Tittle: PARADISE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
THREESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-friendship-mpreg
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!
-------
Look in my eyes..
PART 1.
“..Ho..Yunho!”
DEG!
Mata musang Yunho mengerjap
kaget.
Ia tersentak dan menatap Yoochun
yang sedari tadi memanggilnya.
Namja chubby itu tampak
mengerutkan dahinya bingung.
“Oh, maafkan aku, kau bilang apa tadi?” Ujar
Yunho berdehem.
“Kau ingin menambahkan apa lagi untuk wahana
taman belakang?” Tanya Yoochun mengulangi.
Yunho menaikkan alisnya.
Ia memejamkan mata musangnya
sejenak, mencari inspirasi.
“Komidi putar, bagaimana dengan itu?”
“Ditambahkan”
“Roller
coaster?”
“Sudah”
“Hmm..Ah, mesin gulali, semua anak-anak suka
itu”
“Ne, ada lagi?”
“Itu saja, aku akan menghubungimu lagi nanti”
Yoochun mengangguk, namja
berstatus asisten pribadi Jung Yunho itu membungkukkan tubuhnya sekilas dan
segera beranjak meninggalkan ruangan.
Yunho menghela nafas seraya menyandarkan
punggungnya pada sandaran kursi miliknya.
Ia menolehkan wajahnya, memkaung
potret kanak-kanaknya yang terpajang di sudut meja kerjanya.
Tampan, dan apik.
Berdiri diam dengan setelan
jas formal dengan rambut yang dibelah ke kanan.
Wajahnya suram tanpa
ekspresi.
“Hahh..”
Yunho menghela nafas pendek.
Kembali memejamkan matanya
mengingat potongan masa lalunya yang kurang menyenangkan.
Ia masih ingat, ketika Jung
Jinki –appanya- masih ada di dunia ini, namja bermata bulan sabit itu
menempanya tanpa belas kasih.
Menyiapkannya menjadi
penerus tunggal keluarga Jung yang sangat dibanggakan.
Yunho menghabiskan masa
kecilnya dengan belajar, belajar dan belajar.
Bahkan memiliki teman pun
menjadi hal tabu untuknya.
Yunho tersenyum miris,
ketika satu ingatan menyebalkan muncul di kepalanya.
Saat itu hari ulang
tahunnya, Ummanya yang cantik membisikkan sesuatu yang mengagetkan dirinya.
Yeoja bermata kucing itu
menjanjikan dirinya sebuah wahana bermain yang megah hanya untuknya seorang.
Tapi sayang, Jinki lebih
dulu mengetahui hal itu.
Yunho mendapati taman
bermain miliknya hangus terbakar oleh sang Appa.
Namja bermata bulan sabit
itu tidak ingin Yunho terlena dengan kesenangan yang diberikan Ummanya dan
mengabaikan kedudukannya sebagai pewaris tunggal.
Sejak saat itu Yunho
bersumpah dalam hatinya.
Bahwa ia akan memberikan apa
yang tidak diperolehnya ketika kecil dulu kepada anaknya kelak.
Ia akan membebaskan anaknya
berteman dengan siapa saja.
Ia akan memberikan anaknya
taman bermain yang nyata.
Ia akan mengabulkan segala
permintaan anaknya kelak.
Dan ia akan melimpahkan
kasih sayang yang tak hingga untuk anaknya nanti.
Yah, satu-satunya masalah
hanyalah, kenyataan untuk saat ini bahwa ia masih melajang.
Dan tidak memiliki satu pun
kenalan wanita yang dikenalnya dengan baik.
Yunho memijat pelipisnya.
-------
Park Yoochun sangat mengenal
atasannya yang bernama Jung Yunho itu.
Ia sudah menemani Yunho
sejak namja tampan itu berumur 20 tahun.
Di matanya Yunho adalah
seorang pria yang nyaris sempurna.
Dan mereka berdua dapat
menjadi teman untuk bercerita terkadang.
Satu hal yang tidak akan
pernah Yoochun lupakan dari seorang Jung Yunho adalah, keinginan namja tampan
itu untuk memiliki anak.
