This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Kamis, 21 Januari 2016

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/VERTIGO/PART 2



In your arms, in this long darkness, I have fallen deeply.
Cause I’ve been waiting for you and you’ve been waiting for me.

PART 2.

  “Yunnie, aku hamil”

Pria tampan itu berhenti memainkan laptopnya.
Ia mengangkat wajahnya dan menatap Jaejoong yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi dengan wajah yang merengut bingung memperhatikan test pack dalam genggamannya.
Yunho segera turun dari ranjang dan menghampiri pria yang sudah menjadi istrinya selama satu bulan ini.

  “Hamil? Anakku?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Jaejoong mendongak.
Masih dengan raut bingungnya.
Hanya saja kali ini dahinya mengerut kesal.

  “Bukan! Aku hamil anak Jiji! Tentu saja aku hamil anakmu, Yun, penismu tidak pernah berhenti ereksi setiap kali melihatku telanjang!” Kesal Jaejoong seraya melemparkan test pack bergaris duanya kepada Yunho.

Yunho tersenyum puas.
Ia segera menarik pinggang Jaejoong sebelum pria cantik itu naik ke atas ranjang dan berbaring memunggunginya.

  “Ini kabar yang membahagiakan” Bisik Yunho di telinga Jaejoong.


Namja cantik itu tercekat.
Merasakan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

  “Terima kasih sudah memberikan seorang penerus untukku” Sambung Yunho lagi.

Oh—mood swing Jaejoong segera mengambil alih.
Pria cantik itu sudah berbalik menghadap suaminya dan mengusap lembut dada bidang pria arogan itu.

  “Buatkan aku susu, aku mau tidur” Ujarnya pelan.

Yunho mengangguk.
Ia mengecup dahi Jaejoong dan memintanya untuk naik ke atas ranjang dan menunggunya di sana.
.
.
.
  “Jung Yunjaeyun?”

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia meletakkan gelas susunya di atas meja dan segera beringsut masuk ke dalam selimut tebalnya.

  “Ya, nama yang bagus, bukan?” Ucap Yunho yang sudah berbaring di samping istrinya.

  “Bagaimana kalau ternyata dia perempuan?” Tanya Jaejoong menghembuskan nafasnya.

Mengusap perutnya dari balik selimut.

  “Aku selalu ingin menamai putriku dengan nama Jung Ju Hee dan kita bisa memanggilnya dengan sebutan Juju untuk nama kecilnya”

  “Kau terus yang memberi nama, aku juga berhak, Yun, aku yang melahirkannya”

Yunho tersenyum tipis.
Ia menarik pinggang kekasihnya agar merapat ke dalam pelukannya.

  “Baiklah, kau ingin menamai apa untuknya?”

  “Hmm, Jung Jaeho, atau Jung Junhon”

  “Akan sangat bagus kalau kita memiliki putra kembar, kita bisa menamai mereka dengan nama pilihanmu”

  “Tapi di keluargaku tidak ada garis keturunan kembar”

  “Apa aku belum pernah bilang kalau nenekku kembar?”

Jaejoong mengerjapkan matanya.
Menatap kagum pria tampan itu dan segera tersenyum.

  “Kalau begitu ada kemungkinan kita bisa mempunyai anak kembar, iya kan?”

Yunho mengangguk.
Ia berbalik untuk mematikan lampu kamar dan segera kembali memeluk Jaejoongnya.

  “Kita akan melakukan pemeriksaan khusus saat usia kandunganmu sudah sedikit besar”

  “Aku tahu, untuk melihat jenis kelaminnya bukan?”

  “Hmm”

  “Aku punya firasat kalau anak ini adalah seorang laki-laki yang kuat”

Yunho mengusap lembut punggung istrinya.
Ia mengecup dahi namja cantik itu sebelum mereka jatuh tertidur.

  “Kalau begitu itu Jung Yunjaeyun” Gumamnya nyaris berbisik.

Jaejoong tersenyum senang.
Ia menunduk, kembali mengusap perutnya.


-------


  “Aku ingin keluar”

  “Aku tidak mengizinkanmu”

Yunho menatap tidak senang wajah cantik itu.
Ia selalu membenci keinginan Jaejoong untuk berjalan-jalan keluar rumah.
Orang-orang akan penasaran, mereka tidak akan berhenti untuk memotret kesayangannya dan mengagumi kecantikannya.

