga.
Ia selalu berusaha membuat kekasih cantiknya tersenyum bahagia.

Tapi sekarang ia bahkan membuat namja cantik itu sakit hati.

  “Baka” Lirihnya pada dirinya sendiri.


-------


Festival akan diadakan esok hari dan Yunho tahu Jaejoong tidak masuk sekolah sampai hari ini.
Pria cantik itu benar-benar menghukum Yunho dan membuatnya tersiksa.
Jaejoong tidak membalas semua pesannya dan mematikan panggilan telepon darinya.
Bahkan Heechul memintanya pergi setiap kali ia datang ke rumah kekasihnya.

Yunho pernah bertemu dengan anggota band Jaejoong di pintu pagar beberapa waktu yang lalu.
Dan hanya mereka yang diizinkan untuk masuk ke dalam.
Sepertinya mereka menjadikan rumah vokalis cantik itu sebagai tempat berlatih.

  “Yunho, persiapan festival sudah mencapai 95%. Hanya tinggal menunggu konfirmasi dari beberapa peserta lomba dan—”

  “Maaf, Junsu. Bisakah anggota lain saja yang menjelaskannya kepadaku? Aku tidak ingin melihatmu”

DEG.

Junsu terdiam.
Pria imut itu mengangguk dan segera meninggalkan ruangan Yunho.
Namja imut itu menutup pintu ruang ketua OSIS dan duduk lesu di atas sofa.

  “Lupakan saja niatmu untuk menjadikan Yunho kekasihmu”

Junsu mendongak.
Menatap Yoochun yang bersidekap kepadanya.

  “Apa maksudmu? Aku tidak—”

  “Kau pikir aku bisa dibohongi? Lucu sekali”

Pria imut itu terdiam.
Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

  “Awalnya aku memang tertipu. Tapi baru-baru ini aku mencium sesuatu yang aneh dari tingkah lakumu. Seharusnya kau sadar di mana posisimu”

  “Hentikan itu!”

  “Tapi kau cukup hebat sampai bisa membuat Yunho yang dingin itu tertawa saat bersamamu”

  “Hentikan, Park Yoochun! Aku tidak ingin dengar!”

  “Baiklah, aku akan pergi. Dan, oh—terima kasih sudah membuat temanku menangis”

Junsu terdiam.
Menatap punggung Yoochun yang sudah menghilang di balik pintu.
Pria imut itu merengut kesal.
Ia mencengkram lututnya.

Setelah ini seisi sekolah pasti akan membencinya.
Seharusnya ia tidak pindah ke tempat ini dan bertemu Yunho.
Junsu menggertakkan giginya menahan tangis.
.
.
.
  “Hampir satu sekolah tahu tentang pertengkaranmu dan Yunho” Ujar Jonghyun seraya membuka jendela ruang latihan mereka.

Jaejoong menaikkan alisnya.
Pria cantik itu duduk santai di atas meja.

  “Berhari-hari anak-anak tidak melihatmu ditambah sikap Yunho yang begitu dingin dan dua kali lipat menyebalkan dari yang biasanya tentu membuat gosip cepat beredar” Cetus Jimin seraya mengencangkan senar gitarnya.

  “Taruhan, ketua OSIS itu pasti tidak tahu kalau kau ke sekolah hari ini” Ujar Chansung tertawa.

Jaejoong hanya tersenyum tipis.
Yah—mau tidak mau ia harus ke sekolah hari ini untuk melihat kondisi panggung dan gladi terakhir sebelum penampilan mereka besok.
Seharusnya Yunho berpikir seperti itu.
Mungkin pria tampan itu sudah terlalu kesal karena kebodohannya.

  “Kita gladinya setelah sekolah berakhir saja, vokalis kita masih belum sehat total” Ujar Umji tersenyum manis.

  “Ya, karena ia terlalu bersemangat hingga berlatih sampai larut malam hampir setiap hari” Ujar Jonghyun tertawa.

  “Besok kan acara besar, ada banyak orang penting yang hadir, di antaranya beberapa pemilik agensi besar” Ucap Jaejoong kesal.