Bahkan Yunho sudah membangun
sebuah rumah bak istana yang tergeletak di pinggir danau.
Dengan taman bermain
berbagai wahana yang dirancang di belakang rumahnya.
Aneh bukan?
Di saat pria seumurnya masih
menikmati indahnya hidup dan menghamburkan uang mereka untuk para gadis, Yunho
justru menyibukkan dirinya dengan bayang-bayang seorang anak kecil yang mirip
dengannya.
Yoochun menggelengkan
kepalanya geli.
Ia tersenyum kecil dan
membuka pintu kamar rawat Jung Keybum.
CKLEK.
“Anyeong, Ahjumma” Ucap Yoochun semakin
mengembangkan senyumnya.
Yeoja cantik yang berbaring
di ranjang rawat itu menolehkan wajahnya, balas tersenyum kepada keponakannya
yang chubby itu.
“Hei Chun, kajja, duduklah di samping Ahjumma”
Ujar Keybum ramah.
Yoochun mengangguk.
Namja chubby itu segera
mengambil tempat di samping Keybum.
Kemudian ia mengernyitkan
dahinya, ketika menyadari ada sosok lain yang duduk di seberangnya.
“Yeoppo anitji? Kau terpesona padanya?” Tanya
Keybum yang menyadari reaksi keponakannya.
Yoochun berdehem.
Ia menggaruk tengkuknya yang
tidak gatal.
Membuat sosok cantik
berambut hitam itu tersenyum malu.
“Sayang sekali, Ahjumma tidak
memperbolehkanmu terpesona padanya Chun ah, karena dia bukan untukmu”
“Eoh? Ahjumma, jangan bilang kalau----”
“Ne Chun ah, aku akan menjodohkannya dengan
putraku yang keras kepala itu”
Sosok cantik itu tersipu
malu untuk yang kedua kalinya.
Ia menundukkan wajahnya dan
kembali memijat pergelangan tangan calon mertuanya.
Yoochun tercengang.
Ia sama sekali tidak tahu
menahu tentang hal ini.
Aigoo.
“Kau sudah menyuruh Yunho menyusul ke sini?”
Tanya Key berdehem.
Yoochun mengangguk.
“Ne, ia akan sampai sebentar lagi”
Keybum mendesah panjang.
Ia tersenyum kecut merasakan
dadanya berdenyut menyakitkan.
Jantungnya memang lemah
sejak dulu.
Tapi baru kali ini ia kambuh
hingga menjalani rawat inap sejak Jinki pergi meninggalkannya.
Ironis hn?
Ia yang berpenyakit justru
suaminya yang sehat yang pergi lebih dulu.
CKLEK.
Keenam mata yang ada di
dalam ruangan itu refleks menoleh ke arah pintu ketika Yunho membukanya pelan.
Namja tampan itu mengedarkan
pandangannya dan tersenyum kepada sang Umma.
Yunho menutup pintu kamar
rawat dan berbalik, ketika mata musangnya menangkap satu objek asing yang baru
dilihatnya seumur hidup, nafasnya tertahan.
Mata musangnya mengerjap
pelan, mengagumi keindahan sosok cantik itu.
Debaran kecil meriak di
jantungnya, ketika sosok cantik itu tersenyum malu kepadanya.
“Yunho, sampai kapan kau akan berdiri di
sana?” Tegur Keybum jengah.
Yunho tersentak.
Namja tampan itu tertawa
kecil dan segera berdiri di samping Yoochun.
“Ne Umma, mianhae” Sahut Yunho pelan.
Key tersenyum, ia
mengulurkan jemarinya mengusap lengan putra tunggalnya.
“Waeyo? Tidak biasanya Umma memanggilku
seperti ini, ada yang ingin Umma bicarakan?” Tanya Yunho ingin tahu.
“Hmm, Umma hanya ingin bertanya padamu,
bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang duduk di samping Umma saat ini”
Sahut Key pelan. Nyaris tersengal.
Eoh?
Yunho mengangkat wajahnya.
