Tittle:
SKOOL LUV AFFAIR
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-funny-friendship
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Sial. Ini cinta!”
.
.
.
Kim
Jaejoong bukan anak orang kaya.
Dia
juga bukan si culun yang biasanya dikerjai.
Pemuda
cantik itu hanya seorang siswa biasa yang mendapatkan beasiswa di sekolah elit
sekorea selatan ini.
Biasanya
Jaejoong menyembunyikan dirinya dari kehebohan sekolah ketika ada fesival atau
perlombaan.
Jaejoong
hanya ingin hidup tenang.
Sungguh.
Makanya
ketika Shim Changmin—si jenius kaya itu—ribut memintanya membawa bekal dua
kotak untuknya ia pasrah saja.
Jaejoong
tidak pernah makan di kantin sekolah karena mahal sekali.
Kasihan
uangnya kalau ia jajan ramyun yang hanya seribu won di supermarket dekat rumah.
Karena
Jaejoong selalu makan bekal di halaman belakang sekolah, Shim Changmin
penasaran.
Pria
berwajah kekanakan itu tidak sengaja menemukan Jaejoong yang sedang menyendiri
di balik pohon akasia sekolah dan segera saja merampok bekal namja cantik itu.
Dan
ternyata aksi perampokan itu telah mengikatnya menjadi sahabat terdekat dari
pemuda super miskin yang cantik ini.
Tapi
walaupun cantik Changmin tidak tertarik kok.
Dia
kan sudah bertunangan dengan Cho Kyuhyun.
Si
cerewet dari kelas sebelah.
Pria
berkulit pucat yang hampir saja membakar ruang kepala sekolah ketika ia tidak
ditempatkan di kelas yang sama dengan Changmin.
Duh,
cintanya.
Tapi
Changmin segera menjelaskan kepada Kyuhyun kalau mereka berpisah kelas itu
lebih gampang untuk mereka bersaing kepintaran.
Dasar
pasangan aneh. Itu yang Jaejoong pikirkan ketika ia mendengar cerita lengkapnya
dari bibir Changmin yang selalu kering.
“Hyung, sudah bikin tugas belum?”
Lupa,
Changmin itu masih 15 tahun.
Dia
akselerasi ke kelas 3 kompakan dengan Kyuhyun.
Jodoh
memang nggak kemana.
“Sudah, kau pasti mau mencontek” Komentar
Jaejoong pedas.
Changmin
menyengir.
Ia
mengambil buku Jaejoong dan segera membukanya sementara pemuda cantik itu
menidurkan kepalanya di atas meja.
Ia
ngantuk sekali, semalam untuk yang pertama kalinya supermarket tempatnya
bekerja buka 24 jam.
“Duh, Hyung, banyak salahnya daripada yang
benar” Keluh Changmin mengerutkan dahinya.
“Sudah salin saja, jangan lupa perbaiki
punyaku” Balas Jaejoong malas.
Changmin
mendengus.
“Ini sih bukan mencontek lagi namanya, tapi
perbudakan!”
“Itu kau tahu”
“Dasar nenek sihir!”
“Nenek sihir yang selalu kau rampok telur
gulungnya”
“Iya, telur gulung buatanmu kesukaanku sih,
coba saja Kyu pandai masak”
“Korea bakal gempa bumi”
Changmin
tertawa.
“Hyung, tadi pagi di koridor aku dengar teman
sebangkumu akan masuk sekolah lagi setelah di skors dua minggu” Ujar pria
berwajah kekanakan itu.
Jaejoong
membuka matanya yang terpejam.
Ia
mengerutkan dahinya.
“Hah? Kenapa cepat sekali? Aku masih betah
sendirian”
“Yah! Jaga mulutmu! Kalau sampai dia dengar
kau tidak akan punya mulut lagi!”
“Apa dia memang sebengal itu? Mengerikan
sekali sekolah elit ini sampai bisa memiliki murid seperti dirinya”
“Dia yang paling kaya di antara kita semua,
mana mungkin sekolah menendangnya”
“Tapi kan tetap saja dia hanya anak nakal
yang hobi berkelahi dan melawan guru”
“Dan menyiksa siapa saja yang mengganggunya
tentu saja”
“Kalau begitu aku harus pakai mantel ajaibnya
Harry Potter, iya kan? Atau jurus ninjanya Naruto”
“Kepalamu terbentur tiang listrik sebelum ke
sekolah ya?”
“Sepertinya”
Changmin
memutar bola matanya.
“Yang jelas kau harus jauh-jauh dari anak
nakal itu, kalau kau tidak bisa menghilangkan dirimu di matanya, pilihan
terbaiknya adalah pindah sekolah”
“Aku pindah besok”
“YAH! Lalu bekalku bagaimana eoh?!”
Jaejoong
mendengus.
Ia
kembali menenggelamkan wajahnya di balik lengan yang bertumpu pada meja.
Changmin
memukul kepala Jaejoong dengan buku tugas namja cantik itu.
