Tittle:
A DAY WITHOUT YOU
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-friendship-angst
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
I can’t believe, yes it’s true..
Because you are not next to me, everything ends with
you..
“Bisakah kau berhenti sebentar saja untuk mengenang kita berdua? Apapun
akan kulakukan agar kau tahu perasaanku tak pernah pudar. Apapun. Kau
mengerti?”
.
.
.
“Yunnie ah~! Bekalmu!”
Pekikan nyaring
itu terdengar lantang di sepanjang koridor kelas tiga.
Membuat namja
tampan yang hampir saja melangkah memasuki kelasnya sontak berbalik dan
tersenyum lembut ketika mengetahui pemilik suara yang memanggil namanya dengan
mesra.
Namja cantik
itu, dengan seragam ber-sweater-nya
dan rambut hitam legamnya yang mempesona.
Kim Jaejoong.
Kekasih hatinya.
“Jjang!” Seru Jaejoong riang.
Yunho sampai
gemas dibuatnya.
Beberapa senior
Jaejoong yang berlalu-lalang di koridor ikut tersenyum manis memperhatikan
namja cantik itu.
“Terima kasih, BooJae sayang, jja, bel masuk
hampir berbunyi, segeralah kembali ke kelasmu” Ujar Yunho masih dengan
senyumnya.
Jaejoong belum
bergerak.
Ia masih berdiri
di hadapan Yunho dengan kedua mata bulatnya yang menatap penuh harap.
Seakan menunggu
sesuatu dari namja tampan itu.
Oh, ya.
Hampir saja
Yunho lupa.
Ia segera
menunduk dan mengecup lembut dahi namja cantik itu.
Membuat wajah
cantik Jaejoong segera merona merah dengan kedua jemari yang terkepal gugup.
Aish.
Berapa kalipun
Yunho menciumnya ia selalu saja gugup seperti ini.
“Saranghae Yunnie ah” Bisik Jaejoong
malu-malu.
Yunho tertawa.
Ia mengacak
gemas rambut hitam itu.
“Ne, na do, BooJae” Balasnya tegas.
Wajah Jaejoong
semakin memerah tomat, bahkan telinganya ikut kena imbas.
Ia melompat dan
mencuri ciuman singkat di bibir namja tampan itu.
Kemudian ia
segera berlari meninggalkan kekasihnya yang terbengong di sana.
Aish.
Jinjja. Gumam
Yunho berusaha menahan senyumnya.
Kekasihnya itu
manis sekali eoh?
DRAP DRAP DRAP!
SSZZRK!
Pintu geser itu
terbuka kasar hingga membuat perhatian seluruh siswa kelas XI-3 sontak menoleh
ke arahnya.
Mereka mendengus
ketika Jaejoong muncul dari balik pintu.
Namja cantik itu
tampak terengah karena berlari dari koridor kelas tiga yang ada di lantai atas.
Ia segera
tersenyum lebar dan duduk di kursinya.
“Kau beruntung, Minho Sam tidak masuk hari
ini” Ujar Junsu berbalik menghadap Jaejoong yang duduk di belakangnya.
Mwo?
Bibir ranum itu
membulat lucu.
Dahinya mengerut
tidak senang.
Tangannya
terkepal mengetuk meja.
“Ish! Tahu begitu aku tidak akan meninggalkan
Yunnie secepat itu!” Kesal Jaejoong.
Jino yang
mendengarnya terkekeh pelan.
Ia meletakkan
komiknya dan mencubit gemas pipi gembul teman sebangkunya.
Jaejoong semakin
mempoutkan bibirnya lucu.
“Sakit, Jino ah!” Erangnya marah.
Namja Dino itu
tidak peduli.
Ia malah semakin
menarik-narik pipi Jaejoong yang kenyal.
Jaejoong
menghembuskan nafas pendek.
Ia memutuskan
untuk mengacuhkan perbuatan Jino pada pipinya.
Namja cantik itu
menaruh wajahnya di atas meja menghadap Jino.
“Kau benar-benar imut, Jaejoongie” Puji Jino
gemas.
Jaejoong memutar
bola matanya jengah.
Junsu yang
merasa diabaikan segera mengangkat kursinya dan duduk di samping Jino.
Membuat kursinya
memblokade jalan, tapi ia tidak peduli.
Anak-anak
sekelas juga sudah mendapatkan posisinya masing-masing di depan sana.
“Kau tahu tidak, Joongie? Hubunganmu dengan
Yunho sunbae membuatmu semakin populer!” Ujar Junsu semangat.
Umn?
Mata bulat
Jaejoong mengerjap lucu.
Ia mengerutkan
dahinya.
“Maksudnya?” Tanyanya bingung.
Junsu mencebil.
“Yyaa~! Kau pacaran dengan ketua OSIS kita,
Jaejoongie ah~! Tentu saja kau menjadi sorotan satu sekolahan!” Sambungnya.
“Jeongmall? Aku benar-benar sepopuler itu?”
Balas Jaejoong lagi.
Junsu mengangguk
penuh antusias.
Senyum manisnya
merekah.
“Sebentar lagi kalian jalan tujuh bulan kan?
Aigoo~ Apa kau sudah memikirkan akan memberikan kejutan apa untuk Yunho
sunbae?” Tanya Junsu lagi.
Jaejoong
mengangkat wajahnya dari meja.
Ia memindahkan
tangan nakal Jino dari wajahnya.
Kemudian ia menopang
dagunya dan bergumam tidak jelas.
Sementara Jino
sudah kembali dengan dunianya sendiri bersama komik pinjamannya.
“Umm, kencan ke taman hiburan sudah, piknik
di taman juga sudah, ke pantai sudah, membuat kue juga sudah. Aku kehabisan
ide, Junchan” Gerutunya bingung.
Uuh! Junsu
menggeram gemas.
“Bagaimana dengan makan malam romantis?”
Tanyanya.
“Uh-uh, sudah” Balas Jaejoong mengeluh.
