In your arms, in
this long darkness, I have fallen deeply.
Cause I’ve been
waiting for you and you’ve been waiting for me.
PART
2.
“Yunnie,
aku hamil”
Pria tampan itu berhenti memainkan
laptopnya.
Ia mengangkat wajahnya dan menatap
Jaejoong yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi dengan wajah yang
merengut bingung memperhatikan test pack dalam
genggamannya.
Yunho segera turun dari ranjang dan
menghampiri pria yang sudah menjadi istrinya selama satu bulan ini.
“Hamil? Anakku?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong mendongak.
Masih dengan raut bingungnya.
Hanya saja kali ini dahinya mengerut
kesal.
“Bukan! Aku hamil anak Jiji! Tentu saja aku hamil anakmu, Yun, penismu
tidak pernah berhenti ereksi setiap kali melihatku telanjang!” Kesal Jaejoong
seraya melemparkan test pack bergaris
duanya kepada Yunho.
Yunho tersenyum puas.
Ia segera menarik pinggang Jaejoong
sebelum pria cantik itu naik ke atas ranjang dan berbaring memunggunginya.
“Ini kabar yang membahagiakan” Bisik Yunho di telinga Jaejoong.
Namja cantik itu tercekat.
Merasakan kupu-kupu yang berterbangan di
dalam perutnya.
“Terima kasih sudah memberikan seorang penerus untukku” Sambung Yunho
lagi.
Oh—mood
swing Jaejoong segera mengambil alih.
Pria cantik itu sudah berbalik menghadap
suaminya dan mengusap lembut dada bidang pria arogan itu.
“Buatkan aku susu, aku mau tidur” Ujarnya pelan.
Yunho mengangguk.
Ia mengecup dahi Jaejoong dan memintanya
untuk naik ke atas ranjang dan menunggunya di sana.
.
.
.
“Jung Yunjaeyun?”
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia meletakkan gelas susunya di atas meja
dan segera beringsut masuk ke dalam selimut tebalnya.
“Ya, nama yang bagus, bukan?” Ucap Yunho yang sudah berbaring di samping
istrinya.
“Bagaimana kalau ternyata dia perempuan?” Tanya Jaejoong menghembuskan
nafasnya.
Mengusap perutnya dari balik selimut.
“Aku selalu ingin menamai putriku dengan nama Jung Ju Hee dan kita bisa
memanggilnya dengan sebutan Juju untuk nama kecilnya”
“Kau terus yang memberi nama, aku juga berhak, Yun, aku yang
melahirkannya”
Yunho tersenyum tipis.
Ia menarik pinggang kekasihnya agar
merapat ke dalam pelukannya.
“Baiklah, kau ingin menamai apa untuknya?”
“Hmm, Jung Jaeho, atau Jung Junhon”
“Akan sangat bagus kalau kita memiliki putra kembar, kita bisa menamai
mereka dengan nama pilihanmu”
“Tapi di keluargaku tidak ada garis keturunan kembar”
“Apa aku belum pernah bilang kalau nenekku kembar?”
Jaejoong mengerjapkan matanya.
Menatap kagum pria tampan itu dan segera
tersenyum.
“Kalau begitu ada kemungkinan kita bisa mempunyai anak kembar, iya kan?”
Yunho mengangguk.
Ia berbalik untuk mematikan lampu kamar
dan segera kembali memeluk Jaejoongnya.
“Kita akan melakukan pemeriksaan khusus saat usia kandunganmu sudah
sedikit besar”
“Aku tahu, untuk melihat jenis kelaminnya bukan?”
“Hmm”
“Aku punya firasat kalau anak ini adalah seorang laki-laki yang kuat”
Yunho mengusap lembut punggung istrinya.
Ia mengecup dahi namja cantik itu
sebelum mereka jatuh tertidur.
“Kalau begitu itu Jung Yunjaeyun” Gumamnya nyaris berbisik.
Jaejoong tersenyum senang.
Ia menunduk, kembali mengusap perutnya.
-------
“Aku ingin keluar”
“Aku tidak mengizinkanmu”
Yunho menatap tidak senang wajah cantik
itu.
Ia selalu membenci keinginan Jaejoong
untuk berjalan-jalan keluar rumah.
Orang-orang akan penasaran, mereka tidak
akan berhenti untuk memotret kesayangannya dan mengagumi kecantikannya.