Tapi
tetap saja ia membawanya ke mejanya yang ada di baris depan dan memperbaiki
tugas milik Jaejoong.
Bel
masuk berbunyi nyaring.
Hari
ini ada rapat guru di jam pertama, jadi tidak masalah kalau Jaejoong tetap
melanjutkan tidurnya.
Seisi
kelas terkejut setengah mati ketika pintu kelas mendadak terbuka dan
menampakkan sesosok pemuda super tampan dari sana.
Laki-laki
berwajah kecil dengan sepasang mata musang yang tajam.
Mata
yang selalu berhasil menyingkirkan pengganggunya hanya dalam sekali lirik.
Pria
dengan plester luka di dahinya itu menaikkan alisnya ketika ia mendapati
seseorang sedang tidur di samping kursinya.
Namja
tampan itu berdecih.
Ia
menendang kursinya hingga pemuda yang masih menyembunyikan wajahnya itu
tersentak.
“Yah! Micheosseo?!” Pekik Jaejoong refleks
terbangun dan berteriak marah kepada siapapun yang mengusik tidurnya.
Mata
bulatnya tampak merah karena ngantuk.
Menatap
tajam wajah dingin pemuda tampan yang ada di hadapannya.
Satu
kelas termasuk Shim Changmin menelan saliva mereka.
Berdoa
dalam hati semoga Jaejoong tidak tewas hari ini juga.
Besok
hari bunga sedunia, akan susah mencari bunga bakung untuk meja namja cantik
itu.
“Pindah dari sini, aku biasa duduk sendiri”
Ujar namja tampan itu dingin.
Yah,
Jaejoong sebenarnya duduk di depan juga seperti Changmin.
Tapi
karena teman sebangkunya mendadak pindah ke luar negeri, wali kelas menyuruhnya
duduk di samping kursi Yunho agar ia tidak sendirian.
“Kau saja yang pindah, aku juga terbiasa
duduk sendiri di sini. Siapa suruh kau skorsing sampai dua minggu hah?” Balas
Jaejoong kesal.
Eoh?
Namja
tampan itu menaikkan alisnya.
Mengamati
raut wajah Jaejoong yang sama sekali tidak ada takutnya.
Cih,
badung apanya, dia cuma anak manja yang haus kasih sayang, maki Jaejoong dalam
hatinya.
Sepertinya
pria cantik itu masih tidak sadar dari kantuknya.
Kalau
tidak ia pasti sudah ambil langkah seribu dari sini.
“Jae Hyung! Pindah saja ke sampingku! Nanti
aku kasih tau Minho Sam deh supaya Chansung yang pindah ke tempatmu!” Teriak
Changmin dari kursinya.
Aish,
bocah itu.
Mengorbankan
Chansung yang penakut.
Dasar
tidak setia.
“Tidak mau, Tuan Muda Jung ini saja yang
pindah” Ketus Jaejoong kembali duduk di kursinya dan menenggelamkan wajahnya di
balik lengan.
Yunho
berdecih.
Ia
menendang kursi itu sekali lagi hingga Jaejoong hampir saja jatuh.
Untung
ia refleks mencengkram meja.
Pria
cantik itu melotot.
Wajahnya
sungguh merah.
“Sekali lagi kau melakukannya akan kubuat kau
menyesal, Jung Yunho!” Teriak Jaejoong lantang.
Changmin
sudah berdoa agar masih bisa memakan bekal Jaejoong nanti siang.
“Menyesal? Memangnya apa yang bisa kau
lakukan hingga aku menyesal eoh, kitty?”
“Penasaran huh? Kenapa tidak kau cari tahu
saja sendiri? Siapa tahu dengan begitu otakmu yang tumpul bisa menjadi tajam”
Yunho
menaikkan alisnya.
Pemuda
cantik di hadapannya ini tidak ada takutnya sama sekali.
Padahal
kalau dilihat dari segi fisik Jaejoong sudah pasti harus dioperasi kalau Yunho
menendangnya sekali.
Tapi
ternyata kepalanya sekeras baja.
Hmf.
Yunho
tersenyum tipis.
Menarik.
Pikirnya.
Pria
tampan itu mendudukkan dirinya di samping Jaejoong dan menaikkan kakinya ke
atas meja.
Membuat
Jaejoong mendengus kasar dan kembali duduk untuk yang kesekian kalinya dan
segera membuat dirinya tertidur lagi.
Hanya
saja kali ini wajahnya ia palingkan ke arah yang berlawanan dengan kursi Yunho.
Ck.
Terserah
pemuda bengal itu mau berbuat apa, yang terpenting saat ini adalah kebutuhan
tidurnya sebelum Choi Minho si galak itu masuk lagi ke kelas.
.
.
.
Bel
istirahat berdering nyaring, membuat seisi kelas XII-3 itu tersenyum cerah.
Anak-anak
kaya itu segera melesat menuju kantin super mahal milik sekolah mereka.
Termasuk
Changmin yang sudah menjemput Kyuhyun di kelas sebelah.