“Nonton bioskop?”
“Sudaah”
“Ah! Aku tahu! Kenapa kau tidak memberikan
hadiah untuk Yunho sunbae?”
“Mwo? Hadiah?”
“Ne~! Hadiah tujuh bulan! Aigoo~ Yunho sunbae
pasti senang sekali, lumayan juga, kalau nanti kalian putus ia masih bisa
mengingatmu dengan hadiah itu”
“Mwo? YAA! Kim Junsu! Kau mengharapkan aku
putus dengan Yunnie eoh?! Jangan-jangan kau sudah merencanakan hal ini sejak
lama ya? Kau berniat merebut Yunnie dariku!”
Konsentrasi Jino
pada komiknya pecah.
Ia mendesis
sebal kepada Jaejoong yang berteriak itu.
Namja Dino itu
meletakkan komiknya dan menepuk pelan kepala Jaejoong.
“Paboya! Untuk apa Junsu merencanakan hal
bodoh seperti itu eoh? Ia kan sudah dijodohkan dengan Yoochun sunbaenim!”
Serunya kemudian.
Jaejoong
membulatkan mata besarnya imut.
Kemudian ia
terkikik geli.
“Mianhae, hehehe~ Aku lupa~” Ucapnya lucu.
Junsu hanya balas
tersenyum.
Ia sudah
terbiasa dengan kehebohan namja cantik yang satu ini.
Jaejoong memang
hiperaktif.
Ckckck.
“Tapi idemu bagus juga, Junchan. Kira-kira
Yunnie suka apa ya?” Gumam Jaejoong menaikkan alisnya.
Jino berdehem.
Ia mulai
setengah tertarik dengan pembicaraan ini.
Adegan yang
terputus di komik yang dibacanya tadi sungguh mendebarkan hati.
Namja Dino itu
menyahut ucapan Jaejoong dengan asal-asalan.
“Berikan saja dia jam tangan mahal, supaya
dia selalu mengingatmu setiap kali ia melihat jam”
BRAK!
Seluruh penghuni
kelas XI-3 itu kembali terkejut ketika suara gebrakan meja terdengar dari pojok
belakang.
Mereka menoleh
dan menatap jengah si ceria Kim Jaejoong.
“YAH! Cho Jino! Itu ide yang sungguh brilliant! Aaaaa~ Aku mencintaimuuuu~”
Pekik Jaejoong heboh.
Ia segera
memeluk erat leher Jino dan menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kiri dan kanan.
Membuat tawa
renyah Junsu pecah begitu saja.
Ah, masa sekolah
memang indah.
-------
“Kau mengerti? Tarik saja tuasnya ke atas dan
es krimnya akan keluar, lalu putar mangkuknya seperti ini”
Namja cantik itu
mempoutkan bibirnya imut.
Ia
mengangguk-angguk penuh keseriusan memperhatikan apa yang diajarkan Jonghyun
kepadanya.
Aigoo, ia bahkan
tampak manis menggunakan seragam café es krim itu.
“Jung Yunho sungguh beruntung memiliki pacar
sepertimu, Jaejoongie, bekerja part time seperti
ini hanya untuk membelikan hadiah untuknya” Ucap Jonghyun tulus.
Jaejoong
tersenyum lebar, sementara Jino yang sedari tadi menemaninya mendengus kasar.
“Kalau Hyung mau hadiah juga Hyung bisa
bilang langsung, tidak perlu memakai cara menyindirku seperti itu” Ketusnya
seraya menyembunyikan wajahnya di balik komik yang ia baca.
Eoh?
Kim Jonghyun
terkekeh geli.
Ia menarik komik
yang digenggam kekasihnya dan mencubit gemas hidung bangirnya.
Membuat Jino
mencebilkan bibirnya kesal.
“Jja, traktiran es krim seperti biasanya, my Dino” Ucap Jonghyun seraya meletakkan
semangkuk es krim cokelat di atas meja.
Jino segera
tersenyum manis.
Ia menaruh komiknya
dan segera melahap es krimnya.
Ah, berpacaran
dengan seorang namja yang memiliki cafenya sendiri memang menyenangkan, pikir
Jino.
Ia bisa
mendapatkan es krim gratis setiap hari.
“Joongie, kau sudah mengerti apa saja yang
harus kau lakukan ani?” Tanya Jonghyun kepada Jaejoong yang masih saja
memperhatikan mesin es krim tersebut.
Namja cantik itu
terkesiap ketika namanya dipanggil.
Ia segera
mengangguk dan tersenyum manis.
Kemudian ia
melangkahkan kakinya beranjak menuju dapur.
Sekarang
gilirannya untuk kode nomor satu, yang artinya adalah istirahat pertama.
Namja cantik itu
mendudukkan dirinya di atas sofa yang ada di ruang pegawai café.
Ia bersandar
pada sandaran sofa dan menghembuskan nafas pelan.
Ia tidak
memberitahu kekasihnya kalau ia bekerja part
time sekarang.
Tidak, ia ingin
hal ini menjadi kejutan tersendiri bagi kekasihnya nanti.
Ia sudah
mengunjungi toko jam tangan bersama Junsu kemarin sore.
Dan pilihannya
jatuh kepada jam tangan berwarna silver dengan
harga yang sungguh keterlaluan itu.
Tapi Jaejoong
sudah membulatkan tekad.
Ia juga sudah
mengatur jadwalnya hingga sedemikian rupa karena gaji yang akan diterimanya
dibayar perjam oleh Jonghyun.
Uhm, mungkin
dengan kegiatan barunya ini ia akan jarang menghabiskan waktu bersama Yunho seperti
biasanya.
Tapi tak apa,
lagipula sepertinya Yunho akan sibuk dengan tugas OSIS-nya.
Yah, semoga
saja.
“Setahuku Yunho sunbae itu orang kaya, dia
juga memberimu uang saku setiap bulan anitji?”
Jaejoong
menoleh, menatap Jino yang entah sejak kapan sudah duduk di sampingnya dengan
mangkuk es krim yang ada di dalam genggamannya.
