This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 18 Oktober 2014

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/DREAMCATCHER



Tittle: DREAMCATCHER

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-posessive

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


Don’t be afraid of countlessly falling down on this endless path and getting scared deeply.

  Let it catch your badreams and bring you nicedreams
.
.
.
Jung Changmin sedang mematut dirinya di hadapan sebuah cermin besar yang ada di dekat jendela kamarnya saat ini.
Jemarinya merapikan kerah kemeja yang berwarna biru itu dan mengancinginya satu persatu.
Perhatian namja berwajah kekanakan itu teralihkan sejenak ketika angin berhembus sedikit kencang memasuki kamarnya.

CLING CLING.

Kedua mata bulat Changmin refleks mengarah kepada sebuah benda berbulu yang bergantung manis di ventilasi jendelanya.
Sebuah Dreamcatcher berwarna putih bercampur cokelat dengan beberapa giok cekung berwarna hitam pemberian dari orang yang sangat disayanginya.
Changmin bergeming.

Kemudian ia kembali memperhatikan penampilannya melalui cermin dan meraih tas ranselnya.

  “Hunny, kau sudah siap?”


Namja berwajah kekanakan itu menoleh kepada Cho Kyuhyun –kekasihnya- yang berteriak dari dapur apertemen kecil mereka ketika suara pintu kamar yang ditutup oleh Changmin terdengar di telinga namja berkulit pucat itu.

  “Ne” Sahut Changmin seadanya.

Ia segera duduk di kursi meja makan setelah menghampiri Kyuhyun dan memberinya ciuman singkat.

  “Kau baik-baik saja? Mulutmu sariawan ya? Tidak biasanya kau diam seperti ini” Komentar Kyuhyun menaikkan alisnya.

  “Diamlah, aku lapar” Balas Changmin.

Namja berkulit pucat itu tertawa.
Ia menghampiri kekasihnya dan mengusap penuh sayang rambut hitam namja berwajah kekanakan itu.
Mengecup lembut dahinya.

  “Aku tahu kau khawatir, tenanglah, bukankah Yunho Hyung sudah mengurus semuanya?” Bisik Kyuhyun.

  “Tapi tetap saja, Jae Hyung sudah terbiasa bersamaku sejak kecil, ia pasti kesulitan tidak bersamaku beberapa hari ini” Ujar Changmin menghela napas.

  “Kami semua mengerti dengan kondisimu juga, Hunny, kau juga tidak bisa meninggalkan proyek yang diajukan dosen Hwang kepadamu belakangan ini kan?”

  “Um, untung saja semuanya sudah selesai kemarin”

  “Kau ingin segera menemui Jae Hyung?”

  “Ya, tentu saja”

  “Baiklah, kita sarapan dulu baru setelah itu ke kampus”

Changmin mengerjapkan mata bulatnya memperhatikan kekasihnya yang sudah kembali duduk di hadapannya saat ini.
Kyuhyun meminum susu cokelatnya dan mulai menyendok sarapannya.
Namun kemudian ia berhenti bergerak dan menatap Changmin yang sedari tadi terus memperhatikan dirinya.

  “Waeyo?”

  “Bunny”

  “Ya?”

  “Tidak ada, aku hanya terlalu mencintaimu. Itu saja”

BLUSH.

Kedua pipi Kyuhyun sontak merona hebat.
Namja berkulit pucat itu mencengkram erat sendoknya dengan gemas.

  Moron!” Kesalnya malu.

Sementara Changmin hanya tersenyum tipis.


-------


  “Chunnie, segeralah bangun dan mandi! Kita terlambat!”

Park Yoochun tersentak dari baringnya ketika suara nyaring Junsu terdengar lantang.
Namja chubby itu melompat dari ranjang dan segera memasuki kamar mandi.
Sementara tunangannya –Kim Junsu- sedang mondar-mandir seraya menyiapkan keperluan Yoochunnya hari ini.
Namja berwajah imut itu menggerutu tidak jelas sejak tadi.

Aish.

Ia menyesal sudah mematikan alarm bodoh itu tadi.

  “Chunnie, di mana kau letakkan laporan esaiku?!” Pekik Junsu lagi.

Terdengar suara gaduh dari dalam kamar mandi yang disertai erangan Yoochun.
Membuat Junsu tanpa sadar tersenyum geli mendengarnya.

  “Aish! Di atas meja belajarmu, Suie sayang! Dan sedikit informasi, kau baru saja membuatku terpeleset!” Balas Yoochun berteriak dari dalam kamar mandi.

Kim Junsu tertawa lantang.
Namja imut itu begitu menikmati pagi mereka yang cukup rusuh hari ini.
Tapi kemudian tawa renyahnya mengecil.
Ketika tanpa sengaja kedua mata sipitnya menangkap sebuah benda berbulu berwarna putih bercampur cokelat dengan beberapa batu giok cekung berwarna hitam yang berbunyi pelan karena hembusan angin di dekat pintu berandanya.