Hanya
Jaejoong dan Yunho yang masih tinggal di dalam kelas.
Sebenarnya
Jaejoong mau keluar juga dan makan bekal seperti biasa.
Tapi
pria tampan sialan ini masih menaruh kakinya di atas meja hingga ia tidak bisa
keluar.
“Minggir, Jung Yunho” Ujar Jaejoong datar.
Yunho
tidak menoleh.
Ia
masih sibuk memainkan ponselnya.
Membuat
Jaejoong mendesah kesal.
Lihat,
pria bengal yang tidak mengancingkan kemeja seragamnya hingga memperlihatkan
kaus hitam bergambar miliknya itu sungguh menyebalkan.
Siswa
macam apa dia?
“Tidak mau, kalau kau tidak suka cari saja
cara lain agar bisa keluar” Balas Yunho tidak acuh.
Aish.
Jaejoong
mendesah kesal sekali lagi.
Ia
menaiki kursinya dan melompat ke atas meja dan segera melangkahi kaki Yunho
yang masih berada di atas meja.
Membuat
pria bengal di dekatnya itu membulatkan mata musangnya kaget.
Apa
ia baru saja melihat Kim Jaejoong melangkahi kaki dan mejanya?
Omo!
“Apa yang kau lakukan?!” Teriak Yunho marah.
Tidak
ada yang pernah berani seketerlaluan itu kepadanya.
Biasanya
semua orang takut.
Biasanya
semua orang berusaha menghindar darinya.
Tapi
Jaejoong berbeda.
Pria
cantik itu malah dengan santainya melompat ke atas lantai dan menjulurkan
lidahnya kepada Yunho.
“Tapi kau bilang cari cara lain? Kepala
pintarku baru saja memberitahu cara yang paling efektif selain meminta dengan
sopan kepadamu!”
Yunho
berdiri dari duduknya.
Tapi
Jaejoong sudah lebih dulu berlari keluar kelas.
Meninggalkan
Yunho berdecak kesal.
Sial.
Ia
tidak pernah dipermalukan seperti ini!
.
.
.
“APA?! KAU MELANGKAHI JUNG YUNHO?! KAU SUDAH
BOSAN HIDUP YA?!” Teriak Changmin kaget.
Ia,
Jaejoong dan Kyuhyun sedang makan siang di balik pohon akasia kesukaan Jaejoong
saat ini.
Namja
berkulit pucat itu menatap kagum Jaejoong yang memakan bekalnya dengan santai.
Changmin
sudah meminum jus kalengnya.
“Apa sih yang harus ditakutkan dari anak
manja seperti itu?” Keluh Jaejoong menutup kotak bekalnya setelah ia
menghabiskan telur gulungnya yang terakhir.
Sebenarnya
ia buat banyak telur, tapi pasangan evil di depannya ini sudah merampok
sebagiannya.
Padahal
Jaejoong sudah membuatkan mereka berdua bekal dengan isi yang sama.
Tentu
saja tidak gratis, jangan lupa, Jaejoong itu kan super miskin.
Changmin
dan Kyuhyun membayar uang belanja untuk bekal mereka setiap hari ketika sekolah
usai.
“Anak manja itu akan membuatmu kehilangan
nyawamu!” Protes Changmin keras.
Jaejoong
mendengus.
“Matipun tidak masalah, aku tidak takut.
Siapa sih yang akan kehilangan?” Balas Jaejoong tidak acuh.
Changmin
dan Kyuhyun terdiam seketika.
Pasangan
binal itu saling melirik satu sama lain dan berdehem sebelum meminum jus kaleng
mereka.
Jaejoong
yang mengintip keduanya dari balik jus kalengnya tersenyum tipis.
“Aku selesai, aku ke kelas duluan, masih
ingin tidur. Kalian kalau mau di sini ya tinggal saja, asal jangan sampai
berbuat mesum” Ujar Jaejoong seraya bangkit dari duduknya dan membawa kotak
bekalnya yang tertutup rapi.
“Kau akan menamai anak kami besok, Hyung”
Balas Kyuhyun terkikik geli.
Jaejoong
tersenyum tipis namun ia tetap memutarkan bola matanya jengah.
Kemudian
membawa langkah kakinya menjauh dari halaman belakang sekolah menuju ruang
kelasnya.
“Mi-Mianhae! Kumohon lepaskan aku!”
Eoh?
Jaejoong
menoleh, menaikkan alisnya menatap sekelompok pemuda yang sedang mengeroyoki
satu siswa yang Jaejoong tebak adalah murid beasiswa yang super culun.
Untung
saja ia pandai tidak berpenampilan seperti itu.
Kalau
tidak dalam sekejap ia akan menjadi korban tetap dari kelompok badung itu.
“Yah! Kitty!
Pasti kau sedang mencari cara untuk membebaskan anak ini, iya kan?” Tegur
Jung Yunho ketika ia menyadari teman sebangkunya sedang memergoki perbuatannya
dan teman-teman nakalnya.
