This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Kamis, 24 April 2014

FF/YAOI/YUNJAE/THREESHOOT/PARADISE/PART 1



Tittle: PARADISE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: THREESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-mpreg

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!


-------


Look in my eyes..

PART 1.

  “..Ho..Yunho!”

DEG!

Mata musang Yunho mengerjap kaget.
Ia tersentak dan menatap Yoochun yang sedari tadi memanggilnya.
Namja chubby itu tampak mengerutkan dahinya bingung.

  “Oh, maafkan aku, kau bilang apa tadi?” Ujar Yunho berdehem.


  “Kau ingin menambahkan apa lagi untuk wahana taman belakang?” Tanya Yoochun mengulangi.

Yunho menaikkan alisnya.
Ia memejamkan mata musangnya sejenak, mencari inspirasi.

  “Komidi putar, bagaimana dengan itu?”

  “Ditambahkan”

  Roller coaster?”

  “Sudah”

  “Hmm..Ah, mesin gulali, semua anak-anak suka itu”

  “Ne, ada lagi?”

  “Itu saja, aku akan menghubungimu lagi nanti”

Yoochun mengangguk, namja berstatus asisten pribadi Jung Yunho itu membungkukkan tubuhnya sekilas dan segera beranjak meninggalkan ruangan.
Yunho menghela nafas seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi miliknya.
Ia menolehkan wajahnya, memkaung potret kanak-kanaknya yang terpajang di sudut meja kerjanya.

Tampan, dan apik.
Berdiri diam dengan setelan jas formal dengan rambut yang dibelah ke kanan.
Wajahnya suram tanpa ekspresi.

  “Hahh..”

Yunho menghela nafas pendek.
Kembali memejamkan matanya mengingat potongan masa lalunya yang kurang menyenangkan.
Ia masih ingat, ketika Jung Jinki –appanya- masih ada di dunia ini, namja bermata bulan sabit itu menempanya tanpa belas kasih.
Menyiapkannya menjadi penerus tunggal keluarga Jung yang sangat dibanggakan.

Yunho menghabiskan masa kecilnya dengan belajar, belajar dan belajar.
Bahkan memiliki teman pun menjadi hal tabu untuknya.
Yunho tersenyum miris, ketika satu ingatan menyebalkan muncul di kepalanya.

Saat itu hari ulang tahunnya, Ummanya yang cantik membisikkan sesuatu yang mengagetkan dirinya.
Yeoja bermata kucing itu menjanjikan dirinya sebuah wahana bermain yang megah hanya untuknya seorang.
Tapi sayang, Jinki lebih dulu mengetahui hal itu.
Yunho mendapati taman bermain miliknya hangus terbakar oleh sang Appa.

Namja bermata bulan sabit itu tidak ingin Yunho terlena dengan kesenangan yang diberikan Ummanya dan mengabaikan kedudukannya sebagai pewaris tunggal.

Sejak saat itu Yunho bersumpah dalam hatinya.

Bahwa ia akan memberikan apa yang tidak diperolehnya ketika kecil dulu kepada anaknya kelak.
Ia akan membebaskan anaknya berteman dengan siapa saja.
Ia akan memberikan anaknya taman bermain yang nyata.
Ia akan mengabulkan segala permintaan anaknya kelak.
Dan ia akan melimpahkan kasih sayang yang tak hingga untuk anaknya nanti.

Yah, satu-satunya masalah hanyalah, kenyataan untuk saat ini bahwa ia masih melajang.
Dan tidak memiliki satu pun kenalan wanita yang dikenalnya dengan baik.

Yunho memijat pelipisnya.


-------


Park Yoochun sangat mengenal atasannya yang bernama Jung Yunho itu.
Ia sudah menemani Yunho sejak namja tampan itu berumur 20 tahun.
Di matanya Yunho adalah seorang pria yang nyaris sempurna.
Dan mereka berdua dapat menjadi teman untuk bercerita terkadang.