Shit.

Dada Yunho terasa panas membayangkan hal tersebut.
Ia paling tidak suka kalau harus membagi apa yang menjadi miliknya.

  “Tapi aku ingin makan kepiting”

  “Restoran kita punya kepiting”

  “Benarkah? Kenapa aku tidak tahu?”

Yunho menghela nafas.
Ia tidak jadi melepaskan sepatunya.
Padahal ia baru saja kembali dari kantor.
Tapi itu bukan masalah selama Jaejoongnya menjadi anak manis dan tidak membantah dirinya.

Pasangan fenomenal itu berjalan mengitari rumah besar mereka dan menelusuri koridor luar di bangunan sayap kanan.
Yunho membangun rumah ini untuk membuat Jaejoongnya betah.
Ia menuruti permintaan Jaejoong untuk membuatkan taman bunga yang indah lengkap dengan labirinnya di sayap kanan.

Kemudian beberapa cabang dari restoran, butik, dan tempat yang Jaejoong suka di sana.
Rumah sayap kanan dirancang seperti bangunan lainnya dari luar.
Tapi terlihat seperti mall di bagian dalamnya.
Ini satu-satunya rumah terunik di Korea Selatan.

Yang dibangun Yunho hanya untuk menjaga istrinya agar tetap berada di dalam pagar.

  “Apakah dalam waktu dekat ada pesta yang diadakan dan melibatkanmu?” Tanya Jaejoong tiba-tiba.

  “Ya, ada beberapa, tapi hanya pesta pertunangan dari Choi Siwon yang akan kudatangi” Jawab Yunho yang sudah tahu pasti arah pembicaraan istrinya.

Jaejoong segera merapat kepada namja tampan itu.
Membuat langkah mereka berhenti di depan pintu masuk sayap kanan.

  “Apa yang harus kubayar agar kau bisa mengizinkanku untuk ikut ke pesta itu?”

Yunho berjengit.
Mengusap lembut pipi namja cantik itu.

  “Tidak ada, karena kau tidak akan pergi ke mana pun” Sahut pria arogan itu dingin.

  “Tapi ini keinginan Yunjaeyun” Potong Jaejoong cepat.

Namja tampan itu terdiam.
Menatap mata bulat itu dengan mata musangnya yang tajam.
Ia tahu kalau Jaejoong sangat mengenal wataknya sejak mereka hidup bersama.
Yunho tidak akan pernah mengecewakan anaknya.

Tapi bisa saja ini hanya akal-akalan Jaejoong agar pria cantik itu bisa menghirup udara segar sebentar saja.

  “Kau tahu kakiku suka membengkak akhir-akhir ini karena anakmu, aku lebih memilih tidur di kamar kalau aku bisa” Ujar Jaejoong mengeluh.

  “Kalau begitu tidur saja di kamar” Balas Yunho seraya membuka pintu sayap kanan.

  “Ia sama kerasnya sepertimu, Yun, Yunjaeyun akan melilit perutku kalau aku tidak memberikan apa yang ia inginkan”

Yunho mendekati istrinya, kemudian ia segera mengecup pipi namja cantik itu.

  “Baiklah, tapi kau harus berjanji untuk tidak pernah menjauh dariku dan jangan bertingkah macam-macam”

Jaejoong tersenyum lebar.

  “Ayo makan kepiting, aku sudah tidak sabar” Ujarnya menarik tangan Yunho.


-------


Yunho mengangkat wajahnya tepat ketika jarum jam di tangannya melewati angka 12.
Jaejoong memang tidak pernah mengecewakannya.
Pria cantik itu seolah sudah hidup bersamanya bertahun-tahun.
Ia bisa menyesuaikan diri dengan cepat terhadap pola hidup Yunho yang serba sempurna.

  “Apakah aku harus mengganti pakaianku lagi?” Tanya Jaejoong ketika mendapati suaminya hanya berdiam diri di hadapannya.

Mata musang itu mengerjap cepat.
Mengagumi sosok cantik miliknya seorang itu.
Jaejoong memakai sweater berwarna putih dengan jas berwarna krem yang manis.
Semi-formal yang sungguh sempurna.

  “Tidak, ini lebih dari cukup” Ujar Yunho cepat.

