Tittle: WAR OF HORMONE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fluffy-posessive-friendship
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
I’ll be your fan
and I’ll be your man,
Because of what?
Due to hormone!
.
.
.
“Jung Yunho membuat seseorang masuk rumah sakit lagi hari ini!”
Jaejoong dan teman-temannya menoleh ke
arah pintu kelas dan menatap Kim Jonghyun yang terlihat heboh.
“Jeongmall? Kali ini siapa korbannya?”
“Ah, tapi kalau Yunho itu sudah biasa”
“Pasti karena anak yang kurang beruntung itu mengganggunya”
“Tapi siapa yang berani mengganggunya?”
Seisi kelas XII-3 itu mulai bising
seperti pasar ikan sekarang.
Mereka sibuk menggosipkan segala sesuatu
tentang pria bernama Jung Yunho itu.
Hanya Jaejoong yang mengernyitkan
dahinya.
Pria cantik itu menoleh kembali menatap
Jino yang sedang bergosip dengan Taemin.
“Siapa itu Jung Yunho?”
Eeh?
Pemuda cantik itu terkejut ketika
mendadak seisi kelas menjadi hening.
Sunyi senyap seperti pemakaman.
Jaejoong segera menggigit bibirnya, apa
ia salah bicara?
“Tenang, kawan-kawan, wajar kalau Jaejoong tidak tahu, dia kan murid
pindahan” Ujar Jonghyun bersuara.
Aah.
Anak-anak kelas XII-3 mengangguk-angguk
paham.
Kemudian kelas kembali ribut.
Membuat Jaejoong mengerutkan dahinya.
Dia memang baru saja pindah tiga hari
yang lalu.
Tapi sampai sekarang ia belum pernah
bertemu dengan sosok Jung Yunho yang ditakuti itu.
Sepertinya Yunho itu anak nakal ya? Hmm.
Jaejoong mengerucutkan bibirnya.
Ia sangat anti dengan pemuda badung.
“Jung Yunho itu wajahnya kecil, matanya sangat tajam, dan yang paling
penting, raut wajahnya selalu tidak bersahabat!” Ujar Jino yang sudah merangkul
bahu teman sebangkunya.
Jaejoong masih diam.
“Kenapa kau menggambarkannya seperti alien?” Tanya Jaejoong bingung.
“Siapa yang alien?”
DEG!
Seisi kelas termasuk Jino dan Jaejoong
tersentak kaget ketika suara bariton yang dingin itu terdengar.
Anak-anak segera menundukkan wajah
mereka dan berpura-pura sibuk dengan tugas yang sebenarnya tidak pernah ada.
Jino sudah kembali duduk manis di
kursinya dan membaca komiknya terbalik.
Peduli setan, itu Jung Yunho!
“Neo” Panggil Yunho seraya menatap wajah cantik Jaejoong.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia menunjuk dirinya sendiri dan
melangkahkan kakinya menghampiri Yunho.
Jino dan teman-teman yang lain mengintip
diam-diam Jaejoong yang sudah berdiri sangat dekat di hadapan Yunho.
Catat itu! Sangat dekat!
Semoga pria cantik itu tidak kehilangan
kaki atau tangannya setelah ini!
“Iya, aku, kau siapa ya? Ada perlu apa denganku?” Tanya Jaejoong ragu-ragu.
Pipinya mendadak panas ketika mata
musang itu bertemu dengan mata bulatnya yang polos.
Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
Menyadari kalau seragam Jaejoong
terlihat masih baru.
Ia tersenyum tipis.
“Kau anak baru, eh? Kenapa anak perempuan bisa memakai seragam untuk
laki-laki?” Ujar Yunho seraya menatap Jaejoong dari bawah sampai atas.
Uh—Jaejoong tidak kuat ditatap seperti
itu.
Namja cantik itu menggigit bibirnya, ia
menatap Yunho dengan pipi yang merona segar.
Membuat Yunho menaikkan alisnya.
“Itu—aku memang laki-laki” Ujar Jaejoong gugup.
“Memangnya itu urusanku?” Potong Yunho cepat.
Pria badung itu menoyor dahi Jaejoong
hingga pemuda cantik itu mundur ke belakang.
Yunho segera melesat memasuki kelas dan
duduk di kursinya yang berada di pojok kelas.
Ia mengeluarkan headphone-nya dan segera menyetel musik kesukaannya.
Kemudian memejamkan matanya seraya
bersidekap.
“J-Jaejoong ah, neo gwenchanika?” Tanya Jonghyun yang duduk di baris
depan.
Jaejoong terkejut.
Ia menyentuh dadanya yang berdebar-debar
kencang dan menggigit bibir bawahnya dengan dahi yang mengerut lucu.
Aduh, wajahnya sungguh menggemaskan!
“Uh-Um, sepertinya kau baik-baik saja” Ujar Jonghyun meringis.
.
.
.
Yunho si ketua anak berandal sekolah itu
sedang merokok di atap sekolah bersama teman-temannya saat ini.
Pelajaran memang masih berlangsung, tapi
apa pedulinya?
Yah, sebenarnya hanya Yunho yang tidak
acuh.
Teman-temannya tidak.
Walaupun mereka sama-sama bandel, tapi
tidak ada yang seberani Yunho.
Siwon, Seunghyun, dan Eunjae itu anak
baik pada dasarnya.
Apalagi Siwon, dia yang paling alim.