Jaejoong
mengangguk.
Membenarkan
perkataan namja Dino itu.
Yah, Yunho
memang berasal dari keluarga yang tidak sembarangan.
Bahkan
supermarket terbesar yang ada di negeri ginseng ini adalah supermarket milik
keluarga besarnya.
Namja tampan itu
juga selalu memberikannya uang saku setiap bulan yang ditransfer melalui
rekeningnya dengan alasan ia ingin Jaejoong fokus kepada sekolah dan berhenti
bekerja seperti yang sudah-sudah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jaejoong memang
tidak seperti Yunho.
Ia hanya seorang
anak yatim piatu yang mendapatkan beasiswa sekolah di DongBang High School dan entah bagaimana bisa membuat sang ketua
OSIS yang terkenal susah didekati itu jatuh cinta kepadanya.
Tidak jauh beda
dengan dongeng Cinderella hum?
“Tetap saja itu uangnya, bukan uangku. Kalau
aku membeli hadiahnya dengan uang itu sama saja seperti dia memakai barang yang
ia beli sendiri secara tidak langsung” Ujar Jaejoong ringan.
Oh, Jino
mengangguk paham.
Mulutnya penuh
dengan wafer es krimnya.
“Aah~ Aku jadi tidak sabar menunggu bulan
depan, Yunnie pasti akan sangat senang!” Ungkap Jaejoong tersenyum lebar.
-------
Kalender itu
terus tercoret setiap harinya.
Tanggal yang ada
tersilang dengan spidol berwarna merah milik Jaejoong.
Namja cantik itu
menggigit bibir ranumnya gugup ketika menyadari bahwa waktunya untuk menghadapi
hari jadi mereka yang ketujuh bulan tinggal dua minggu lagi.
Jaejoong
menyembunyikan kalender mininya di dalam laci meja sekolah dan menjatuhkan
wajahnya ke atas meja.
Mata bulatnya
bergerak pelan memperhatikan Jino yang masih saja seperti biasa.
Membaca komik.
“Junchan ke mana, Jino?” Tanya Jaejoong.
“Makan siang dengan Yoochun sunbae” Sahut
Jino tanpa menoleh.
Huft.
Bibir cherry itu mempout sempurna sekarang.
“Oh iya, kenapa kau masih di sini? Bukankah
setiap siang biasanya kau makan siang juga dengan Yunho sunbae?” Tanya Jino
kini melirik sahabatnya.
“Yunnie sedang marah padaku karena kemarin
aku menolak ajakan kencan darinya” Balas Jaejoong mendesah.
Eoh?
Cho Jino
membulatkan matanya.
“Jeongmall? Tapi, bukankah sebelumnya Yunho
sunbae tidak pernah marah?”
“Yah, wajar Yunnie marah, aku selalu tidak
punya waktu untuk bersamanya belakangan ini. Ck~! Seandainya saja ia tahu
kenapa aku selalu sibuk! Aish!”
“Hmm, kau yakin?”
“Uh? Apanya?”
“Kau yakin akan melanjutkan part time-mu sampai minggu depan?
Tambahkan saja sedikit uang yang kurang dengan uang sakumu, jam tangan itu
pasti langsung terbeli”
“Jinooo~! Bukankah sudah kukatakan kepadamu?
Jam tangan itu harus terbeli dengan hasil kerja kerasku seratus persen~!
Seratus persen, Jino yah~!”
“Nee nee arasseo, kalau begitu nikmati saja muka
masam Yunniemu itu sampai hari jadi kalian”
Jaejoong tidak
membalas lagi.
Ia hanya
tersenyum lebar menanggapi ucapan teman sebangkunya.
“Joongie!”
Namja cantik itu
terkejut.
Ia segera
mendongakkan wajahnya dan memandang bingung Taemin yang berlari memasuki kelas.
Bocah berambut
jamur itu terlihat panik.
“Wae?” Tanya Jaejoong masih di tempat
duduknya.
“Kau putus dengan Yunho sunbae ya?” Tuding
Taemin tanpa basa-basi.
DEG.
Mata besar
Jaejoong membulat sempurna.
Ia refleks
berdiri dari duduknya hingga menimbulkan suara berdecit panjang dari kursinya.
“Mwo?!” Pekiknya tidak terima.
“Mwo? Jadi belum putus ya?” Sahut Taemin
mengerutkan dahinya.
“Ya! Lee Taemin! Bicara yang benar! Apa
maksudmu eoh?!”
“Aish, ituuu, aku melihat Yunho sunbae sedang
makan siang di kantin bersama Ahra sunbae”
“Oh, itu, tentu saja karena mereka pejabat
teras OSIS kan? Kau ini, membuatku takut saja Taeminnie”
“Tapi masalahnya hanya ada mereka berdua di
sana! Satu sekolah juga tahu kalau Yunho sunbae selama ini tidak akan pernah
mau menerima ajakan makan siang bersama dari siapa pun karena ia selalau makan
denganmu!”
Tenggorokan
Jaejoong tercekat.
Dadanya sesak.
Kedua jemarinya
mengepal erat menahan sakit.
Ia menoleh
kepada Jino yang sudah memandanginya sedari tadi.
Jino meletakkan
komiknya dan menarik tangan Jaejoong.
“Jangan percaya dulu, kka, kita buktikan
bersama” Ajak Jino tenang.
Nafas Jaejoong
mulai tersendat.
Perasaannya
tidak enak.
Ia melangkahkan
kakinya mengikuti langkah Jino yang menarik tangannya.
Sementara mata
bulatnya melirik Taemin yang menggeleng kepadanya.
Seolah
menyampaikan kepadanya agar ia tidak berusaha membuktikan hal itu.
Jaejoong
menundukkan wajahnya.
Kedua mata
bulatnya terpejam erat.
Tidak, tidak
tidak!
Berpikir positiflah
Kim Jaejoong!