  “Astaga, suaramu itu sudah tidak perlu diragukan lagi, Kim Jaejoong. Jadi tidak ada gunanya kau berlatih keras, karena kau sudah sempurna apa adanya” Ujar Jimin memutar bola matanya.

Jaejoong tertegun.

  “Kau pasti ingin aku berkata seperti itu, kan?” Ujar gadis berambut pendek itu jahil.

Namja cantik itu menjerit malu dan menedang kaki Jimin yang duduk berhadapan dengannya.
Membuat gadis cantik itu berteriak dan membalas perbuatan Jaejoong.
Sampai Umji yang baik hati itu harus melerai keduanya.

  “Aku mau istirahat di UKS, kau membuat kepalaku pusing lagi!” Kesal Jaejoong menatap Jimin.

Gadis berambut pendek itu menjulurkan lidahnya.
Ia sudah kembali sibuk dengan gitarnya.
Sementara Chansung dan Jonghyun sudah sibuk membahas mengenai lagu yang akan mereka bawakan besok hari.

Namja cantik itu mengurut pelipisnya dan mendesah berat.
Seharusnya ia menghabiskan waktunya untuk istirahat total di atas kasur seperti saran ibunya hari ini.
Tapi gladi terakhir belum dilakukan di atas panggung, dan itu memang tidak boleh tertinggal dalam setiap kegiatan mereka sebelum tampil.

Jaejoong menekan perutnya yang berbunyi.
Sial—ia lupa sarapan tadi pagi karena bangun terlambat.

Pandangannya semakin berkunang-kunang setiap ia mengambil langkah.
Uh—ia ingin muntah.

BRUKK!

  “Maaf, aku tidak se—”

  “Boo? Kau ke sekolah?”

DEG.

Sial.
Ini suara terakhir yang ingin Jaejoong dengar sampai mereka berdua berbaikan.
Jaejoong segera mendorong Yunho dan melanjutkan langkahnya.
Tapi Yunho sudah lebih dulu menarik tangannya hingga ia berbalik dengan cepat berhadapan dengan Yunho.
Gerakan yang tiba-tiba itu semakin membuatnya mual.

Jaejoong terjatuh lemas di hadapan Yunho seraya menahan mulutnya.
Pria tampan itu berseru panik.
Ia segera menggendong Jaejoong di punggungnya dan membawa namja cantik itu ke ruang kesehatan.
Namja cantik itu segera memuntahkan cairan lambungnya di westafel yang tersedia di sana.

Yunho mengurut tengkuk namja cantik itu dengan lembut dan menatap prihatin kekasihnya.
Jaejoongnya sakit.
Dan Yunho harap itu bukan karena dirinya.

  “Sudah?” Tanya Yunho selembut mungkin.

Jaejoong mengangguk.
Ia mengusap mulutnya dengan tissue yang tersedia dan berjalan dengan bantuan Yunho menuju ranjang.
Pria tampan itu membantunya berbaring dan duduk di sampingnya.
Mengusap lembut dahi Jaejoong yang terasa panas.

  “Maafkan aku, aku tidak menjagamu dengan benar” Bisik Yunho merasa bersalah.

Jaejoong tersenyum tipis.
Ia menyingkirkan tangan Yunho di kepalanya.

  “Ya, tidak masalah. Karena ada yang lebih penting untuk kau jaga” Gumamnya.

  “Aku minta maaf, Jae, please jangan membahas hal ini lagi. Aku sudah menjaga jarak darinya” Balas Yunho menggenggam tangan Jaejoong.

Pria cantik itu tidak menyahut.
Bahkan Yunho ragu kalau Jaejoong mendengar ucapannya.
Karena mata bulat itu sudah terpejam dengan nafas yang teratur.
Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia menunduk, mencuri kecupan dalam di bibir ranum yang sudah lama tidak ia rasakan.

Kemudian ia bersandar pada sandaran kursi dan menunggui Jaejoong sampai setengah jam kemudian Changmin mendatanginya dan menyuruhnya untuk kembali ke ruang OSIS.