Sebuah Dreamcatcher pemberian dari orang yang sangat disayanginya.

CKLEK!

Suara pintu yang terbuka kasar itu membuat perhatian Junsu teralihkan.
Namja imut itu tersenyum kecil kepada Yoochun yang muncul dari sana.
Namja chubby yang sedang membenarkan lipatan handuknya itu tertegun ketika menyadari apa yang baru saja menjadi perhatian dari tunangannya itu.
Ia segera menghampiri Junsu dan mengacak lembut rambut namja imut itu.

  “Tenang saja, kita akan bertemu dengan mereka di kampus nanti, jja, bantu aku berpakaian” Ujar Yoochun lembut.

Um.
Junsu mengangguk.
Ia memejamkan mata sipitnya saat bibir Yoochun menekan lembut bibirnya.
Kemudian ia segera bangkit dan mengambil pakaian tunangannya yang tergeletak di atas ranjang.


-------


  “Yunho Hyung menyuruh kita ke rumahnya, mereka tidak kuliah hari ini karena Jae Hyung masih belum sehat sepenuhnya” Ujar Junsu.

Changmin mendesah pendek seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kantin kampus tersebut.
Sementara bibir tipisnya memainkan sedotan secara acak.
Membuat Kyuhyun tersenyum melihatnya.

Saat ini ia, Changmin, Junsu dan Yoochun sedang makan siang di kantin kampus.
Minus Yunho dan Jaejoong benar-benar membuat mereka merasakan ada sesuatu yang kurang.
Keempat namja itu mengobrol tanpa mempedulikan bisik-bisik para penghuni kantin yang ada di sekitar mereka.

Siapa yang tidak bisa menahan mulutnya kalau orang-orang populer sedang berkumpul bersama seperti saat ini hn?

Jung Changmin si putra bungsu keluarga Jung yang ayahnya adalah menteri perdagangan Korea Selatan.
Cho Kyuhyun si putra tunggal keluarga Cho yang ibu dan ayahnya adalah fotografer terkenal yang selalu berkeliling Eropa.
Park Yoochun si putra sulung keluarga Park yang ayahnya adalah menteri hubungan luar negeri Korea Selatan.
Kim Junsu si putra bungsu keluarga Kim yang ayah dan ibunya adalah komposer musik dunia dengan bayaran termahal yang pernah ada.

Oh, mereka tidak melihat Jung Yunho, Hyungnya Changmin dan si bungsu Kim Jaejoong yang identitas keluarganya dirahasiakan sampai saat ini.

  “Aku jadi tidak bersemangat melanjutkan kelas siang ini” Keluh Kyuhyun.

  “Jja, kalau begitu kita berangkat sekarang saja” Ajak Yoochun seraya beranjak dari duduknya.

Junsu dan Changmin mendongakkan wajah mereka.
Kemudian keduanya dan Kyuhyun segera bangkit dan mengikuti langkah Yoochun.
.
.
.

  “Changminnie~!”

Seruan lantang dari namja cantik itu membuat Jung Changmin memberikan senyum lebarnya.
Namja berwajah kekanakan itu segera merentangkan lengannya dan membiarkan Jaejoong memeluk erat dirinya.
Ah, namja cantik itu selalu suka pelukan hangat dari calon adik iparnya.
Kyuhyun yang berdiri di samping Changmin hanya tertawa kecil dan mengacak lembut rambut almond Jaejoong dan segera memeluk calon ibu keduanya.

Jung Keybum –Umma Jung bersaudara- itu tersenyum hangat.
Ia balas memeluk Kyuhyun dan mengusap lembut punggung namja tersebut.

  “Kalian berdua susah sekali dihubungi belakangan ini, Umma sampai khawatir” Ujar Key lirih.

  “Mianhae Umma, aku dan Changmin memang sedikit sibuk, banyak proyek dari dosen” Sahut Kyuhyun tersenyum.

  “Kalau sudah selesai sering-seringlah main ke rumah, arasseo? Kalau bisa pindah saja dari apertemen itu”

  “Chwang tidak akan setuju, Umma, hehehe”

Yoochun meninggalkan Junsu yang sedang berusaha menarik perhatian Jaejoong dan menghampiri sahabatnya.
Ia menepuk pundak namja tampan itu dan tersenyum.

  “Bagaimana keadaannya? Junsu terus khawatir sejak beberapa hari yang lalu” Ujar Yoochun.

Namja tampan bernama Jung Yunho itu hanya menggerakkan mata musangnya pelan, memperhatikan tunangannya yang sudah kembali ceria di sana.
Kemudian ia memandang Yoochun yang menanti jawaban.

  “Lumayan, hanya saja ia kembali bermimpi buruk hampir setiap malam, Chun ah” Ucap Yunho.