Jung Yunho itu
sungguh mencintaimu dan kau tahu itu!
Ia tidak akan
pernah menyakitimu, tidak akan!
DUG.
Jaejoong
tersentak kaget ketika dahinya bertubrukan dengan punggung Jino.
Ia segera
mendongak dan hendak mengintip dari balik tubuh namja Dino itu.
Tapi Jino
menahannya.
Jemarinya
semakin mencengkram erat pergelangan tangan Jaejoong.
Dada Jaejoong
semakin berdebar mendapatkan perlakuan seperti itu dari teman sebangkunya.
Ia berusaha
melepaskan genggaman tangan Jino dan keluar dari persembunyiannya di balik
punggung Jino.
DEG.
Air mata
Jaejoong merebak.
Tangannya
bergetar.
Napasnya
benar-benar tercekat.
Sesak.
Sungguh.
Ia tidak percaya
dengan penglihatannya saat ini.
Yunnie bear-nya sedang bercanda bersama
sekretaris OSIS bernama Go Ahra itu di sana.
Di sudut meja
kantin dengan dua mangkuk pangsit yang sudah kosong.
Ani, Jaejoong,
ani!
Ini tidak
seperti yang kau lihat!
Wajar kan Yunho
makan siang bersama Ahra, ia lapar. Tentu saja, hari ini ia lupa membuatkan
bekal untuk Yunho karena kelelahan kemarin.
TAP TAP TAP.
Jaejoong
berjalan pelan mendekati Yunho dengan perasaan yang tidak karuan.
Rasanya ia mau
lari saja.
Tapi ia harus
membuktikan bahwa apa yang dikatakan Taemin padanya tidak benar.
Mereka masih
berpacaran.
Mereka masih
saling mencintai.
“Yunnie”
Namja tampan itu
berhenti tertawa.
Ia dan Ahra
menoleh dan mendapati Jaejoong yang berdiri di samping meja.
Yunho masih
diam.
Menanti apa yang
akan disampaikan Jaejoong kepadanya.
Namja cantik itu
menahan nafasnya.
Kedua mata
bulatnya menatap langsung mata musang itu.
Berusaha mencari
kebenaran dari dalam sana.
“Kau hanya sekedar makan siang dengan Ahra
sunbaenim kan? Iya kan?” Bisik Jaejoong lirih.
Ahra menaikkan
alisnya.
Ia segera
menatap Yunho dan menyenggol tangan namja tampan itu yang berada di atas meja.
Dan pergerakan
itu tidak luput dari penglihatan Jaejoong.
“Jae”
“Please
katakan kalau itu benar, Yunnie yah, kalian makan bersama karena aku lupa
membawa bekal hari ini kan? Jebal Yun”
Air mata Jaejoong
menggenang.
Ia sungguh ingin
melarikan diri sekarang.
Sementara Yunho
menghela napasnya.
Ia melirik Ahra
dan menoleh kepada Jaejoong dengan sedikit sengit.
“Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, Kim
Jaejoong. Ke mana saja kau belakangan ini eoh? Berapa kali kau membatalkan
kencan kita? Dan semua panggilanku ke ponselmu selalu saja tidak terjawab”
“Tapi---tapi kupikir kau mungkin sibuk dengan
tugas OSIS-mu Yun”
“Heh, itu bukanlah sebuah alasan, Jaejoong”
Jaejoong
terdiam.
Bibirnya terasa
kelu.
Ia ingin sekali
memberitahu Yunho kalau ia sibuk bekerja belakangan ini untuk membeli hadiah
untuk Yunho.
Tapi kalau ia
mengatakannya semuanya akan sia-sia.
Yunho akan tahu
dan surprise-nya akan gagal.
“Kita putus”
DEG.
Mata besar
Jaejoong membulat sempurna.
Ia mengangkat
wajahnya dan menatap tidak percaya namja tampan itu.
“A-apa?” Gumamnya lirih.
Yunho menghela
napas.
“Sebaiknya kita putus saja. Untuk apa kita
saling terikat kalau nyatanya membalas pesanku saja kau tidak bisa?”
“Ta-tapi Yun----”
“Ahra juga bisa menemaniku makan siang,
membuatkan bekal, dan menghabiskan akhir pekan denganku”
Jemari Jaejoong
mencengkram erat.
Dadanya sungguh
terasa sesak.
Ngilu, ngilu
sekali.
Ya Tuhan.
Namja tampan itu
memalingkan wajahnya ketika air mata Jaejoong berjatuhan tidak beraturan.
Bahkan isakannya
mulai terdengar mengisi suasana kantin yang senyap itu.
“Yunnie..Hiks..Maafkan aku..Jangan seperti
ini, jebal..Hiks..” Isak Jaejoong memohon.
Yunho mendengus.
Ia berdiri dari duduknya
dan menggenggam tangan Ahra.
Yeoja berambut
hitam itu hanya diam sejak tadi.
Ia sendiri juga
tidak menyangka kalau Yunho akan berkata seperti itu.
“Sudahlah” Ujar Yunho malas.
Jaejoong
menundukkan wajahnya yang basah.
Pandangannya
memburam.
Ia tidak bisa
melihat apapun.
Air matanya
terus berjatuhan.
Dadanya terasa
sangat sakit.
“Aku mencintaimu Yunnie yah..Hiks..Jebal”
Isak Jaejoong tersengguk.
Yunho berusaha
tidak acuh.
Ia menepuk bahu
Jaejoong pelan dan berbisik di telinganya.
“Tolong mulai sekarang panggil aku Sunbaenim.
Hanya kekasihku yang boleh memanggilku dengan sebutan itu”
Jino segera
menahan Jaejoong ketika namja cantik itu terguncang.
Ia memeluk
sahabatnya yang kini mencengkram erat punggungnya.
Bahkan mata Jino
ikut berkaca-kaca sekarang.
Ya Tuhan, ia
sungguh menyesal sudah membawa Jaejoong ke sini.