Tapi karena mereka semua teman masa
kecil dan Yunho ketuanya, maka tidak ada yang berani angkat suara.
CKLEK.
Eoh?
Keempat pemuda tampan itu menoleh ketika
pintu atap terbuka.
Siwon pikir itu kepala sekolah lagi,
tapi ternyata hanya seorang pemuda cantik yang terlihat begitu polos.
Hah?
Untuk apa anak polos itu ke sini?
Cari mati, eh?
“Yu-Yunho-ssi, boleh aku bicara berdua denganmu?” Ujar Jaejoong
bergetar.
Eunjae dan yang lain menaikkan alis
mereka.
Yunho menghembuskan asap rokoknya.
Membuat Jaejoong terbatuk-batuk.
Namja tampan itu melompat dari pagar
pembatas tempatnya duduk dan menatap Jaejoong dengan tajam.
“Kau bilang kau mau bicara, tapi kudekati kau mundur” Ujar Yunho
mengerutkan dahinya.
Aish, pemuda cantik itu benar-benar
membuang waktunya.
Pasti anak ini hanya siswa yang taat
peraturan dan mencoba untuk memberitahunya agar tidak membolos pelajaran dan
tidak merokok di sekolah.
Kalau iya Yunho akan segera meninju
wajah mulusnya.
“A—Aku—Aku menyukaimu Yunho-ssi!” Seru Jaejoong memejamkan matanya erat.
“UHUK UHUK!” Ketiga teman Yunho terbatuk-batuk karena menelan asap rokok
mereka sendiri.
Jaejoong sudah menundukkan wajahnya yang
semerah tomat.
Sementara Yunho terdiam.
Menatap tidak percaya sosok cantik yang
begitu polos ini.
Tangannya sampai bergetar hebat begitu.
Fuh, Yunho merasa ini akan menarik.
Lumayan untuk membunuh kebosanannya.
Namja bengal itu melangkah mendekati
Jaejoong.
Ia sedikit terhenyak ketika aroma
vanilla yang manis menusuk penciumannya.
Yunho segera menarik dagu Jaejoong
dengan tangannya.
Membuat mata besar itu membulat lucu
ketika pupilnya bertemu pandang dengan mata musang Yunho yang tajam.
Eoh?
Yunho tersenyum tipis mendapati wajah
Jaejoong yang semakin memerah.
“Sepertinya otakmu bermasalah” Ujar Yunho singkat.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia menggeleng.
“A-Ani” Bisiknya lirih.
Duh, wajah tampan itu begitu dekat
dengannya!
Jaejoong tidak kuat!
“Apa kau sedang bertaruh dengan teman-temanmu?” Tanya Yunho datar.
Jaejoong segera menggeleng dengan cepat.
Membuat rambut lurusnya bergoyang lucu.
“Eoh, jadi kau ingin aku menjadi pacarmu eh?” Tanya Yunho lagi.
BLUSH.
Telinga Jaejoong sangat merah.
Pria cantik itu menggigit bibir bawahnya
erat.
Ia sama sekali tidak bermaksud seperti
itu.
Ia hanya ingin memberitahu Yunho kalau
ia menyukainya.
Jaejoong jatuh cinta pada mata musang
itu ketika ia melihatnya dengan jelas pagi tadi.
Aduh, mereka kan baru saja bertemu!
Yunho tidak mungkin tertarik padanya
seperti apa yang ia rasakan!
“Baiklah, kau pacarku mulai sekarang, jja, kembalilah ke kelas” Ujar
Yunho seraya menoyor dahi Jaejoong.
DEG!
Mata besar Jaejoong kembali membulat.
Menatap tidak percaya wajah tampan itu.
Jantungnya berdebar-debar sungguh
kencang.
Aduh, perutnya terasa melilit!
“Ka—Kau serius?” Bisik Jaejoong bergetar.
“Jadi kau ingin aku bercanda?” Potong Yunho cepat.
“TIDAK! Uh—Ani, maksudku, tidak”
Yunho menoyor dahi Jaejoong sekali lagi
dan berbalik kembali bergabung bersama teman-temannya.
Sementara Jaejoong sudah berbalik dan
mencengkram dadanya yang berdebar-debar kencang.
Ya Tuhan, ia sesak nafas!
“Oh Tuhan, kupikir kau sudah mati di sana! Memangnya apa sih yang harus
kau katakan pada Yunho sampai kita harus berbohong ke toilet pada Minho Sam?”
Celetuk Jino lega ketika ia melihat Jaejoong berjalan menuruni tangga.
Namja dino itu mengerutkan dahinya
melihat wajah Jaejoong yang sangat merah seperti tomat.
Tangannya gemetaran.
Dan Jino bisa melihat nafas Jaejoong
tersendat-sendat.
“A—Aku diterima, Jino yah” Bisik Jaejoong lirih.
Hah?
Diterima?
Diterima apanya?
“Y-Yunho—IA MENERIMAKU SEBAGAI PACARNYA!! OMOOO!!!!” Teriak Jaejoong
lepas kendali.
Pria cantik itu sudah mengguncang bahu
Jino hingga namja dino itu merasa pusing.
Tapi tentu saja telinganya tidak salah
dengar.
Teriakan Jaejoong begitu lantang hingga
bergema di tangga sekolah yang super sepi ini.
Jadi Yunho menerima Jaejoong eoh?
Sebagai pacarnya?
