This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Rabu, 20 Januari 2016

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/WAR OF HORMONE


Tittle: WAR OF HORMONE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluffy-posessive-friendship

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


I’ll be your fan and I’ll be your man,
Because of what? Due to hormone!
.
.
.
  “Jung Yunho membuat seseorang masuk rumah sakit lagi hari ini!”

Jaejoong dan teman-temannya menoleh ke arah pintu kelas dan menatap Kim Jonghyun yang terlihat heboh.

  “Jeongmall? Kali ini siapa korbannya?”

  “Ah, tapi kalau Yunho itu sudah biasa”

  “Pasti karena anak yang kurang beruntung itu mengganggunya”

  “Tapi siapa yang berani mengganggunya?”


Seisi kelas XII-3 itu mulai bising seperti pasar ikan sekarang.
Mereka sibuk menggosipkan segala sesuatu tentang pria bernama Jung Yunho itu.
Hanya Jaejoong yang mengernyitkan dahinya.
Pria cantik itu menoleh kembali menatap Jino yang sedang bergosip dengan Taemin.

  “Siapa itu Jung Yunho?”

Eeh?
Pemuda cantik itu terkejut ketika mendadak seisi kelas menjadi hening.
Sunyi senyap seperti pemakaman.
Jaejoong segera menggigit bibirnya, apa ia salah bicara?

  “Tenang, kawan-kawan, wajar kalau Jaejoong tidak tahu, dia kan murid pindahan” Ujar Jonghyun bersuara.

Aah.
Anak-anak kelas XII-3 mengangguk-angguk paham.
Kemudian kelas kembali ribut.
Membuat Jaejoong mengerutkan dahinya.
Dia memang baru saja pindah tiga hari yang lalu.

Tapi sampai sekarang ia belum pernah bertemu dengan sosok Jung Yunho yang ditakuti itu.
Sepertinya Yunho itu anak nakal ya? Hmm.
Jaejoong mengerucutkan bibirnya.
Ia sangat anti dengan pemuda badung.

  “Jung Yunho itu wajahnya kecil, matanya sangat tajam, dan yang paling penting, raut wajahnya selalu tidak bersahabat!” Ujar Jino yang sudah merangkul bahu teman sebangkunya.

Jaejoong masih diam.

  “Kenapa kau menggambarkannya seperti alien?” Tanya Jaejoong bingung.

  “Siapa yang alien?”

DEG!

Seisi kelas termasuk Jino dan Jaejoong tersentak kaget ketika suara bariton yang dingin itu terdengar.
Anak-anak segera menundukkan wajah mereka dan berpura-pura sibuk dengan tugas yang sebenarnya tidak pernah ada.
Jino sudah kembali duduk manis di kursinya dan membaca komiknya terbalik.

Peduli setan, itu Jung Yunho!

  “Neo” Panggil Yunho seraya menatap wajah cantik Jaejoong.

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia menunjuk dirinya sendiri dan melangkahkan kakinya menghampiri Yunho.
Jino dan teman-teman yang lain mengintip diam-diam Jaejoong yang sudah berdiri sangat dekat di hadapan Yunho.
Catat itu! Sangat dekat!

Semoga pria cantik itu tidak kehilangan kaki atau tangannya setelah ini!

  “Iya, aku, kau siapa ya? Ada perlu apa denganku?” Tanya Jaejoong ragu-ragu.

Pipinya mendadak panas ketika mata musang itu bertemu dengan mata bulatnya yang polos.
Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
Menyadari kalau seragam Jaejoong terlihat masih baru.
Ia tersenyum tipis.

  “Kau anak baru, eh? Kenapa anak perempuan bisa memakai seragam untuk laki-laki?” Ujar Yunho seraya menatap Jaejoong dari bawah sampai atas.

Uh—Jaejoong tidak kuat ditatap seperti itu.
Namja cantik itu menggigit bibirnya, ia menatap Yunho dengan pipi yang merona segar.
Membuat Yunho menaikkan alisnya.

  “Itu—aku memang laki-laki” Ujar Jaejoong gugup.

  “Memangnya itu urusanku?” Potong Yunho cepat.

Pria badung itu menoyor dahi Jaejoong hingga pemuda cantik itu mundur ke belakang.
Yunho segera melesat memasuki kelas dan duduk di kursinya yang berada di pojok kelas.
Ia mengeluarkan headphone-nya dan segera menyetel musik kesukaannya.
Kemudian memejamkan matanya seraya bersidekap.

  “J-Jaejoong ah, neo gwenchanika?” Tanya Jonghyun yang duduk di baris depan.

Jaejoong terkejut.
Ia menyentuh dadanya yang berdebar-debar kencang dan menggigit bibir bawahnya dengan dahi yang mengerut lucu.
Aduh, wajahnya sungguh menggemaskan!

  “Uh-Um, sepertinya kau baik-baik saja” Ujar Jonghyun meringis.
.
.
.
Yunho si ketua anak berandal sekolah itu sedang merokok di atap sekolah bersama teman-temannya saat ini.
Pelajaran memang masih berlangsung, tapi apa pedulinya?
Yah, sebenarnya hanya Yunho yang tidak acuh.
Teman-temannya tidak.
Walaupun mereka sama-sama bandel, tapi tidak ada yang seberani Yunho.