Ia tidak
menyangka kalau Yunho akan memutuskan Jaejoong di hadapan para penghuni kantin
seperti ini.
“Yunnie..Hiks..Yunnie..Yunnie..” Isak
Jaejoong terluka.
Jino mengusap
lembut punggung Jaejoong, berusaha menenangkan namja cantik itu.
Kemudian ia
membawa Jaejoong keluar dari kantin.
“Kita izin pulang saja ya? Aku akan
mengantarmu” Bisik Jino sendu.
Jaejoong tidak
menyahut.
Ia hanya ingin
Yunhonya.
Hanya itu.
-------
Sudah hampir
seminggu Jaejoong tidak sekolah.
Ia tidak peduli.
Perasaannya
benar-benar hancur.
Ia hanya
menghabiskan waktunya di dalam kamar sendirian.
Kerjanya hanya
menangis saja setiap hari.
Tampangnya
benar-benar berantakan.
Wajahnya sembab,
kedua matanya bengkak dengan kantung mata yang menghiasi kelopak bawah matanya.
Namja cantik itu
memeluk erat boneka kesayangannya.
Boneka pemberian
dari Yunho saat ia berulang tahun beberapa bulan yang lalu.
DDRRTTT…DDRRTTT…
Ponsel Jaejoong
bergetar pendek.
Namja cantik itu
menoleh dan meraih ponselnya dengan malas.
Ia mengernyitkan
dahinya ketika cahaya terang dari layar ponselnya menusuk retinanya.
Ah, pesan dari
Junsu.
‘Joongie,
Jino sudah membuat salinan catatan untukmu, besok kau sekolah ya? Aku merindukanmu.
Jangan seperti ini, kau harus bisa menghadapinya. Ada aku dan Jino, kami berdua
sahabatmu. Arasseo?’
Jaejoong
menghela nafas panjang.
Ia meletakkan
kembali ponselnya dan memandangi langit-langit kamarnya.
Ia tidak bisa
menerima kenyataan ini.
Cintanya pada
Yunho sungguh besar.
Hanya namja
tampan itu yang mau menerima dirinya apa adanya.
Bahkan di saat
ia mengatakan kalau ia hanyalah seorang yatim piatu yang mendapatkan beasiswa
dan hidup dengan tangannya sendiri, Yunho tidak peduli.
Namja tampan itu
selalu menyanyanginya dengan tulus.
“Apa salah kalau aku hanya ingin membuatmu
bahagia Yunnie ah?” Desis Jaejoong menoleh, memandang sebuah kotak berwarna
hitam yang tergeletak di meja belajarnya.
Ia beringsut
bangun dari baringnya.
Kemudian melangkah
menghampiri meja tersebut.
Jemarinya
mengusap kotak yang kini terbuka itu.
Mata besarnya
memandangi sebuah jam tangan mewah yang tergeletak apik di dalam kotak
tersebut.
Jaejoong
mengulurkan tangannya hendak mengambil jam tersebut.
Tapi kemudian gerakannya
terhenti ketika ia melihat pisau cutter yang
terbuka di atas buku komiknya.
Mata besar
Jaejoong mengerjap.
-------
“Selamat pagiiii~~~!”
Seluruh kelas
XI-3 itu terkejut ketika pintu kelas mereka terbuka diiringi suara lantang dari
Kim Jaejoong.
Mereka menatap
bingung namja cantik yang tersenyum lebar itu.
Wajahnya sungguh
pucat.
Dan kedua
matanya masih bengkak.
Taemin berdiri
dari duduknya.
Ia menatap
khawatir teman sekelasnya itu.
“Jaejoong, kau baik-baik saja?” Tanyanya.
Namja cantik itu
terkekeh geli.
Ia menepuk
kepala jamur Taemin dengan gemas.
“Tentu saja, Taeminnie, aigoo~ Kau ini! Aku
sehat seperti bayi gajah yang baru dilahirkan kau tahu itu eoh?” Ujar Jaejoong
manis.
Taemin
mengerutkan dahinya.
Ia melihat
Jaejoong berjalan seperti biasa dan duduk di kursinya di belakang.
Anak-anak kelas
saling menatap satu sama lain.
Oh well, gosip tentang putusnya Jaejoong
dan Yunho tentu saja sudah tersebar luas ke seluruh sekolahan.
Tapi Jaejoong
terlihat baik-baik saja setelah seminggu tidak masuk.
Tidak, justru
itu hal yang membuat mereka semua khawatir.
Jaejoong tampak
buruk.
“Pagi Junchan, pagi Jino~! Yaa~ Mana yang
katanya merindukanku eoh?” Ujar Jaejoong semangat.
Junsu menatap
Jaejoong dengan matanya yang berkaca-kaca.
Ia segera
memeluk sahabatnya dengan erat.
“Aku tahu semuanya sungguh berat untukmu
Jaejoongie, kumohon tetaplah semangat oke?” Ujar namja imut itu.
Hmp.
Jaejoong
tersenyum kecil.
Ia menepuk pelan
kepala Junsu.
“Apa yang kau bicarakan Junchan? Aku tidak
mengerti” Balasnya tertawa.
Jino yang
melihat hal itu hanya terdiam sejak tadi.
Tapi kemudian ia
ikut tersenyum dan memeluk namja cantik itu.
“Catatan dan tugasmu sudah menumpuk, Kim
Jaejoong, rasakan!” Ujarnya lucu.
Jaejoong
mendengus.
Ia mempoutkan
bibirnya mendengar ucapan Jino.
Menyebalkan.
Pikirnya.
.
.
.
“Hei, kudengar Kim Jaejoong sudah masuk
sekolah lagi”
“Benarkah? Ia pasti masih sedih karena hal
itu, ironis sekali, padahal namja cantik itu selalu tampak ceria”
Yunho yang
sedang berjalan di koridor kelas tiga itu hanya bungkam.
Ia tentu
mendengar jelas bisik-bisik teman seangkatannya.
Jaejoongnya
cukup populer dan ia tahu itu.