Satu hal yang tidak akan pernah Yoochun lupakan dari seorang Jung Yunho adalah, keinginan namja tampan itu untuk memiliki anak.
Bahkan Yunho sudah membangun sebuah rumah bak istana yang tergeletak di pinggir danau.
Dengan taman bermain berbagai wahana yang dirancang di belakang rumahnya.

Aneh bukan?

Di saat pria seumurnya masih menikmati indahnya hidup dan menghamburkan uang mereka untuk para gadis, Yunho justru menyibukkan dirinya dengan bayang-bayang seorang anak kecil yang mirip dengannya.

Yoochun menggelengkan kepalanya geli.
Ia tersenyum kecil dan membuka pintu kamar rawat Jung Keybum.

CKLEK.

  “Anyeong, Ahjumma” Ucap Yoochun semakin mengembangkan senyumnya.

Yeoja cantik yang berbaring di ranjang rawat itu menolehkan wajahnya, balas tersenyum kepada keponakannya yang chubby itu.

  “Hei Chun, kajja, duduklah di samping Ahjumma” Ujar Keybum ramah.

Yoochun mengangguk.
Namja chubby itu segera mengambil tempat di samping Keybum.
Kemudian ia mengernyitkan dahinya, ketika menyadari ada sosok lain yang duduk di seberangnya.

  “Yeoppo anitji? Kau terpesona padanya?” Tanya Keybum yang menyadari reaksi keponakannya.

Yoochun berdehem.
Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Membuat sosok cantik berambut hitam itu tersenyum malu.

  “Sayang sekali, Ahjumma tidak memperbolehkanmu terpesona padanya Chun ah, karena dia bukan untukmu”

  “Eoh? Ahjumma, jangan bilang kalau----”

  “Ne Chun ah, aku akan menjodohkannya dengan putraku yang keras kepala itu”

Sosok cantik itu tersipu malu untuk yang kedua kalinya.
Ia menundukkan wajahnya dan kembali memijat pergelangan tangan calon mertuanya.
Yoochun tercengang.
Ia sama sekali tidak tahu menahu tentang hal ini.

Aigoo.

  “Kau sudah menyuruh Yunho menyusul ke sini?” Tanya Key berdehem.

Yoochun mengangguk.

  “Ne, ia akan sampai sebentar lagi”

Keybum mendesah panjang.
Ia tersenyum kecut merasakan dadanya berdenyut menyakitkan.
Jantungnya memang lemah sejak dulu.
Tapi baru kali ini ia kambuh hingga menjalani rawat inap sejak Jinki pergi meninggalkannya.
Ironis hn?

Ia yang berpenyakit justru suaminya yang sehat yang pergi lebih dulu.

CKLEK.

Keenam mata yang ada di dalam ruangan itu refleks menoleh ke arah pintu ketika Yunho membukanya pelan.
Namja tampan itu mengedarkan pandangannya dan tersenyum kepada sang Umma.
Yunho menutup pintu kamar rawat dan berbalik, ketika mata musangnya menangkap satu objek asing yang baru dilihatnya seumur hidup, nafasnya tertahan.

Mata musangnya mengerjap pelan, mengagumi keindahan sosok cantik itu.
Debaran kecil meriak di jantungnya, ketika sosok cantik itu tersenyum malu kepadanya.

  “Yunho, sampai kapan kau akan berdiri di sana?” Tegur Keybum jengah.

Yunho tersentak.
Namja tampan itu tertawa kecil dan segera berdiri di samping Yoochun.

  “Ne Umma, mianhae” Sahut Yunho pelan.

Key tersenyum, ia mengulurkan jemarinya mengusap lengan putra tunggalnya.

  “Waeyo? Tidak biasanya Umma memanggilku seperti ini, ada yang ingin Umma bicarakan?” Tanya Yunho ingin tahu.

  “Hmm, Umma hanya ingin bertanya padamu, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang duduk di samping Umma saat ini” Sahut Key pelan. Nyaris tersengal.

