No Prison, open your eyes wide.
My lover lover you,
Your freedom freedom me.
PART 3.
Cincin bermata sworovski biru sapphire itu tampak berkilat terkena
cahaya lampu ruang tengah kediaman keluarga Jung.
Kedua mata kucing Keybum –Umma Yunho- tidak bisa berhenti menatap gemas
cincin yang melekat erat di jari manis calon menantunya tersebut.
Sementara Jaejoong tampak tidak menyadari tatapan intens yang
dilayangkan Keybum kepadanya.
Ia masih sibuk melahap potongan buah kesukaannya.
“Kapan kalian akan menikah? Umma
sudah tidak sabar”
Yunho meletakkan cangkir tehnya dengan santai dan mengusap lembut bahu
Jaejoong yang ada dalam rangkulannya.
Ia memandang Jaejoong yang menatapinya dengan lucu.
“Tentu saja setelah sekolah kami
selesai” Sahut Yunho kemudian.
Keybum mendesah pendek.
“Tapi pakaian pernikahan kalian
sudah Umma desain sejak dua tahun yang lalu, Yun”
“Umma bisa membuatnya lagi
nanti”
Ck.
Wanita cantik bermata kucing itu beringsut mendekati Jaejoong.
Mencubit-cubit gemas pipi gembulnya.
Membuat namja cantik itu merengek manja.
“Umma ingin agar tidak ada
satupun yang bisa mengusik Jaejoongie dengan pernikahan kalian. Kakak Jaejoong
sudah muncul di sini, dan ia beserta keluarga busuknya itu bisa melakukan apa
saja yang mereka mau”
“Tidak akan, Umma”
“Jangan keras kepala Yun,
bagaimana pun Jaejoong masih anak kandung Kim Heechul. Yang bisa memutuskan
ikatan mereka hanya dengan pernikahan kalian”
Jaejoong menoleh memandang Keybum.
Kemudian ia menatap Yunho yang tampak sedang berpikir.
Namja tampan itu melirik Jaejoong.
“Otte Boo? Kau mau menikah
kapan?” Tanya Yunho.
Ah, sebenarnya jika ia bisa ia sudah menikahi Jaejoong sejak pertama
kali ia melihatnya.
Tapi Yunho tidak akan memaksa Jaejoong.
Kebahagiaan namja cantik itu adalah yang paling utama dalam hidupnya.
“Umma benar, tapi Joongie masih
kelas dua, otte?” Ujar Jaejoong balik bertanya.
Yunho tersenyum tanpa sadar mendengar hal itu.
Ia mengecup lembut punggung tangan tunangannya.
“Kalau begitu kita tunggu
pendapat Appa saja”
Um.
Jaejoong mengangguk setuju.
Sementara Jung Keybum sudah memasukkan buah milik Jaejoong ke dalam
mulutnya.
Menunggu Jinki eh?
Namja angkuh itu saja masih di London.
Tidak tahu kapan ia akan kembali.
Aish.
Namja cantik itu membaringkan dirinya di atas sofa, membuat Keybum harus
memangku kepalanya.
Sementara Yunho sudah sibuk dengan ponselnya saat ini.
“Umma, Umma sayang Joongie?”
Tanya Jaejoong mendongakkan wajahnya.
“Mwo? Tentu saja Umma sayang
Joongie, apa-apaan itu eoh?” Sahut Key memiringkan wajahnya.
Jaejoong terkikik lucu.
“Sayang mana? Joongie atau
Yunnie Hyung?”
Wanita cantik itu melirik putra kebanggaannya yang tampak tidak acuh
dengan percakapan mereka berdua.
Ia berdecih.
“Eoh? Tentu saja Umma lebih
sayang Joongie”
Yunho menaikkan alisnya tanpa menolehkan wajahnya dari layar ponsel
miliknya.
Ia hanya tersenyum kecil mendengar tawa manis dari kekasih hatinya.
-------
Junsu dengan semangat mengeluarkan kotak cokelatnya dan meletakkannya di
atas meja.
Sementara Changmin dengan semangat mengamati dan memilah cokelat mana
yang akan ia telan lebih dulu.
Anggota OSIS yang lain memandang iri meja pejabat teras, di mana keenam
pemuda menawan itu sedang bercengkrama di sana.
Oh, tentu saja mereka mendapatkan bagiannya masing-masing, tapi tetap
saja, memperhatikan Yoochun yang sedang menyuapi cokelat ke dalam mulut Kyuhyun
yang sibuk dengan laptopnya jauh lebih menarik dari pada tumpukan cokelat yang
ada di hadapan mereka saat ini.
“Otte? Dapat sesuatu?” Tanya
Yunho melirik Kyuhyun.
Pipi namja berkulit pucat itu tampak menggembung lucu di mata Jaejoong.