  “Aku benar-benar ingin membunuh gadis sialan itu” Geram Yoochun mendesis.

Yunho tersenyum kecil.

  “Aku sudah memasukkannya ke dalam penjara dan negara yang akan memproses semuanya” Ucapnya.

  “Eoh? Negara? Tidak biasanya kau seperti ini” Sahut Yoochun kaget.

Yunho terkekeh.

  “Yah, dengan sedikit campur tanganku juga tentunya”

  “Itu baru Yunho kami”

  “Hmm”

  “Jaejoongie benar-benar tidak bisa lepas dari Changmin ya? Aigoo”

  “Yah, walau bagaimana pun ia dan adikku memiliki kenangan tersendiri tentang masa lalu”

  “Kau tidak cemburu?”

  “Cemburu? Kenapa tidak kau tanyakan saja pada kekasih Changmin itu eoh?”

Kyuhyun yang mendengar dirinya dibawa-bawa segera mendekati kedua namja tersebut dan berkacak pinggang dengan alis yang dinaikkan.

  “Aku jadi sangsi kalian ini benar-benar lelaki sejati atau tidak. Sukanya bergosip saja” Komentarnya.

Yoochun baru saja akan menyahut perkataan Kyuhyun, tapi suara merdu Jaejoong sudah mendahuluinya.

  “Yunnie~ Kita piknik sekarang ya?”

Yunho yang mendengar itu mengangguk.
Membuat Jaejoong tersenyum senang dan segera menyeret Changmin beserta Keybum keluar dari kamarnya.
Sementara Kyuhyun, Yunho dan Yoochun menyusul di belakang mereka.

  “Ini yang kalian sebut piknik? Yang benar saja!” Ujar Yoochun tertawa.

Yunho menatap namja chubby itu kesal.

  “Kau cukup mengenalku, Park Yoochun, hentikan tawa bodohmu itu” Ujarnya.

Yoochun mengangguk.
Ia segera bergabung bersama yang lain dan segera merebahkan kepalanya di pangkuan Junsu.
Sementara Yunho mendudukkan dirinya di atas kursi panjang ber-ornamen tidak jauh dari semuanya.
Yah, setidaknya Jaejoong tidak menuntut lebih dari sekedar piknik di halaman belakang rumahnya yang super besar itu.

Kedua mata musang Yunho bergerak pelan, memperhatikan tawa riang kekasihnya bersama orang-orang yang disayanginya saat ini.
Angin musim semi berhembus lembut membuat Yunho segera merasakan rileks.
Ia bersandar pada sandaran kursi dan memejamkan mata musangnya.

  “Cah! Minnie, Hyung membuat ini untukmu!”

Yunho membuka matanya.
Memandang Jaejoong yang memperlihatkan sandwich kesukaan adiknya di sana.
Jaejoong dan Changmin memang sangat dekat.
Semuanya berawal dari ketika mereka masih duduk di bangku sekolah dasar.
Saat itu haraboji Yunho dan Changmin yang merupakan wakil presiden Korea Selatan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di tahun itu.

Seluruh orang-orang yang berpengaruh besar muncul di sana.
Membawa putra dan putri mereka untuk dikenalkan dengan sesamanya.
Dan saat itulah pertama kalinya Yunho dan Changmin bertemu dengan si cilik Jaejoong yang menarik perhatian banyak orang.
Wajah cantiknya benar-benar menggemaskan saat itu.
Identitas keluarga Jaejoong dirahasiakan dari publik karena ibu dan ayahnya adalah orang yang bergerak di balik layar pemerintahan negeri ginseng tersebut.

Hanya segelintir orang yang mengetahui tentang hal itu.

Yunho masih ingat, ketika ayahnya memintanya untuk berinteraksi dengan rekan-rekan kerja ayahnya di ujung ruangan saat itulah bencana terjadi.

Jaejoong dan Changmin yang tanpa sadar menjauh dari area pesta dan berjalan memasuki hutan sekitar pegunungan karena mengejar kunang-kunang diculik oleh penjahat.
Korea Selatan dibuat gempar oleh dua bocah cilik tersebut.
Jaejoong dan Changmin kecil dipaksa untuk menyaksikan langsung pembunuhan dan penyiksaan keji dari penculik itu selama hampir tiga hari berturut-turut.

Kemudian Yunho bertemu dengan Yoochun, Junsu dan Kyuhyun yang ikut mendonasikan dana untuk mencari dua bocah cilik yang hilang itu.
Tidak lama setelah itu Jaejoong dan Changmin berhasil ditemukan.
Keduanya segera menjalani terapi pemulihan kondisi tubuh dan trauma.
Changmin mengalami perkembangan yang pesat kala itu, hingga tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tapi Jaejoong berbeda.