“Untuk apa? Aku tidak kenal anak itu” Sahut Jarjoong menaikkan alisnya.
“Wah, kau kejam sekali” Komentar Choi
Siwon—salah satu dari kumpulan anak nakal itu—.
Jaejoong
tersenyum tipis.
“Kasihan anak itu, untuk makan hari ini saja
mungkin ia susah, orang tuanya pasti menaruh harapan besar padanya agar ia
lulus dengan baik di sekolah ini, tapi kalian yang kaya dan lebih pintar malah
mengerjai anak seperti itu, sebenarnya siapa yang kejam eoh? Main keroyok lagi,
tidak bisa ya satu lawan satu saja?” Ujarnya menghela nafas.
Dahi
Yunho berkedut.
Kentara
sekali wajahnya memerah karena marah dan malu.
Sial!
Pemuda kurus ini sudah berani menghinanya!
Siwon,
Jonghyun, Jiyong dan Donghae refleks mundur selangkah dari anak itu ketika
Jaejoong selesai mengeluarkan pendapatnya.
Laki-laki
cantik itu mengangkat bahunya dan kembali meneruskan langkahnya.
“Akan kupatahkan lehernya!” Desis Yunho
kesal.
Ia
sudah menendang loker siswa hingga lemari besi itu rusak.
“Sudahlah, ayo kita cari makan saja, aku
lapar” Ujar Siwon berusaha menyelamatkan Jaejoong.
Ia
sudah menarik bahu Yunho yang terus memaki Kim Jaejoong.
Siwon
melirik ke belakang diam-diam.
Menatap
koridor yang kosong, Jaejoong sudah tidak terlihat lagi.
Aduh,
bagaimana ya?
Sepertinya
ia suka dengan pria pemberani itu.
Baru
kali ini ada orang yang berani melawan si tempramen Jung Yunho dan masih
selamat.
Besok
kirim surat cinta ah, pikir Siwon tersenyum lebar.
.
.
.
Jaejoong
tidak masuk kelas sampai jam pelajaran berakhir.
Tidak
peduli kalau Choi Minho yang galak itu akan memarahinya habis-habisan besok.
Keselamatannya
lebih penting dari itu semua.
Sial.
Kenapa ia bisa seember itu sampai melawan Jung Yunho sejauh itu eoh?
Kalau
saja Siwon tidak mengalihkan perhatian ketua anak nakal itu ia pasti sudah
masuk rumah sakit sekarang.
Iya
kalau selamat, kalau koma?
Jaejoong
memukul kepalanya.
Aish!
Ia
sudah berjanji pada ibunya agar belajar dengan baik di sekolah dan tidak
mencari masalah dengan siapapun.
Beasiswa
ini suatu kesempatan emas untuk bisa memperbaiki masa depannya.
Ia
akan menjadi dokter yang hebat dan kaya dalam sekejap sehingga tidak perlu
bekerja tiga kali sehari untuk bisa makan.
“Sepertinya sudah aman” Gumam Jaejoong lirih.
Ia
keluar dari pintu atap sekolah dan memasuki lift
untuk turun ke lantai tiga di mana kelasnya berada.
Ia
sudah memantau semua siswa yang pulang ke rumah masing-masing.
Sekolah
sudah sepi.
Semoga
saja Jung Yunho itu juga sudah pu—
“Akhirnya kau kembali juga”
FAK!
Jaejoong
menggigit lidahnya.
Ia
meringis di depan pintu kelas.
Yunho
menyeringai kepadanya dan melemparkan tas pemuda cantik itu di kaki pemiliknya.
Membuat
Jaejoong refleks menunduk dan mengambil tasnya.
“Apa melarikan diri dariku selama empat jam
cukup untuk meredakan ketakutanmu, eh?” Ujar Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong
mengerutkan dahinya.
Ia
benar-benar tidak punya nyali.
Sekolah
sudah sepi.
Tidak
akan ada yang menolongnya jika Yunho sampai mencelakainya di sini.
Aduh.
Jaejoong
ingin pipis.
“Dengar ya, Kim Jaejoong, kau ini sungguh
berotak udang! Kau pikir aku tidak tahu kalau kau juga murid beasiswa seperti
anak tadi itu eoh? Sudah miskin sok berani pula! Apa kau sangat ingin
kupatahkan kakimu hah?” Ujar Yunho seraya menoyor dahi Jaejoong keras.
Pria
cantik itu menahan nafasnya.
Berusaha
keras untuk tidak menyahuti Yunho.
Ingat
Jaejoong, sekolah sudah sepi.
Tidak
akan ada yang datang untuk menolong.
“Orang tuamu pasti sama bodohnya sepertimu!
Memasukkan anak mereka ke sekolah elit seperti ini! Ibumu tidak sadar ya kalau
tempat ini bukan untuk orang miskin sepertimu? Ah, mana mungkin ia sadar,
wanita itu pasti terlalu sibuk menjajakan dirinya eoh? Ibumu itu jalang, kan,
Kim Jaejoong?”