Ia mengambil banyak cokelat dan memasukkannya ke dalam mulutnya sendiri,
berniat mengikuti kelakuan adik angkat Shim Changmin itu.
“Kau bisa tersedak, Jaejoongie”
Ucap Yunho melirik perbuatan kekasihnya.
Jaejoong menyipitkan mata bulatnya, masih memasukkan dua cokelat ke
dalam mulutnya sekaligus.
Yunho kemudian mengalihkan perhatiannya kepada Kyuhyun setelah menyadari
Jaejoong tidak akan menuruti perkataannya kali ini.
“Khau akhan therkejhut” Ujar
Kyuhyun masih dengan mulutnya yang penuh.
Yunho mengernyit dibuatnya.
Menjijikkan, pikirnya.
“Ugh..Yhunhnie~” Jaejoong
menarik-narik seragam Yunho, membuat namja bermata musang itu menaikkan alisnya
memandang kekasihnya yang tidak jauh beda dengan kondisi Kyuhyun.
Aish.
“Kenapa kau sangat nakal,
sayang? Aku sudah bilang padamu sebelumnya” Gerutu Yunho seraya menaruh kedua
telapak tangannya di depan mulut Jaejoong.
Namja cantik itu segera menuangkan cokelat-cokelat yang ada di dalam
mulutnya ke tangan Yunho.
Ia bernafas lega sesudahnya.
Yunho segera beranjak dari kursinya, membuang cokelat leleh tersebut ke
dalam tempat sampah dan mencuci tangannya.
Changmin yang memperhatikan sejak tadi mengeluh geli seraya bergidik.
“Euwh” Gumamnya.
Tapi Yunho tidak peduli.
Ia sedang sibuk membersihkan lelehan cokelat di mulut kekasihnya saat
ini.
Sementara Jaejoong sudah melirik penuh minat kotak cokelat milik Yunho
yang masih belum tersentuh.
“Tidak ada cokelat apapun lagi,
Jaejoongie” Ucap Yunho tegas.
Jaejoong sontak menatap namja tampan itu.
Kemudian ia mengerucutkan bibir ranumnya.
Yunho tidak membuang kesempatan, ia segera mengecup kilat bibir tersebut
membuat Jaejoong merona malu.
“Sudah tiga hari ini Ahra tidak
masuk sekolah” Ujar Kyuhyun setelah berhasil membersihkan mulutnya dengan
menelan cokelat-cokelat manis itu.
“Hn?” Gumam Junsu mengangkat
wajahnya.
“Ia masuk rumah sakit,
sepertinya efek mengejar Jaejoong waktu itu sangat parah” Lanjut Changmin.
.
.
.
“Joongie tahu, Yunnie, Joongie
tidak boleh jauh-jauh dari Junchan, Joongie harus menurut apa kata Junchan”
Ucap Jaejoong dengan pipi yang menggembung protes.
Yunho tersenyum tipis mendengar gerutuan kekasihnya ketika ia hampir
membuka mulut.
Ternyata Jaejoong sudah cukup hafal eoh?
“Bagus, karena aku ada jam
tambahan hari ini, Changmin dan Kyuhyun akan menjemputmu dan Junsu, kemudian
kalian akan menungguku dan Yoochun di ruang OSIS” Ujar Yunho kemudian.
Jaejoong mengangguk manis.
Yunho meninggalkan satu kecupan hangat di dahi namja cantik itu.
Kemudian ia beranjak meninggalkan kelas Jaejoong dan Junsu.
Namja cantik itu menoleh ke belakang, Junsu masih duduk di kursinya.
“Junchan, sudah selesai?” Tanya
Jaejoong yang tidak beranjak dari pintu kelas.
“Sedikit lagi, Joongie, apa
Changmin dan Kyuhyun sudah datang? Aigoo~ Hanya lima baris lagi~” Balas Junsu
panik. Jaejoong tertawa dibuatnya.
“Santai saja Junchan, sepertinya
mereka masih lama, mau Joongie bantu?”
“Ani, khusus untuk pelajaran
Bahasa Inggris aku harus mengerjakannya seorang diri”
“Arasseo”
Namja cantik itu bergumam tidak jelas seraya memutar pandangannya ke
seluruh sudut kelas.
Hanya tinggal ia dan Junsu di ruangan ini.
Yang lain sudah pulang ke rumah masing-masing.
Namja cantik itu menaikkan alisnya ketika ia melihat bayangan seseorang
dari ujung koridor.
Jaejoong melangkah keluar pintu dan terkejut dengan mata yang membulat.
Seorang wanita cantik berdiri dengan anggun di ujung koridor.
Rambut almond-nya digulung
rapi ke atas.