Ia memiliki kemampuan khusus untuk mengingat segala sesuatu yang dilihatnya dan sulit untuk dilupakan.
Ingatan fotosentris.
Dan sejak saat itu Jaejoong mulai mengalami mimpi buruk tentang penculikannya bersama Changmin.
Ia trauma melihat darah. Dan membisu selama hampir sebulan.

Changmin yang melihat itu lalu mendukung Jaejoong untuk sembuh.
Ia selalu menyemangati Jaejoong dan berdiri di samping namja cantik itu di saat Jaejoong membutuhkannya.
Tapi siapa sangka kalau ternyata si sulung Jung yang jatuh cinta pada Jaejoong setelah itu.
Ia menjadi seorang yang posesif terhadap Jaejoongnya, terkecuali kepada sahabat dekatnya dan adiknya.

  “Yunnie”

Yunho terkejut.
Ia membuka kedua mata musangnya yang terpejam dan menatap Jaejoong yang tersenyum manis di hadapannya saat ini.
Walau wajah cantiknya masih sedikit pucat.
Namja cantik itu segera duduk di samping kekasihnya dan meremas lembut jemari namja tampan itu.

  “Kau tertidur, hihihi~” Kekeh Jaejoong manis.

Yunho tersenyum.
Ia memajukan wajahnya dan mencuri kecupan lembut dari bibir namja cantik itu.
Membuat wajah pucatnya tampak merona malu.

  “Lihat, Kyu dan Junsu sedang bermain gelembung, kau tidak mau ikut?” Tanya Yunho menunjuk dua namja yang sedang tertawa bersama itu.

  “Joongie mau bilang kalau Nuna sedang dalam perjalanan ke sini” Ujar Jaejoong tersenyum.

Mwo?
Namja tampan itu menegakkan punggungnya.

  “Nunamu? Ahra Nuna?”

  “Ne, sebenarnya Nuna sedang tur keliling Eropa untuk pemotretannya, tapi Nuna memaksa pulang ke sini karena Junsu memberitahu Nuna kalau Joongie sakit”

  “Aigoo, Umma dan Appa otte?”

  “Mereka tidak ikut, tapi mereka sudah menitip oleh-oleh untuk Joongie sama Nuna, hehehe”

Ck.
Yunho tidak bisa menahan senyumnya mendengar ucapan namja cantik itu.
Jaejoongnya terlalu menggemaskan.

  “Ahra Nuna menginap tidak?”

  “Ish, Yunnie~! Tentu saja! Mana mungkin Joongie tega menyuruh Nuna pulang setelah perjalanan jauhnya!”

  “Yasudah”

  “Yunnie marah?”

  “Ani Boo, hanya saja..Kau tahu kan kalau Nunamu itu sedikit galak padaku”

  “Hehehe, soalnya Yunnie mesum~ Aigoo~ Padahal di luar sana Yunnie yang lebih galak dari siapa pun, bahkan haraboji Jung saja lewat”

  “Mwo? Kau mengataiku eoh? Sini kau, gajah nakal harus dihukum!”

Jaejoong tertawa lantang.
Wajahnya tampak memerah ketika Yunho menggelitiki pinggangnya dan mengecup-kecup leher jenjangnya.
Membuat semua yang sedang duduk di bawah pohon apel itu beralih memperhatikan keduanya.

Aish.

Dasar pasangan serasi. Pikir semuanya kompak.

  “Sepertinya kita tidak perlu khawatir lagi” Celetuk Kyuhyun tersenyum.

Changmin dan Junsu menoleh, kemudian ikut tersenyum tipis.

  “Hm, beberapa hari ini benar-benar mimpi buruk, mengingat gadis maniak itu menyekap Jaejoong di gymnasium ketika kita lengah dan menggores-gores lengannya sendiri di hadapan Jaejoong” Ujar Yoochun.

  “Kontan saja Jaejoong kembali trauma. Yunho benar-benar lepas kendali saat itu, ia hampir saja membunuh gadis itu kalau Kyuhyun tidak menghentikannya” Sambung Junsu.


-------


Jaejoong yang sedang malas-malasan di ranjang masih saja menggonta-ganti siaran televisi dengan remote yang ada di dalam genggamannya.
Sementara Yunho masih sibuk dengan laptopnya di sampingnya.
Namja cantik itu hampir saja memutuskan untuk tidur ketika pintu kamarnya terbuka sedikit dan memperlihatkan gantungan kunci Dreamcatcher berbulu putih bercampur cokelat dengan giok cekung sebagai hiasannya di sana.

  “Tebak siapa yang dataaang~~”

  “NUNAAA~!”

Jaejoong melompat dari ranjangnya.
Ia segera berlari menghampiri yeoja berambut hitam itu dan memeluk erat tubuhnya.
Membuat Yunho yang tertinggal di ranjang tersenyum tipis.
Namja tampan itu melepas kacamatanya dan meletakkan laptopnya di atas meja nakas.
Kemudian ia ikut menghampiri kedua Kim bersaudara yang sedang berpelukan itu.