-------


Jaejoong terlihat tampan dan cantik di saat yang bersamaan hari ini.
Shit. Kapan sih pria itu tidak pernah terlihat keren?
Seluruh anggota band mengenakan pakaian berwarna hitam dengan rompi kotak-kotak berwarna biru langit untuk penampilan hari ini.
Jimin dan Umji memakai rok pendek dan menutupi kaki mereka dengan sepatu boot hitam bertali biru.

Kemeja dan rompinya Chansung hanya sampai bahu.
Dan itu sukses membuat fansnya menjerit-jerit melihat ototnya yang luar biasa.
Sementara Jonghyun memodifikasi pakaiannya menjadi pendek sebelah untuk kemejanya, dan Jaejoong berakhir dengan pakaian tanpa modifikasi dengan tambahan topi kotak-kotak berwarna biru langit yang ditempeli berbagai pin di ujungnya.

  “Kau mau ke mana, Jae? Setelah ini penampilan kita!” Seru Umji yang mendapati Jaejoong sedang menerobos kerumunan gadis-gadis yang mengidolakan mereka.

  “Menemui Ummaku!” Balas Jaejoong berteriak.

Umji mengangguk dan Jaejoong segera berlari keluar ruangan.
Ia menghela nafas panjang.
Well, sebenarnya bukan Heechul yang ia cari.
Untuk apa ia menemui yeoja yang setiap hari ditemuinya itu?

Jaejoong mencari Yunho, tentu saja.

Walaupun ia masih enggan berbicara dengan pria itu—tapi tetap saja ini seolah sudah menjadi kebiasaannya.
Ia tidak akan bisa berhenti gugup kalau belum mendengar ucapan penyemangat dari namja tampan itu.
Yunho selalu menjadi tiang penyangganya di saat ia butuh.

  “Kau lihat Yunho?” Tanya Jaejoong menghentikan salah seorang siswa.

Namja berkacamata itu mengangguk.
Ia berbalik dan menunjuk koridor jalan pintas menuju panggung.
Jaejoong tersenyum dan segera mempercepat langkah kakinya.
Ia baru saja akan berbelok dan refleks dalam sekejap kakinya berputar balik dan bersembunyi di balik dinding.

DEG DEG DEG.

Jantungnya berdebar kencang.
Sial.
Itu Yunho dan Junsu.
Apa lagi ini? Kesal Jaejoong dalam hatinya.

Ia pikir Yunho sudah belajar dari pertengkaran mereka.
Tapi ternyata—

  “Aku tidak ingin kau membenciku”

Itu suara Junsu.
Jaejoong mengepalkan tangannya.

  “Aku tidak membencimu, hanya saja—”

  “Kalau begitu jangan jauhi aku! Aku minta maaf untuk yang kemarin! Tapi kumohon, jangan buang aku”

Jaejoong merasakan kakinya seolah membeku di tempat.
Ia tidak sanggup bergerak.
Tapi ia juga tidak ingin mendengar percakapan memuakkan ini lagi.
Pria cantik itu memaksakan dirinya untuk bergerak dan keluar dari tempat persembunyiannya.
Tapi apa yang ia lihat sungguh membuatnya menyesal setengah mati.

Junsu sedang memeluk Yunhonya.

Dan sialnya pria itu hanya diam dan terkejut mendapati Jaejoong tepat di hadapannya.

Yunho segera mendorong Junsu dan mengejar Jaejoong yang sudah berlari menjauhi mereka.
Ia melihat Jaejoong menuju panggung dan menyelinap ke pintu masuk khusus untuk pengisi acara.

  “Maaf, dilarang masuk selain pengisi acara” Ujar Jessica menahan Yunho.

  “Aku harus masuk ke sana!” Seru Yunho marah.

  “Wewenangmu sudah berakhir kemarin, hari ini aku yang berkuasa karena aku ketua panitia untuk festival sekolah. Dan aku memerintahkanmu untuk menjauh dari sini”

  “Aku akan mencekikmu setelah acara ini berakhir!”