DEG.
Jaejoong
terkejut.
Dahinya
mengernyit menatap Yunho.
Tanpa
sadar air matanya menetes jatuh membasahi pipi tirusnya.
Berjatuhan
dengan banyak hingga membuat pandangannya mengabur.
Bibir
ranumnya bergetar, wajahnya memerah sampai telinga.
Membuat
Yunho menaikkan alisnya.
Memandang
tidak percaya kepada Jaejoong yang menangis tiba-tiba.
“Menangis? Kau benar-benar—”
“Tahu apa kau tentang orang tuaku, eh?
Tentang ibuku?” Desis Jaejoong bergetar.
“Penting untukku untuk tahu? Tidak perlu
dicari tahupun sudah pasti ibumu itu—”
PLAKK!
Yunho
terkejut.
Menatap
tidak percaya Jaejoong yang baru saja menamparnya.
Pria
cantik itu segera memakai tasnya dan berlari meninggalkan ruangan sepi itu.
Jung
Yunho menggeram, ia melangkahkan kakinya hendak mengejar Jaejoong, tapi
gerakannya terhenti ketika sepasang tangan menarik tangannya dengan kuat.
Pemuda
bengal itu berbalik dan menaikkan alisnya menatap Changmin dan Kyuhyun yang menatapnya
tajam.
“Tidak bisakah kau berhenti menyakiti
seseorang satu hari saja, Tuan Muda Jung? Selama ini aku takut kepadamu, kami
berdua berusaha untuk tidak terlihat di matamu. Tapi ternyata tidak ada yang
perlu kutakutkan dari dirimu, kau hanya anak manja yang brengsek!” Ujar
Changmin marah.
Yunho
menggertakkan giginya.
Pemuda
tampan itu baru saja akan melayangkan tinjunya, tapi tendangan Kyuhyun di
tulang keringnya yang lengah membuatnya terjatuh di atas lantai.
Pria
berkulit pucat itu menarik kerah baju Yunho dengan penuh emosi.
Persetan
dengan pembalasan Yunho esok hari, yang jelas ia harus menyadarkan pria sialan
itu saat ini.
“Sebaiknya kau ikut les tata krama, Jung
Yunho! Kau sungguh keterlaluan kali ini! Jaejoong tidak pernah mengusik hidupmu
selama ini kan? Kenapa kau begitu kejam padanya?” Desis Kyuhyun kesal.
Yunho
mendengus.
Menatap
tajam mata bulat Kyuhyun yang berkaca-kaca.
“Kejam apanya? Perkataanku tadi? Cih, itu
hanya kata-kata—”
“Jaejoong tidak punya orang tua sepertimu
asal kau tahu saja! Ibunya baru saja meninggal karena kecelakaan lalu lintas!
Tidak bisakah kau berbelas kasihan sedikit saja? Mengatai ibunya seperti
itu—Apa kau tidak tahu kalau ibunya adalah wanita terbaik yang pernah ada eoh?!
MICHIN SEKYA!!” Teriak Kyuhyun marah.
DEG.
Yunho
terhenyak.
Ia
membulatkan mata musangnya tidak percaya.
A—apa
katanya?
“Berani kau menganggu Jaejoong Hyung sekali
lagi akan kupastikan skandal perselingkuhan ayahmu tersebar luas di media!”
Ujar Changmin seraya menarik Kyuhyun agar lepas dari Yunho.
Pria
tampan itu kembali terkejut.
Menatap
dinding kosong karena dua pemuda itu sudah beranjak meninggalkannya seorang
diri.
Mata
musang Yunho mengerjap cepat.
Jantungnya
berdetak tidak nyaman.
Ya
Tuhan..
Oh
tidak..
Apa
yang telah dilakukannya?
-------
Ayahnya
memang berselingkuh.
Pria
itu menyakiti ibunya yang sangat baik hati dan lembut.
Apa
sih yang kurang dari ibunya?
Yunho
tidak pernah menemukan jawaban atas perselingkuhan Ayahnya.
Tapi
ibunya memaafkan Ayahnya.
Wanita
itu menerima pria yang menjadi suaminya itu dengan lapang dada.
Sementara
Yunho masih menyimpan dendam karena pria brengsek itu sudah membuat ibunya
menangis.
Makanya
Yunho nakal.
Ia
ingin membuat Ayahnya menanggung malu yang luar biasa karena memiliki anak
nakal seperti dirinya.
Ini
belum seberapa.
Ini
masih belum seberapa.
Sampai
kemudian Jaejoong muncul dan mengacaukan segalanya.
Yunho
sangat mencintai ibunya.
Jika
ia yang berada di posisi Jaejoong mungkin ia akan mematahkan tulang-tulang si
penghina ibunya.
Tapi
Jaejoong—
CKLEK.
Yunho
menoleh dari baringnya, menatap Jung Keybum yang tersenyum lembut kepadanya.