  “Anyeong Nuna” Sapa Yunho sopan.

Ahra yang masih memeluk adiknya balas tersenyum kepada Yunho.
Namun kemudian ia melepas pelukannya dan memukul kesal kepala namja tampan itu.

  “Aish! Kau sungguh keterlaluan! Bukankah sudah kukatakan padamu untuk menjaga Jaejoongieku eoh?! Bagaimana bisa kau meninggalkannya begitu saja hah!” Seru Ahra kesal.

Jaejoong yang melihat kekasihnya meringis segera memasang dirinya sebagai tameng di depan namja tampan itu.

  “Nuna jangan sakiti Yunnie~! Joongie yang salah karena Joongie percaya dengan gadis itu!”

Ahra Kim mendesah panjang.
Ia mengusap-usap lembut pipi kenyal adiknya.

  “Nuna benar-benar khawatir padamu, Jaejoongie ah”

  “Ne Nuna, mianhae”

Jaejoong segera memeluk Nunanya dan tersenyum setelah itu.

  “Aigoo~ Ahra ya, Umma pikir kau ke mana, ternyata di sini eoh? Kamarmu sudah disiapkan, sebaiknya kau segera beristirahat, kau pasti kelelahan” Seru Key yang berjalan menaiki tangga.

  “Hahaha, ne Umma, jja, Joongie, Nuna tinggal ya, nanti kita buka oleh-olehmu oke? Dan kau, Jung Yunho, jangan sentuh adikku sesuka hatimu!” Ujar yeoja berambut hitam itu.

Yunho mengangguk dan Jaejoong tertawa.
Keduanya memperhatikan Ahra yang menyusul Keybum di tangga dan turun bersama.
Namja tampan itu segera memeluk erat Jaejoong dari belakang.
Membuat namja cantik itu refleks mendongak kepadanya dan mendapatkan ciuman penuh sayang di bibir cherry-nya.

Kaki Yunho melangkah mundur ke belakang, ia menyeret Jaejoong untuk bergerak seirama dengannya.
Kemudian mereka jatuh ke atas ranjang.

Mata bulat Jaejoong terbuka ketika Yunho berhenti mencumbu leher dan bahunya.
Namja cantik itu menoleh, memandang Dreamcatcher yang tergantung di ventilasi jendela kamar mereka.
Kemudian ia mendesah pendek.


-------


Mereka sedang berkumpul bersama saat ini di kantin kampus.
Jaejoong sudah cukup sehat untuk berkuliah hari ini.
Namja cantik itu sedang mengeluarkan kotak bekalnya dan memberikannya kepada sahabat-sahabatnya yang duduk di sekitarnya.
Yoochun yang melihat kotak bekalnya ada dua segera mendongak kepada Jaejoong.

  “Kau yakin tidak salah, Jaejoongie?”

  “Tentu saja, yang satunya untuk adikmu, Yoohwan”

Junsu yang mendengar itu tersenyum kecil.

  “Berarti yang ini untuk Junho ya?” Tanyanya.

Belum sempat Jaejoong mengangguk kembaran Junsu yang lebih tua beberapa menit itu sudah muncul di belakang Junsu dan mengambil kotak bekalnya dari tangan Junsu.

  “Gomawo bekalnya, Joongie, jja, aku harus pergi sekarang” Ujar Junho.

Junsu terkejut, namja imut itu berbalik dan mendapati Junho yang sudah berlari meninggalkan mereka.
Aish.
Bibir plump itu mengerucut imut.

  “Yoo~ Hari ini aku bergabung tak apa kan? Jae Hyung bilang dia membuatkanku bekal dan---eh? Kalian semua juga dapat bekal?”

Changmin dan Kyuhyun tertawa ketika Yoohwan muncul dan mengerutkan dahinya melihat kotak bekal warna-warni di atas meja kantin.
Namja berambut hitam itu segera duduk di samping Changmin dan melambai kepada yang lain.

  “Chun Hyung, bekalmu isinya apa?” Tanya Yoohwan mengintip kotak bekal Yoochun –Hyungnya-

  “Tenang saja Hwan ah, Jaejoong tidak semudah itu melupakan penyakit brother complex-mu dengan Yoochunku” Kikik Junsu geli.

Yoohwan tertawa dan segera menyendok bekalnya dengan penuh semangat.
Ia mengunyah seraya memperhatikan Hyung-Hyung yang duduk di sekitarnya.
Well, ia memang seumuran dengan Changmin dan Kyuhyun. Tapi ia selalu menganggap mereka Hyungnya karena terbiasa melihat keduanya bersama Yunho dan yang lain.
Mata bulat Yoohwan mengerjap ketika melihat Changmin dan Kyuhyun yang saling menjahili satu sama lain tapi masih tetap bersuap-suapan bekal.