Jaejoong mengangguk.
Ia segera merangkul lengan Yunho dan mengikuti langkah kaki namja tampan itu menuju pintu depan rumah besar mereka.
Choi Minho sudah berdiri di teras dengan Bugatti Veyron hitam milik Yunho.
Pria bermata kodok itu segera membungkuk sopan dan membuka pintu mobil.

Yunho membantu Jaejoong untuk masuk duluan diikuti olehnya.

Kemudian mobil mewah itu melaju kencang meninggalkan halaman luas berlabirin itu.

  “Apakah ini Choi Siwon yang itu?” Tanya Jaejoong seraya mengusap-usap perutnya dari luar baju.

Yunho yang melihat hal tersebut hanya tersenyum tipis.
Kemudian ia mengangguk.

  “Aku kenal dengan kekasihnya, Kim Kibum. Dia penulis novel terbaik untuk lima tahun terakhir” Ujar Jaejoong seraya melirik pemandangan dari luar jendela mobil.

  “Hm” Gumam Yunho pelan.

  “Yunnie”

  “Ya?”

  “Aku ingin makan cupcake

Namja arogan itu mengulurkan tangannya.
Menaruhnya di atas tangan Jaejoong yang berada di atas perutnya.
Kemudian ia mengecup penuh sayang pelipis namja cantik itu.

  “Semoga saja ada cupcake yang kau inginkan di sana” Bisiknya pelan.

Jaejoong menggumam tidak jelas.

  “Kita sudah sampai, Tuan” Ujar Choi Minho setelah menghentikan mobil mewah tersebut di pinggir red carpet.

Seorang penjaga pintu membuka pintu mobil Yunho dengan lembut.
Kemudian Yunho keluar lebih dulu dengan diikuti kekasihnya.
Suara jepretan kamera dan kehebohan wartawan segera menyapa pasangan fenomenal itu.
Publik terkejut.
Melihat Jung Jaejoong secara langsung setelah hampir dua bulan pria tampan itu menyembunyikan istrinya.

Yunho dan Jaejoong telah berhasil merebut perhatian pesta.
Semua mata memandang kagum ke arah mereka.
Terutama kepada Jaejoong yang tampak sangat mempesona.
Sungguh keberuntungan yang luar biasa bagi para tamu undangan.
Dapat mengagumi si cantik Jaejoong dengan leluasa.

Pria arogan itu menggertakkan giginya dalam diam.
Ia mengeratkan rengkuhannya di pinggang istrinya.
Ia benci tatapan memuakkan dari orang-orang kepada istrinya.
Seolah-olah mereka bisa mendapatkan Jaejoong kapan saja.

Ck.

Yunho berdecak tidak senang tanpa sadar.

  “Yun, gwenchana?”

DEG.

Namja tampan itu terkesiap.
Menunduk memandang Jaejoong yang mengerutkan dahi kepadanya.

  “Pinggangku sakit, kenapa kau meremasnya begitu kuat? Sudah tidak sayang Yunjaeyun eh?” Desis Jaejoong kesal.

  “Mianhae” Bisik Yunho seraya mengusap lembut sisi pinggang namja cantik itu.

Jaejoong menghela nafasnya.
Mata bulatnya sudah mengedar mengelilingi ruangan.
Ia bisa melihat banyak artis dan orang berpengaruh yang berada di dalam gedung hotel mewah ini.
Tapi bukan itu yang ia cari.

  “Yun, itu..” Ujar Jaejoong seraya menunjuk satu meja yang penuh dengan cupcake yang diinginkan Jaejoong.

Pria tampan itu mengangguk.
Ia segera membawa kekasihnya menuju meja tersebut.

  “Jaejoongie? OH!”

Pasangan fenomenal itu menoleh kompak ke arah sumber suara dan terkejut melihat Kim Heechul dan Jung Keybum yang sedang berjalan menghampiri keduanya.

  “Umma? Ommonim?” Seru Jaejoong membulatkan matanya lucu.

Pasangan suami istri itu segera membungkuk sopan dan memeluk kedua wanita cantik itu.

  “Yah, kenapa tidak bilang kalau kalian akan datang juga? Umma bisa menjemput kalian” Ujar Heechul tersenyum cantik.