  “Coba saja kalau kau bisa”

Yunho mendorong Jessica yang mencebil kesal kepadanya.
Pria tampan itu menjauhi belakang panggung dengan marah.
Sial!
Kapan ia bisa berbaikan dengan kekasihnya eoh?!
Kim Junsu sialan! Jessica sialan! Berangnya dalam hati.

  “Ketua, kepala sekolah mencarimu, kau harus duduk di kursimu sampai acara berakhir” Tegur salah satu anggota panitia festival.

Yunho mendengus.
Ia segera mengikuti bocah kesal satu itu dan segera duduk di kursinya yang berada di barisan pertama, tepat dua kursi berselang dari sang kepala sekolah.
Pria itu menyapa orang-orang penting yang sudah hadir dan kembali duduk sopan di tempatnya.

  “Terima kasih sudah menunggu! Now its time to make some noise! Karena band utama dari sekolah kita akan menghibur kita sekarang!”

Yunho hampir berdiri dari duduknya ketika pembawa acara berteriak dengan lantang.
Para fans dari band sekolah tersebut berteriak heboh terutama ketika panggung berputar dan menampilkan para personil band di sana.
Yunho menahan nafas.
Menatap Jaejoong yang baru ia sadari sangat mempesona hari ini.

Namja cantik itu berdiri memegang stand mike-nya.
Memandang ratusan orang yang hadir dan menelan salivanya.
Yunho ingat.
Ia belum memberi ucapan semangat untuk Jaejoong kali ini.

Namja cantik itu memejamkan matanya dan menarik nafas panjang.
Dan ketika suara intro gitar dari Jimin terdengar, Jaejoong segera membuka matanya dan melompat di atas panggung bersama dengan Umji, Jimin, dan Jonghyun.
Suara teriakan para fans terdengar semakin heboh.

Dan lagu Good Morning Night pun mengalun dengan lantang.
.
.
.
Yunho tersenyum bangga melihat kekasihnya yang baru saja menyelesaikan lagunya.
Jaejoong terlihat berkeringat dengan rona merah yang segar di pipinya.
Penampilan pria cantik itu tidak pernah mengecewakannya.
Ia sampai bertepuk tangan sambil berdiri ketika lagu selesai.

Dan saat itulah tatapan mata mereka bertemu.

Yunho menahan nafasnya mendapati kekasihnya menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Intro musik berikutnya pun segera terdengar.
Dan Jaejoong mencengkram stand mike-nya dengan erat.

  “Lagu ini ditulis saat perasaan seseorang sedang penuh dengan rasa bahagia, cinta, dan kasih sayang, sehingga rasanya semua yang ia rasakan masih belum cukup hingga ia menginginkan lebih, lebih, dan lebih. Tapi entah mengapa semuanya berbeda sekarang..”

DEG.

Yunho tersentak mendengar suara serak Jaejoong yang bergema.
Ia mengepalkan tangannya.
Dadanya sesak.
Mata Jaejoong telah memberitahu segalanya.

Bahwa lagu ini adalah lagu yang ditulis Jaejoong untuknya.

Pria cantik itu menyeka keringat di dahinya.
Kemudian ia tersenyum kepada para fansnya.

  LOVE YOU MORE!” Teriak Jaejoong lantang.

Suara teriakan dari kehebohan para fans pun kembali mengisi keramaian festival.
Yunho merasa telinganya berdenging.
Ia masih berdiri di tempatnya.
Memandang Jaejoong di atas sana.

Dan setiap kali mata mereka bertemu—Yunho merasa sangat bersalah.

Ia banyak menyakiti Jaejoong belakangan ini.

Chansung memukul drum dengan tempo lambat.
Jimin maju ke depan dan memetik gitarnya dengan lincah.
Dan saat itulah Jaejoong tidak berhenti menatap mata musang Yunho.

  You can do anything in front of me, you can say anything, my heart is endless, that’s how big it is..Tell me what you want, it can be anything, my lyrics are you, I will sing of you—

Yunho bangkit.
Dan menghilang dari pandangan Jaejoong.
Menyisakan kegetiran di hati namja cantik itu.
.
.
.
  “KHAMSAHAMNIDAA!”