Namja tampan itu
menghela nafas panjang.
Munafik kalau ia
tidak khawatir pada namja cantik itu.
Ia takut kalau
perbuatannya akan merusak mental namja cantik itu.
Yunho tahu,
hanya Yunho yang tahu, betapa rapuhnya seorang Kim Jaejoong.
Tapi ia juga
sudah mencapai batasnya.
Salah Jaejoong
kenapa bertingkah seolah mereka tidak lagi berada dalam status hubungan waktu
itu.
“Eh, bukankah itu Jaejoong?”
DEG.
Yunho menoleh ke
belakang.
Mata musangnya
menatap lurus sosok cantik yang sedang tertawa riang bersama Junsu dan Jino di
sana.
Mendadak dada
Yunho berdebar kencang.
Tidak siap jika
ia harus mendapatkan wajah sedih mantan kekasihnya nanti.
Jaejoong, Jino
dan Junsu terus berjalan beriringan.
Junsu menyenggol
lengan Jino ketika ia menyadari ada Yunho di sana.
Namja Dino itu
baru saja akan memperingati Jaejoong.
Tapi namja
cantik itu sudah lebih dulu melambai dan menepuk bahu Yunho ketika mereka
berhadapan.
“Anyeong sunbae~! Kami mau ke perpustakaan, jja
nee~ Ditunggu angket festival sekolahnya~!”
Yunho terkejut.
Ia berbalik dan
menatap bingung punggung namja cantik itu.
Ia sungguh tidak
menyangka akan mendapatkan reaksi seperti itu dari mantan kekasihnya.
Jaejoong
terlihat baik-baik saja.
Ia ceria seperti
biasanya.
Walau kedua mata
besarnya tidak bisa berbohong.
Namja tampan itu
kembali melangkahkan kakinya.
Mengacuhkan
bisik-bisik teman seangkatannya yang ikut kaget dengan sikap namja cantik itu.
“Yang kutahu Jaejoong sangat mencintai ketua
OSIS kita, tapi melihat sikapnya tadi sepertinya hal itu hanya gosip belaka. Ia
terlihat baik-baik saja seperti tidak ada sesuatu yang terjadi”
Yunho mendengar hal
itu.
Ia dengar.
Dan ia terusik.
-------
“Hahaha~ Kasihan sekali kau Yoochun sunbae~!
Yang semangat larinyaaa~!”
Yunho berhenti
di ujung koridor.
Ia melihat
Jaejoong tampak tertawa riang di depan jendela.
Namja tampan itu
menoleh ke jendela yang ada di sampingnya dan mendapati Yoochun yang sedang
berlari mengelilingi lapangan sekolah.
Sepertinya ia
sedang dihukum Yoonhye Songsaenim.
“Oh! Yunho sunbae! Apa kabar?”
Yunho terkejut.
Ia menoleh dan
menatap Jaejoong yang melambai kepadanya dari sana.
Namja tampan itu
hanya balas tersenyum dengan langkah kaki yang mendekat.
“Baik, apa yang terjadi dengan Yoochun?”
Tanya Yunho lembut.
Jaejoong
tersenyum lebar, memperlihatkan giginya yang rapi.
“Yoochun sunbae ketahuan mencium Junchan,
jadi dia dihukum Yoonhye Songsaenim” Sahut Jaejoong terkekeh.
Yunho balas
tersenyum.
Ia ikut
memperhatikan anggota OSIS-nya yang mulai kelelahan di lapangan sekolah.
Aigoo.
Namja tampan itu
kemudian kembali menatap Jaejoong dan tertegun ketika Jaejoong sedang menatap
wajahnya dengan intens.
Kemudian namja
cantik itu kembali tersenyum.
“Hum, aku kembali ke kelas sekarang ya
sunbae, sebentar lagi bel masuk” Ujar Jaejoong manis.
Yunho baru saja
akan menyahut.
Namun kemudian
perhatiannya teralihkan kepada tangan Jaejoong yang tertutup sweater.
Dadanya berdebar
ketika menangkap beberapa goresan di bagian dalam pergelangan namja cantik itu.
GREP!
DEG!
Jaejoong
terkejut ketika Yunho menarik tangannya.
Ia baru saja
akan melepaskan genggaman Yunho, namun Yunho sudah lebih dulu menarik sweater-nya ke atas.
Namja tampan itu
melebarkan mata musangnya.
Mendapati
pergelangan Jaejoong penuh dengan bekas sayatan berantakan yang memerah.
Yunho mendongak.
Kembali terkejut
ketika topeng yang dikenakan Jaejoong telah hancur.
Bibirnya kelu
ketika mendapati wajah sendu namja cantik itu.
Dengan kedua
mata besarnya yang meneteskan air mata.
SSRAK!
Jaejoong menarik
kembali tangannya dengan kasar.
Ia segera
berlari meninggalkan Yunho.
Namja tampan itu
tercenung.
Jemarinya
mengepal erat.
Jadi selama ini
Jaejoong tidak baik-baik saja eoh?
-------
Pintu kamar itu
terbuka kasar oleh Jaejoong.
Nafasnya
memburu.
Dengan pipinya
yang basah.
Ia terduduk di
atas ranjang kecilnya.
Menggigit bibir
bawahnya kembali terisak.
Padahal ia sudah
berusaha agar semuanya terlihat baik-baik saja.
Padahal ia sudah
berusaha agar semuanya tampak normal seperti biasa.
Padahal ia sudah
berusaha agar semuanya seakan tidak ada yang berubah.
Tapi Yunho
merusak semuanya.
Ia melihatnya.
Namja tampan itu
telah melihat sisi menjijikkan dari seorang Kim Jaejoong.
Sekarang Yunho
tahu kelakuan Jaejoong ketika namja cantik itu patah hati.
Cih, ia sungguh
terlihat benar-benar mencintai Yunho eoh?
Sampai ia melakukan
hal ini karena frustasi.
“Hiks..Hiks..”