“Kapan kau akan kembali ke sekolah, Yunho?”
Namja
tampan itu mendengus.
Ia
masih tidak punya nyali untuk bertemu dengan Jaejoong.
Tidak
setelah wajah menangis itu mengacaukan hari-harinya.
Ia
tidak bisa memikirkan hal apapun selain mata bulat yang terluka itu.
“Molla” Sahut Yunho singkat.
Wanita
bermata kucing itu menghela nafas.
Ia
hanya tersenyum tipis dan menutup pintu menjauhi kamar putra tunggalnya.
Meninggalkan
Yunho yang kembali tenggelam dalam lamunannya.
“AISH!”
Yunho
meninju kasurnya.
Ia
berguling-guling tidak jelas di sana.
Wajah
menangis Jaejoong tidak pernah pergi dari kepalanya.
Jantungnya
selalu berdenyut tidak nyaman setiap kali ia mengingat perbuatannya yang sudah
menyakiti pemuda cantik itu.
Namja
tampan itu melompat dari ranjang dan mengambil ponselnya, membaca pesan masuk
dari Siwon.
‘Jaejoong
tidak masuk sekolah sampai hari ini. Yah, kalian janjian ya? Jangan-jangan
sebenarnya kalian itu pasangan kekasih?! YA! CEPAT DATANG KE SEKOLAH DAN
JELASKAN SEMUANYA, JUNG YUNHO!’
Kekasih?
Yunho mendengus.
.
.
.
DEG DEG DEG
Sial.
Ini
kelakuan paling pengecut yang pernah Yunho lakukan selama ia berbuat nakal.
Membuntuti
Kim Jaejoong dan mengawasinya diam-diam dari kejauhan sungguh sukses membuatnya
tampak seperti seorang pecundang.
Yang
lebih parahnya lagi jantungnya yang berdebar-debar tidak beraturan selama ia
mengintili namja cantik itu.
Apakah
ia sakit jantung?
Omo!
Yunho refleks menunduk dan menyentuh dadanya.
Tapi
ia tidak merasakan sakit.
Yang
ia rasakan hanya—perasaan nyaman dan hangat—dan itu hanya terjadi setiap kali
ia membayangkan wajah Jaejoong.
Baiklah,
mungkin ia sudah gila.
“Terima kasih, silahkan datang kembali~!”
Namja
tampan itu mendengus.
Ini
sudah hampir tengah malam, dan Jaejoong masih belum berhenti bekerja.
Ia
sama sekali tidak menyangka kalau semua waktu Jaejoong selain bersekolah diisi
dengan pekerjaan-pekerjaan yang cukup berat jika dilakukan bersamaan dalam
waktu sehari.
Dan
sepertinya Jaejoong tidak akan pulang sampai pagi tiba mengingat supermarket
ini buka selama 24 jam.
Apa
itu artinya pria cantik itu akan membolos lagi besok?
Tapi
mereka sudah hampir seminggu menghilang dari sekolah.
Aish!
Yunho
menghentakkan kakinya kesal dan berjalan memasuki supermarket tersebut dengan
tidak acuh.
“Selamat dat—” Jaejoong tercekat.
Menatap
tidak percaya pemuda tampan yang melewati dirinya begitu saja.
Oh
Tuhan!
Kim
Jaejoong merasa dirinya seperti tersengat listrik dalam sekejap.
Ia
menunduk dan mengotak-atik layar kamera pengawas yang ada di langit-langit
supermarket.
Tidak
salah lagi.
Pria
itu memang Jung Yunho.
Si
anak nakal yang ditakuti semua orang.
TREK.
Jaejoong
terkejut ketika pria tampan itu tiba-tiba kembali menghampiri kasir dan
meletakkan segelas susu hangat di sana.
Pemuda
cantik itu segera memasukkan harganya dan menerima uang dari Yunho.
Ia
terus menundukkan wajahnya berusaha tidak bertemu muka dengan Yunho.
“Kembalilah ke sekolah besok”
DEG.
Jaejoong
mengangkat wajahnya refleks.
Menatap
langsung sepasang mata musang yang menatapnya tajam itu.
“Aku minta maaf atas ucapanku waktu itu,
kembalilah bersekolah besok, aku tidak akan mengganggumu lagi”
“E—Eoh..Ne..” Sahut Jaejoong pelan.
Namja
tampan itu menghela nafas.
Ia
menyodorkan susu hangat itu ke dekat Jaejoong dan tersenyum tipis.
“Ini untukmu, minumlah” Ucapnya seraya
beranjak keluar dari supermarket.
Meninggalkan
Jaejoong yang terbengong-bengong di tempat kerjanya.
-------
Aneh.
Ini
sungguh aneh.
Jaejoong
masih betah memandangi wajah Yunho yang terlihat datar sambil memainkan
ponselnya.
Padahal
jam pelajaran sedang berlangsung.
Duh,
laki-laki nakal ini serius ya tidak akan menganggunya lagi?
Jaejoong
senang sih, tapi dia juga kehilangan.