Kemudian ia melirik Junsu yang terus tersipu malu karena godaan dari Hyungnya yang tukang gombal.
Dan nasi yang sedang berada di dalam mulutnya ia telan bulat-bulat ketika mendapati Jaejoong yang menundukkan wajah cantiknya.
Telinganya terlihat memerah geli karena Yunho sedang mencumbu ringan leher dan telinganya tanpa kenal situasi.

Sial.

Ia menyesal sudah duduk bersama mereka.

  “Eh, Hyung, aku baru ingat, Ahra Nuna sedang di sini ya?” Tanya Yoohwan kepada Jaejoong.

Namja cantik itu mendorong Yunho sedikit menjauh, kemudian ia mengangguk dan tersenyum.
Mengalihkan perhatian Changmin dari bekalnya.

  “Mwo? Ahra Nuna di sini? Aish, kenapa tidak ada yang memberitahuku? Aku menitip banyak makanan khas mancanegara padanya” Gerutu namja berwajah kekanakan itu.

Kyuhyun menepuk kepala Changmin gemas.
Membuat tunangannya itu mencebil padanya.

  “Uhm, Nuna memang di sini, tapi Nuna masih beristirahat, ia jet lag” Sahut Jaejoong.

  “Kenapa kalian tidak kembali tinggal di rumah saja? Umma selalu menyuruhku memberitahu kalian” Ucap Yunho kepada adiknya.

Kyuhyun menjulurkan lidahnya.

  “Ani, kami kan tidak seperti Hyung dan Jae Hyung yang sudah mendapatkan lisensi dari Umma untuk bermesraan” Ujarnya.

Yoohwan dan Junsu tertawa geli.

  “Tentu saja, kalian masih bocah” Balas Yunho sengit.

Kyuhyun melotot.

  “Aish Hyung, pokoknya kalau Umma seperti itu lagi bilang saja aku bosan tinggal di rumah, kalau Appa pulang ke rumah pasti aku selalu di bully” Potong Changmin dengan pipinya yang penuh.

  “Wajar saja, kau kan yang paling kecil, Minnie ah” Ucap Jaejoong terkekeh.

  “Hyungdeul, aku duluan ya! Sebentar lagi kelasku masuk!” Celetuk Yoohwan yang entah sejak kapan sudah menghabiskan bekalnya.

Mereka semua mengangguk, Yoohwan segera membenahi tasnya dan mengecup pipi Yoochun sebelum pergi.

  “Benar-benar brother complex, Chun ah, hahahaha” Tawa Kyuhyun dan Junsu.

Yoohun hanya balas tersenyum.

  “Yah, Yoohwan memang sangat dekat denganku sejak kecil” Gumamnya lucu.


-------


  “Kau belum tidur, sayang?”

Jaejoong mendongak, menatap Yunho yang baru saja memasuki kamar mereka.
Ia tersenyum dan menunjuk ponselnya yang menempel di telinga.
Yunho segera duduk di samping Jaejoong yang berbaring di ranjang secara acak.
Kemudian ia menempelkan telinganya di samping ponsel Jaejoong.

  “Ya, Changmin, Junsu, sudah cukup, Jaejoongku harus tidur sekarang” Ujarnya.

Suara gerutuan terdengar dari ponsel yang terhubung dengan kedua namja itu.
Membuat Jaejoong ikut mempoutkan bibirnya tidak senang.
Yunho mengecup bibir ranum itu dan segera menutup gorden beranda.
Kemudian ia membuka lemari dan mengambilkan piyama Jaejoongnya.

  “Apa saja yang kalian gosipkan dari tadi eoh?” Komentar Yunho akhirnya melihat Jaejoong yang menolak dipakaikan piyama olehnya.

Namja tampan itu merebut ponsel Jaejoong dan berjalan keluar beranda, meninggalkan Jaejoong yang merengut di atas ranjang.

  Bukan salah kami, Hyung, Jae Hyung yang menghubungi kami. Ia bilang ia takut tidur” Ucap Changmin dari seberang.

Yunho mendesah pendek.
Ia bersandar pada beranda.

  Ia tidak ingin bermimpi buruk lagi Hyung, aigoo, kau harus melakukan sesuatu. Kau tahu? Kemarin malam kekasihmu itu tidak tidur sama sekali. Aku tidak memutuskan sambungan teleponnya dan aku mendengar suara game jam empat pagi” Cerocos Junsu.

Namja tampan itu menoleh ke belakang.
Jaejoong sedang mencoba untuk melotot kepadanya.
Ia tersenyum geli dan kembali berbicara dengan adiknya dan Junsu.

  “Baiklah, aku akan membuatnya tertidur malam ini, kalian tidurlah” Ujar Yunho.

Sambungan telepon itu terputus tepat ketika Jaejoong datang memeluk perut Yunho dari belakang.
Namja cantik itu menggosok-gosokkan wajahnya di punggung Yunho dengan gemas.