Siwon, Seunghyun, dan Eunjae itu anak baik pada dasarnya.
Apalagi Siwon, dia yang paling alim.
Tapi karena mereka semua teman masa kecil dan Yunho ketuanya, maka tidak ada yang berani angkat suara.

CKLEK.

Eoh?
Keempat pemuda tampan itu menoleh ketika pintu atap terbuka.
Siwon pikir itu kepala sekolah lagi, tapi ternyata hanya seorang pemuda cantik yang terlihat begitu polos.
Hah?
Untuk apa anak polos itu ke sini?

Cari mati, eh?

  “Yu-Yunho-ssi, boleh aku bicara berdua denganmu?” Ujar Jaejoong bergetar.

Eunjae dan yang lain menaikkan alis mereka.
Yunho menghembuskan asap rokoknya.
Membuat Jaejoong terbatuk-batuk.
Namja tampan itu melompat dari pagar pembatas tempatnya duduk dan menatap Jaejoong dengan tajam.

  “Kau bilang kau mau bicara, tapi kudekati kau mundur” Ujar Yunho mengerutkan dahinya.

Aish, pemuda cantik itu benar-benar membuang waktunya.
Pasti anak ini hanya siswa yang taat peraturan dan mencoba untuk memberitahunya agar tidak membolos pelajaran dan tidak merokok di sekolah.
Kalau iya Yunho akan segera meninju wajah mulusnya.

  “A—Aku—Aku menyukaimu Yunho-ssi!” Seru Jaejoong memejamkan matanya erat.

  “UHUK UHUK!” Ketiga teman Yunho terbatuk-batuk karena menelan asap rokok mereka sendiri.

Jaejoong sudah menundukkan wajahnya yang semerah tomat.
Sementara Yunho terdiam.
Menatap tidak percaya sosok cantik yang begitu polos ini.
Tangannya sampai bergetar hebat begitu.

Fuh, Yunho merasa ini akan menarik.
Lumayan untuk membunuh kebosanannya.

Namja bengal itu melangkah mendekati Jaejoong.
Ia sedikit terhenyak ketika aroma vanilla yang manis menusuk penciumannya.
Yunho segera menarik dagu Jaejoong dengan tangannya.
Membuat mata besar itu membulat lucu ketika pupilnya bertemu pandang dengan mata musang Yunho yang tajam.

Eoh?
Yunho tersenyum tipis mendapati wajah Jaejoong yang semakin memerah.

  “Sepertinya otakmu bermasalah” Ujar Yunho singkat.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia menggeleng.

  “A-Ani” Bisiknya lirih.

Duh, wajah tampan itu begitu dekat dengannya!
Jaejoong tidak kuat!

  “Apa kau sedang bertaruh dengan teman-temanmu?” Tanya Yunho datar.

Jaejoong segera menggeleng dengan cepat.
Membuat rambut lurusnya bergoyang lucu.

  “Eoh, jadi kau ingin aku menjadi pacarmu eh?” Tanya Yunho lagi.

BLUSH.

Telinga Jaejoong sangat merah.
Pria cantik itu menggigit bibir bawahnya erat.
Ia sama sekali tidak bermaksud seperti itu.
Ia hanya ingin memberitahu Yunho kalau ia menyukainya.

Jaejoong jatuh cinta pada mata musang itu ketika ia melihatnya dengan jelas pagi tadi.
Aduh, mereka kan baru saja bertemu!
Yunho tidak mungkin tertarik padanya seperti apa yang ia rasakan!

  “Baiklah, kau pacarku mulai sekarang, jja, kembalilah ke kelas” Ujar Yunho seraya menoyor dahi Jaejoong.

DEG!

Mata besar Jaejoong kembali membulat.
Menatap tidak percaya wajah tampan itu.
Jantungnya berdebar-debar sungguh kencang.
Aduh, perutnya terasa melilit!

  “Ka—Kau serius?” Bisik Jaejoong bergetar.

  “Jadi kau ingin aku bercanda?” Potong Yunho cepat.

  “TIDAK! Uh—Ani, maksudku, tidak”

Yunho menoyor dahi Jaejoong sekali lagi dan berbalik kembali bergabung bersama teman-temannya.
Sementara Jaejoong sudah berbalik dan mencengkram dadanya yang berdebar-debar kencang.
Ya Tuhan, ia sesak nafas!

  “Oh Tuhan, kupikir kau sudah mati di sana! Memangnya apa sih yang harus kau katakan pada Yunho sampai kita harus berbohong ke toilet pada Minho Sam?” Celetuk Jino lega ketika ia melihat Jaejoong berjalan menuruni tangga.

Namja dino itu mengerutkan dahinya melihat wajah Jaejoong yang sangat merah seperti tomat.
Tangannya gemetaran.
Dan Jino bisa melihat nafas Jaejoong tersendat-sendat.

  “A—Aku diterima, Jino yah” Bisik Jaejoong lirih.

Hah?
Diterima?
Diterima apanya?

  “Y-Yunho—IA MENERIMAKU SEBAGAI PACARNYA!! OMOOO!!!!” Teriak Jaejoong lepas kendali.

Pria cantik itu sudah mengguncang bahu Jino hingga namja dino itu merasa pusing.
Tapi tentu saja telinganya tidak salah dengar.
Teriakan Jaejoong begitu lantang hingga bergema di tangga sekolah yang super sepi ini.
Jadi Yunho menerima Jaejoong eoh?
Sebagai pacarnya?