Memperhatikan sosok cantik
yang pipinya merona itu.
Ia tersenyum kecil.
“Cantik” Ujar Yunho terang-terangan.
“Hanya itu?” Sahut Key tidak puas.
“Dan mempesona”
Key dan Yoochun tersenyum
geli, memperhatikan perubahan warna pada wajah cantik itu.
“Perkenalkan dirimu, anakku” Bisik Key
menoleh pada sosok cantik tersebut.
Membuat sosok itu mengangguk
dan segera berdiri dari duduknya.
“Anyeong haseyo, Kim Jaejoong imnida”
Ujarnya.
Yunho dan Yoochun terdiam.
Omo, suaranya sangat lembut
dan merdu di saat yang bersamaan.
Namun keduanya juga
merasakan sesuatu yang asing.
Mereka menatap bingung
Nyonya besar Jung itu.
“Jaejoong? Laki-laki?” Gumam Yunho
mengernyitkan dahinya.
“Jangan bilang kau menganggapnya wanita sejak
tadi, Yunho” Ucap Key tersinggung.
Namja tampan itu mendesah pendek.
Pelipisnya mulai berdenyut.
Ia merasakan firasat buruk
sekarang.
“Umma, kurasa sudah saatnya aku kembali ke
kantor, masih ada pekerjaan yang harus aku---”
“Umma ingin kau menikah dengan Jaejoong,
Yunho”
DEG.
Yunho membeku.
Menatap lurus Ummanya.
Rahangnya mengeras.
“Selama ini Umma tidak pernah bisa memberikan
apa yang kau inginkan, Appamu selalu menggagalkan usaha Umma. Kali ini saja
Yunho ah, Umma ingin kau bahagia”
Yunho masih diam.
Membuat suasana ruang rawat
itu terasa mencekam.
Namja tampan itu merasakan
bibirnya bergetar tidak terima.
“Bahagia? Bagaimana bisa Umma berharap aku
bahagia jika aku menikahi namja ini?!” Seru Yunho emosi.
Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera menundukkan
wajahnya takut.
Mata besarnya telah
menangkap raut emosi Yunho tidak sengaja.
“Umma tahu yang terbaik untukmu Yunho, hanya
itu” Gumam Key menahan tangisnya.
Sama sekali tidak menyangka
jika Yunho akan meledak seperti ini di hadapannya.
“Terbaik?! Terbaik, Umma bilang?! Apakah Umma
lupa tentang keinginan terbesarku dalam hidup?! Bagaimana aku bisa
mendapatkannya jika aku menikah dengan seorang laki-laki!” Teriak Yunho marah.
Wajah tampannya tampak
berang.
Jemarinya mengepal kencang.
Tak menyadari bahwa ucapan
lantangnya barusan menyakiti banyak hati yang ada.
Key meremas dada kirinya.
Nafasnya sesak.
Seumur hidupnya tidak pernah
Yunho semarah ini padanya.
Tidak, dan sekarang namja
tampan itu membentak dirinya.
Demi Tuhan.
“Yu-Yunho..” Bisik Key tersengal.
Suara monitor jantung milik
Keybum berdenging lantang.
Memekakkan telinga.
Membuat Yunho dalam sekejap
merasakan panik yang luar biasa.
Ya Tuhan, ia baru saja lepas
kendali!
Namja chubby itu sudah
berlari keluar ruangan terlebih dahulu, mencari dokter atau perawat terdekat.
Sementara Yunho dan Jaejoong
segera menggenggam jemari Keybum.
Yeoja cantik itu menangis
rapuh.
Dadanya terasa sangat sakit.
Bibirnya bergetar hebat.
“Umma, Umma, aku minta maaf! Aku sama sekali
tidak bermaksud membuatmu seperti ini!” Ujar Yunho ketakutan.
Yeoja cantik itu semakin
sulit bernafas, ia mencengkram erat jemari Jaejoong yang menguatkannya.
“Umma mohon Yunho ah..Hh..Ini permintaan
terakhir Umma..Menikahlah dengan Jaejoong..Bahagiakan dia..” Isak Keybum perih.