Bukannya itu artinya mereka sekarang pacaran
ya?
Eh, tunggu.
Pacaran?!
“MWO?!” Teriak Jino membulatkan matanya.
-------
“Kau sudah dengar? Anak baru dari kelas XII-3 itu mengalami gangguan
otak!”
“Iya! Kim Jaejoong, kan? Ia benar-benar sudah tidak waras!”
“Kudengar dia membolos kemarin hanya untuk menemui Yunho!”
“Apa sekarang mereka pacaran? Itu berarti Jaejoong juga masuk ke dalam
jajaran You-Know-Who yang matanya
tidak boleh dilihat itu? Tapi dia kan anak baik-baik”
Seisi sekolah mendadak gempar pagi ini
karena berita yang disebarkan oleh Jino melalui sosial medianya.
Jaejoong dan Yunho pacaran!
Yunho yang predikatnya sebagai seorang
pria kejam, berdarah dingin, dan mematikan!
Malang sekali nasib Jaejoong yang kini
berubah menjadi domba milik sang predator, semoga saja Yunho tidak memakan
namja cantik itu, hiii~
“Selamat pagi semua!”
Jaejoong berteriak senang seraya
memasuki kelasnya.
Wajah cantiknya berseri-seri, kentara
sekali ia sedang bahagia tingkat tinggi.
Jonghyun dan Tiffany segera menarik
namja cantik itu dan menginterogasinya.
“Yah, Jaejoong! Apa gosip itu benar?! Kau dan Yunho pacaran?!” Teriak
keduanya kompak.
Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Namun ketika mendengar kata pacaran
mendadak wajahnya berubah menjadi merah.
Membuat seisi kelas terutama Jonghyun
dan Tiffany menatap Jaejoong tidak percaya.
“It’s fucking serious” Desis
wanita berambut pendek itu kaget.
Jaejoong segera melangkah duduk di
kursinya.
Ia melirik ke belakang dan mendesah
pendek melihat tempat Yunho masih kosong.
Anak badung kan biasanya masuk setelah
satu jam bel berbunyi.
Itupun kalau ia memang datang.
Kalau tidak?
Gosipnya Yunho itu tidak pernah
terprediksi kapan ia masuk sekolah.
Selalu suka-sukanya saja.
Jaejoong menggembungkan pipinya tanpa
sadar.
Tapi raut kesal itu segera menghilang
ketika satu setengah jam kemudian pintu kelas terbuka dan Yunho muncul dari
sana.
.
.
.
“Yunho-ssi!”
Namja tampan itu berbalik dan mendapati
sosok manis kekasih barunya yang sedang berlari mengejarnya.
Jaejoong tersenyum manis.
“Kau mau ke atap kan? Aku sudah buatkan bekal!” Ujar Jaejoong dengan
pipi merona.
Mata musang Yunho mengerjap.
Ia mengangguk saja dan kembali
melangkahkan kakinya.
Sementara Jaejoong mengekor di
belakangnya.
“Mana Eunjae?” Tanya Yunho ketika ia membuka pintu atap dan hanya
mendapati Siwon bersama Seunghyun di sana.
Kedua pemuda itu awalnya berencana untuk
bersantai-santai seperti biasa hari ini, tapi niat mereka mendadak hilang
ketika wajah cantik Jaejoong muncul dari balik punggung Yunho.
Duh, ada yang mau pacaran ternyata.
“Katanya di kantin, kami cari dia dulu, duluan ya!” Seru kedua pemuda
tampan itu kompak.
Yunho mengerutkan dahinya melihat kedua
temannya yang seperti dikejar setan.
Mereka berebut keluar dari pintu atap
dan berlarian di tangga.
Namja bermata musang itu menggeleng
pelan dan segera duduk di balkon kesukaannya.
Jaejoong segera menghampiri namja tampan
itu dan dengan cekatan membuka kotak bekalnya.
“Aku tidak tahu Yunho-ssi sukanya apa, jadi aku membuat gimbab daging
sapi” Ujar Jaejoong memperlihatkan kotak bekalnya.
Yunho melirik namja cantik itu dengan
ekor matanya.
Eoh?
Bibirnya menarik seringai tipis
mendapati kedua tangan Jaejoong yang gemetaran.
“Aku paling benci gimbab” Ujar Yunho dingin.
DEG.
Jaejoong terkejut.
Mata bulatnya refleks membesar dan detik
berikutnya ia segera menutupi kotak bekalnya.
Namja cantik itu menunduk menyembunyikan
mata besarnya yang sudah berkaca-kaca.
Ia sudah berusaha untuk mencari tahu
semua kesukaan Yunho, tapi tidak ada yang tahu.
“Mi-Mianhae Yunho-ssi, nan jeongmall mollaseo..” Bisik Jaejoong serak.
Air matanya sudah jatuh membasahi pipi
tirusnya.
Yunho menaikkan alisnya.
Detik berikutnya ia tertawa lantang
hingga membuat namja cantik itu refleks mengangkat wajahnya.
Menatap terpesona wajah dengan tawa itu.
Tampan sekali!
“Aku hanya bercanda, kau ini gampang sekali digoda” Ujar namja tampan
itu seraya membuka kotak bekal Jaejoong dan mencomot gimbabnya.
Detik berikutnya ia mengunyah namja
tampan itu terdiam seketika.
Mata musangnya mengerjap.
Menatap Jaejoong yang sudah mengusap
wajahnya.