Bukannya itu artinya mereka sekarang pacaran ya?

Eh, tunggu.

Pacaran?!

  “MWO?!” Teriak Jino membulatkan matanya.


-------


  “Kau sudah dengar? Anak baru dari kelas XII-3 itu mengalami gangguan otak!”

  “Iya! Kim Jaejoong, kan? Ia benar-benar sudah tidak waras!”

  “Kudengar dia membolos kemarin hanya untuk menemui Yunho!”

  “Apa sekarang mereka pacaran? Itu berarti Jaejoong juga masuk ke dalam jajaran You-Know-Who yang matanya tidak boleh dilihat itu? Tapi dia kan anak baik-baik”

Seisi sekolah mendadak gempar pagi ini karena berita yang disebarkan oleh Jino melalui sosial medianya.
Jaejoong dan Yunho pacaran!
Yunho yang predikatnya sebagai seorang pria kejam, berdarah dingin, dan mematikan!
Malang sekali nasib Jaejoong yang kini berubah menjadi domba milik sang predator, semoga saja Yunho tidak memakan namja cantik itu, hiii~

  “Selamat pagi semua!”

Jaejoong berteriak senang seraya memasuki kelasnya.
Wajah cantiknya berseri-seri, kentara sekali ia sedang bahagia tingkat tinggi.
Jonghyun dan Tiffany segera menarik namja cantik itu dan menginterogasinya.

  “Yah, Jaejoong! Apa gosip itu benar?! Kau dan Yunho pacaran?!” Teriak keduanya kompak.

Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Namun ketika mendengar kata pacaran mendadak wajahnya berubah menjadi merah.
Membuat seisi kelas terutama Jonghyun dan Tiffany menatap Jaejoong tidak percaya.

  It’s fucking serious” Desis wanita berambut pendek itu kaget.

Jaejoong segera melangkah duduk di kursinya.
Ia melirik ke belakang dan mendesah pendek melihat tempat Yunho masih kosong.
Anak badung kan biasanya masuk setelah satu jam bel berbunyi.
Itupun kalau ia memang datang.

Kalau tidak?

Gosipnya Yunho itu tidak pernah terprediksi kapan ia masuk sekolah.
Selalu suka-sukanya saja.

Jaejoong menggembungkan pipinya tanpa sadar.
Tapi raut kesal itu segera menghilang ketika satu setengah jam kemudian pintu kelas terbuka dan Yunho muncul dari sana.
.
.
.
  “Yunho-ssi!”

Namja tampan itu berbalik dan mendapati sosok manis kekasih barunya yang sedang berlari mengejarnya.
Jaejoong tersenyum manis.

  “Kau mau ke atap kan? Aku sudah buatkan bekal!” Ujar Jaejoong dengan pipi merona.

Mata musang Yunho mengerjap.
Ia mengangguk saja dan kembali melangkahkan kakinya.
Sementara Jaejoong mengekor di belakangnya.

  “Mana Eunjae?” Tanya Yunho ketika ia membuka pintu atap dan hanya mendapati Siwon bersama Seunghyun di sana.

Kedua pemuda itu awalnya berencana untuk bersantai-santai seperti biasa hari ini, tapi niat mereka mendadak hilang ketika wajah cantik Jaejoong muncul dari balik punggung Yunho.
Duh, ada yang mau pacaran ternyata.

  “Katanya di kantin, kami cari dia dulu, duluan ya!” Seru kedua pemuda tampan itu kompak.

Yunho mengerutkan dahinya melihat kedua temannya yang seperti dikejar setan.
Mereka berebut keluar dari pintu atap dan berlarian di tangga.
Namja bermata musang itu menggeleng pelan dan segera duduk di balkon kesukaannya.
Jaejoong segera menghampiri namja tampan itu dan dengan cekatan membuka kotak bekalnya.

  “Aku tidak tahu Yunho-ssi sukanya apa, jadi aku membuat gimbab daging sapi” Ujar Jaejoong memperlihatkan kotak bekalnya.

Yunho melirik namja cantik itu dengan ekor matanya.
Eoh?
Bibirnya menarik seringai tipis mendapati kedua tangan Jaejoong yang gemetaran.

  “Aku paling benci gimbab” Ujar Yunho dingin.

DEG.

Jaejoong terkejut.
Mata bulatnya refleks membesar dan detik berikutnya ia segera menutupi kotak bekalnya.
Namja cantik itu menunduk menyembunyikan mata besarnya yang sudah berkaca-kaca.
Ia sudah berusaha untuk mencari tahu semua kesukaan Yunho, tapi tidak ada yang tahu.

  “Mi-Mianhae Yunho-ssi, nan jeongmall mollaseo..” Bisik Jaejoong serak.

Air matanya sudah jatuh membasahi pipi tirusnya.
Yunho menaikkan alisnya.
Detik berikutnya ia tertawa lantang hingga membuat namja cantik itu refleks mengangkat wajahnya.

Menatap terpesona wajah dengan tawa itu.

Tampan sekali!

  “Aku hanya bercanda, kau ini gampang sekali digoda” Ujar namja tampan itu seraya membuka kotak bekal Jaejoong dan mencomot gimbabnya.

Detik berikutnya ia mengunyah namja tampan itu terdiam seketika.
Mata musangnya mengerjap.
Menatap Jaejoong yang sudah mengusap wajahnya.