Yunho merasakan kedua
matanya panas.
Tenggorokannya tercekat.
Ia mendongak menatap
Jaejoong yang sudah menangis di samping Ummanya.
Namja tampan itu merasakan
hatinya hancur.
Ia mengangguk pelan.
“Ne Umma..Aku akan menikahinya” Bisik Yunho
pelan, nyaris tidak terdengar.
“Bersumpahlah Yunho..Bahwa..Hhh..Bahwa kau
tidak akan pernah menodai pernikahanmu” Gumam Keybum tercekat.
Yunho menangis.
Ia mengecup lembut dahi
Ummanya.
“Ne Umma, aku bersumpah” Bisiknya lirih.
-------
Jaejoong menahan air matanya
yang hendak tumpah sejak tadi.
Ia berdiam diri di pinggir
danau sementara Yunho berbincang bersama rekan bisnisnya di meja sana.
Pernikahan baru saja
dilaksanakan.
Ia resmi menjadi Jung
Jaejoong sekarang.
Namja cantik itu membalikkan
tubuhnya.
Memandang sendu danau indah
tersebut.
Jung Keybum telah pergi
menyusul suaminya beberapa waktu lalu.
Jaejoong menggigit bibir
bawahnya.
Kenapa seperti ini?
Bukan ini yang ia inginkan.
Bukan.
Ia menginginkan senyum semua
orang ketika pernikahannya dilaksanakan.
Ia ingin semua orang
bahagia.
“Danau yang indah hn?”
Jaejoong terkejut.
Ia menoleh dan mendapati
Yoochun berdiri di sampingnya.
Namja cantik itu mengangguk
samar.
“Jaejoong, aku---”
“Joongie, kau bisa memanggilku Joongie”
“Ne, Joongie, selamat atas pernikahanmu”
Hmp.
Jaejoong tersenyum kecut.
Ia menatap namja chubby itu
dan memberikan sebuah kamera polaroid berwarna putih kepadanya.
Yoochun mengernyitkan
dahinya, namun ia tetap mengambil benda tersebut.
“Bisa tolong fotokan aku?”
Yoochun mengangguk.
Ia segera membidik namja
cantik itu dan memotretnya sekali.
Kemudian ia memberikan
kamera itu kembali kepada Jaejoong.
“Menurutmu senyumku sudah tampak bahagia di
sini?” Tanya Jaejoong menunjukkan hasil potret itu.
Yoochun mengindikkan
bahunya.
“Aku tak tahu, kau terlihat bahagia dan ingin
menangis di saat yang bersamaan” Ucapnya.
“Hahaha, tentu saja aku ingin menangis,
suamiku sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini” Tawa Jaejoong miris.
Yoochun mengerjapkan matanya
sendu.
Ia mendekati namja cantik
itu dan mengusap pipinya yang basah.
“Kau bahkan sudah menangis” Bisiknya pelan.
“Maafkan aku..” Lirih Jaejoong menahan
isaknya.
“Yunho hanya belum mengenalmu lebih jauh,
kurasa. Segalanya akan membaik seiring berjalannya waktu”
“Aku hanya bisa ikut berharap..”
“Jja, kau harus berdiri di samping suamimu,
orang-orang mulai mempertanyakan kehadiranmu”
“Tak bisakah aku berdiam di sini saja? Aku
takut”
“Tak ada yang perlu kau takutkan, Joongie,
aku akan menemanimu kalau kau membutuhkan aku”
Jaejoong mengangguk.
Ia mengusap wajahnya dan
berjalan di belakang Yoochun.
Membiarkan namja chubby itu
menuntunnya menuju Yunho.
-------
Pesta telah usai.
Kini Yunho tampak menyendiri
di balkon kamarnya yang indah.
Mata musangnya memperhatikan
danau yang tampak kelam karena gelapnya malam.
Namja tampan itu bersandar
pada jendela kaca.
Sangat ironis, pikirnya.
Satu-satunya harapan seumur
hidupnya hanya seorang anak kecil yang lucu.