  “Masih belum mengganti piyama eh?” Ucap Yunho mengintip ke belakang.

Jaejoong menggeleng.

  “Yunnie pakaikan” Sahut Jaejoong manja.

Namja tampan itu tersenyum kecil dan segera menggendong Jaejoong kembali masuk ke dalam kamar.
Ia merebahkan namja cantik itu di atas ranjang dan menarik lepas celananya dalam sekali sentak.
Wajah Jaejoong segera merona.

  “Kurasa aku harus membuatmu tidur dengan cara ini malam ini” Ujar Yunho setelah menelanjangi bagian bawah tubuh Jaejoong.

Telinga Jaejoong sudah sangat memerah sekarang.
Ia menggigit ujung lengan bajunya yang kepanjangan.

  “Joongie tidak keberatan dengan cara Yunnie” Bisiknya malu.

Eoh?
Yunho menaikkan alisnya dan tersenyum kecil.

  “Ahra Nuna sudah tidur?” Tanya Yunho tiba-tiba.

  “Hmm, sudah, kenapa menanyakan Nuna?” Balas Jaejoong balik bertanya.

  “Tentu saja agar Nunamu itu tidak mengganggu kegiatan kita, sayang”

Aish.
Jaejoong menutup wajahnya malu.
.
.
.

Jung Changmin tersenyum manis ketika Kyuhyun menghampirinya di atas ranjang dengan dua mug cokelat hangat di tangannya.
Namja berwajah kekanakan itu segera mengambil gelasnya dan meneguk cokelat hangat itu.
Kyuhyun segera mengambil posisi nyaman dan bersandar di bahu kekasihnya.
Ia memperhatikan Dreamcatcher yang tergantung nyaman di ventilasi jendela mereka.

  “Aku kasihan pada Jae Hyung” Gumam Kyuhyun mengingat namja cantik itu memberikan mereka benda tersebut agar tidak mengalami mimpi buruk.

Changmin tidak menyahut.
Ia masih sibuk dengan mug cokelat hangatnya.

  “Chwang, bagaimana menurutmu kalau kita menginap di rumahmu?”

  “Ide buruk”

  “Aishh, maksudku, sementara saja, sampai Ahra Nuna pergi lagi. Aku rindu mengobrol bersamanya sampai pagi tiba, ia sangat sibuk setelah karirnya sebagai model papan atas melejit di Eropa”

  “Terjaga sampai pagi itu tak baik, Bunny”

  “Chwaaaangggg~~~”

Changmin mendesah pendek.

  “Kalau begitu kau harus merayuku dulu”

  “Siapa takut?”

Kyuhyun meletakkan gelas mugnya di atas meja nakas dan mengambil mug milik Changmin.
Ia menenggak cokelat hangat yang tersisa sebelum menaruhnya di samping mug miliknya.
Kemudian ia meraih wajah tampan Changminnya dan memasukkan lidahnya sebelum bibir mereka saling menempel.
Changmin melenguh ketika merasakan cairan hangat yang manis mengalir dari dalam mulut Kyuhyun ke dalam mulutnya.
.
.
.

  “Yoohwan sepertinya menikmati sekali menjadi anak tunggal semenjak kita tinggal di sini, Chunnie” Ujar Junsu.

Yoochun mengangguk.
Ia mengeratkan pelukannya di tubuh Junsu.

  “Hmm, biarkan saja, lagipula ia memang pantas mendapatkannya, Yoohwan memang sangat manja”

  “Kita belum bertemu dengan Ahra Nuna”

  “Kita bisa mengunjunginya besok, otte?”

Umm, Junsu menaikkan alisnya.
Kemudian ia berdecak.

  “Tapi aku tidak ingin hanya sekedar bertemu, Chunnie, aku ingin menginap”

  “Apapun untukmu, sayang”

  “Hehehe, kau yang terbaik Chunnie~”

  “Memang”

Aish.

  “Hmm, ah! Chunnie! Aku punya ide bagus!”

Yoochun mengernyitkan dahinya tidak yakin.
Ia cukup tahu kalau kekasihnya ini jauh kurang kreatif dari Changmin dan Kyuhyun yang evil itu.
Tapi ia tetap ingin mendukung Junsunya yang sedang bersemangat, ia balas tersenyum kepada namja imut itu.

  “Itu, Chunnie, itu” Ujar Junsu seraya menunjuk benda yang tergantung di pintu beranda mereka.

Eoh?

Park Yoochun menaikkan alisnya.
Sedetik kemudian ia segera tersenyum.
Namja chubby itu mengecup gemas pipi gembul Junsu.

  “Kau tahu sayang? Terkadang kau selalu berhasil membuatku kagum kepadamu” Puji Yoochun tulus.

Junsu tersenyum lebar.