  “Ini—kau membuatnya sendiri?”

  “Iya, ti-tidak enak, ya?”

  “Ani, ini enak, aku suka”

DEG DEG DEG.

Jantung Jaejoong berdebar sungguh kencang.
Ia tersenyum senang tanpa sadar.

  “Oh iya, jangan lagi memanggilku dengan panggilan formal seperti itu”

  “Waeyo?”

  “Tapi kita ini pacaran? Mana ada orang pacaran sekaku itu”

  “Ja-jadi kau ingin kubuatkan nama khusus?”

Yunho terdiam.
Mata musangnya mengerjap cepat.
Kemudian ia menoyor dahi namja cantik itu.

  “Sesukamu saja” Ujarnya ketus.

Jaejoong melebarkan senyumnya.
Ia mengusap-usap dahinya yang merah karena Yunho.

  “Y-Yunnie yah” Bisik Jaejoong bergetar.

DEG.

Yunho menoleh.
Menatap Jaejoong dengan tatapan seramnya.
Dahinya mengernyit dengan mulut penuh gimbab.
Membuat Jaejoong kembali menundukkan wajahnya takut.

  “Tidak suka, ya? Kalau begitu Yunho sa—”

  “Kau orang pertama yang memanggilku seperti itu selain ibuku, ck, ternyata spesies seperti kalian di mana-mana itu sama saja”

  “Eeh? Spesies?”

  “Ibuku itu laki-laki cerewet sama sepertimu”

  “MWO?!”

Yunho menaikkan alisnya.
Tersenyum remeh kepada Jaejoong.

  “Kenapa? Kau kaget?”

  “Itu—Ibuku juga laki-laki..”

Eoh?
Yunho terkejut.
Ia kembali memakan gimbabnya.

  “Belum apa-apa saja kita sudah punya kesamaan..Mungkin kita memang benar-benar berjodoh, ya?” Gumam Jaejoong tersenyum malu.

Yunho memutarkan bola matanya jengah.

  “Itu..Besok kan hari sabtu, bagaimana kalau kita kencan?” Tanya Jaejoong dengan wajah merona.

  “Kencan? Baru sehari pacaran saja kau sudah agresif seperti ini, ternyata kau itu kucing nakal, ya?” Balas Yunho kejam.

Jaejoong menggembungkan pipinya.

  “Ck, baiklah, besok tunggu aku di bawah Namsan jam dua” Ketus Yunho kesal.

Tapi ia sudah menghabiskan semua gimbabnya.
Namja tampan itu menyerahkan kotak bekalnya kepada Jaejoong dan menepuk kepala namja cantik itu pelan.
Membuat Jaejoong hampir pingsan saking senangnya.


-------


Namja cantik itu berdiri dari jongkoknya ketika ia melihat sosok Yunho yang berjalan menghampirinya.
Ia merasa kakinya kram, sudah hampir dua jam ia berjongkok di sini.
Salju berjatuhan, Seoul sedang memasuki musim dingin.
Tapi tidak masalah, yang penting pria nakal itu datang menemuinya.

  “Huh? Jangan-jangan kau terlambat datang karena habis berkelahi, ya?” Tukas Jaejoong setelah melihat sudut bibir Yunho yang membiru dan pelipisnya yang berdarah.

  “Ada yang menantangku, ya kuterima saja” Sahut Yunho cuek.

Jaejoong menghela nafasnya.
Ia segera menarik tangan Yunho hingga membuat namja tampan itu berjengit.

  “Yah! Tanganmu itu dingin seperti es! Sudah berapa lama kau menunggu, eh? Kenapa tidak pakai sarung tangan?” Tanya Yunho mengerutkan dahinya.

  “Cuma 5 menit kok, aku memang gampang kedinginan” Sahut Jaejoong tersenyum.

  “Apa itu kode agar aku memelukmu?”

Pipi Jaejoong memerah tomat.
Namja cantik itu mendudukkan Yunho di atas kursi taman yang sedikit kotor karena salju.
Kemudian ia duduk di samping Yunho dan mengeluarkan isi tasnya.
Yunho menaikkan alisnya melihat kotak obat mungil itu.

  “Kau selalu bawa ini ke mana pun?” Tanya Yunho ketika Jaejoong sudah mengolesi kapas dengan alkohol.

  “Ani, aku baru membelinya tadi malam. Aku tahu kau sering terluka karena berkelahi, makanya aku beli. Biar aku selalu bisa mengobati lukamu” Balas Jaejoong tersenyum manis.

  “Aku pikir kau akan melarangku berkelahi”

  “Uhm, aku tidak ingin menjadi pacar yang suka mengatur-ngaturmu..Tapi..”

  “Tapi?”

  “Bagaimana dengan berhenti merokok?”

  “Kenapa aku harus berhenti karenamu? Rokok itu lebih adiktif dari pada berkelahi asal kau tahu saja”

Jaejoong menghentikan gerakannya mengobati luka Yunho.
Ia menatap mata musang itu dan tersenyum tipis.

  “Aku punya asma, kau tentu tidak akan tega untuk membunuhku kan? Aku ini pacarmu lho” Ujarnya lembut.

DEG.

Yunho terdiam.
Detik berikutnya ia sedikit memalingkan wajahnya meminta Jaejoong mengobati pelipisnya yang berdarah.