“Ini—kau membuatnya sendiri?”
“Iya, ti-tidak enak, ya?”
“Ani, ini enak, aku suka”
DEG
DEG DEG.
Jantung Jaejoong berdebar sungguh
kencang.
Ia tersenyum senang tanpa sadar.
“Oh
iya, jangan lagi memanggilku dengan panggilan formal seperti itu”
“Waeyo?”
“Tapi kita ini pacaran? Mana ada orang pacaran sekaku itu”
“Ja-jadi kau ingin kubuatkan nama khusus?”
Yunho terdiam.
Mata musangnya mengerjap cepat.
Kemudian ia menoyor dahi namja cantik
itu.
“Sesukamu saja” Ujarnya ketus.
Jaejoong melebarkan senyumnya.
Ia mengusap-usap dahinya yang merah
karena Yunho.
“Y-Yunnie yah” Bisik Jaejoong bergetar.
DEG.
Yunho menoleh.
Menatap Jaejoong dengan tatapan
seramnya.
Dahinya mengernyit dengan mulut penuh
gimbab.
Membuat Jaejoong kembali menundukkan
wajahnya takut.
“Tidak suka, ya? Kalau begitu Yunho sa—”
“Kau orang pertama yang memanggilku seperti itu selain ibuku, ck,
ternyata spesies seperti kalian di mana-mana itu sama saja”
“Eeh? Spesies?”
“Ibuku itu laki-laki cerewet sama sepertimu”
“MWO?!”
Yunho menaikkan alisnya.
Tersenyum remeh kepada Jaejoong.
“Kenapa? Kau kaget?”
“Itu—Ibuku juga laki-laki..”
Eoh?
Yunho terkejut.
Ia kembali memakan gimbabnya.
“Belum apa-apa saja kita sudah punya kesamaan..Mungkin kita memang
benar-benar berjodoh, ya?” Gumam Jaejoong tersenyum malu.
Yunho memutarkan bola matanya jengah.
“Itu..Besok kan hari sabtu, bagaimana kalau kita kencan?” Tanya Jaejoong
dengan wajah merona.
“Kencan? Baru sehari pacaran saja kau sudah agresif seperti ini,
ternyata kau itu kucing nakal, ya?” Balas Yunho kejam.
Jaejoong menggembungkan pipinya.
“Ck, baiklah, besok tunggu aku di bawah Namsan jam dua” Ketus Yunho
kesal.
Tapi ia sudah menghabiskan semua
gimbabnya.
Namja tampan itu menyerahkan kotak
bekalnya kepada Jaejoong dan menepuk kepala namja cantik itu pelan.
Membuat Jaejoong hampir pingsan saking
senangnya.
-------
Namja cantik itu berdiri dari jongkoknya
ketika ia melihat sosok Yunho yang berjalan menghampirinya.
Ia merasa kakinya kram, sudah hampir dua
jam ia berjongkok di sini.
Salju berjatuhan, Seoul sedang memasuki
musim dingin.
Tapi tidak masalah, yang penting pria
nakal itu datang menemuinya.
“Huh? Jangan-jangan kau terlambat datang karena habis berkelahi, ya?”
Tukas Jaejoong setelah melihat sudut bibir Yunho yang membiru dan pelipisnya
yang berdarah.
“Ada yang menantangku, ya kuterima saja” Sahut Yunho cuek.
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia segera menarik tangan Yunho hingga
membuat namja tampan itu berjengit.
“Yah! Tanganmu itu dingin seperti es! Sudah berapa lama kau menunggu,
eh? Kenapa tidak pakai sarung tangan?” Tanya Yunho mengerutkan dahinya.
“Cuma 5 menit kok, aku memang gampang kedinginan” Sahut Jaejoong
tersenyum.
“Apa itu kode agar aku memelukmu?”
Pipi Jaejoong memerah tomat.
Namja cantik itu mendudukkan Yunho di
atas kursi taman yang sedikit kotor karena salju.
Kemudian ia duduk di samping Yunho dan
mengeluarkan isi tasnya.
Yunho menaikkan alisnya melihat kotak
obat mungil itu.
“Kau selalu bawa ini ke mana pun?” Tanya Yunho ketika Jaejoong sudah
mengolesi kapas dengan alkohol.
“Ani, aku baru membelinya tadi malam. Aku tahu kau sering terluka karena
berkelahi, makanya aku beli. Biar aku selalu bisa mengobati lukamu” Balas
Jaejoong tersenyum manis.
“Aku pikir kau akan melarangku berkelahi”
“Uhm, aku tidak ingin menjadi pacar yang suka mengatur-ngaturmu..Tapi..”
“Tapi?”
“Bagaimana dengan berhenti merokok?”
“Kenapa aku harus berhenti karenamu? Rokok itu lebih adiktif dari pada
berkelahi asal kau tahu saja”
Jaejoong menghentikan gerakannya
mengobati luka Yunho.
Ia menatap mata musang itu dan tersenyum
tipis.
“Aku punya asma, kau tentu tidak akan tega untuk membunuhku kan? Aku ini
pacarmu lho” Ujarnya lembut.
DEG.
Yunho terdiam.
Detik berikutnya ia sedikit memalingkan
wajahnya meminta Jaejoong mengobati pelipisnya yang berdarah.
“Setelah ini kau mau ke mana?” Tanya Yunho mengalihkan pembicaraan.