  “Kami tidak tahu kalau Ommonim juga diundang” Sahut Yunho pelan.

  “Yunho, Appamu ada di sana bersama dengan Tuan Besar Choi, bergabunglah” Ujar Keybum menyentuh lengan putra sulungnya.

  “Ani Umma, aku tidak bisa meninggalkan Jaejoongie sendiri” Sahut Yunho tersenyum.

  “Aih kau ini, biar Umma dan Ommonimmu yang menjaga istrimu”

Yunho masih mempertahankan senyumnya.
Namun tangannya tanpa sadar kembali meremas kencang pinggang Jaejoong.
Membuat pria cantik itu meringis dan segera menaruh tangannya di atas tangan Yunho.

  “Gwenchana Umma, Yunnie hanya khawatir” Ujar Jaejoong lembut.

  “Waeyo? Kau sakit, sayang? Apakah kandunganmu baik-baik saja?” Cerocos Keybum cepat.

  “Hanya pusing biasa”

  “Baiklah, kalau begitu kau harus tetap berada di samping suamimu, Ommonim akan menyusul Abojimu”

  “Ne Ommonim”

Wanita bermata kucing itu segera mengecup pipi Jaejoong dan menepuk lembut lengan Yunho.
Kemudian ia berjalan dengan anggun menghampiri suaminya.

  “Umma, apa Changmin dan Kyuhyun juga datang?” Tanya Jaejoong setelah ia menghabiskan kue mangkuknya.

  “Tidak, mereka bilang ada pesta lain yang lebih penting untuk didatangi” Sahut Heechul seraya membersihkan krim kue yang melekat di sudut bibir putra kesayangannya.

  “Yunho? Kebetulan sekali bisa bertemu denganmu di sini! Aku rindu sekali!”

Eoh?
Heechul, Jaejoong dan Yunho refleks menoleh memandang seorang wanita cantik dengan gaun selututnya yang berwarna putih berjalan dengan anggun menghampiri ketiganya.
Rambut hitamnya yang panjang dan bergelombang di bagian bawah tampak menutupi bahu indahnya yang terekspose.

  “Selamat malam, Nona Go” Sapa Heechul tersenyum tipis.

  “Ne, selamat malam juga, Nyonya Kim” Balas Ahra tersenyum manis.

Jaejoong hanya diam.
Mata bulatnya sudah beralih mengamati kue mangkuk yang sungguh menggoda lidahnya itu.
Ia sedang memilih dengan hati-hati mana kue yang akan dimakannya duluan.

  “Kau selalu sibuk setiap kali aku ke kantor, Yun ah. Padahal dulu kita selalu makan siang bersama” Ujar Ahra dengan nada manja yang kentara walau ia masih berujar lembut.

Kim Heechul menaikkan alisnya.
Ia menatap Ahra cukup lama.
Kemudian tatapan matanya beralih kepada menantunya.
Yunho tampak santai dan terkesan tidak peduli.

Lalu wanita cantik itu memandang putra kesayangannya.

Oh—Heechul tersenyum kecil.
Sepertinya ia tidak perlu khawatir.

  “Yunnie, boleh aku makan yang itu?” Celetuk Jaejoong tiba-tiba.

Atensi Yunho beralih kepada kekasihnya.
Ia melihat telunjuk Jaejoong yang mengarah kepada satu kue mangkuk yang berwarna hijau dengan hiasan mutiara dari cokelat.
Kemudian ia mengerutkan dahinya.

  “Sudah berapa kue yang kau makan?”

  “Umm..Empat? Sepertinya lima”

  “Baiklah, itu yang terakhir, aku tidak ingin kesehatanmu memburuk karena gula-gula itu”

Jaejoong mengangguk.
Ia segera mengambil kue tersebut dengan senyum penuh minat.

  “Kau makan kue sebanyak itu? Omo, tubuhmu bisa melebar dengan cepat, Jaejoong ah” Ujar Ahra menutup mulutnya tidak percaya.

Ia saja selalu menjaga pola makannya dan tidak pernah mengisi perutnya dengan makanan apapun lewat dari jam 6 sore.

  “Hidup ini hanya sekali, Nona Go, sayang sekali jika menyia-nyiakan kue selezat ini” Sahut Jaejoong tersenyum.