  “Setelah ini kau mau ke mana?” Tanya Yunho mengalihkan pembicaraan.

  “Hmm, bagaimana kalau kita ke bioskop? Ada film menarik yang baru keluar” Jawab Jaejoong antusias.

Yunho mengangguk.
Jaejoong sudah membereskan obat-obatannya.
Pasangan kekasih itu beranjak dari duduk mereka dan hendak berjalan menuju bioskop.
Yunho menggenggam tangan dingin Jaejoong.

Membuat namja cantik itu mendongak menatapnya.

  “Aku sedang mencegahmu agar tidak terkena flu” Ujar Yunho datar.

Uh, Jaejoong lagi-lagi mengembangkan senyum manisnya.
.
.
.
  “Kau tidak takut?”

Yunho menatap bingung Jaejoong yang terlihat biasa saja selama pemutaran film berlangsung.
Pria nakal itu melirik penonton lain yang saling berpelukan dan berteriak-teriak saat hantunya muncul.
Tapi Jaejoong terlihat santai.
Namja cantik itu bahkan tidak berteriak sedikit pun.

  “Film hantu itu kan walaupun hantunya sangat mengerikan sekalipun tetap saja syutingnya banyak orang, ada kru, sutradara, fans, jadi tinggal membayangkan saja kalau aku adalah salah satu dari mereka” Sahut Jaejoong santai.

  “Jawabanmu benar-benar merusak imajinasi orang lain” Komentar Yunho kembali menonton filmnya.

Tapi detik kemudian Jaejoong terkejut saat pemuda nakal itu tiba-tiba menunduk dan mencium bibir ranumnya.
Popcorn Jaejoong terjatuh.
Jemari namja cantik itu mencengkram kursi tanpa ia sadari.
Tubuhnya terasa panas karena sentuhan-sentuhan Yunho.

Namja tampan itu membuka mulut Jaejoong dan melesakkan lidahnya masuk ke dalam.
Mencari tahu sesuatu yang lebih tentang Kim Jaejoong.
Sesuatu yang hanya ia yang tahu.
Bahkan sampai tidak mengacuhkan saliva mereka yang menetes membasahi dagu Jaejoong.

  “Umck..hh..hh..Y—Yun...” Lirih Jaejoong setelah Yunho melepaskan ciuman mereka.

Suasana bioskop memang gelap.
Tapi Yunho bisa melihat dengan jelas rona merah di pipi namja cantik itu.
Ia tersenyum tipis dan segera menyedot sisa saliva mereka di dagu namja cantik itu.
Kemudian ia menurunkan wajahnya dan menghisap leher Jaejoong dengan sensual dan begitu dalam.

Hingga membuat Jaejoong mengeluarkan suara aneh tanpa sadar.
Pria cantik itu segera membekap mulutnya.
Mata bulatnya mengerjap-kerjap sayu menatap Yunho yang memandang puas bekas merah di leher Jaejoong.
Pria cantik itu merasakan jantungnya berdebar-debar sungguh kencang hingga ia merasa sesak.

  “Ta-Tadi itu ciuman pertamaku..” Bisik Jaejoong pelan.

Kalau saja Yunho tidak memfokuskan dirinya kepada namja cantik itu sudah tentu ia tidak akan mendengar apa yang diucapkan Jaejoong barusan.

  “Ini merupakan suatu kebanggan bagiku bisa menjadi yang pertama untukmu” Balas Yunho seraya menepuk kepala Jaejoong.

Kemudian ia kembali menonton dengan santainya.
Tidak mengacuhkan Jaejoong yang sudah terduduk lemas di kursinya.
Pipinya memerah tomat, nafasnya tersengal, dan bibirnya basah, berkedut juga bengkak.
Jaejoong menutup mulutnya dan mengalihkan pandangannya ke arah yang berlawanan dengan wajah Yunho.

Aduh!
Ia sangat deg-degan!!

Ternyata seperti ini, ya? Rasanya pacaran dengan anak nakal?

Jaejoong suka >/////<


-------


  “Ada apa sih denganmu? Aku bosan melihatmu terus tersenyum seperti itu” Jino menggerutu dalam perjalanan mereka menuju kantin.

Taemin mengangguk menyetujui perkataan Jino.

  “Kemarin itu hari bahagiaku” Ujar Jaejoong masih dengan senyum manisnya.

Hari ini ia tidak melihat Yunho di manapun.
Itu berarti mereka tidak akan makan siang bersama hari ini.
Padahal Jaejoong sudah membuatkan bekal.
Tapi tidak masalah, kemarin kan Jaejoong sudah dapat cium, hihi~

  “Jadi kau mau makan semua bekal itu sendirian?” Tanya Jino setelah mereka sampai di gerbang kantin.

  “Aku berencana untuk membaginya dengan kalian berdua” Sahut Jaejoong riang.

  “Asyik~! Aku sudah lama sekali ingin makan makanan buatanmu” Seru Taemin tersenyum senang.

Ketiga namja manis itu baru saja akan duduk.
Tapi gerakan mereka terhenti oleh suara teriakan seseorang dari pintu gerbang kantin.

  “KIM JAEJOONG!”

DEG.

Jino dan Taemin saling melirik satu sama lain.
Mereka segera merapat dan berpegangan tangan yang sudah bergetar.
Aduh, tidak perlu berbalik juga mereka tahu itu suara siapa.
Lebih baik tidak mencari masalah.