Seluruh anggota band melambaikan tangan kepada para penonton.
Panggung berputar dan kembali ke belakang panggung.
Chansung dan yang lain segera menuruni tangga dan menyapa adik kelas mereka yang akan mengisi acara selanjutnya.
Kim Jaejoong mengikuti langkah Umji yang ada di depannya, namun tenggorokannya tercekat ketika ia melihat Yunho sudah menunggunya di depan tangga.

  “Ah!”

Namja cantik itu berseru kaget saat Yunho menarik tangannya dengan kuat dan membawanya masuk ke dalam ruang kecil untuk peserta mengganti pakaiannya.
Jaejoong bersandar di dinding setelah Yunho mengunci pintu kayu bilik tersebut.
Mata musang Yunho memperhatikan wajah Jaejoong yang berkeringat dan nafasnya yang berat.
Tapi itu tidak menghentikannya untuk mengurung Jaejoong di antara tubuhnya.

  “Apa yang kau lihat tadi hanya kesalahpahaman” Ujar Yunho tegas.

Jaejoong diam.
Mata besarnya menantang tatapan Yunho.

  “Apa yang terjadi selama beberapa hari ini murni kesalahanku. Aku minta maaf, aku berjanji hal seperti ini tidak akan terulang lagi sampai kapan pun”

Yunho mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.
Mereka masih berada dalam posisi yang sama.
Hanya saja kali ini Yunho menyentuhkan dahinya dengan dahi Jaejoong yang sedikit basah.
Pria tampan itu mencengkram bahu Jaejoong.

Ia berbisik frustasi.

  “Aku mencintaimu, BooJae, selalu dan selamanya, jangan pernah meragukanku”

Dahi Jaejoong mengerut dengan air matanya yang menetes jatuh.
Ia mendengus kasar kepada Yunho.

  Please katakan sesuatu, jangan mendiamiku seperti ini..Demi Tuhan—aku merindukanmu, sayang” Bisik Yunho lagi.

  “Aku tidak mau berhubungan denganmu lagi” Balas Jaejoong bergetar.

Yunho terkejut.
Ia segera menggeleng dan menangkup wajah cantik kekasihnya.

  “Andwae, kau tidak bisa melakukan itu, tidak boleh, sampai kapan pun kita akan selalu bersama”

  “Aku tidak mau lagi merasakan sakit karenamu..Melihatmu yang membela orang lain dan menyalahkanku seperti waktu itu, aku tidak mau Yunho yah..Hiks..”

  “Maafkan aku, aku salah, aku bersalah padamu..”

  “Aku membencimu!”

  “Tidak, kau mencintaiku, kau mencintaiku sama seperti aku yang mencintaimu”

Tangis Jaejoong tumpah.
Ia memukul Yunho dengan kesal.
Ia benci melihat pria kesayangannya terlihat lemah seperti ini.
Yunhonya selalu tegas dan kuat.

  “Setubuhi aku, Yunho..” Isaknya lirih.

  “Jae—”

  “Jangan sakiti aku lagi..Aku tidak mau seperti ini lagi..Hiks..”

  “Aku berjanji, sayang..Berhentilah menangis, aku mencintaimu”

  “Perkosa aku, Yunnie, lakukan seperti dulu—seperti seolah-olah hanya aku yang satu-satunya..”

  “Kau memang yang satu-satunya, Joongie, tidak pernah tergantikan..”

Yunho menghimpit Jaejoong hingga tidak ada lagi celah di antara mereka.
Ia menaikkan satu kaki Jaejoong melingkar di pinggangnya, membuat namja cantik itu refleks memeluk dirinya.
Yunho mencium bibir Jaejoong dengan penuh rindu.
Kemudian ia mengalihkan kecupannya ke leher Jaejoong yang berkeringat dan menggigitnya kuat hingga namja cantik itu menahan pekikannya.

Jaejoong mengerjapkan matanya yang sudah berhenti meneteskan air mata.
Ia mendongak dan mendengar jelas suara-suara langkah kaki dan orang-orang yang berbicara di luar bilik.
Mereka masih di belakang panggung, tentu saja.