Kedua tangannya memegang tas tangannya di depan lutut.
Ia berdiri diam di sana menatap langsung kepada Jaejoong.
Senyum manis bertengger di bibir ranumnya.
“U..Umma?” Desis Jaejoong tidak
percaya.
Namja cantik itu merasakan tenggorokannya tercekat dengan jantung yang
luar biasa kencang.
Mata besarnya terasa panas ketika menyadari bibir ranum milik Kim
Heechul bergerak pelan, melafalkan namanya.
Ya Tuhan, sudah bertahun-tahun Jaejoong tidak bertemu dengan wanita
cantik itu.
Tangan Heechul bergerak melambai kepada putra bungsunya.
Ia seolah memanggil-manggil namja cantik itu agar mendekat kepadanya.
Dan Jaejoong terhipnotis.
Ia melangkahkan kakinya tanpa suara, berjalan sekaku mungkin menghampiri
yeoja itu.
Wajahnya telah basah akan air mata.
“Umma..” Isak Jaejoong dalam
tangisnya.
“Joongie, bogoshippo” Balas Kim
Heechul berbisik lembut.
Wanita itu merengkuh Jaejoong ke dalam pelukan eratnya.
Seolah tidak ingin kehilangan namja cantik itu lagi.
Membuat tangis Jaejoong pecah.
Aroma parfum ini, kehangatan ini, rasanya sudah lama sekali, pikir namja
cantik itu.
“Sssh, tenanglah, Umma di sini,
sayang” Bisik Heechul tersenyum.
Satu tangannya mengusap punggung Jaejoong yang bergetar.
Sementara satu tangannya lagi mengambil sebuah jarum suntik dari dalam
kantung pakaiannya.
Ia memiringkan kepala Jaejoong dan menyuntik leher namja cantik itu.
Jaejoong tersentak kaget, sesuatu menyengat kulitnya.
Ia baru saja akan berteriak, namun kegelapan lebih dulu datang
menyapanya.
“Yeobo” Panggil Heechul menoleh
ke belakang.
Suaminya, Hangeng Kim, beranjak dari tempat persembunyiannya dan
menghampiri istrinya.
Mengambil alih putra bungsunya dan membawanya pergi dari bangunan
sekolah itu.
“Putraku sudah tumbuh besar”
Ujar Hangeng tersenyum.
Heechul menoleh, ia memeluk pinggang suaminya.
“Putra kita, sayang” Potongnya
tersenyum manis.
-------
“Umma..”
Wanita cantik berambut hitam itu berbisik lirih memanggil Ummanya ketika
kedua mata besarnya terbuka.
Ia mendapati Kim Heechul kini tersenyum sumringah kepadanya, dengan mata
yang berkaca-kaca bahagia.
“Umma kenapa?” Tanya Ahra
bingung.
“Kau koma selama tiga hari,
sayang, Umma sangat senang melihatmu sadar kembali” Balas Heechul mengecup
lembut pipi putrinya.
“Tiga hari?”
“Ne, ada apa? Kenapa putri Umma
malah sedih eoh?”
“..Hiks..Hari ini hanya tiga
hari..Mungkin besok aku tidak akan bangun lagi..”
Oh, Heechul ikut bergetar mendengarnya.
Ia segera merengkuh gadis tercintanya itu dan mengusap lembut rambut
panjangnya yang bergelombang.
“Ssh, jangan berkata seperti
itu, sayang, kau akan tetap hidup selama yang kau inginkan”
“Aku tahu Appa kesulitan mencari
organ yang sama denganku, Umma, sudah bertahun-tahun terus seperti itu,
bagaimana kalau nanti tidak akan ada lagi yang bisa membantuku?”
“Oh, kau belum mendengar berita
terbaik hari ini, cinta”
Ahra mengernyit, menatap Heechul yang semakin cerah wajahnya.
Wanita angkuh itu merunduk, berbisik pelan di telinga putrinya.
“Adikmu telah kembali, dan
seluruh organnya telah matang dengan sempurna”
DEG.
Ahra terkejut.
Mata besarnya membulat.
“Umma mendapatkan Jaejoongie?
Bagaimana---”
“Umma dan Appa segera menemui
Jaejoongie setelah kau memberitahu kami kalau Jaejoongie satu sekolah denganmu,
oh, akhirnya, Umma pikir ia sudah hilang ditelan bumi”
“Itu sama sekali tidak lucu,
Umma~! Jaejoongie sepertinya tinggal bersama Yunho, Umma tahu Jung Yunho kan?”
“Yunho? Laki-laki tampan yang
sangat kau kagumi itu eh?”
Aish.
Ahra merasakan wajahnya menghangat.
Ummanya senang sekali menggodanya.