Eoh?
Yunho mengangkat wajahnya.
Memperhatikan sosok cantik yang pipinya merona itu.
Ia tersenyum kecil.

  “Cantik” Ujar Yunho terang-terangan.

  “Hanya itu?” Sahut Key tidak puas.

  “Dan mempesona”

Key dan Yoochun tersenyum geli, memperhatikan perubahan warna pada wajah cantik itu.

  “Perkenalkan dirimu, anakku” Bisik Key menoleh pada sosok cantik tersebut.

Membuat sosok itu mengangguk dan segera berdiri dari duduknya.

  “Anyeong haseyo, Kim Jaejoong imnida” Ujarnya.

Yunho dan Yoochun terdiam.
Omo, suaranya sangat lembut dan merdu di saat yang bersamaan.
Namun keduanya juga merasakan sesuatu yang asing.
Mereka menatap bingung Nyonya besar Jung itu.

  “Jaejoong? Laki-laki?” Gumam Yunho mengernyitkan dahinya.

  “Jangan bilang kau menganggapnya wanita sejak tadi, Yunho” Ucap Key tersinggung.

Namja tampan itu mendesah pendek.
Pelipisnya mulai berdenyut.
Ia merasakan firasat buruk sekarang.

  “Umma, kurasa sudah saatnya aku kembali ke kantor, masih ada pekerjaan yang harus aku---”

  “Umma ingin kau menikah dengan Jaejoong, Yunho”

DEG.

Yunho membeku.
Menatap lurus Ummanya.
Rahangnya mengeras.

  “Selama ini Umma tidak pernah bisa memberikan apa yang kau inginkan, Appamu selalu menggagalkan usaha Umma. Kali ini saja Yunho ah, Umma ingin kau bahagia”

Yunho masih diam.
Membuat suasana ruang rawat itu terasa mencekam.
Namja tampan itu merasakan bibirnya bergetar tidak terima.

  “Bahagia? Bagaimana bisa Umma berharap aku bahagia jika aku menikahi namja ini?!” Seru Yunho emosi.

Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera menundukkan wajahnya takut.
Mata besarnya telah menangkap raut emosi Yunho tidak sengaja.

  “Umma tahu yang terbaik untukmu Yunho, hanya itu” Gumam Key menahan tangisnya.

Sama sekali tidak menyangka jika Yunho akan meledak seperti ini di hadapannya.
 
  “Terbaik?! Terbaik, Umma bilang?! Apakah Umma lupa tentang keinginan terbesarku dalam hidup?! Bagaimana aku bisa mendapatkannya jika aku menikah dengan seorang laki-laki!” Teriak Yunho marah.

Wajah tampannya tampak berang.
Jemarinya mengepal kencang.
Tak menyadari bahwa ucapan lantangnya barusan menyakiti banyak hati yang ada.

Key meremas dada kirinya.
Nafasnya sesak.
Seumur hidupnya tidak pernah Yunho semarah ini padanya.
Tidak, dan sekarang namja tampan itu membentak dirinya.

Demi Tuhan.

  “Yu-Yunho..” Bisik Key tersengal.

Suara monitor jantung milik Keybum berdenging lantang.
Memekakkan telinga.
Membuat Yunho dalam sekejap merasakan panik yang luar biasa.
Ya Tuhan, ia baru saja lepas kendali!

Namja chubby itu sudah berlari keluar ruangan terlebih dahulu, mencari dokter atau perawat terdekat.
Sementara Yunho dan Jaejoong segera menggenggam jemari Keybum.
Yeoja cantik itu menangis rapuh.
Dadanya terasa sangat sakit.
Bibirnya bergetar hebat.

  “Umma, Umma, aku minta maaf! Aku sama sekali tidak bermaksud membuatmu seperti ini!” Ujar Yunho ketakutan.

Yeoja cantik itu semakin sulit bernafas, ia mencengkram erat jemari Jaejoong yang menguatkannya.

  “Umma mohon Yunho ah..Hh..Ini permintaan terakhir Umma..Menikahlah dengan Jaejoong..Bahagiakan dia..” Isak Keybum perih.