  “Yunnie?! Kau datang!” Pekik Jaejoong membulatkan mata besarnya lucu.

Seisi kantin memandang Yunho dengan waspada.
Ya Tuhan, panggilan macam apa itu?
Yunho kan paling benci dengan sesuatu yang imut seperti itu!
Jaejoong bisa saja masuk rumah sakit setelah ini, tidak peduli dia itu pacarnya Yunho atau bukan.
Aigoo~

  “Kau bawa bekal untukku kan? Ayo ke atap!” Ujar Yunho mengerutkan dahinya kesal.

Jaejoong terkejut.
Ia segera mengangguk cepat dan berlari mengejar Yunho yang sudah meninggalkan kantin.
Jino dan Taemin saling berpandangan.
Sementara anak-anak di kantin sudah sibuk membicarakan tentang Yunho dan Jaejoong.

AISH.

Yunho memiringkan kepalanya seraya menggerutu tanpa suara.
Apa sih yang terjadi pada dirinya?
Bagaimana bisa ia otomatis merasa kesal melihat Jaejoong yang berjalan ke kantin bersama teman-temannya?
Memikirkan bahwa hari ini Jaejoong tidak makan bekal bersamanya membuat darahnya mendidih.

Ia ingin meninju seseorang rasanya.
Ck!
Padahal mereka baru saja berpacaran.
Yunho mendengus keras.

Ini pasti karena hormon pubertasku, pikir Yunho seraya membuka pintu atap.

Siwon, Eunjae dan Seunghyun sudah lebih dulu duduk di sana.
Mereka sedang bermain kartu sambil merokok.

  “Ya, matikan rokok kalian!” Ujar Yunho seram.

Siwon mengernyitkan dahinya.

  “Tapi aku baru saja menyalakannya, Yun” Sahut Eunjae bingung.

  “Kubilang matikan ya matikan! Atau kalian yang mau mati?!” Seru Yunho dingin.

Ketiga pemuda tampan itu segera mematikan rokok mereka dan kembali bermain kartu sambil menggerutu.
Tidak lama kemudian Jaejoong muncul di pintu atap.
Namja cantik itu tersenyum cerah.

  “Wah! Sudah tidak ada yang merokok lagi, ya? Apa Yunnie memberitahu kalian kalau aku punya asma?” Ujar namja cantik itu dengan senyum manisnya.

AISH.
Yunho memalingkan wajahnya yang ditatap kompak oleh ketiga pemuda tampan yang menjadi sahabatnya sejak kecil itu.
Siwon, Eunjae dan Seunghyun menyeringai.

  “Ooh, ternyata sayang pacar, ya?” Ujar Seunghyun menaikkan alisnya.

  “Baru kali ini Jung Yunho bisa seperhatian ini, yah, Jaejoong, apa yang kau lakukan padanya sampai ia bisa seperti ini eoh?” Seru Eunjae tertawa geli.

  “Padahal Yunho pernah bilang kalau ia tidak akan mau diatur-atur oleh pacarnya nanti. Kami pikir ia tidak akan punya pacar sampai mati, untung saja ada Jaejoong” Tawa Siwon meledak.

Ketiga namja tampan itu terpingkal-pingkal di atas lantai.
Yunho masih berusaha tidak mempedulikan sahabat usilnya.
Tapi Jaejoong sudah mengerutkan dahinya dengan wajah memerah tomat.
Siwon yang pertama menyadari wajah cantik itu berubah segera saja mengerjapkan matanya tidak percaya.

  “Imutnyaaa!” Seru ketiga namja itu kompak.

Yunho berbalik.
Terkejut mendapati wajah menggemaskan kekasihnya.
Ia segera menghampiri Jaejoong dan menyembunyikan wajah merah itu di balik dada bidangnya.
Mata musangnya memicing kepada ketiga sahabat usilnya.

  “Ya! Micheosseo?! Kalian mau mati ya?!” Teriaknya marah.

  “Aduh posesifnya” Seru ketiga pemuda tampan itu kompak.

Yunho sudah hampir menendang ketiganya kalau Jaejoong tidak segera menghentikan dirinya.
Namja tampan itu mendesis kesal dan menyeret Jaejoong untuk duduk bersama mereka berempat.

  “Aku ingin mengenalkanmu kepada teman-temanku, mereka agak aneh karena dari spesies lain” Ujar Yunho kesal.

Siwon, Eunjae dan Seunghyun segera tersenyum manis.

  “Wah! Kalau begitu pas sekali! Hari ini aku membawa onigiri mini, jadi kita bisa makan bersama-sama!” Seru Jaejoong tersenyum manis.

Namja cantik itu segera membuka kotak bekalnya dan dicomoti oleh ketiga teman Yunho yang tak tahu malu itu.
Yunho melirik mereka dan ikut mengambil bagiannya.

  “Uh, enak sekali! Kau sangat beruntung, Yun!” Ujar Eunjae menjilat bibirnya.

  “Rasanya sudah lama sekali ya, kita tidak mendapatkan makanan seperti ini” Sambung Siwon tersenyum senang.

  “Ne Jaejoong, dulu sebelum masuk ke sini kami berempat ini pangerannya sekolah, duh, pokoknya hadiah yang kami terima itu banyak sekali, apa lagi Yunho! Tapi lama-kelamaan lelah juga terus dikerubungi dengan penggemar, Yunho sampai mengamuk waktu itu” Cerita Seunghyun seraya mengunyah onigirinya.

Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia segera menatap wajah tampan Yunho.

  “Wajar jika aku marah, gadis sialan itu menumpahkan cokelat dinginnya di atas bukuku” Ketus Yunho menatap tajam ketiga temannya.

  “Yah, Jaejoong, bagaimana bisa kau bertahan dengan pria berperangai buruk seperti Yunho? Kau tidak takut masuk rumah sakit karena dia?” Tanya Siwon penasaran.

  “A—ani, Yunnie itu baik sekali kok! Soalnya dia—“ Ucapan Jaejoong terputus ketika ingatannya kembali ke saat mereka kencan kemarin.

Saat Yunho menghangatkan tangannya dan saat Yunho mencium dahinya ketika pria badung itu mengantarkannya pulang.

BLUSH.

Wajah Jaejoong kembali memerah tomat.
Pria cantik itu memalingkan wajahnya dan menutupi mulutnya dengan punggung tangan.
Yunho menelan salivanya.
Duh, manis sekali!

  “Itu dia, aku takutnya Jaejoong bisa masuk rumah sakit!” Seru Siwon sekali lagi.

  “Rumah sakit apaan? Yunho mana mungkin memukul kekasihnya sendiri” Seru Seunghyun menepuk kepala Siwon.

  “Rumah sakit apaaa? Rumah sakit kandungan dong! Hahahaha—AOW!”

Pria berlesung pipi itu mengusap kepalanya yang terasa berdenyut-denyut karena pukulan Yunho.
Namja tampan itu menatap tajam ketiga sahabat usilnya dengan tajam.
Membuat ketiga pemuda tampan itu segera terdiam dan melanjutkan makan mereka dengan tenang.

Jaejoong sendiri sudah menggigit bibir bawahnya erat.

Duh, masa iya masuk rumah sakit kandungan?
Tapi kalau dengan Yunho sih, Jaejoong mau-mau saja >/////<


-------


Bel pulang sekolah sudah berdering nyaring sedari tadi.
Tapi namja cantik itu masih berkutat dengan pekerjaannya di klub mading sekolah.
Tangannya bergerak lincah merapikan artikel-artikel dari para siswa untuk disaring.
Namja cantik itu menoleh ketika bahunya dicolek oleh seseorang.

Ternyata Shim Changmin.

  “Ya, Chwang? Ada apa?” Tanya Jaejoong bingung.

Pria berwajah kekanakan itu terlihat ketakutan.
Wajahnya berkeringat dan bibirnya bergetar ringan.
Ia meringis seraya menunjuk pintu ruang klub yang terbuka.
Jaejoong membesarkan matanya.

OH!

Pantas saja.
Ternyata itu Yunho.

  “Kau diancam olehnya ya?” Tanya Jaejoong penasaran.

Changmin dengan cepat menggelengkan kepalanya.
Ia segera melesat menuju rak penyimpanan majalah sekolah dan bersembunyi di sana.
Apanya yang tidak diancam?! Pria bengal itu bahkan hampir meninju wajahnya ketika melihat hanya tersisa dirinya dan Jaejoong di ruang klub!
Pria berwajah kekanakan itu mengusap-usap lehernya yang dicekik Yunho.

Untung saja ia masih hidup.

Terkutuk kau, Kim Jaejoong! Bagaimana bisa kau berpacaran dengan anak nakal seperti itu hah?! Pekik Changmin dalam hatinya.

Ia mengintip dari balik tumpukan rak buku, sudah kosong.
Ah, berarti pasangan aneh itu sudah pulang.
Syukurlah.

  “Yunnie, tadi Chwang kau apakan?” Tanya Jaejoong selagi mereka berjalan menelusuri koridor sekolah yang sudah sepi.

Yunho tidak menyahut.
Membuat Jaejoong mengerucutkan bibirnya.

  “Yunnie, setelah ini kita langsung pulang?”

  “Iya, kenapa? Kau mau kencan dulu?”

Jaejoong meringis.
Merasakan jantungnya yang berdebar-debar dan pipinya menghangat.

  “Ka-kalau Yunnie memaksa, aku mau..” Bisiknya malu.

Eoh?
Yunho tersenyum tipis mendengarnya.

  “Uhm..Yunnie, ada yang ingin aku tanyakan, tapi jangan marah, ya?”

  “Mana bisa seperti itu, aku harus tahu dulu pertanyaan seperti apa yang kau tanyakan baru bisa memutuskan marah atau tidak”

Jaejoong terdiam.
Ia menundukkan wajahnya dan menatapi langkah kakinya dalam hening.
Yunho melirik kekasihnya.
Ia menghela nafas dan menghentikan langkahnya.
Membuat Jaejoong ikut berhenti di sampingnya.

  “Baiklah, mau tanya apa?” Tanya namja tampan itu datar.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia mendongak.

  “Itu..Kita kan sudah hampir sebulan berpacaran...Apa Yunnie sudah suka denganku atau belum?”

DEG.

Yunho terkejut.
Mata musangnya mengerjap cepat.
Menatap Jaejoong yang masih menundukkan wajahnya.

Aish.
Jantungnya mulai berdebar-debar memikirkan pertanyaan polos itu.

  “Kalau tidak bagaimana?” Tanya Yunho balik.