Tapi ia malah menikah dengan
seorang laki-laki yang dipercayai oleh Ummanya.
Namja tampan itu mendesah
panjang.
Pelipisnya kembali
berdenyut.
CKLEK.
“Yu-Yunho ah..Aku sudah menyiapkan makan
malam” Ucap Jaejoong dari balik pintu.
“Aku tidak lapar” Sahut Yunho tanpa menoleh.
Jaejoong terdiam beberapa
saat.
Ia menundukkan wajahnya dan
berdehem pelan, kemudian ia kembali menutup pintu kamar dan berjalan menuruni
tangga.
Mengusap air matanya yang
kembali jatuh.
Jaejoong mengambil buku
bersampul merah miliknya yang tergeletak di meja ruang tengah.
Ia mendekap buku tersebut
dan duduk di meja makan.
Namja cantik itu mengambil
potret makanan yang mengepul hangat itu dengan polaroid miliknya.
Kemudian ia membuka lembar
demi lembar buku bersampul merah itu.
Menempelkan hasil potretnya
barusan di lembar yang kosong dan menuliskan sesuatu di bawahnya.
Jemari lentik Jaejoong
kembali bergerak, menyibak halaman ke belakang.
Hingga ia menemukan potret
tampan suaminya yang mengenakan jas formal di sana.
“Kau mungkin tidak mengenalku..Tapi aku sudah
lama mengenalmu, Yunho yah” Bisik Jaejoong tersenyum kecil.
Ia masih ingat, hari di mana
ia mengantar berkas milik Appanya yang tertinggal ke kantor.
Di sana, ia bertemu dengan
sosok tampan yang sedang berbincang dengan sang Appa.
Sangat tampan, hingga
membuat jantungnya berdetak ratusan kali lebih kencang.
Membuat kedua pipinya merona
merah.
Jaejoong jatuh cinta.
Namja cantik itu lalu
menyelidiki latar belakang pribadi Yunho.
Ia menemukan bahwa Jung
Keybum sedang dirawat di rumah sakit pusat saat itu.
Memberanikan diri menemui
yeoja cantik itu hingga terjalin kasih sayang tanpa sadar.
Jaejoong sama sekali tidak menyangka
kalau Keybum akan menjodohkan dirinya dengan Yunho.
Ia bersyukur untuk hal itu.
Tuhan telah memudahkan
jalannya anitji?
Air mata Jaejoong kembali
jatuh.
Hatinya sakit setiap kali
mengingat pekikan lantang Yunho sesaat sebelum Keybum kritis.
Apakah Yunho tidak pernah
menyadari satu hal?
Keybum sangat mencintai
dirinya.
Yeoja itu tidak akan pernah
membuat putra tercintanya menderita.
Ia menjodohkan Yunho dengan
Jaejoong karena ia tahu satu rahasia penting dari namja cantik itu.
Ia tahu, kalau Jaejoong
berbeda.
Ia bukan laki-laki biasa.
Namja cantik itu istimewa.
BRAK.
Jaejoong bangkit dari
duduknya setelah ia puas menangis.
Namja cantik itu mengangkat
semua masakannya yang tidak tersentuh sama sekali dan membuangnya ke tempat
sampah.
Kemudian ia mengambil sebuah
gelas kaca dan menuangkan susu cair di sana.
“Mianhae Yunho yah..” Bisiknya lirih. Nyaris
tidak terdengar.
Namja cantik itu menuangkan
beberapa tetes Aphrodisiac ke dalam
gelas susu tersebut.
Ia mengusap air matanya agar
berhenti mengalir.
Aku melakukan ini karena aku mencintaimu.
Karena aku ingin kau bahagia.
TAP TAP TAP.
CKLEK.
“Yunho? Kau belum tidur?”
Namja tampan itu baru saja
selesai mengancingkan piyamanya.
Ia menoleh menatap Jaejoong
dan menggeleng.
“Aku membuatkanmu susu, agar kau mudah tidur”
“Kalau aku tidak mau?”
Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya mengerjap
sendu.
Kemudian ia tersenyum kecil.