“Hmm, bagaimana kalau kita ke bioskop? Ada film menarik yang baru
keluar” Jawab Jaejoong antusias.
Yunho mengangguk.
Jaejoong sudah membereskan
obat-obatannya.
Pasangan kekasih itu beranjak dari duduk
mereka dan hendak berjalan menuju bioskop.
Yunho menggenggam tangan dingin
Jaejoong.
Membuat namja cantik itu mendongak
menatapnya.
“Aku sedang mencegahmu agar tidak terkena flu” Ujar Yunho datar.
Uh, Jaejoong lagi-lagi mengembangkan senyum
manisnya.
.
.
.
“Kau tidak takut?”
Yunho menatap bingung Jaejoong yang
terlihat biasa saja selama pemutaran film berlangsung.
Pria nakal itu melirik penonton lain
yang saling berpelukan dan berteriak-teriak saat hantunya muncul.
Tapi Jaejoong terlihat santai.
Namja cantik itu bahkan tidak berteriak
sedikit pun.
“Film hantu itu kan walaupun hantunya sangat mengerikan sekalipun tetap
saja syutingnya banyak orang, ada kru, sutradara, fans, jadi tinggal
membayangkan saja kalau aku adalah salah satu dari mereka” Sahut Jaejoong
santai.
“Jawabanmu benar-benar merusak imajinasi orang lain” Komentar Yunho
kembali menonton filmnya.
Tapi detik kemudian Jaejoong terkejut
saat pemuda nakal itu tiba-tiba menunduk dan mencium bibir ranumnya.
Popcorn Jaejoong terjatuh.
Jemari namja cantik itu mencengkram
kursi tanpa ia sadari.
Tubuhnya terasa panas karena
sentuhan-sentuhan Yunho.
Namja tampan itu membuka mulut Jaejoong
dan melesakkan lidahnya masuk ke dalam.
Mencari tahu sesuatu yang lebih tentang
Kim Jaejoong.
Sesuatu yang hanya ia yang tahu.
Bahkan sampai tidak mengacuhkan saliva
mereka yang menetes membasahi dagu Jaejoong.
“Umck..hh..hh..Y—Yun...” Lirih Jaejoong setelah Yunho melepaskan ciuman
mereka.
Suasana bioskop memang gelap.
Tapi Yunho bisa melihat dengan jelas
rona merah di pipi namja cantik itu.
Ia tersenyum tipis dan segera menyedot
sisa saliva mereka di dagu namja cantik itu.
Kemudian ia menurunkan wajahnya dan
menghisap leher Jaejoong dengan sensual dan begitu dalam.
Hingga membuat Jaejoong mengeluarkan
suara aneh tanpa sadar.
Pria cantik itu segera membekap
mulutnya.
Mata bulatnya mengerjap-kerjap sayu
menatap Yunho yang memandang puas bekas merah di leher Jaejoong.
Pria cantik itu merasakan jantungnya
berdebar-debar sungguh kencang hingga ia merasa sesak.
“Ta-Tadi itu ciuman pertamaku..” Bisik Jaejoong pelan.
Kalau saja Yunho tidak memfokuskan
dirinya kepada namja cantik itu sudah tentu ia tidak akan mendengar apa yang
diucapkan Jaejoong barusan.
“Ini merupakan suatu kebanggan bagiku bisa menjadi yang pertama untukmu”
Balas Yunho seraya menepuk kepala Jaejoong.
Kemudian ia kembali menonton dengan
santainya.
Tidak mengacuhkan Jaejoong yang sudah
terduduk lemas di kursinya.
Pipinya memerah tomat, nafasnya
tersengal, dan bibirnya basah, berkedut juga bengkak.
Jaejoong menutup mulutnya dan
mengalihkan pandangannya ke arah yang berlawanan dengan wajah Yunho.
Aduh!
Ia sangat deg-degan!!
Ternyata seperti ini, ya? Rasanya
pacaran dengan anak nakal?
Jaejoong suka >/////<
-------
“Ada apa sih denganmu? Aku bosan melihatmu terus tersenyum seperti itu”
Jino menggerutu dalam perjalanan mereka menuju kantin.
Taemin mengangguk menyetujui perkataan
Jino.
“Kemarin itu hari bahagiaku” Ujar Jaejoong masih dengan senyum manisnya.
Hari ini ia tidak melihat Yunho di
manapun.
Itu berarti mereka tidak akan makan
siang bersama hari ini.
Padahal Jaejoong sudah membuatkan bekal.
Tapi tidak masalah, kemarin kan Jaejoong
sudah dapat cium, hihi~
“Jadi kau mau makan semua bekal itu sendirian?” Tanya Jino setelah
mereka sampai di gerbang kantin.
“Aku berencana untuk membaginya dengan kalian berdua” Sahut Jaejoong
riang.
“Asyik~! Aku sudah lama sekali ingin makan makanan buatanmu” Seru Taemin
tersenyum senang.
Ketiga namja manis itu baru saja akan
duduk.
Tapi gerakan mereka terhenti oleh suara
teriakan seseorang dari pintu gerbang kantin.
“KIM JAEJOONG!”
DEG.
Jino dan Taemin saling melirik satu sama
lain.
Mereka segera merapat dan berpegangan
tangan yang sudah bergetar.
Aduh, tidak perlu berbalik juga mereka
tahu itu suara siapa.
Lebih baik tidak mencari masalah.
“Yunnie?! Kau datang!” Pekik Jaejoong membulatkan mata besarnya lucu.