Wanita cantik itu terdiam.
Ia mengepalkan tangannya tanpa sadar.

  “Sepertinya sudah masuk waktu berdansa, Yunho, apakah aku boleh berdansa denganmu?” Ujar Ahra kembali tersenyum manis.

Yunho tidak menyahut.
Mata musangnya mengedar entah ke mana.
Sepertinya ia mencari Siwon—sang pemilik pesta—.

  “Yunho, Nona Go bertanya kepadamu” Tegur Heechul bersidekap.

Oh—pria arogan itu menoleh.
Menatap Ahra yang cukup cantik malam ini dan menggeleng.

  “Aku hanya akan berdansa dengan Jaejoong” Ujarnya dingin.

Gadis cantik itu mendesah pendek.
Ia menatap Jaejoong yang sudah menghabiskan kue mangkuknya.

  “Yunnie, aku mau satu lagi, boleh?” Tanya pria cantik itu mendongakkan wajahnya.

Yunho menatap mata bulat itu.
Kemudian ia menggeleng.

  “Hanya satu lagi, Yun” Sambung Jaejoong memohon.

  “Satu lagi sampai kue mangkukmu yang kesepuluh. Sekali tidak tetap tidak, Jung Jaejoong” Sahut Yunho tegas.

Jaejoong mendengus.
Ia beralih menatap Go Ahra yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.

  “Nona Go, silahkan berdansa dengan suamiku” Ujar namja cantik itu serius.

  “Baiklah, satu cupcake lagi” Potong Yunho cepat.

Mwo?
Go Ahra menatap tidak percaya namja tampan itu.
Sementara Heechul sudah menahan tawanya.
Wanita cantik itu bersidekap kesal dengan wajahnya yang memerah menahan malu.
Memperhatikan wajah cantik Jaejoong yang kini tersenyum penuh kemenangan.

  “Aku harus kembali kepada Ummaku sekarang, selamat malam” Ujar Ahra membungkuk sopan.

Wanita cantik itu segera berjalan cepat menjauhi pasangan fenomenal tersebut.
Heechul menghela nafas pelan sementara Jaejoong sudah memakan kue mangkuknya diiringi tatapan tajam dari suaminya.

  “Selamat malam, Nyonya Kim, Tuan Muda Jung, dan—Jaejoongie”

Heechul dan Yunho menoleh, menatap pria cantik berkulit pucat yang tersenyum manis kepada mereka bertiga.
Jaejoong menjilat bibirnya dan tersenyum manis.

  “Selamat atas pertunanganmu, Bummie” Ujar Jaejoong cepat.

Kim Kibum mengangguk.

  “Sudah lama sekali ya sejak masa sekolah kita? Tiga tahun kita satu kamar bersama lalu kau menghilang begitu saja” Ujar pria berkulit salju itu.

  “Ya, program percepatan kuliah dan pernikahan yang menunggu, aku sungguh sibuk” Sahut Jaejoong masih tersenyum.

  “Satu kamar?” Gumam Yunho menaikkan alisnya.

Kim Kibum mengangguk.
Ia tersenyum begitu cerah.
Sementara Heechul sudah terlibat perbincangan menarik bersama wanita-wanita sosialita yang berdiri di dekatnya.

  “Ya, di sekolah asrama di Jepang, rasanya seperti baru kemarin” Ujar Kibum santai.

  “Aku pikir kau tidak akan melanjutkan hubungan lagi dengan Choi Siwon” Potong Jaejoong seraya melirik meja kue mangkuk sesekali.

Kibum terkikik geli.
Ia menggeleng.

  “Kau bercanda? Setelah selama tiga tahun aku merecokimu tentang hubunganku dan Siwon Sunbae kau masih berharap kami berpisah?”

  “Kalian terlalu dramatis, oh—apa itu? Sunbae? Kau bahkan sudah bertunangan dengannya”

  “Ya, sebenarnya ia juga memintaku untuk memanggilnya dengan sesuatu yang lain. Panggilan Sunbae sudah tidak cocok lagi sepertinya hm?”

Jaejoong mengangguk.
Kemudian ia mendongak dan menarik jas Yunho.

  “Satu lagi, ya? Yang biru itu, please” Ujarnya hampir merengek.

Yunho menghela nafas.
Ia menggeleng.
Dan Jaejoong segera memberinya rengutan.