Shit.
Dada Yunho terasa panas membayangkan hal
tersebut.
Ia paling tidak suka kalau harus membagi
apa yang menjadi miliknya.
“Tapi aku ingin makan kepiting”
“Restoran kita punya kepiting”
“Benarkah? Kenapa aku tidak tahu?”
Yunho menghela nafas.
Ia tidak jadi melepaskan sepatunya.
Padahal ia baru saja kembali dari
kantor.
Tapi itu bukan masalah selama
Jaejoongnya menjadi anak manis dan tidak membantah dirinya.
Pasangan fenomenal itu berjalan
mengitari rumah besar mereka dan menelusuri koridor luar di bangunan sayap
kanan.
Yunho membangun rumah ini untuk membuat
Jaejoongnya betah.
Ia menuruti permintaan Jaejoong untuk
membuatkan taman bunga yang indah lengkap dengan labirinnya di sayap kanan.
Kemudian beberapa cabang dari restoran,
butik, dan tempat yang Jaejoong suka di sana.
Rumah sayap kanan dirancang seperti
bangunan lainnya dari luar.
Tapi terlihat seperti mall di bagian dalamnya.
Ini satu-satunya rumah terunik di Korea
Selatan.
Yang dibangun Yunho hanya untuk menjaga
istrinya agar tetap berada di dalam pagar.
“Apakah dalam waktu dekat ada pesta yang diadakan dan melibatkanmu?”
Tanya Jaejoong tiba-tiba.
“Ya, ada beberapa, tapi hanya pesta pertunangan dari Choi Siwon yang
akan kudatangi” Jawab Yunho yang sudah tahu pasti arah pembicaraan istrinya.
Jaejoong segera merapat kepada namja
tampan itu.
Membuat langkah mereka berhenti di depan
pintu masuk sayap kanan.
“Apa yang harus kubayar agar kau bisa mengizinkanku untuk ikut ke pesta
itu?”
Yunho berjengit.
Mengusap lembut pipi namja cantik itu.
“Tidak ada, karena kau tidak akan pergi ke mana pun” Sahut pria arogan
itu dingin.
“Tapi ini keinginan Yunjaeyun” Potong Jaejoong cepat.
Namja tampan itu terdiam.
Menatap mata bulat itu dengan mata
musangnya yang tajam.
Ia tahu kalau Jaejoong sangat mengenal
wataknya sejak mereka hidup bersama.
Yunho tidak akan pernah mengecewakan
anaknya.
Tapi bisa saja ini hanya akal-akalan
Jaejoong agar pria cantik itu bisa menghirup udara segar sebentar saja.
“Kau tahu kakiku suka membengkak akhir-akhir ini karena anakmu, aku
lebih memilih tidur di kamar kalau aku bisa” Ujar Jaejoong mengeluh.
“Kalau begitu tidur saja di kamar” Balas Yunho seraya membuka pintu
sayap kanan.
“Ia sama kerasnya sepertimu, Yun, Yunjaeyun akan melilit perutku kalau
aku tidak memberikan apa yang ia inginkan”
Yunho mendekati istrinya, kemudian ia
segera mengecup pipi namja cantik itu.
“Baiklah, tapi kau harus berjanji untuk tidak pernah menjauh dariku dan
jangan bertingkah macam-macam”
Jaejoong tersenyum lebar.
“Ayo makan kepiting, aku sudah tidak sabar” Ujarnya menarik tangan
Yunho.
-------
Yunho mengangkat wajahnya tepat ketika
jarum jam di tangannya melewati angka 12.
Jaejoong memang tidak pernah
mengecewakannya.
Pria cantik itu seolah sudah hidup
bersamanya bertahun-tahun.
Ia bisa menyesuaikan diri dengan cepat
terhadap pola hidup Yunho yang serba sempurna.
“Apakah aku harus mengganti pakaianku lagi?” Tanya Jaejoong ketika
mendapati suaminya hanya berdiam diri di hadapannya.
Mata musang itu mengerjap cepat.
Mengagumi sosok cantik miliknya seorang
itu.
Jaejoong memakai sweater berwarna putih dengan jas berwarna krem yang manis.
Semi-formal
yang
sungguh sempurna.
“Tidak, ini lebih dari cukup” Ujar Yunho cepat.