“Waktu itu Yunho memeluk
Joongie, Umma..Sepertinya mereka memiliki hubungan”
“Mwo? Ani, menikah sekalipun
Umma tidak akan pernah membiarkannya, Yunho itu hanya untukmu, sayang, kau
sudah ditakdirkan untuknya. Lagipula Jaejoongie tidak akan bisa bertahan lebih
lama lagi”
Ahra menaikkan alisnya.
“Appa sedang berdiskusi dengan
dokter pribadimu mengenai donor jantung yang akan dilakukan dari Jaejoong
untukmu” Ujar Heechul tersenyum.
“Jeongmal?!”
“Ne, tapi sebelum itu kita akan
melakukan beberapa operasi kecil, malam ini ginjalmu yang rusak akan diganti”
“Aku sungguh tidak sabar, Umma”
“Jangan lupa berterima kasih
pada adikmu oke?”
“Tentu~!”
.
.
.
PRANGG!
Yoochun memejamkan matanya ketika guci besar itu pecah berkeping-keping.
Ruang OSIS tampak kacau balau saat ini.
Ia dan sahabat-sahabatnya saling merapat melindungi diri.
Yunho sedang mengamuk.
Wajahnya memerah penuh emosi.
Giginya bergeretak sejak tadi.
Mata tajamnya menatap langsung Kim Junsu.
Ia berjalan cepat ke arah namja imut itu dan menarik kerah seragamnya.
“AKU SUDAH MEMBERITAHUMU UNTUK
MENJAGANYA!!” Teriak Yunho di depan wajah pucat Junsu.
Yoochun yang melihat hal itu segera menarik bahu Yunho, tapi terlambat,
Yunho sudah lebih dulu meninju wajah Junsu.
Membuat hidung mancungnya mengalirkan darah segar.
Kyuhyun berteriak, ia segera menghampiri Junsu dan menyembunyikan namja
imut itu di dalam pelukannya.
“Yunho, hentikan! Kau bisa
membunuh Junsu!” Pekik Changmin tidak tahan.
Yunho memicing kepadanya.
Nafasnya menderu kasar.
“Memang itu yang kuinginkan!”
Balasnya kejam.
Yoochun menahan Yunho dari belakang, tidak mengacuhkan perutnya yang
terasa remuk karena sikut Yunho.
“LEPASKAN AKU, PARK YOOCHUN!!
NAMJA SIALAN INI MEMBUAT JAEJOONG TERPISAH DARIKU!!” Amuk Yunho lagi.
Changmin segera membantu Yoochun, sementara Junsu sudah terisak keras di
pelukan Kyuhyun.
Tubuhnya bergetar hebat, ketakutan akan Yunho.
“Yunho, aku bisa melacak
Jaejoong sekarang juga kalau kau mau! Kita akan menemukan tunanganmu secepatnya
dan melupakan masalah ini!” Pekik Kyuhyun dengan pipinya yang basah.
Rahang Yunho mengeras.
Kepalan tangannya semakin kuat.
“Lakukan! Dan kau, Kim Junsu,
kalau aku tidak melihat Jaejoong sampai besok, aku akan membunuhmu dan seluruh
anggota keluargamu!”
Ancaman Yunho tidak main-main.
Mereka semua tahu benar hal itu, setelah nafas Yunho sedikit mereda
barulah Yoochun dan Changmin berani melepas tangan mereka dari tubuh namja
tampan itu.
Yunho berdecak kesal dan meraih ponselnya, menghubungi asisten dan para
bawahannya, sudah pasti pelakunya adalah Ahra, tidak yang lain.
Ck! Jung Keybum dan Jung Jinki tidak akan bisa mentolerir hal ini kalau
mereka tahu!
“Yu-Yunho, aku menemukan
Jaejoong” Bisik Kyuhyun setelah berkutat dengan laptopnya.
Dada Yunho berdebar kencang.
Ia mendekati namja berkulit pucat itu.
“Tapi ia tidak di sini” Sambung
Kyuhyun lagi.
Oh tidak, jerit Changmin dalam hatinya.
Yunho berdesis.
“Apa maksudmu?”
“Jaejoong, dia…Ada di Jepang”
BRAKK!
Keempat namja itu refleks terkejut saat Yunho menghancurkan pajangan
kristal yang ada di atas loker.
-------
Pria tampan itu bersandar di dinding kamar rawat dengan wajah yang
menunduk.
Raut wajahnya mengeras, dengan kedua mata musang yang berkaca-kaca.
Menggertakkan giginya membenci dirinya sendiri.
Perhatian Yunho teralihkan ketika telinganya mendengar suara keluhan
dari ranjang yang diapit oleh Junsu dan Kyuhyun.
Dadanya berdebar kencang ketika mata besar itu terbuka.