  “Aku tidak ingin anak kita memiliki diabetes segera setelah ia lahir” Ujar Yunho dingin.

Oh!
Kibum membulatkan mata besarnya.

  “Kau hamil, Jaejoongie?! Oh my!” Pekik pria berkulit salju itu kaget.

Jaejoong tersenyum tipis.

  “Ya, anakku sangat menginginkan kue mangkuk itu, tapi kau lihat sendiri bagaimana kejamnya suamiku kan?” Ujar pria cantik itu sinis.

  “Hahaha, kue mangkuknya seenak itu, ya? Aku bisa membungkusnya untukmu dan kau bisa memakannya besok jika kau mau. Suamimu benar, tidak baik memakan banyak gula dalam satu malam” Ujar Kibum lembut.

Jaejoong segera mengangguk cepat.
Menyukai ide yang diberikan oleh sahabat lamanya.

  “Baiklah, aku harus kembali menemani tunanganku sekarang, terima kasih sudah datang ke pestaku, Joongie, Tuan Jung”

Yunho dan Jaejoong mengangguk.
Memperhatikan Kibum yang sudah menghilang di balik kerumunan tamu undangan.
Mata musang Yunho beralih kepada istrinya yang sudah mengamati meja kue mangkuk itu.
Seperti sedang memikirkan kue mana yang kali ini akan ia telan.

Namja tampan itu segera memutar tubuh Jaejoong agar berhadapan dengannya.
Membuat pria cantik itu terkejut.

  Dance with me?” Tanya namja arogan itu tersenyum tipis.

Jaejoong segera mengangguk tanpa pikir panjang.
Ia mengikuti langkah Yunho menuju lantai dansa dan segera memeluk leher pria tampan itu.

  “Mungkin karena aku sudah tidak pernah lagi keluar rumah, aku jadi tidak nyaman setiap kali ada kamera yang memotret ke arahku atau pandangan orang-orang yang memperhatikanku” Ujar Jaejoong mendesah pendek.

  “Apakah kau ingin kita pulang sekarang?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

  “Ani, sebentar lagi. Sampai lagu ini selesai”

  “Baiklah”

  “Yunnie, tidak ada hal buruk apapun yang terjadi selama pesta ini berlangsung, jadi—”

  “Tidak, aku tetap tidak akan membiarkanmu keluar rumah sesuka hatimu”

  “Minimal setiap kali ada pesta yang mengundangmu?”

Yunho tidak menyahut.
Jaejoong sudah menatap tidak senang kepada suaminya.

  “Tapi kau bilang kebahagiaanku berada di atas segalanya?” Ketusnya.

  “Baiklah, selama tidak ada kue manis apapun lagi” Sahut Yunho tegas.

Jaejoong kembali merengut.

  “Kau tahu itu satu-satunya keinginanku untuk ikut ke pesta”

  “Aku akan mencari tahu siapa pattisiere yang membuat kue mangkuk itu dan memperkerjakannya di rumah, bagaimana?”

  “Aku suka”

Yunho menghela nafas.
Sementara Jaejoong sudah tersenyum senang.

Beast’s hands, which they full of roses.

TBC :D

8 komentar:

  1. Azxcskljhgfzxcvbzxkl yunjae so sweeettttt... iri sm eomma yg dpt ke posesifan dr seorang jung yunho yg keceh badai kyaaaaa... jerit2 tertahan gemes baca nya yah mo gmn lg yunho yg sprti ini memang slalu bikin aku klepek2 shella Jjang!!
    Next chap di tinggi ne~~

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Omo omo.. emak tau aja gimana bikin babeh nurut kekeke
    Selain sikap posesif yunho semuanya bikin aku melting gelaaaa XD

    BalasHapus
  4. Woooowww,kebahagiaan jae di atas segalanya

    BalasHapus
  5. Diihh sungguh pembicaraan mereka ngga bisa ditebak. Out of the box as always daahh pokoknya xD *twothumbsup*

    BalasHapus
  6. So sweet! Manis kaya cup cake, shella ffnya paling daebak! Love bgt sama ffnya shella

    BalasHapus
  7. Jadi pengen cupcake juga. Eh? Maksudnya pengen kayak yunjae juga..

    Fanficnya seru bgt deh...

    BalasHapus