Jaejoong mengangguk.
Ia segera merangkul lengan Yunho dan
mengikuti langkah kaki namja tampan itu menuju pintu depan rumah besar mereka.
Choi Minho sudah berdiri di teras dengan
Bugatti Veyron hitam milik Yunho.
Pria bermata kodok itu segera membungkuk
sopan dan membuka pintu mobil.
Yunho membantu Jaejoong untuk masuk
duluan diikuti olehnya.
Kemudian mobil mewah itu melaju kencang
meninggalkan halaman luas berlabirin itu.
“Apakah ini Choi Siwon yang itu?” Tanya Jaejoong seraya mengusap-usap
perutnya dari luar baju.
Yunho yang melihat hal tersebut hanya
tersenyum tipis.
Kemudian ia mengangguk.
“Aku kenal dengan kekasihnya, Kim Kibum. Dia penulis novel terbaik untuk
lima tahun terakhir” Ujar Jaejoong seraya melirik pemandangan dari luar jendela
mobil.
“Hm” Gumam Yunho pelan.
“Yunnie”
“Ya?”
“Aku ingin makan cupcake”
Namja arogan itu mengulurkan tangannya.
Menaruhnya di atas tangan Jaejoong yang
berada di atas perutnya.
Kemudian ia mengecup penuh sayang
pelipis namja cantik itu.
“Semoga saja ada cupcake yang
kau inginkan di sana” Bisiknya pelan.
Jaejoong menggumam tidak jelas.
“Kita sudah sampai, Tuan” Ujar Choi Minho setelah menghentikan mobil
mewah tersebut di pinggir red carpet.
Seorang penjaga pintu membuka pintu
mobil Yunho dengan lembut.
Kemudian Yunho keluar lebih dulu dengan
diikuti kekasihnya.
Suara jepretan kamera dan kehebohan
wartawan segera menyapa pasangan fenomenal itu.
Publik terkejut.
Melihat Jung Jaejoong secara langsung
setelah hampir dua bulan pria tampan itu menyembunyikan istrinya.
Yunho dan Jaejoong telah berhasil
merebut perhatian pesta.
Semua mata memandang kagum ke arah
mereka.
Terutama kepada Jaejoong yang tampak
sangat mempesona.
Sungguh keberuntungan yang luar biasa
bagi para tamu undangan.
Dapat mengagumi si cantik Jaejoong
dengan leluasa.
Pria arogan itu menggertakkan giginya
dalam diam.
Ia mengeratkan rengkuhannya di pinggang
istrinya.
Ia benci tatapan memuakkan dari
orang-orang kepada istrinya.
Seolah-olah mereka bisa mendapatkan
Jaejoong kapan saja.
Ck.
Yunho berdecak tidak senang tanpa sadar.
“Yun, gwenchana?”
DEG.
Namja tampan itu terkesiap.
Menunduk memandang Jaejoong yang
mengerutkan dahi kepadanya.
“Pinggangku sakit, kenapa kau meremasnya begitu kuat? Sudah tidak sayang
Yunjaeyun eh?” Desis Jaejoong kesal.
“Mianhae” Bisik Yunho seraya mengusap lembut sisi pinggang namja cantik
itu.
Jaejoong menghela nafasnya.
Mata bulatnya sudah mengedar mengelilingi
ruangan.
Ia bisa melihat banyak artis dan orang
berpengaruh yang berada di dalam gedung hotel mewah ini.
Tapi bukan itu yang ia cari.
“Yun, itu..” Ujar Jaejoong seraya menunjuk satu meja yang penuh dengan cupcake yang diinginkan Jaejoong.
Pria tampan itu mengangguk.
Ia segera membawa kekasihnya menuju meja
tersebut.
“Jaejoongie? OH!”
Pasangan fenomenal itu menoleh kompak ke
arah sumber suara dan terkejut melihat Kim Heechul dan Jung Keybum yang sedang
berjalan menghampiri keduanya.
“Umma? Ommonim?” Seru Jaejoong membulatkan matanya lucu.
Pasangan suami istri itu segera
membungkuk sopan dan memeluk kedua wanita cantik itu.
“Yah, kenapa tidak bilang kalau kalian akan datang juga? Umma bisa
menjemput kalian” Ujar Heechul tersenyum cantik.