Oh, ia sungguh pucat, dengan air mata yang mengalir.
“Yunnie…” Jaejoong bahkan hampir
tidak sanggup untuk bersuara.
Junsu segera meremas erat jemari Jaejoong, tangisnya pecah.
Sementara Kyuhyun sudah mengambilkan minum untuk namja cantik itu dan
membantunya.
Namja imut itu menggeram marah, ia mencengkram selimut dengan tangan
yang satunya, kemudian berdesis tipis.
“Akan kurobek perut yeoja sialan
itu!”
Kyuhyun melebarkan matanya terkejut.
Tidak menyangka Junsu yang selama ini dikenalnya begitu lucu dan polos
akan bergetar marah seperti ini.
Tapi ia juga tidak mencoba untuk menenangkan Junsu.
Satu dari ginjal Jaejoong telah diangkat.
Dicuri oleh keluarga kandungnya sendiri dan kini bersemayam di tubuh
kakaknya.
Kelima pemuda itu berhasil menemukan Jaejoong setelah melacak
keberadaannya.
Sayang sekali mereka terlambat, menemukan Jaejoong yang tidak sadarkan
diri pasca operasi.
Yunho mengamuk, ia memukuli semua dokter yang berperan dalam operasi
pengangkatan ginjal itu.
Junsu dan Kyuhyun segera mengamankan Jaejoong, sementara Yoochun dan
Changmin mengawasi keberadaan keluarga kandung Jaejoong yang belum keluar dari
kamar rawat Ahra sejak kemarin malam.
Cih.
Permainan ini akan berhenti.
Di sini. Gumam Kyuhyun dalam hatinya.
.
.
.
Ahra Kim terkejut ketika pintu kamar rawatnya terbuka setelah kedua
orang tuanya meninggalkannya untuk bertemu dengan dokter yang merawatnya.
Yeoja berambut hitam itu merasakan pipinya bersemu malu saat menatap
sosok Jung Yunho yang berjalan memasuki kamarnya.
Walau ia agak sedikit bingung mengapa pria tampan itu datang bersama dua
orang namja.
Yang ia ketahui sebagai teman dekat Yunho.
Oh—Uhm—maksudnya, bukankah kalau pria itu ingin dekat dengannya
sebaiknya ia datang sendirian?
“Kudengar kau sakit” Ujar Yunho
datar.
Dan Ahra mengangguk.
Tersenyum manis seraya beringsut dari baringnya, mencoba untuk bersandar
di kepala ranjang.
Mata bulatnya memperhatikan Yunho yang berdiri di sisi ranjang, dengan
kedua tangan yang berdiam di dalam saku celananya.
Sempurna.
“Ka-Kau mengenalku, Yun?” Tanya
Ahra gugup.
Sementara Changmin dan Junsu yang berdiri di belakang Yunho mengerutkan
dahi mereka.
Seumur-umur mengenal Yunho, baru kali ini ada seseorang yang berani
sekali memanggilnya seperti itu.
Terlebih mereka tidak kenal dekat.
Aih.
Pria berwajah kekanakan itu merasakan tangannya gatal.
Ia ingin sekali merobek mulut kotor itu.
“Ya, siapa yang tidak
mengenalmu?” Balas Yunho kemudian.
Mata musangnya tidak bergerak.
Terus mengobservasi Ahra sejak tadi.
Menyimpan amarah yang siap untuk meledak.
Telinga Yunho rasanya berdenging kalau ia mengingat ada ginjal pria
kesayangannya di dalam perut yeoja cantik itu.
“Yunho, aku senang sekali kau
menjengukku, maksudku, aku sudah lama mengagumimu” Celoteh Ahra kemudian,
dengan pipinya yang merona segar.
Sungguh manis.
Tapi sayang Yunho tidak bisa melihatnya dengan baik.
“Kau menyukaiku?” Tanya Yunho
lagi.
Ahra terdiam.
Detik berikutnya ia mengangguk dengan malu-malu.
Jemarinya bergerak meremat pelan selimut tebalnya.
Oh—mimpi apa ia semalam?! Jeritnya dalam hati.
“Aku membawa hadiah untukmu,
tapi kau harus menutup matamu terlebih dahulu”
Ucap pria tampan itu kemudian.
Dan Ahra segera mengangguk antusias.
Ia menggigit bibir bawahnya erat, ya Tuhan, benar-benar mimpi! Pekiknya
gemas.
Changmin yang melihat Ahra sudah memejamkan matanya segera bergerak
menghampiri yeoja berambut hitam itu.
Ia tersenyum simpul.
Melirik Junsu yang bergeming di seberangnya.
“Jangan mengintip” Titah Yunho
mutlak.
Ahra mengangguk patuh.
Menebak-nebak hadiah apa yang di bawa Yunho untuknya.