Yunho merasakan kedua matanya panas.
Tenggorokannya tercekat.
Ia mendongak menatap Jaejoong yang sudah menangis di samping Ummanya.
Namja tampan itu merasakan hatinya hancur.

Ia mengangguk pelan.

  “Ne Umma..Aku akan menikahinya” Bisik Yunho pelan, nyaris tidak terdengar.

  “Bersumpahlah Yunho..Bahwa..Hhh..Bahwa kau tidak akan pernah menodai pernikahanmu” Gumam Keybum tercekat.

Yunho menangis.
Ia mengecup lembut dahi Ummanya.

  “Ne Umma, aku bersumpah” Bisiknya lirih.


-------


Jaejoong menahan air matanya yang hendak tumpah sejak tadi.
Ia berdiam diri di pinggir danau sementara Yunho berbincang bersama rekan bisnisnya di meja sana.
Pernikahan baru saja dilaksanakan.
Ia resmi menjadi Jung Jaejoong sekarang.

Namja cantik itu membalikkan tubuhnya.
Memandang sendu danau indah tersebut.
Jung Keybum telah pergi menyusul suaminya beberapa waktu lalu.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.

Kenapa seperti ini?
Bukan ini yang ia inginkan.
Bukan.
Ia menginginkan senyum semua orang ketika pernikahannya dilaksanakan.
Ia ingin semua orang bahagia.

  “Danau yang indah hn?”

Jaejoong terkejut.
Ia menoleh dan mendapati Yoochun berdiri di sampingnya.
Namja cantik itu mengangguk samar.

  “Jaejoong, aku---”

  “Joongie, kau bisa memanggilku Joongie”

  “Ne, Joongie, selamat atas pernikahanmu”

Hmp.

Jaejoong tersenyum kecut.
Ia menatap namja chubby itu dan memberikan sebuah kamera polaroid berwarna putih kepadanya.
Yoochun mengernyitkan dahinya, namun ia tetap mengambil benda tersebut.

  “Bisa tolong fotokan aku?”

Yoochun mengangguk.
Ia segera membidik namja cantik itu dan memotretnya sekali.
Kemudian ia memberikan kamera itu kembali kepada Jaejoong.

  “Menurutmu senyumku sudah tampak bahagia di sini?” Tanya Jaejoong menunjukkan hasil potret itu.

Yoochun mengindikkan bahunya.

  “Aku tak tahu, kau terlihat bahagia dan ingin menangis di saat yang bersamaan” Ucapnya.

  “Hahaha, tentu saja aku ingin menangis, suamiku sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini” Tawa Jaejoong miris.

Yoochun mengerjapkan matanya sendu.
Ia mendekati namja cantik itu dan mengusap pipinya yang basah.

  “Kau bahkan sudah menangis” Bisiknya pelan.

  “Maafkan aku..” Lirih Jaejoong menahan isaknya.

  “Yunho hanya belum mengenalmu lebih jauh, kurasa. Segalanya akan membaik seiring berjalannya waktu”

  “Aku hanya bisa ikut berharap..”

  “Jja, kau harus berdiri di samping suamimu, orang-orang mulai mempertanyakan kehadiranmu”

  “Tak bisakah aku berdiam di sini saja? Aku takut”

  “Tak ada yang perlu kau takutkan, Joongie, aku akan menemanimu kalau kau membutuhkan aku”

Jaejoong mengangguk.
Ia mengusap wajahnya dan berjalan di belakang Yoochun.
Membiarkan namja chubby itu menuntunnya menuju Yunho.


-------


Pesta telah usai.
Kini Yunho tampak menyendiri di balkon kamarnya yang indah.
Mata musangnya memperhatikan danau yang tampak kelam karena gelapnya malam.
Namja tampan itu bersandar pada jendela kaca.

Sangat ironis, pikirnya.