Isakan nyaring
Jaejoong mengisi keheningan ruangan kecil itu.
Ia menarik sweater-nya ke atas dan menggoret bekas
sayatan cutter itu dengan kukunya.
Mengacuhkan
darah yang perlahan menetes mengotori celana seragamnya.
Ia hanya
frustasi.
Ia hanya tidak
tahu bagaimana melampiaskan perasaannya.
Dan sekarang ia
terlihat seperti seorang maniak.
Menjijikkan.
Ia sungguh
menjijikkan.
Namja cantik itu
berlari ke dapur kecilnya.
Tangisnya pecah.
Ia mengambil
pisau yang ada di dekat westafel dan menggenggamnya dengan gemetar.
Jaejoong hampir
saja menusukkan pisaunya ke dalam perutnya kalau gerakannya tidak terhenti.
Tertahan oleh
genggaman hangat yang sudah dikenalnya.
Ia menoleh,
menatap Yunho yang terengah di belakangnya.
Pelipisnya
berkeringat.
Jadi Yunho
mengejarnya eoh?
“Hentikan Kim Jaejoong, jangan berbuat
bodoh!” Bentak Yunho marah.
Ia berusaha
merebut pisau itu dan melemparnya ke sudut dapur.
Jaejoong
terduduk di lantai.
Dengan kedua
tangan yang menutupi wajah basahnya.
Yunho merasakan
matanya panas.
Ia menggertakkan
giginya dan menarik paksa tangan namja cantik itu.
“Lihat aku, Kim Jaejoong!! Lihat mataku!!”
Teriak Yunho lantang.
Jaejoong terisak
hebat.
Jemarinya berada
dalam genggaman Yunho kini.
Ia mengangkat
wajahnya perlahan dan balas memandang mata musang yang dipujanya itu.
Yunho terlihat
sangat marah.
Urat lehernya
sampai tercetak jelas.
“Apa yang terjadi pada dirimu eoh! Ke mana
Kim Jaejoong yang kukenal? Kenapa kau melakukan hal seperti ini? Kenapa kau
melukai dirimu sendiri hah?!”
“..Hiks..Hiks..”
“JAWAB AKU, BOOJAE!!”
Jaejoong semakin
terisak keras.
Tangisnya
kembali pecah.
Tubuhnya gemetar
hebat.
Dan dadanya
semakin sesak.
“Kau tidak mencintaiku lagi..Hiks..Kau tidak
mencintaiku lagi..Hiks..” Lirih Jaejoong berulang-ulang.
Yunho merasakan
dadanya ngilu.
Ia menggeram
penuh emosi.
“Hentikan!”
“Kau tidak mencintaiku lagi..Hiks..Apa
artinya aku tanpamu? Hiks..Hiks..”
Air mata Yunho
menetes jatuh.
Ia menatap sendu
kepada Jaejoong yang terlihat rapuh.
Yunho melepaskan
genggamannya pada Jaejoong, kemudian ia menangkup wajah cantik yang basah itu.
Menatap langsung
ke dalam bola matanya yang berair.
“Bisakah kau berhenti sebentar saja untuk
mengenang kita berdua? Apapun akan kulakukan agar kau tahu perasaanku tak
pernah pudar. Apapun. Kau mengerti?”
“Maafkan aku sunbae..Hiks..Mianhae”
“Ani, panggil aku Yunnie, panggil aku seperti
biasanya”
“Ta-tapi..Hiks..Aku bukan kekasihmu
lagi..Hiks..Aku—Aku---”
Yunho memeluk
erat namja cantik itu.
Merasakan
getaran pada tubuh Jaejoong.
Ia mengusap
punggung Jaejoong penuh sayang.
Memejamkan
matanya sejenak.
“Kau masih kekasihku, BooJaejoongie, kau
milikku, dan aku milikmu” Bisik Yunho penuh cinta.
“Kau yang memutuskan hubungan kita waktu
itu..Hiks..” Sanggah Jaejoong seraya mencengkram punggung Yunho dengan erat.
Yunho mendesah
panjang.
Ia mendongakkan wajahnya
menahan air matanya yang tertahan.
“Waktu itu aku marah padamu, dan ucapan itu
terucap begitu saja, maafkan aku”
Jaejoong memukul
punggung Yunho bertubi-tubi.
Tangisnya
semakin kencang.
“Kenapa kau lakukan itu padaku?! Kau bodoh!
Kau bodoh! Aku membencimu!” Pekiknya lantang.
“Aku mendatangi kelasmu untuk meminta maaf,
tapi kau tidak datang. Aku pergi ke rumahmu, tapi kau tidak membukakan pintu”
Jaejoong
tertegun.
Ia berhenti
memukuli Yunho dan terdiam di pelukan namja tampan itu.
“Kau…datang ke rumah?” Bisiknya lirih.
Yunho
mengangguk.
Mereka berdua
saling terdiam satu sama lain.
Suasana mendadak
hening.
Sampai kemudian
Jaejoong melonggarkan pelukan mereka dan memandang langsung mata musang itu.
“Aku tidak tahu” Bisiknya.
Yunho mengusap
lembut rambut hitam Jaejoong.
“Dan aku juga tidak tahu kalau kau bekerja part time selama ini”
“Siapa yang bilang?”
“Yoochun melihatmu beberapa waktu yang lalu.
Makanya aku mencarimu, tapi kau tidak pernah muncul”
“Bodoh..Hiks..Kau bodoh..”
Yunho merasa
kalau keadaan sudah cukup tenang.
Hingga ia
memajukan wajahnya dan mengecup-kecup dahi namja cantik itu.
Menyalurkan rasa
sayangnya kepada Jaejoong.
“Sekarang beritahu aku apa yang tidak
kuketahui” Ucapnya.
Jaejoong
beranjak bangkit dari rengkuhan Yunho.
Ia menarik namja
tampan itu dan membawanya ke dalam kamar kecilnya.
Mendudukkan
Yunho di atas ranjangnya sementara ia mengambil kotak berwarna hitam yang ada
di atas meja belajarnya.