Omo! Jangan-jangan pria itu akan melamarnya!
Aigoo~ bagaimana ini?
Sementara Ahra sudah tenggelam dalam imajinasinya sendiri, Yunho
menyeringai kejam memperhatikan hasil kerja Changmin.
Yeoja cantik itu sempat melenguh manja saat ia merasakan mulutnya
ditutup dan diikat dengan sebuah kain.
Yeoja berambut hitam itu tidak memberontak sedikitpun, walau hal aneh
menggerayangi tubuhnya.
Ia percaya pada Yunho.
Ia percaya sepenuhnya.
“Buka matamu”
DEG.
Ahra Kim membelalak.
Menggerung kaget ketika menyadari mulutnya sudah tertutup rapat, tidak
secuil pun dengungan yang dapat menembus kain tebal itu.
Kemudian matanya bergerak-gerak gelisah melihat kaki dan tangannya sudah
terikat erat di setiap sudut ranjang.
Pelipisnya berkeringat.
Nafasnya mulai sesak.
Ia bersumpah Yunho dan kedua namja yang ada di dekatnya menyeringai
seperti iblis saat ini.
“Cantik, tapi hatimu busuk”
Desis Yunho mendekat.
Mata musangnya menyala-nyala.
Membuat Ahra semakin membelalak ketakutan.
Air matanya menetes.
Ini sungguh diluar bayangannya.
Apa yang terjadi?
Mengapa mereka melakukan hal ini kepadanya?
“Semua yang ada pada dirimu
sungguh memuakkan, kau tahu? Kau dilahirkan untuk mati” Lanjut Yunho kejam.
Raut wajahnya terlihat bengis.
Ia melepas jepit jari pendetektor denyut jantung yang tersemat di ibu
jari Ahra.
Junsu mendekat, kedua matanya berkaca-kaca karena emosi.
Pria manis itu mengeluarkan pisau tajam yang disembunyikannya sejak
tadi.
Ia menyentuhkan ujung pisau itu di atas perut yeoja cantik itu.
Kemudian menggerakkannya secara perlahan menuju pinggang belakang wanita
cantik itu.
“Ada benda asing di tubuhmu,
benda curian, sesuatu yang tidak pernah ditakdirkan untukmu” Ujar Junsu
mengerutkan dahinya.
Dan Ahra menggerung ketakutan.
Berdoa dalam hati semoga Umma dan Appanya datang untuk menyelamatkannya.
“Hnn!—”
Tubuh rapuh itu terlonjak.
Ketika Junsu menusuk pinggang belakangnya dan menariknya hingga ke
depan.
Membuat sisi kiri dari perutnya terbelah, darah segar mengucur membasahi
ranjang.
Sepasang mata bulat itu membelalak lebar.
Ia kejang-kejang.
Rasa sakit yang amat sangat mendera sekujur tubuhnya.
Kakinya seolah mati rasa.
“Ah, aku lupa, benda asing apa
yang ada di dalam tubuhmu” Gumam Junsu kemudian.
“Sepertinya kita harus
mencarinya satu persatu hn?” Desis Changmin bersuara.
Wajah Ahra pucat pasi.
Kain tebal yang menyumpal mulutnya mulai basah, perlahan-lahan berubah
menjadi merah.
Mulutnya memuntahkan darah segar.
Ia merasakan tenggorokannya tercekik saat tangan Yunho yang telah
dilapisi dengan sarung tangan karet menyusup masuk ke dalam belahan perutnya.
Menggerak-gerakkan tangannya di sana seolah mencari sesuatu.
“Hnn!—Hnn!—” Erang Ahra tidak
berdaya.
Changmin tidak bisa menahan kekehannya saat ia menekan sesuatu yang
diprediksinya adalah lambung yeoja cantik itu.
Ia terus menekan-nekan bagian itu, kemudian mencubitnya, walau
berkali-kali sedikit lepas karena licin.
“Ah, bukan ini” Gumam Yunho
setelah ia mencengkram daging tebal berbentuk sosis panjang yang berlumuran
darah di dalam sana.
Ia menggeleng pelan, dengan mata yang menikmati raut pucat pasi Ahra.
Ia tidak akan bertahan lama, tapi Yunho harus memberitahunya sesuatu,
sesuatu yang menarik sebelum wanita cantik itu menemui ajalnya.
“Oh! Sepertinya aku dapat!”
Seringai Yunho menakutkan.
Jemarinya berhasil menelisik di pinggang belakang Ahra.
Ia yakin sekali dengan apa yang ditemukannya.
Tidak mengacuhkan darah segar yang sudah membuat ranjang tersebut
lembab.
Ia tidak peduli.
Pria tampan itu mencengkram erat organ tersebut.