Dan Jaejoong berjengit ketika bibir Yunho menempel di telinganya dan berbisik berat di sana.

  “Aku akan memperkosamu sekarang, sayang, tahan suaramu..”

DEG.

Jaejoong mencengkram punggung Yunho.
Persetan dengan orang-orang yang berlalu-lalang di luar bilik.
Persetan dengan Kim Junsu.

Karena ini waktunya ia dan Yunho saling mencintai dengan lebih.

Your love is my morning, its starts my day
Wake me up, you wake me up

I wanna love you more, love you more

I only want to give to you until the end
I wanna love you more, love you more
And love you more

END.

-Kim Jaejoong, Love You More-

Pfffttt! Wtf is that perkosa aku! Pervert meeee! Hahahaha
This is the first lemon after all of this timee hahahaha omg i should kill my self raarrrhhh!

Yah dan ini juga ff pertama yang ada junsu setelah patah hatiku selama ini huhuhu but i still cant move on from my hurted heart so junsu jadi jahat di sini >_<

DAN INI JUGA THE FIRST YUNJAENYA SALING SAYANG! Aku baru sadar sejauh ini aku selalu bikin ff sad yang gaada adegan lovey doveynya huhuhu I miss it so muchhh dan jejengggg this is it, nikmat banget bikinnya, omg im soo sooo enjoyed it!

Otte?
Joahe ania?

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

13 komentar:

  1. Neomuu joaaa,,trimakasih bwt smua ff nya shella-ssi. Dtunggu ff ff lainya

    BalasHapus
  2. Neomuu joaaa,,trimakasih bwt smua ff nya shella-ssi. Dtunggu ff ff lainya

    BalasHapus
  3. keren banget sumpah
    maaf baru komen setelah baca berkali2 diblog ini

    BalasHapus
  4. Yeah butuh konflik utk semakin mempererat hubungan, hasilnya erat banget itu mah hahaha dasar pasangan pevert

    BalasHapus
  5. Sukaaaaaaaaaaaaaa. Suka deh

    BalasHapus
  6. Seperti biasa, ffnya lembut rasanya ��

    BalasHapus
  7. Kak shella ff mu daebak, greget bacanya

    BalasHapus
  8. Shella andwae~~ aku msh brhrp sampai akhir ini cm kesalahpahaman tp di curhatnya shella kl junsu jd jahat dan emg bnr naksir yunho aku lgsg bengong my angel junjun di sini perannya jd jahat?!? hueeee nyesek bgt yah, aku tuh paling ga tega kl junsu di ff jd jahat apalg naksir yunho dan di benci Jae hueeee wlw junsu udh pny hanni ttp ya doain nya cpt putus hehe mau nya junjun sm uchun z.yah tp ini ff shella apalg shella nya lg patah hati hehe yo wis thx udh bikin ff yunjae dgn sedikit lemon awww keren deh

    BalasHapus
  9. Suka sih tapi konfliknya masih kurang greget. Apa karna saingan jj junsu ya? Jadi aku gak rela mereka musuhan. Tapi untuk orang yang sedang patah hati, junsu tidaklah terlalu jahat. Shella masih gak tega ya bikin junsu lebih dari ini? Jj kok mesum gak tau tempat sih?!

    BalasHapus
  10. KAK SHELLAAA GILAAAAAAAA XD
    ANDWAEEEEE CINTA BERAT AMA INI FF XD
    ngga tau kenapa lemonnya dapet banget dan bikin kejang-kejang saat bacanya xD
    Sukaa banget sama setiap perkataan Jaejoong, "perkosa aku, Yunnie"
    Gilaaaa bikin melting nyooossss hahahaha #komenapainih
    Haduuhh speechless, ngga tau mau komen apa lagi, the best bangetlaaahhh xD

    BalasHapus
  11. Duh shell.. itu kata2 JJ di mobil stelah Yunho ngebut tuh ngena bgt y.
    suka bgt ama ff ini krn 22nya 'normal' ky pasangn lainnya yg cemburu, marahan, baikan.
    cuma koq ada kata perkosa?? Itu kata merusak moment weh menurutku

    BalasHapus