“Kami tidak tahu kalau Ommonim juga diundang” Sahut Yunho pelan.
“Yunho, Appamu ada di sana bersama dengan Tuan Besar Choi, bergabunglah”
Ujar Keybum menyentuh lengan putra sulungnya.
“Ani Umma, aku tidak bisa meninggalkan Jaejoongie sendiri” Sahut Yunho
tersenyum.
“Aih kau ini, biar Umma dan Ommonimmu yang menjaga istrimu”
Yunho masih mempertahankan senyumnya.
Namun tangannya tanpa sadar kembali
meremas kencang pinggang Jaejoong.
Membuat pria cantik itu meringis dan
segera menaruh tangannya di atas tangan Yunho.
“Gwenchana Umma, Yunnie hanya khawatir” Ujar Jaejoong lembut.
“Waeyo? Kau sakit, sayang? Apakah kandunganmu baik-baik saja?” Cerocos
Keybum cepat.
“Hanya pusing biasa”
“Baiklah, kalau begitu kau harus tetap berada di samping suamimu,
Ommonim akan menyusul Abojimu”
“Ne Ommonim”
Wanita bermata kucing itu segera mengecup
pipi Jaejoong dan menepuk lembut lengan Yunho.
Kemudian ia berjalan dengan anggun
menghampiri suaminya.
“Umma, apa Changmin dan Kyuhyun juga datang?” Tanya Jaejoong setelah ia
menghabiskan kue mangkuknya.
“Tidak, mereka bilang ada pesta lain yang lebih penting untuk didatangi”
Sahut Heechul seraya membersihkan krim kue yang melekat di sudut bibir putra
kesayangannya.
“Yunho? Kebetulan sekali bisa bertemu denganmu di sini! Aku rindu
sekali!”
Eoh?
Heechul, Jaejoong dan Yunho refleks
menoleh memandang seorang wanita cantik dengan gaun selututnya yang berwarna
putih berjalan dengan anggun menghampiri ketiganya.
Rambut hitamnya yang panjang dan
bergelombang di bagian bawah tampak menutupi bahu indahnya yang terekspose.
“Selamat malam, Nona Go” Sapa Heechul tersenyum tipis.
“Ne, selamat malam juga, Nyonya Kim” Balas Ahra tersenyum manis.
Jaejoong hanya diam.
Mata bulatnya sudah beralih mengamati
kue mangkuk yang sungguh menggoda lidahnya itu.
Ia sedang memilih dengan hati-hati mana
kue yang akan dimakannya duluan.
“Kau selalu sibuk setiap kali aku ke kantor, Yun ah. Padahal dulu kita
selalu makan siang bersama” Ujar Ahra dengan nada manja yang kentara walau ia
masih berujar lembut.
Kim Heechul menaikkan alisnya.
Ia menatap Ahra cukup lama.
Kemudian tatapan matanya beralih kepada
menantunya.
Yunho tampak santai dan terkesan tidak
peduli.
Lalu wanita cantik itu memandang putra
kesayangannya.
Oh—Heechul tersenyum kecil.
Sepertinya ia tidak perlu khawatir.
“Yunnie, boleh aku makan yang itu?” Celetuk Jaejoong tiba-tiba.
Atensi Yunho beralih kepada kekasihnya.
Ia melihat telunjuk Jaejoong yang
mengarah kepada satu kue mangkuk yang berwarna hijau dengan hiasan mutiara dari
cokelat.
Kemudian ia mengerutkan dahinya.
“Sudah berapa kue yang kau makan?”
“Umm..Empat? Sepertinya lima”
“Baiklah, itu yang terakhir, aku tidak ingin kesehatanmu memburuk karena
gula-gula itu”
Jaejoong mengangguk.
Ia segera mengambil kue tersebut dengan
senyum penuh minat.
“Kau makan kue sebanyak itu? Omo, tubuhmu bisa melebar dengan cepat,
Jaejoong ah” Ujar Ahra menutup mulutnya tidak percaya.
Ia saja selalu menjaga pola makannya dan
tidak pernah mengisi perutnya dengan makanan apapun lewat dari jam 6 sore.
“Hidup ini hanya sekali, Nona Go, sayang sekali jika menyia-nyiakan kue
selezat ini” Sahut Jaejoong tersenyum.
Wanita cantik itu terdiam.