“Sedikit saja Yunho ah..Aku ingin kau bisa
beristirahat dengan tenang malam ini”
Yunho mendesah pendek.
Ia mengambil gelas tersebut
dan meneguknya hingga setengah.
Kemudian ia segera beranjak
ke atas ranjang.
Mengacuhkan Jaejoong yang
masih berdiri di tempatnya.
TREK.
Namja cantik itu meletakkan
gelas susu Yunho di atas meja.
Ia duduk diam di pinggir
ranjang.
Memperhatikan jam dinding
yang terpajang di sana.
Ia akan menunggu hingga lima
belas menit berlalu, ketika Yunho tertidur nyenyak dan merasakan efek dari obat
perangsang yang telah ia campurkan.
“Ngh”
Yunho mengerang.
Dahinya mengernyit.
Keringatnya mulai menetes
dari pelipis.
Jaejoong melangkah mendekati
kekasihnya.
Ia mengusapi wajah tampan
itu lembut.
Kemudian ia mengecup dahi
Yunho.
“Mianhae Yunho ah..Saranghae” Bisik Jaejoong
lirih.
Namja cantik itu mematikan
lampu kamar.
Ia membuka piyamanya dan
duduk di atas tubuh Yunho.
Mengacuhkan air matanya yang
mengalir tanpa henti.
-------
Yunho mengerjapkan mata
musangnya pagi ini.
Ia mendesah pendek
meregangkan tubuhnya.
Sinar matahari tampak
menyelusup dari gorden raksasa itu.
Namja tampan itu menoleh ke
samping, kosong.
Jaejoong sudah tidak ada di
sana.
Yunho segera beranjak duduk.
Namun dalam sekejap ia
merasakan pusing yang luar biasa.
Aigoo.
Apakah kemarin pesta
pernikahan itu telah menguras tenaganya sedemikian rupa?
Tubuhnya terasa sangat
lelah.
Namja tampan itu beranjak ke
kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya.
Setengah jam kemudian Yunho
turun ke lantai satu.
Ia melihat para maid tengah hari yang mondar-mandir di
ruangan.
Mereka sedang membersihkan
rumah.
“Pagi Yunho” Sapa Jaejoong tersenyum manis.
Yunho menatap namja cantik
itu.
Wajahnya terlihat pucat,
pikirnya.
“Jja, sarapan dulu, kau belum makan malam
kemarin kan? Aku membuatkan makanan kesukaanmu” Ucap Jaejoong menghampiri
suaminya.
Yunho mengalihkan pandangannya.
Ia membenarkan kerah
kemejanya.
“Aku sarapan di kantor” Ujarnya dingin.
Jaejoong merapatkan bibir
ranumnya.
Hatinya mencelos.
Beberapa detik kemudian ia
mengangguk dan tersenyum manis.
“Aku akan mengantarmu sampai pintu depan”
Ucapnya.
Yunho tidak peduli.
Namja tampan itu berjalan
meninggalkan Jaejoong.
Ia membuka pintu mobil dan
segera masuk ke dalam.
Ah, ia membuka sedikit
jendela mobil mewah tersebut.
Menatap tajam Jaejoong
dengan mata musangnya.
“Kau, jangan sekali pun kau berani berpikir
kalau aku akan menerima pernikahan konyol ini, arasseo?” Ucapnya dingin.
Jaejoong tersenyum kecut.
Ia mengepalkan jemarinya
kuat.
Berusaha menahan kedua
matanya yang terasa panas dan basah.
Namja cantik itu mengangguk.
“Hati-hati Yunho ah” Ujarnya lembut.
Yunho menutup kembali
jendela mobilnya.
Ia segera melajukan mobil
tersebut meninggalkan halaman rumah besarnya yang luas.
Tanpa menyadari Jaejoong
yang kini jatuh terduduk di lantai teras.
Menangis tersedu membisikkan
namanya.
“Saranghae Yunho ah..Saranghae..” Isaknya
pilu.
TBC :D
Huwaaa...akhirnya shella ngepost ff lagi..ff nya bgus aku mau bca klanjutan nya :D
BalasHapus