Padahal
mereka belum lama bertemu.
Setiap
kali bertatap muka selalu saja bertengkar.
“Hei Yunho” Panggil Jaejoong masih menaruh
dagunya di atas meja.
“Hm” Dengung Yunho pelan.
Tetap
tidak berminat menatap wajah cantik yang selalu mengisi kepalanya setiap hari.
“Yunho, lihat aku” Ujar Jaejoong lagi.
Yunho
menelan salivanya.
Ia
menurunkan ponselnya dan menoleh memandangi wajah Jaejoong yang terlihat
bingung.
“Apa?” Ketus Yunho mengerutkan dahinya.
Sekya,
jantungnya tidak bisa berkompromi!
“Aku sudah memaafkanmu”
“Oh ya? Baguslah”
“Itu? Hanya itu reaksimu?”
“Bicara sekali lagi kupatahkan hidungmu, Kim
Jaejoong”
“Nih, patahkan saja! Kau pasti tidak akan
berani!”
Baru
saja Jaejoong menyela, detik berikutnya ia sudah menyesali perbuatannya.
Yunho
menyeringai, pria badung itu sudah menjepit hidung bangir Jaejoong dengan
jarinya.
Mata
musangnya berkilat, menikmati wajah takut Jaejoong yang lucu.
Kedua
pemuda itu bahkan tidak menyadari kalau Minho si galak sudah berhenti mengajar
dan kini bersidekap memperhatikan mereka berdua.
“Ada kata-kata terakhir?” Bisik Yunho
melebarkan seringainya.
“I-itu—tanganmu—kenapa bergetar Yunho?” Ujar
Jaejoong gugup.
DEG.
Yunho
refleks menarik kembali tangannya dan berdecih.
Ia
memalingkan wajahnya dan sedikit kaget mendapati Minho Songsaenim yang sudah
bersandar pada papan tulis.
“Sayang sekali, aku pikir kalian berdua akan
berciuman setelah ini. Sudah puas mengganggu jam mengajarku, eh?” Tanya pria
sadis itu tersenyum manis.
Jaejoong
menggigit lidahnya, memperhatikan seisi kelas yang menatapnya dan Yunho.
Namja
badung itu berdecih sekali lagi.
Ia
membuka lagi ponselnya dan melanjutkan permainan yang tertunda karena teman
sebangkunya.
“Kim Jaejoong! Jung Yunho! Temui aku setelah
sekolah usai!” Teriak Minho seraya menggebrak meja.
Changmin
sampai tersedak keripik yang dimakannya diam-diam.
.
.
.
Pasangan
binal itu saling melirik setelah hampir 15 menit mereka duduk di bawah pohon
akasia dan Jaejoong terlihat seperti orang idiot.
Pria
cantik itu hanya terbengong seharian dan bahkan tidak menyadari kalau sosis
gorengnya sudah dirampok oleh Changmin dan Kyuhyun sejak tadi.
“HYUNG!”
Jaejoong
terkejut.
Ia
mengerjapkan matanya dan menunduk menatap kotak bekalnya.
Kosong!
“YAH! Aku belum makan dari semalam!” Teriak
namja cantik itu kesal.
Changmin
berdesah.
Sementara
Kyuhyun sudah meletakkan sumpitnya.
“Kau ini kenapa sih, Hyung? Sedang terlibat
hutang, ya?” Tanya Kyuhyun bingung.
Jaejoong
mencibir.
“Hari ini kau tidak menghibur sama sekali,
ada masalah apa memangnya? Air di rumahmu mati lagi? Terus kau tidak mandi?
YAH! Kau belum mandi!” Teriak Changmin memundurkan pantatnya, Kyuhyun sampai
ikut-ikutan.
Namja
cantik itu menepuk kepala Changmin dan Kyuhyun dengan sumpitnya.
Ia
melotot.
“Aku sedang susah” Ujar Jaejoong bersandar
pada batang pohon kesukaannya.
“Kapan sih kau tidak susah?” Sahut Changmin
cepat.
Jaejoong
kembali melotot.
“Aku—itu—aish, aku menonton film yang cukup
aneh baru-baru ini..” Ucap Jaejoong pelan.
“Memangnya kau punya televisi? Kau kan
miskin” Ujar Kyuhyun menaikkan alisnya.
“Iya, lagi pula susah dari mana setelah
menonton film? Kecuali kau menonton film jorok dan tidak tahu cara menuntas—AW!
Kenapa kau memukulku?!” Seru Changmin mengusap kepalanya.
Jaejoong
menghela nafas panjang.
Sudah
ia tebak, dua pemuda bar-bar ini tidak akan bisa membantunya.
Ck.
“Jadi, bagaimana filmnya?” Celetuk Kyuhyun
penasaran.
“Hm, jadi—ada seorang la—perempuan, dia
bertemu dengan pemuda yang..hmm..cukup tampan” Ucap Jaejoong ragu.