Ia mengepalkan tangannya tanpa sadar.
“Sepertinya sudah masuk waktu berdansa, Yunho, apakah aku boleh berdansa
denganmu?” Ujar Ahra kembali tersenyum manis.
Yunho tidak menyahut.
Mata musangnya mengedar entah ke mana.
Sepertinya ia mencari Siwon—sang pemilik
pesta—.
“Yunho, Nona Go bertanya kepadamu” Tegur Heechul bersidekap.
Oh—pria arogan itu menoleh.
Menatap Ahra yang cukup cantik malam ini
dan menggeleng.
“Aku hanya akan berdansa dengan Jaejoong” Ujarnya dingin.
Gadis cantik itu mendesah pendek.
Ia menatap Jaejoong yang sudah
menghabiskan kue mangkuknya.
“Yunnie, aku mau satu lagi, boleh?” Tanya pria cantik itu mendongakkan
wajahnya.
Yunho menatap mata bulat itu.
Kemudian ia menggeleng.
“Hanya satu lagi, Yun” Sambung Jaejoong memohon.
“Satu lagi sampai kue mangkukmu yang kesepuluh. Sekali tidak tetap
tidak, Jung Jaejoong” Sahut Yunho tegas.
Jaejoong mendengus.
Ia beralih menatap Go Ahra yang sedari
tadi memperhatikan mereka berdua.
“Nona Go, silahkan berdansa dengan suamiku” Ujar namja cantik itu
serius.
“Baiklah, satu cupcake lagi”
Potong Yunho cepat.
Mwo?
Go Ahra menatap tidak percaya namja
tampan itu.
Sementara Heechul sudah menahan tawanya.
Wanita cantik itu bersidekap kesal
dengan wajahnya yang memerah menahan malu.
Memperhatikan wajah cantik Jaejoong yang
kini tersenyum penuh kemenangan.
“Aku harus kembali kepada Ummaku sekarang, selamat malam” Ujar Ahra
membungkuk sopan.
Wanita cantik itu segera berjalan cepat menjauhi
pasangan fenomenal tersebut.
Heechul menghela nafas pelan sementara
Jaejoong sudah memakan kue mangkuknya diiringi tatapan tajam dari suaminya.
“Selamat malam, Nyonya Kim, Tuan Muda Jung, dan—Jaejoongie”
Heechul dan Yunho menoleh, menatap pria
cantik berkulit pucat yang tersenyum manis kepada mereka bertiga.
Jaejoong menjilat bibirnya dan tersenyum
manis.
“Selamat atas pertunanganmu, Bummie” Ujar Jaejoong cepat.
Kim Kibum mengangguk.
“Sudah lama sekali ya sejak masa sekolah kita? Tiga tahun kita satu
kamar bersama lalu kau menghilang begitu saja” Ujar pria berkulit salju itu.
“Ya, program percepatan kuliah dan pernikahan yang menunggu, aku sungguh
sibuk” Sahut Jaejoong masih tersenyum.
“Satu kamar?” Gumam Yunho menaikkan alisnya.
Kim Kibum mengangguk.
Ia tersenyum begitu cerah.
Sementara Heechul sudah terlibat
perbincangan menarik bersama wanita-wanita sosialita yang berdiri di dekatnya.
“Ya, di sekolah asrama di Jepang, rasanya seperti baru kemarin” Ujar
Kibum santai.
“Aku pikir kau tidak akan melanjutkan hubungan lagi dengan Choi Siwon”
Potong Jaejoong seraya melirik meja kue mangkuk sesekali.
Kibum terkikik geli.
Ia menggeleng.
“Kau bercanda? Setelah selama tiga tahun aku merecokimu tentang
hubunganku dan Siwon Sunbae kau masih berharap kami berpisah?”
“Kalian terlalu dramatis, oh—apa itu? Sunbae? Kau bahkan sudah
bertunangan dengannya”
“Ya, sebenarnya ia juga memintaku untuk memanggilnya dengan sesuatu yang
lain. Panggilan Sunbae sudah tidak cocok lagi sepertinya hm?”
Jaejoong mengangguk.
Kemudian ia mendongak dan menarik jas
Yunho.
“Satu lagi, ya? Yang biru itu, please”
Ujarnya hampir merengek.
Yunho menghela nafas.
Ia menggeleng.