Satu-satunya harapan seumur hidupnya hanya seorang anak kecil yang lucu.
Tapi ia malah menikah dengan seorang laki-laki yang dipercayai oleh Ummanya.
Namja tampan itu mendesah panjang.
Pelipisnya kembali berdenyut.

CKLEK.

  “Yu-Yunho ah..Aku sudah menyiapkan makan malam” Ucap Jaejoong dari balik pintu.

  “Aku tidak lapar” Sahut Yunho tanpa menoleh.

Jaejoong terdiam beberapa saat.
Ia menundukkan wajahnya dan berdehem pelan, kemudian ia kembali menutup pintu kamar dan berjalan menuruni tangga.
Mengusap air matanya yang kembali jatuh.

Jaejoong mengambil buku bersampul merah miliknya yang tergeletak di meja ruang tengah.
Ia mendekap buku tersebut dan duduk di meja makan.
Namja cantik itu mengambil potret makanan yang mengepul hangat itu dengan polaroid miliknya.

Kemudian ia membuka lembar demi lembar buku bersampul merah itu.
Menempelkan hasil potretnya barusan di lembar yang kosong dan menuliskan sesuatu di bawahnya.
Jemari lentik Jaejoong kembali bergerak, menyibak halaman ke belakang.
Hingga ia menemukan potret tampan suaminya yang mengenakan jas formal di sana.

  “Kau mungkin tidak mengenalku..Tapi aku sudah lama mengenalmu, Yunho yah” Bisik Jaejoong tersenyum kecil.

Ia masih ingat, hari di mana ia mengantar berkas milik Appanya yang tertinggal ke kantor.
Di sana, ia bertemu dengan sosok tampan yang sedang berbincang dengan sang Appa.
Sangat tampan, hingga membuat jantungnya berdetak ratusan kali lebih kencang.
Membuat kedua pipinya merona merah.

Jaejoong jatuh cinta.

Namja cantik itu lalu menyelidiki latar belakang pribadi Yunho.
Ia menemukan bahwa Jung Keybum sedang dirawat di rumah sakit pusat saat itu.
Memberanikan diri menemui yeoja cantik itu hingga terjalin kasih sayang tanpa sadar.
Jaejoong sama sekali tidak menyangka kalau Keybum akan menjodohkan dirinya dengan Yunho.

Ia bersyukur untuk hal itu.
Tuhan telah memudahkan jalannya anitji?

Air mata Jaejoong kembali jatuh.

Hatinya sakit setiap kali mengingat pekikan lantang Yunho sesaat sebelum Keybum kritis.
Apakah Yunho tidak pernah menyadari satu hal?
Keybum sangat mencintai dirinya.
Yeoja itu tidak akan pernah membuat putra tercintanya menderita.

Ia menjodohkan Yunho dengan Jaejoong karena ia tahu satu rahasia penting dari namja cantik itu.
Ia tahu, kalau Jaejoong berbeda.
Ia bukan laki-laki biasa.
Namja cantik itu istimewa.

BRAK.

Jaejoong bangkit dari duduknya setelah ia puas menangis.
Namja cantik itu mengangkat semua masakannya yang tidak tersentuh sama sekali dan membuangnya ke tempat sampah.
Kemudian ia mengambil sebuah gelas kaca dan menuangkan susu cair di sana.

  “Mianhae Yunho yah..” Bisiknya lirih. Nyaris tidak terdengar.

Namja cantik itu menuangkan beberapa tetes Aphrodisiac ke dalam gelas susu tersebut.
Ia mengusap air matanya agar berhenti mengalir.

Aku melakukan ini karena aku mencintaimu.
Karena aku ingin kau bahagia.

TAP TAP TAP.

CKLEK.

  “Yunho? Kau belum tidur?”

Namja tampan itu baru saja selesai mengancingkan piyamanya.
Ia menoleh menatap Jaejoong dan menggeleng.

  “Aku membuatkanmu susu, agar kau mudah tidur”

  “Kalau aku tidak mau?”

Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya mengerjap sendu.
Kemudian ia tersenyum kecil.