Mata musangnya menyala nyalang.
“Wanita jalang sepertimu sama
sekali tidak pantas menyimpan ginjal milik calon istriku” Ujarnya puas.
Nafas Ahra terputus-putus.
Dahinya tampak membiru, kedua matanya menunjukkan keterkejutannya.
Kakinya bergetar hebat, beberapa detik kemudian tubuhnya tersentak dan
terhempas tidak berdaya.
Changmin dan Junsu terdiam.
Mereka melirik Yunho yang sudah menjauhkan tangannya dari sana.
Membiarkan tetesan darah dari sarung tangan karetnya membasahi lantai.
“Dia sudah mati, Hyung” Ujar
namja berwajah kekanakan itu.
Hmf, Yunho menyeringai.
Kemudian ia berjalan memasuki kamar mandi.
“Aku bertaruh kalian mulai
menikmatinya” Ucapnya terkekeh.
Junsu mengindikkan bahu, kemudian ia dan Changmin berjalan mengikuti
Yunho, ikut membilas tangan mereka yang basah dan berwarna merah.
“Sepertinya Kyuhyun sudah
berhasil membobol akses terdalam akun pribadi milik keluarga Kim, ponselku
tidak berhenti bergetar sejak tadi” Lapor namja berwajah kekanakan itu setelah
mengeringkan tangannya.
“Wah, dunia pasti sedang gempar,
polisi akan segera menangkap Umma dan Appa Jaejoongie karena kasus penggelapan
dana dan pembelian organ ilegal” Komentar Junsu tersenyum.
Changmin berdecih.
“Seharusnya kau sadar kalau
ucapanmu itu sangat berbanding terbalik dengan wajahmu” Ledeknya.
Junsu mendengus.
Ia sudah mengeringkan kedua tangannya.
“Kajja, orang-orangku akan
menahan polisi yang akan tiba, kita biarkan tuan dan nyonya Kim itu bertemu
dengan putrinya terlebih dahulu” Ajak Yunho.
Pria tampan itu memasangkan kembali jepit jari yang sudah dilepaskannya
di ibu jari Ahra.
Kemudian mereka bertiga beranjak keluar dari kamar rawat, seolah tidak
ada yang terjadi.
Saat hampir memasuki kamar rawat Jaejoong mereka melihat rombongan
dokter dan suster yang berlari-lari di koridor rumah sakit.
Detik itu juga Yunho berpapasan mata dengan kedua orang tua Jaejoong.
Pria tampan itu tersenyum sopan, kemudian ia membuka pintu kamar
Jaejoong dan segera menutupnya.
“AAAAHHH!!!”
Jaejoong yang sedang berbaring nyaman ditemani Yoochun terlonjak kaget.
Pria cantik itu tersentak dan meringis karena sempat melupakan
kondisinya yang lemah.
Yunho segera menghampiri kekasih hatinya.
“Yu-Yunnie, suara apa itu? Apa
terjadi sesuatu?” Tanya Jaejoong ketakutan.
Namja tampan itu menggeleng, ia segera membawa Jaejoong ke dalam
pelukannya.
Mengecup puncak kepala namja cantik itu penuh sayang.
“Mungkin ada suster yang melihat
kecoa, Joongie” Ujar Junsu santai.
Ia sudah duduk manis di atas sofa, bersama Changmin yang kini mencuri
lihat isi laptop Kyuhyun.
Jaejoong berjengit.
Dahinya mengerut lucu.
“Kecoa? Yunnie!” Jeritnya
konyol.
“Ssh, ssh, kau tidak perlu takut
sayang, ada aku di sini, lagipula Junsu akan segera diusir oleh Yoochun” Tawa
Yunho geli.
“Yah! Memangnya aku kecoa eoh?!”
Bentak Junsu kesal.
Ufh, Jaejoong meringis.
Tidak bisa menahan senyumnya ketika raut wajah Junsu tampak begitu
manis.
Ia terkikik geli dalam pelukan kekasihnya.
“Yunnie, kapan Joongie bisa
pulang? Joongie kangen Umma” Rengek Jaejoong seraya menatap Yunho dengan kedua
mata besarnya.
Pria tampan itu mencubit gemas bibir pout
Jaejoong.
“Nanti, setelah kita
berkonsultasi dengan dokter dan memulihkan keadaanmu”
“Apa Joongie masih bisa hidup
normal?”
“Hm, aku akan mengusahakannya
untukmu, kau akan mendapatkan apapun yang kau inginkan, sayang”
“Joongie sayang Yunnie”
“Aku mencintaimu”
Jaejoong tersenyum manis.
Yunho mengecup bibir ranumnya dan membaringkan kembali tubuh rapuhnya.