“Si perempuan itu miskin dan si laki-lakinya
kaya, cinta mereka terpisahkan oleh status dan akhirnya si perempuan bunuh
diri” Potong Changmin tanpa dosa.
Tunangan
Kyuhyun itu kembali menjerit karena Jaejoong memukul kepalanya dengan kotak
bekal.
“Perempuan itu memang miskin! Tapi ceritanya
bukan seperti itu! Si perempuan dan laki-laki itu selalu bertengkar setiap kali
mereka bertemu sampai akhirnya si laki-laki berjanji kalau dia tidak akan
mengganggu perempuan itu lagi, tapi bukannya senang, perempuan itu malah
kehilangan!” Seru Jaejoong kesal.
Changmin
dan Kyuhyun mengerutkan dahi mereka.
Ups,
Jaejoong menutup mulutnya.
“Hyung, sepertinya cerita itu
familiar..Jangan-jangan...”
Namja
cantik itu menggigit lidahnya.
Changmin
dan Kyuhyun menyipitkan mata mereka menatap Jaejoong curiga.
“Jangan-jangan perempuan itu keterbelakangan
mental!” Seru pasangan binal itu kompak.
Jaejoong
segera memukul kepala mereka dengan kotak bekal.
Keduanya
mengaduh kesakitan.
Ck,
ternyata dua pemuda ini benar-benar tidak bisa diharapkan.
“Hyung, apa si perempuan itu selalu
berdebar-debar kalau bertemu dengan pria itu? Rasa kehilangannya seperti
sangat-sangat tidak rela, ya?”
Jaejoong
mengangkat wajahnya mendengar ucapan Kyuhyun.
Ia
segera mengangguk antusias.
“Oh, itu berarti perempuan itu juga sakit
jantung, kasihan sekali” Ujar namja berkulit pucat itu mendesah.
Jaejoong
memutar bola matanya jengah.
Ia
berdiri dari duduknya dan beranjak meninggalkan Changmin dan Kyuhyun yang menatap
punggungnya bingung.
.
.
.
Pria
cantik itu menemukan Yunho yang sendirian di kelas ketika ia kembali.
Jaejoong
menelan salivanya dan berjalan menuju mejanya.
Dan
ajaib! Yunho bergeser tanpa perlu diminta!
Pria
cantik itu terkejut melihatnya, tapi ia segera masuk melalui celah dan duduk di
kursinya.
Jaejoong
bertumpu di meja dengan kedua lengannya, sesekali mengintip Yunho yang terlihat
frustasi.
Iyalah
frustasi, Siwon baru saja menyesatkannya dengan mengatakan kalau ia mengidap
penyakit kronis karena tidak bisa menghilangkan wajah seseorang dari kepalanya.
“Haaahh”
Keduanya
menghela nafas pendek.
Jaejoong
mengerutkan dahinya sementara Yunho menenggelamkan wajahnya di balik lengan
yang bertumpu di meja.
Eh—tunggu!
Jantung
yang berdebar-debar setiap kali bertemu, wajah yang tidak terlupakan, hati yang
selalu gelisah—duh,
Yunho
dan Jaejoong mengangkat wajah mereka dan saling menatap.
“Sial. Ini cinta!” Pekik keduanya kompak.
EEH?!
Wajah
keduanya memerah sampai telinga.
Mereka
saling mengalihkan wajah dan merutuk sial.
Tapi
tidak lama keduanya kembali saling menatap satu sama lain dengan ragu.
Jaejoong
menggigit bibir bawahnya.
“Ini..Cinta, kan?” Bisik pria cantik itu
malu-malu.
Yunho
menahan nafasnya.
Ia
memalingkan wajahnya yang merah.
“Bukan! Ini bencana alam!” Teriaknya malu.
Duh,
sepertinya jalan mereka masih panjang.
Tapi
semester akhir tinggal dua bulan lagi kok.
Mungkin
tidak akan terlalu panjang.
END.
Ih ih ih manisnya :v
BalasHapusSquellll hohoho :D
Ih ih ih manisnya :v
BalasHapusSquellll hohoho :D
Ahahaha Jae malah nyariin yun yg jail ketimbang yun yg kalem dan udh gak gangguin hdp nya
BalasHapusAhahahaha sial ini cinta wkwkwk suka banget kalimat itu hahaha
BalasHapusHahaha...pasangan bodoh...
BalasHapusWahhh cerita km selalu keren, good story 😃
BalasHapusNgakak bacanya, bagus ini ceritanya
BalasHapusNgakak bacanya, bagus ini ceritanya
BalasHapusHahaha sial, cerita ini keren sekali xD
BalasHapusPasangan yang sweeett banget mereka ^^
Hahaha sial, cerita ini keren sekali xD
BalasHapusPasangan yang sweeett banget mereka ^^
oh sial! cerita ini bikin ngakak tengah malem gini wkwk
BalasHapuskeren kak ceritanya,
Hahaha.... pasangan bodoh yang idiot. Hahaha....
BalasHapusLucu.......
BalasHapus