Dan Jaejoong segera memberinya rengutan.
“Aku tidak ingin anak kita memiliki diabetes segera setelah ia lahir”
Ujar Yunho dingin.
Oh!
Kibum membulatkan mata besarnya.
“Kau hamil, Jaejoongie?! Oh my!”
Pekik pria berkulit salju itu kaget.
Jaejoong tersenyum tipis.
“Ya, anakku sangat menginginkan kue mangkuk itu, tapi kau lihat sendiri
bagaimana kejamnya suamiku kan?” Ujar pria cantik itu sinis.
“Hahaha, kue mangkuknya seenak itu, ya? Aku bisa membungkusnya untukmu
dan kau bisa memakannya besok jika kau mau. Suamimu benar, tidak baik memakan
banyak gula dalam satu malam” Ujar Kibum lembut.
Jaejoong segera mengangguk cepat.
Menyukai ide yang diberikan oleh sahabat
lamanya.
“Baiklah, aku harus kembali menemani tunanganku sekarang, terima kasih
sudah datang ke pestaku, Joongie, Tuan Jung”
Yunho dan Jaejoong mengangguk.
Memperhatikan Kibum yang sudah
menghilang di balik kerumunan tamu undangan.
Mata musang Yunho beralih kepada
istrinya yang sudah mengamati meja kue mangkuk itu.
Seperti sedang memikirkan kue mana yang
kali ini akan ia telan.
Namja tampan itu segera memutar tubuh
Jaejoong agar berhadapan dengannya.
Membuat pria cantik itu terkejut.
“Dance with me?” Tanya namja
arogan itu tersenyum tipis.
Jaejoong segera mengangguk tanpa pikir
panjang.
Ia mengikuti langkah Yunho menuju lantai
dansa dan segera memeluk leher pria tampan itu.
“Mungkin karena aku sudah tidak pernah lagi keluar rumah, aku jadi tidak
nyaman setiap kali ada kamera yang memotret ke arahku atau pandangan
orang-orang yang memperhatikanku” Ujar Jaejoong mendesah pendek.
“Apakah kau ingin kita pulang sekarang?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
“Ani, sebentar lagi. Sampai lagu ini selesai”
“Baiklah”
“Yunnie, tidak ada hal buruk apapun yang terjadi selama pesta ini
berlangsung, jadi—”
“Tidak, aku tetap tidak akan membiarkanmu keluar rumah sesuka hatimu”
“Minimal setiap kali ada pesta yang mengundangmu?”
Yunho tidak menyahut.
Jaejoong sudah menatap tidak senang
kepada suaminya.
“Tapi kau bilang kebahagiaanku berada di atas segalanya?” Ketusnya.
“Baiklah, selama tidak ada kue manis apapun lagi” Sahut Yunho tegas.
Jaejoong kembali merengut.
“Kau tahu itu satu-satunya keinginanku untuk ikut ke pesta”
“Aku akan mencari tahu siapa pattisiere
yang membuat kue mangkuk itu dan memperkerjakannya di rumah, bagaimana?”
“Aku suka”
Yunho menghela nafas.
Sementara Jaejoong sudah tersenyum
senang.
Beast’s
hands, which they full of roses.
TBC :D
Azxcskljhgfzxcvbzxkl yunjae so sweeettttt... iri sm eomma yg dpt ke posesifan dr seorang jung yunho yg keceh badai kyaaaaa... jerit2 tertahan gemes baca nya yah mo gmn lg yunho yg sprti ini memang slalu bikin aku klepek2 shella Jjang!!
BalasHapusNext chap di tinggi ne~~
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusOmo omo.. emak tau aja gimana bikin babeh nurut kekeke
BalasHapusSelain sikap posesif yunho semuanya bikin aku melting gelaaaa XD
Ini pasangan yg woooow
BalasHapusWoooowww,kebahagiaan jae di atas segalanya
BalasHapusDiihh sungguh pembicaraan mereka ngga bisa ditebak. Out of the box as always daahh pokoknya xD *twothumbsup*
BalasHapusSo sweet! Manis kaya cup cake, shella ffnya paling daebak! Love bgt sama ffnya shella
BalasHapusJadi pengen cupcake juga. Eh? Maksudnya pengen kayak yunjae juga..
BalasHapusFanficnya seru bgt deh...