  “Sedikit saja Yunho ah..Aku ingin kau bisa beristirahat dengan tenang malam ini”

Yunho mendesah pendek.
Ia mengambil gelas tersebut dan meneguknya hingga setengah.
Kemudian ia segera beranjak ke atas ranjang.
Mengacuhkan Jaejoong yang masih berdiri di tempatnya.

TREK.

Namja cantik itu meletakkan gelas susu Yunho di atas meja.
Ia duduk diam di pinggir ranjang.
Memperhatikan jam dinding yang terpajang di sana.
Ia akan menunggu hingga lima belas menit berlalu, ketika Yunho tertidur nyenyak dan merasakan efek dari obat perangsang yang telah ia campurkan.

  “Ngh”

Yunho mengerang.
Dahinya mengernyit.
Keringatnya mulai menetes dari pelipis.
Jaejoong melangkah mendekati kekasihnya.

Ia mengusapi wajah tampan itu lembut.
Kemudian ia mengecup dahi Yunho.

  “Mianhae Yunho ah..Saranghae” Bisik Jaejoong lirih.

Namja cantik itu mematikan lampu kamar.
Ia membuka piyamanya dan duduk di atas tubuh Yunho.
Mengacuhkan air matanya yang mengalir tanpa henti.


-------


Yunho mengerjapkan mata musangnya pagi ini.
Ia mendesah pendek meregangkan tubuhnya.
Sinar matahari tampak menyelusup dari gorden raksasa itu.
Namja tampan itu menoleh ke samping, kosong.

Jaejoong sudah tidak ada di sana.

Yunho segera beranjak duduk.
Namun dalam sekejap ia merasakan pusing yang luar biasa.
Aigoo.
Apakah kemarin pesta pernikahan itu telah menguras tenaganya sedemikian rupa?
Tubuhnya terasa sangat lelah.

Namja tampan itu beranjak ke kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya.
Setengah jam kemudian Yunho turun ke lantai satu.
Ia melihat para maid tengah hari yang mondar-mandir di ruangan.
Mereka sedang membersihkan rumah.

  “Pagi Yunho” Sapa Jaejoong tersenyum manis.

Yunho menatap namja cantik itu.
Wajahnya terlihat pucat, pikirnya.

  “Jja, sarapan dulu, kau belum makan malam kemarin kan? Aku membuatkan makanan kesukaanmu” Ucap Jaejoong menghampiri suaminya.

Yunho mengalihkan pandangannya.
Ia membenarkan kerah kemejanya.

  “Aku sarapan di kantor” Ujarnya dingin.

Jaejoong merapatkan bibir ranumnya.
Hatinya mencelos.
Beberapa detik kemudian ia mengangguk dan tersenyum manis.

  “Aku akan mengantarmu sampai pintu depan” Ucapnya.

Yunho tidak peduli.
Namja tampan itu berjalan meninggalkan Jaejoong.
Ia membuka pintu mobil dan segera masuk ke dalam.

Ah, ia membuka sedikit jendela mobil mewah tersebut.
Menatap tajam Jaejoong dengan mata musangnya.

  “Kau, jangan sekali pun kau berani berpikir kalau aku akan menerima pernikahan konyol ini, arasseo?” Ucapnya dingin.

Jaejoong tersenyum kecut.
Ia mengepalkan jemarinya kuat.
Berusaha menahan kedua matanya yang terasa panas dan basah.
Namja cantik itu mengangguk.

  “Hati-hati Yunho ah” Ujarnya lembut.

Yunho menutup kembali jendela mobilnya.
Ia segera melajukan mobil tersebut meninggalkan halaman rumah besarnya yang luas.
Tanpa menyadari Jaejoong yang kini jatuh terduduk di lantai teras.
Menangis tersedu membisikkan namanya.

  “Saranghae Yunho ah..Saranghae..” Isaknya pilu.

TBC :D

1 komentar:

  1. Huwaaa...akhirnya shella ngepost ff lagi..ff nya bgus aku mau bca klanjutan nya :D

    BalasHapus