“Ini, aku membelikanmu ini, untuk hadiah hari
jadi kita yang ketujuh bulan” Ucap Jaejoong seraya mengusap wajahnya yang
basah.
Yunho tertegun.
Mata musangnya
menatap kotak tersebut dan membuka tutupnya.
Kemudian ia
terkejut ketika melihat jam tangan yang terpampang manis di sana.
Ia tidak bodoh,
ia tahu seberapa mahal benda yang ada di tangannya itu.
Jaejoong
berlutut di depan Yunho.
Dengan kedua
lengannya yang bertumpu di atas lutut namja tampan itu.
“Otte? Kau suka?” Tanyanya tersenyum.
Namja cantik itu
terkejut ketika setetes air mata Yunho jatuh membasahi pipinya.
Yunho hanya
diam.
Ia mengulurkan
jemarinya mengusap tangan Jaejoong.
“Maafkan aku” Bisik Yunho.
Jaejoong
mengulurkan jemarinya.
Mengusap air
mata namja tampan itu dengan lembut.
Kemudian ia
mengambil jam tangan tersebut dan memasangkan benda itu di pergelangan tangan
Yunho.
“Wah, cocok sekali” Kekeh Jaejoong lucu.
Namja tampan itu
balas tersenyum dan menarik Jaejoong agar namja cantik itu duduk di
pangkuannya.
Kemudian ia
mengusap lembut pipi namja cantik itu.
“Kau mau kembali kepadaku?” Tanyanya.
“Harusnya aku yang bertanya, apa kau mau
kembali kepadaku? Setelah melihat bagian cacat dari tubuhku?” Balas Jaejoong
menunduk, mengusap pergelangan tangannya yang tergoret.
Yunho mengecup
bibir cherry Jaejoong.
Kemudian ia
berhenti sejenak, dan ketika tidak mendapatkan reaksi penolakan dari namja
cantik itu ia kembali mengecup bibir ranum tersebut.
Menekannya
dengan lembut dan melumatnya dengan mesra.
Satu tangannya
memeluk pinggang Jaejoong sementara satunya lagi beralih memegang bagian kanan
wajah Jaejoong.
“Aku mencintaimu, masa lalu dan dirimu. Baik
dan buruknya rupamu. Aku sungguh mencintaimu, Kim Jaejoong” Ucap Yunho setelah
melepaskan ciumannya.
“Kau akan selalu menyayangiku ketika kau
melihat bekas luka ini, Yunnie” Balas Jaejoong tersenyum.
“Nappeun” Ujar Yunho mengetuk dahi Jaejoong.
Namja cantik itu
tertawa.
Dan itu sungguh
membuat Yunho lega.
Setelah ini ia
bersumpah ia tidak akan pernah membuat Jaejoongnya merasa sedih lagi.
Tidak akan.
Namja tampan itu
mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.
Kemudian ia
memasangkan benda tersebut di jari manis kekasihnya.
Mengacuhkan
Jaejoong yang terlihat kaget.
“Kau pikir hanya kau saja yang mengingat hari
jadi kita eoh?”
Aish.
Jaejoong
tersenyum lebar.
Ia mengusapi
cincin perak tersebut dan segera memeluk erat Yunhonya.
Yunhonya.
Kau dengar itu?
Ia tidak akan
pernah melepaskan namja tampan ini lagi.
Tidak akan.
“Aku mencintaimu Yunnie yah” Bisiknya.
I can’t believe, yes it’s true..
Because you are not next to me, everything ends with
you..
The more I try to escape, the more my days are
controlled by you..
I can’t believe, yes it’s true..
END.
-SM The Ballad, A Day Without You-
Waaaaa,,, love it. bener2 suka sama ceritanya. selalu bikin hati berdenyut.. Juliettt... kapan2 pake namaku yach hahaha...
BalasHapusgia a.k.a Park Young Eun wkwkw...
Hueeee nangis baca nya TT__TT
BalasHapusHah~~ untung salah paham nya ga kelamaan
kasian sm kehidupan Jae yg sendirian
Annyeong shela~~ xixixixi br komen di sini ^_-v
suka sama smua FFx keren2, tetap smangat nulis ne~~
Hwaa keren bgtt ~^
BalasHapusSemua ff kak shella emng Jjang !!!
pgen ngrespon smua ff kakak cuman ....
Kakak slain di blog sma fb ngapdet ff dimana lg ? coba deh kakak apdet di ffn disitu lbih gmpng klo mao kmnikasi antra author n readers ! coba dong kak aku ngefens brat sama ff mu !!
Keep Writing kak shella :3
Waduh Shel, saya nangis di scene YunJae stelah meeka putus.
BalasHapusTepatnya yg JJ memutuskan masuk sekolah lagi setelah 1 minggu absen.
..
gregetan bgt pas Yunho blg "wktu itu aku marah, dan ucapan itu terucapbegitu saja"
hell.. daddy, kitten ampe lukai diri sndiri itu.
Daebak..... no coment lah
BalasHapusFF ini sukses bikin q bercucuran air mata dan ingus,,Shella...karyamu selanjutnya selalu q tunggu :)
Tissue, tissue... Tolong ya... Dibeli tissue saya.. #eh
BalasHapusBanjir nih... Apalagi waktu Yunho bilang "Kita putus!" Langsung DEG! banget.. Trus backsoundnya JeJe udh 'Sakitnya Tuh Disini' aja tuh.. Wkwk
Overall, hebat! Daebak!
Ya ampun gemes bgt sm yunho..slh paham mulu..kl yooun gk liat mw tra cuekin jeje? HRsnya jeje bnh diri aja biar yunho makin nyesel hahahahahha
BalasHapusEmg goresan di tangan jeje apa namanya? Yunho? HEHehe
Mksh shella ......crtnya seru
Astaga.. kasihan jj nya.. yunho marahnya keterlaluan deh.. :3
BalasHapusTapi seruuu :D
Makasih shella