Seisi kantin memandang Yunho dengan
waspada.
Ya Tuhan, panggilan macam apa itu?
Yunho kan paling benci dengan sesuatu
yang imut seperti itu!
Jaejoong bisa saja masuk rumah sakit
setelah ini, tidak peduli dia itu pacarnya Yunho atau bukan.
Aigoo~
“Kau bawa bekal untukku kan? Ayo ke atap!” Ujar Yunho mengerutkan
dahinya kesal.
Jaejoong terkejut.
Ia segera mengangguk cepat dan berlari
mengejar Yunho yang sudah meninggalkan kantin.
Jino dan Taemin saling berpandangan.
Sementara anak-anak di kantin sudah
sibuk membicarakan tentang Yunho dan Jaejoong.
AISH.
Yunho memiringkan kepalanya seraya
menggerutu tanpa suara.
Apa sih yang terjadi pada dirinya?
Bagaimana bisa ia otomatis merasa kesal
melihat Jaejoong yang berjalan ke kantin bersama teman-temannya?
Memikirkan bahwa hari ini Jaejoong tidak
makan bekal bersamanya membuat darahnya mendidih.
Ia ingin meninju seseorang rasanya.
Ck!
Padahal mereka baru saja berpacaran.
Yunho mendengus keras.
Ini pasti karena hormon pubertasku,
pikir Yunho seraya membuka pintu atap.
Siwon, Eunjae dan Seunghyun sudah lebih
dulu duduk di sana.
Mereka sedang bermain kartu sambil
merokok.
“Ya, matikan rokok kalian!” Ujar Yunho seram.
Siwon mengernyitkan dahinya.
“Tapi aku baru saja menyalakannya, Yun” Sahut Eunjae bingung.
“Kubilang matikan ya matikan! Atau kalian yang mau mati?!” Seru Yunho
dingin.
Ketiga pemuda tampan itu segera
mematikan rokok mereka dan kembali bermain kartu sambil menggerutu.
Tidak lama kemudian Jaejoong muncul di
pintu atap.
Namja cantik itu tersenyum cerah.
“Wah! Sudah tidak ada yang merokok lagi, ya? Apa Yunnie memberitahu
kalian kalau aku punya asma?” Ujar namja cantik itu dengan senyum manisnya.
AISH.
Yunho memalingkan wajahnya yang ditatap
kompak oleh ketiga pemuda tampan yang menjadi sahabatnya sejak kecil itu.
Siwon, Eunjae dan Seunghyun menyeringai.
“Ooh, ternyata sayang pacar, ya?” Ujar Seunghyun menaikkan alisnya.
“Baru kali ini Jung Yunho bisa seperhatian ini, yah, Jaejoong, apa yang
kau lakukan padanya sampai ia bisa seperti ini eoh?” Seru Eunjae tertawa geli.
“Padahal Yunho pernah bilang kalau ia tidak akan mau diatur-atur oleh
pacarnya nanti. Kami pikir ia tidak akan punya pacar sampai mati, untung saja
ada Jaejoong” Tawa Siwon meledak.
Ketiga namja tampan itu
terpingkal-pingkal di atas lantai.
Yunho masih berusaha tidak mempedulikan
sahabat usilnya.
Tapi Jaejoong sudah mengerutkan dahinya
dengan wajah memerah tomat.
Siwon yang pertama menyadari wajah
cantik itu berubah segera saja mengerjapkan matanya tidak percaya.
“Imutnyaaa!” Seru ketiga namja itu kompak.
Yunho berbalik.
Terkejut mendapati wajah menggemaskan
kekasihnya.
Ia segera menghampiri Jaejoong dan
menyembunyikan wajah merah itu di balik dada bidangnya.
Mata musangnya memicing kepada ketiga
sahabat usilnya.
“Ya! Micheosseo?! Kalian mau mati ya?!” Teriaknya marah.
“Aduh posesifnya” Seru ketiga pemuda tampan itu kompak.
Yunho sudah hampir menendang ketiganya
kalau Jaejoong tidak segera menghentikan dirinya.
Namja tampan itu mendesis kesal dan
menyeret Jaejoong untuk duduk bersama mereka berempat.
“Aku ingin mengenalkanmu kepada teman-temanku, mereka agak aneh karena
dari spesies lain” Ujar Yunho kesal.
Siwon, Eunjae dan Seunghyun segera
tersenyum manis.
“Wah! Kalau begitu pas sekali! Hari ini aku membawa onigiri mini, jadi
kita bisa makan bersama-sama!” Seru Jaejoong tersenyum manis.
Namja cantik itu segera membuka kotak
bekalnya dan dicomoti oleh ketiga teman Yunho yang tak tahu malu itu.
Yunho melirik mereka dan ikut mengambil
bagiannya.
“Uh, enak sekali! Kau sangat beruntung, Yun!” Ujar Eunjae menjilat
bibirnya.
“Rasanya sudah lama sekali ya, kita tidak mendapatkan makanan seperti
ini” Sambung Siwon tersenyum senang.
“Ne Jaejoong, dulu sebelum masuk ke sini kami berempat ini pangerannya
sekolah, duh, pokoknya hadiah yang kami terima itu banyak sekali, apa lagi
Yunho! Tapi lama-kelamaan lelah juga terus dikerubungi dengan penggemar, Yunho
sampai mengamuk waktu itu” Cerita Seunghyun seraya mengunyah onigirinya.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia segera menatap wajah tampan Yunho.