Giliran Jaejoong yang terkejut.
Pria cantik itu segera mendongak dengan wajah yang murung.

  “Jadi sampai sekarang Yunnie masih tidak suka denganku?” Gumam pria cantik itu sedih.

Dadanya sakit sekali.
Ia menahan nafasnya.
Menatap Yunho dengan matanya yang berkaca-kaca.
Yunho masih diam.
Memperhatikan reaksi namja cantik itu selanjutnya.

Dan tepat seperti kesukaannya, pipi tirus itu basah karena air mata Jaejoong yang menetes jatuh.

  “Kenapa kau menangis?”

  “Kenapa Yunnie masih tanya?! Tentu saja aku sedih!”

  “Oh ya? Kenapa harus sedih?”

  “Aku suka sekali kepadamu, tapi kau tidak membalas perasaanku, tentu saja aku sedih!”

  “Yah, jangan berteriak, kau membuat telingaku sakit”

  “YUNNIE JAHAT!”

Namja cantik itu berjongkok membelakangi Yunho.
Membuat pria tampan itu menutup mulutnya tidak sengaja.
Aduh, pacarnya ini manis sekali!
Pria tampan itu berlutut di belakang Jaejoong setelah membiarkan kekasihnya menangis keras.
Kemudian ia menepuk kepala Jaejoong sebelum ia memeluk pria cantik itu dengan erat.

  “Sudah, jangan menangis lagi, kau tidak malu dengan ingusmu yang meler?”
 
  “Paboya! Jangan sentuh aku! Aku benci!”

  “Eoh? Tadi suka sekarang benci? Mana yang benar?”

  “Suka! Hueeeeee~”

Yunho tidak bisa menahan keisengannya lebih lama lagi.
Ia meledakkan tawanya dan menepuk-nepuk kepala Jaejoong gemas.
Membuat tubuh mungil itu meronta-ronta dari pelukannya.

  “Aku kan hanya bertanya, kau belum mendengar jawabanku yang sesungguhnya kan?”

  “H-huh?”

  “Tentu saja aku tidak suka padamu, sebulan itu waktu yang sangat singkat”

Tangis Jaejoong kembali pecah.
Namun isakannya berhenti ketika pria badung itu berbisik manis di telinganya.

  “Aku memang tidak suka, tapi hormon tubuhku yang membuatku jatuh cinta kepadamu, dasar cengeng!”

DEG.

Mata besar Jaejoong membulat sempurna.
Pria cantik itu segera menghapus air matanya dan berbalik menatap Yunho tidak percaya.
Jaejoong tersentak kaget ketika pria tampan itu mengecup bibirnya dengan cepat dan keras hingga membuatnya terdorong ke belakang.
Mata besar Jaejoong semakin membulat.
Menatap Yunho yang sudah tertawa-tawa geli.

Jaejoong merengut.

  “Neo nappeun namja!” Pekiknya kesal.

Yunho segera menarik tangan namja cantik itu untuk berdiri.
Kemudian ia menggenggam tangan Jaejoong dan kembali melanjutkan langkah kaki mereka.
Jaejoong terlihat sangat lucu dengan pipi merona merah itu.
Bibir ranumnya yang basah sedang bergerak-gerak menggerutu kesal karena sikap Yunho yang menyebalkan.

Pria nakal itu suka sekali menggodanya, uuh!

  “Melihat wajahmu yang seperti itu aku jadi malas mengajakmu kencan” Ujar Yunho melirik Jaejoong.

Pria cantik itu mengangkat wajahnya.
Dalam sekejap ia segera tersenyum manis.

  “Kita kencan, ya?” Ujarnya memohon.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Mengerikan, kenapa kau tiba-tiba tersenyum seperti itu?”

  “Seperti yang kau katakan tadi, aku seperti ini juga karena hormonku!”

  “Mwo?”

Namja tampan itu tertawa mendengar jawaban kekasihnya.
Ia memukul kepala namja cantik itu dan segera merangkulnya erat.
Membuat Jaejoong berteriak kesal dengan wajah merona malu.
Duh, Jung Yunho itu.
Ternyata ia pria badung yang manis.

Jantung Jaejoong tidak akan selamat kalau begini terus caranya >//////<

No, I’m not a bad boy but i like bad boy
My testosterone heavily shows up
After winning a war of hormones

I’ll be your fan and I’ll be your man,
Because of what? Due to hormone!

END.

-BTS, War Of Hormone-

7 komentar:

  1. Tuh kan.. lagi lagi yunjae manis banget :D

    BalasHapus
  2. Aduhhh jae yg polos imut menggemaskan pny pacar yun yg tampan kebangetan super dingin dan cuek haduh sempurna! Bagus nya jae nembak yun yah secara si beruang kutub ini cowok bengal yg ky nya ga butuh cinta utk saat ini hrs di pancing dl br nengok tp yah cm jae yg bs bikin yun nengok dan melumerkan hati nya yg dingin ahai puitis amat ane hehe

    BalasHapus
  3. wah ini beresiko meningkatkan gejala diabetes karena terlalu banyak mengkonsumsi ff yang sweet hahaha xD
    HIDUP KAK SHELLA! LOVE YOUUUU :*

    BalasHapus
  4. Shella park!!! Ngefens abis ama ff2 nya!! Daebakk

    BalasHapus
  5. Shella park!!! Ngefens abis ama ff2 nya!! Daebakk

    BalasHapus