Setelah memastikan kekasih hatinya telah terlelap nyaman, pria tampan
itu beranjak ke sudut ruangan dan menjawab panggilan sang Appa yang terus
mengganggunya dengan getaran panjang pada ponselnya sejak tadi.
Namja tampan itu mengedarkan pandangannya, melirik keempat sahabatnya
yang sedang heboh memantau berita yang beredar dengan cepat di internet melalui
laptop Kyuhyun.
“Yunho, ini semua perbuatanmu kan?”
Ck.
Sungguh pria yang tidak bisa berbasa-basi.
“Ya Appa, teman-temanku juga
membantu”
“Di mana menantuku?”
“Hm, dia baru saja tidur,
sepertinya obat biusnya masih bekerja”
“Bius?! Yunho! Di mana kalian sekarang?!”
“Kami di rumah sakit pusat,
keluarga kandungnya berhasil mencuri satu ginjal milik Jaejoongie”
“APA?!”
Yunho bersumpah ia mendengar suara barang yang jatuh dari pihak Appanya.
Aish, jangan bilang Ummanya juga ada di sana.
“Appa tenang saja, wanita sialan
itu sudah kusingkirkan, Appa sudah lihat beritanya?”
“Jangan menganggap semuanya selesai dengan gampang, Jung Yunho. Appa
akan menghukummu karena sudah tidak becus menjaga Joongie”
Kkh, Yunho meringis mendengarnya.
“Ya Appa, maafkan aku”
“Ummamu sedang dalam perjalanan menyusul kalian, Appa akan datang nanti
malam. Pemindahan seluruh aset milik keluarga Kim serahkan saja pada Appa”
“Ya, aku mengerti”
“Yunho”
“Ya?”
“Ummamu belum makan siang, belikan ia sesuatu”
Aish.
Namja tampan itu mendesah pendek.
Ia mengangguk walaupun Jung Jinki tidak bisa melihatnya.
Sambungan telepon itu terputus.
Yunho bersandar di dinding, mata musangnya memandang gumpalan awan yang
terlihat jelas dari balik jendela kaca raksasa itu.
Selesai kan?
Semuanya sudah selesai. Pikirnya.
Ia melirik kekasih hatinya yang sudah tenggelam sepenuhnya dalam dunia
mimpi.
Seulas senyum simpul bertengger di bibir seksinya.
Sekarang tidak akan ada lagi yang bisa mengganggu dan menyakiti
Jaejoongienya.
Yunho menjamin seratus persen akan hal itu.
Jaejoongnya akan terus bahagia, sekarang dan selamanya.
No Prison, open your eyes wide.
My lover lover you,
Your freedom freedom me.
END.
-Kim Jaejoong, Dear J-
kasian jj,
BalasHapussemoga dapet ginjal baru biar bisa cepet dapet anak. :D
ah yh sih pasti bisa nyariin
Ffnya keren *o* gak salah" aku milih Shella eonni jd author favku hihihi.. sneng deh liat appa posesif gitu ama umma ^^ mampus tuh si ahra isi perutnya di acak-acak -_-
BalasHapusErrr serem baca nya yunho yg kl ngamuk ky monster beruang si udh wajar lah ini my junjun si bebek imut bisa kejem gt akyu ga kuat liat nya T_T
BalasHapuskeren lah udh ff nya seperti biasa :) love you shella
Errr serem baca nya yunho yg kl ngamuk ky monster beruang si udh wajar lah ini my junjun si bebek imut bisa kejem gt akyu ga kuat liat nya T_T
BalasHapuskeren lah udh ff nya seperti biasa :) love you shella
Errr serem baca nya yunho yg kl ngamuk ky monster beruang si udh wajar lah ini my junjun si bebek imut bisa kejem gt akyu ga kuat liat nya T_T
BalasHapuskeren lah udh ff nya seperti biasa :) love you shella
ahhhhhh ending nya bagus.... baguslah si nenek sihir itu mati...
BalasHapuswalaupun agak ekstrim sihhh di bunuh ma yunppa ma junchan ma chwang yg kadang bisa berwajah polos... kkekkekekekekk
Jahat bangetz ngambil ginjal jae, untung ada yunhooo
BalasHapusBaca part yunho ngambil ginjal dr ahra serem, bikin merindingg...
Lanjutkan
Suka banget. :D
BalasHapusTapi aku rada ngeri baca Ahra yg di.. ahhh.. Aku sampe susah bilangnya XD
Pokoknya eonni jjang!!
Suka banget. :D
BalasHapusTapi aku rada ngeri baca Ahra yg di.. ahhh.. Aku sampe susah bilangnya XD
Pokoknya eonni jjang!!
Ini ada sekuelnya kah? Semacam cerita lagi pas yunjae nikah udh bahagia gitu :'v
BalasHapus