“Wajar jika aku marah, gadis sialan itu menumpahkan cokelat dinginnya di
atas bukuku” Ketus Yunho menatap tajam ketiga temannya.
“Yah, Jaejoong, bagaimana bisa kau bertahan dengan pria berperangai
buruk seperti Yunho? Kau tidak takut masuk rumah sakit karena dia?” Tanya Siwon
penasaran.
“A—ani, Yunnie itu baik sekali kok! Soalnya dia—“ Ucapan Jaejoong
terputus ketika ingatannya kembali ke saat mereka kencan kemarin.
Saat Yunho menghangatkan tangannya dan
saat Yunho mencium dahinya ketika pria badung itu mengantarkannya pulang.
BLUSH.
Wajah Jaejoong kembali memerah tomat.
Pria cantik itu memalingkan wajahnya dan
menutupi mulutnya dengan punggung tangan.
Yunho menelan salivanya.
Duh, manis sekali!
“Itu dia, aku takutnya Jaejoong bisa masuk rumah sakit!” Seru Siwon
sekali lagi.
“Rumah sakit apaan? Yunho mana mungkin memukul kekasihnya sendiri” Seru
Seunghyun menepuk kepala Siwon.
“Rumah sakit apaaa? Rumah sakit kandungan dong! Hahahaha—AOW!”
Pria berlesung pipi itu mengusap
kepalanya yang terasa berdenyut-denyut karena pukulan Yunho.
Namja tampan itu menatap tajam ketiga
sahabat usilnya dengan tajam.
Membuat ketiga pemuda tampan itu segera
terdiam dan melanjutkan makan mereka dengan tenang.
Jaejoong sendiri sudah menggigit bibir
bawahnya erat.
Duh, masa iya masuk rumah sakit
kandungan?
Tapi kalau dengan Yunho sih, Jaejoong
mau-mau saja >/////<
-------
Bel pulang sekolah sudah berdering
nyaring sedari tadi.
Tapi namja cantik itu masih berkutat
dengan pekerjaannya di klub mading sekolah.
Tangannya bergerak lincah merapikan
artikel-artikel dari para siswa untuk disaring.
Namja cantik itu menoleh ketika bahunya
dicolek oleh seseorang.
Ternyata Shim Changmin.
“Ya, Chwang? Ada apa?” Tanya Jaejoong bingung.
Pria berwajah kekanakan itu terlihat
ketakutan.
Wajahnya berkeringat dan bibirnya
bergetar ringan.
Ia meringis seraya menunjuk pintu ruang
klub yang terbuka.
Jaejoong membesarkan matanya.
OH!
Pantas saja.
Ternyata itu Yunho.
“Kau diancam olehnya ya?” Tanya Jaejoong penasaran.
Changmin dengan cepat menggelengkan
kepalanya.
Ia segera melesat menuju rak penyimpanan
majalah sekolah dan bersembunyi di sana.
Apanya yang tidak diancam?! Pria bengal
itu bahkan hampir meninju wajahnya ketika melihat hanya tersisa dirinya dan
Jaejoong di ruang klub!
Pria berwajah kekanakan itu
mengusap-usap lehernya yang dicekik Yunho.
Untung saja ia masih hidup.
Terkutuk kau, Kim Jaejoong! Bagaimana
bisa kau berpacaran dengan anak nakal seperti itu hah?! Pekik Changmin dalam
hatinya.
Ia mengintip dari balik tumpukan rak
buku, sudah kosong.
Ah, berarti pasangan aneh itu sudah
pulang.
Syukurlah.
“Yunnie, tadi Chwang kau apakan?” Tanya Jaejoong selagi mereka berjalan
menelusuri koridor sekolah yang sudah sepi.
Yunho tidak menyahut.
Membuat Jaejoong mengerucutkan bibirnya.
“Yunnie, setelah ini kita langsung pulang?”
“Iya, kenapa? Kau mau kencan dulu?”
Jaejoong meringis.
Merasakan jantungnya yang berdebar-debar
dan pipinya menghangat.
“Ka-kalau Yunnie memaksa, aku mau..” Bisiknya malu.
Eoh?
Yunho tersenyum tipis mendengarnya.
“Uhm..Yunnie, ada yang ingin aku tanyakan, tapi jangan marah, ya?”
“Mana bisa seperti itu, aku harus tahu dulu pertanyaan seperti apa yang
kau tanyakan baru bisa memutuskan marah atau tidak”
Jaejoong terdiam.
Ia menundukkan wajahnya dan menatapi
langkah kakinya dalam hening.
Yunho melirik kekasihnya.
Ia menghela nafas dan menghentikan
langkahnya.
Membuat Jaejoong ikut berhenti di
sampingnya.
“Baiklah, mau tanya apa?” Tanya namja tampan itu datar.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia mendongak.
“Itu..Kita kan sudah hampir sebulan berpacaran...Apa Yunnie sudah suka
denganku atau belum?”
DEG.
Yunho terkejut.
Mata musangnya mengerjap cepat.
Menatap Jaejoong yang masih menundukkan
wajahnya.
Aish.
Jantungnya mulai berdebar-debar
memikirkan pertanyaan polos itu.
“Kalau tidak bagaimana?” Tanya Yunho balik.
Giliran Jaejoong yang terkejut.
Pria cantik itu segera mendongak dengan
wajah yang murung.
“Jadi sampai sekarang Yunnie masih tidak suka denganku?” Gumam pria
cantik itu sedih.
Dadanya sakit sekali.
Ia menahan nafasnya.
Menatap Yunho dengan matanya yang berkaca-kaca.
Yunho masih diam.
Memperhatikan reaksi namja cantik itu
selanjutnya.
Dan tepat seperti kesukaannya, pipi
tirus itu basah karena air mata Jaejoong yang menetes jatuh.
“Kenapa kau menangis?”
“Kenapa Yunnie masih tanya?! Tentu saja aku sedih!”
“Oh ya? Kenapa harus sedih?”
“Aku suka sekali kepadamu, tapi kau tidak membalas perasaanku, tentu
saja aku sedih!”
“Yah, jangan berteriak, kau membuat telingaku sakit”
“YUNNIE JAHAT!”
Namja cantik itu berjongkok membelakangi
Yunho.
Membuat pria tampan itu menutup mulutnya
tidak sengaja.
Aduh, pacarnya ini manis sekali!
Pria tampan itu berlutut di belakang
Jaejoong setelah membiarkan kekasihnya menangis keras.
Kemudian ia menepuk kepala Jaejoong
sebelum ia memeluk pria cantik itu dengan erat.
“Sudah, jangan menangis lagi, kau tidak malu dengan ingusmu yang meler?”
“Paboya! Jangan sentuh aku! Aku benci!”
“Eoh? Tadi suka sekarang benci? Mana yang benar?”
“Suka! Hueeeeee~”
Yunho tidak bisa menahan keisengannya
lebih lama lagi.
Ia meledakkan tawanya dan menepuk-nepuk
kepala Jaejoong gemas.
Membuat tubuh mungil itu meronta-ronta
dari pelukannya.
“Aku kan hanya bertanya, kau belum mendengar jawabanku yang sesungguhnya
kan?”
“H-huh?”
“Tentu saja aku tidak suka padamu, sebulan itu waktu yang sangat
singkat”
Tangis Jaejoong kembali pecah.
Namun isakannya berhenti ketika pria
badung itu berbisik manis di telinganya.
“Aku memang tidak suka, tapi hormon tubuhku yang membuatku jatuh cinta
kepadamu, dasar cengeng!”
DEG.
Mata besar Jaejoong membulat sempurna.
Pria cantik itu segera menghapus air
matanya dan berbalik menatap Yunho tidak percaya.
Jaejoong tersentak kaget ketika pria
tampan itu mengecup bibirnya dengan cepat dan keras hingga membuatnya terdorong
ke belakang.
Mata besar Jaejoong semakin membulat.
Menatap Yunho yang sudah tertawa-tawa
geli.
Jaejoong merengut.
“Neo nappeun namja!” Pekiknya kesal.
Yunho segera menarik tangan namja cantik
itu untuk berdiri.
Kemudian ia menggenggam tangan Jaejoong
dan kembali melanjutkan langkah kaki mereka.
Jaejoong terlihat sangat lucu dengan
pipi merona merah itu.
Bibir ranumnya yang basah sedang
bergerak-gerak menggerutu kesal karena sikap Yunho yang menyebalkan.
Pria nakal itu suka sekali menggodanya,
uuh!
“Melihat wajahmu yang seperti itu aku jadi malas mengajakmu kencan” Ujar
Yunho melirik Jaejoong.
Pria cantik itu mengangkat wajahnya.
Dalam sekejap ia segera tersenyum manis.
“Kita kencan, ya?” Ujarnya memohon.
Yunho menaikkan alisnya.
“Mengerikan, kenapa kau tiba-tiba tersenyum seperti itu?”
“Seperti yang kau katakan tadi, aku seperti ini juga karena hormonku!”
“Mwo?”
Namja tampan itu tertawa mendengar
jawaban kekasihnya.
Ia memukul kepala namja cantik itu dan
segera merangkulnya erat.
Membuat Jaejoong berteriak kesal dengan
wajah merona malu.
Duh, Jung Yunho itu.
Ternyata ia pria badung yang manis.
Jantung Jaejoong tidak akan selamat
kalau begini terus caranya >//////<
No,
I’m not a bad boy but i like bad boy
My
testosterone heavily shows up
After
winning a war of hormones
I’ll be your fan
and I’ll be your man,
Because of what?
Due to hormone!
END.
-BTS, War Of Hormone-
Tuh kan.. lagi lagi yunjae manis banget :D
BalasHapusAduhhh jae yg polos imut menggemaskan pny pacar yun yg tampan kebangetan super dingin dan cuek haduh sempurna! Bagus nya jae nembak yun yah secara si beruang kutub ini cowok bengal yg ky nya ga butuh cinta utk saat ini hrs di pancing dl br nengok tp yah cm jae yg bs bikin yun nengok dan melumerkan hati nya yg dingin ahai puitis amat ane hehe
BalasHapussweet :"v
BalasHapusWahhhhh sangat manis :)
BalasHapuswah ini beresiko meningkatkan gejala diabetes karena terlalu banyak mengkonsumsi ff yang sweet hahaha xD
BalasHapusHIDUP KAK SHELLA! LOVE YOUUUU :*
Shella park!!! Ngefens abis ama ff2 nya!! Daebakk
BalasHapusShella park!!! Ngefens abis ama ff2 nya!! Daebakk
BalasHapus