-------


Keybum dan Jinki menatap takjub kelakuan pemuda-pemuda yang mendadak muncul di kediaman Jung malam itu.
Mereka semua memakai piyama dan menerobos masuk ke dalam kamar Yunho dan Jaejoong.
Tidak ketinggalan Ahra bersama mereka.
Untung saja saat itu Yunho sedang tidak melakukan hal yang aneh kepada Jaejoongnya.

  “Keadaan ini mengingatkanku tentang masa-masa mereka ketika masih kecil, sayang” Ujar Jinki merangkul istrinya.

Keybum tertawa.
Mata kucingnya memandang ranjang tanpa kaki yang berjejer di ruang tengah kediaman Jung yang super luas itu.
Tampak Kyuhyun, Junsu dan Jaejoong yang sedang bercengkrama bersama Ahra di atas ranjang.
Sementara Changmin, Yunho dan Yoochun memiliki dunia mereka sendiri di ranjang ujung.

  “Aah, Umma jadi ingin ikut bergabung bersama kalian” Ujar Keybum gemas.

Kyuhyun tersenyum lebar mendengarnya.

  “Tentu saja, jja, Umma, syaratnya hanya harus memakai piyama dan tidur bersama kami” Ucapnya.

Keybum segera menghampiri mereka bertiga dan bertelungkup di samping Ahra, mereka tertawa bersama dan segera terlibat ke dalam obrolan seru.
Sementara Jinki hanya menghela nafas pendek dan ikut duduk di antara Changmin, Yunho dan Yoochun.

  “Tidak apa kan kalau Appa ikut? Sepertinya Umma kalian tidak ingin tidur bersama Appa malam ini” Seru Jinki tersenyum.

Yoochun tertawa geli mendengarnya.
Ruang tengah kediaman Jung itu terlihat begitu hangat dan ramai di saat yang bersamaan.
Dan ketika jam kuno raksasa yang tergeletak di sudut ruangan berbunyi lantang Keybum dan Jinki segera mengkoordinir mereka untuk tidur.
Sudah tengah malam.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Mereka semua akan tidur bersamanya malam ini.
Kenyataan itu membuatnya terharu sekaligus senang.
Tapi ia tidak mungkin kan terus berjaga semalaman dengan keadaan seperti ini?
Salah satu dari mereka bisa saja memergokinya.

Changmin, Kyuhyun, Yoochun, Junsu dan Ahra melihat Jaejoong terdiam di ranjangnya.
Mereka saling tersenyum satu sama lain dan mendekati namja cantik itu.

  “Eh?”

Jaejoong terkejut ketika Ahra Nunanya mengalungkannya sebuah benda berbulu seperti yang ada di kamarnya dan Yunho.
Hanya saja ukuran yang ini lebih kecil.
Ia mendongak dan tertegun memandang mereka semua memakai benda yang sama dengannya.

Omo.

Kedua mata bulatnya berkaca-kaca saat ini.
Bahkan Keybum dan Jinki juga memakai kalung Dreamcatcher berwarna putih itu.
Jaejoong merasakan tubuhnya dirileks-kan dan terdorong untuk berbaring.
Yunho yang melakukannya.
Namja cantik itu mendongak menatap tunangannya yang juga memakai Dreamcatcher di lehernya.

  Let it catch your badreams and bring you nicedreams” Bisik Yunho penuh cinta.

Air mata Jaejoong menetes pelan.
Hatinya terasa tenang melihat orang-orang yang disayanginya ada di sampingnya dan melakukan hal ini hanya agar ia dapat tidur pulas.
Jaejoong tersenyum dan segera menutup mata bulatnya.
Membiarkan Keybum mengusap air matanya yang mengalir.

Yunho segera mengambil posisi tepat di samping kekasihnya dan memeluk erat namja cantik itu.
Sementara yang lain juga mengambil posisi masing-masing.

  “Idemu sungguh menakjubkan, Junsuie sayang” Bisik Yoochun yang sudah berbaring di samping kekasihnya. Ia mengecup lembut dahi namja imut itu.

Membuat Junsu balas tersenyum kepadanya.

  “Aku senang bisa tidur di antara Umma dan Appa Jung, aku hampir tidak pernah melakukannya lagi bersama Umma dan Appaku” Ujar Ahra gemas.

Keybum dan Jinki terkekeh geli mendengarnya.
Kesibukan orang tua Jaejoong dan Ahra memang membuat mereka mengasihani Kim bersaudara itu.
Maka dari itu mereka meminta agar Jaejoong tinggal bersama mereka selama ini.
Yeoja bermata kucing itu memeluk pinggang Ahra.
Ia tersenyum.

  “Jja, tidurlah putriku” Bisiknya.

Ahra memejamkan matanya.
Malam ini ia akan bermimpi indah, pikirnya.

  “Selamat tidur, Chwang Hunny” Gumam Kyuhyun merapatkan dirinya dengan kekasihnya.

Changmin mengangguk, ia segera mengulurkan lengannya menarik Kyuhyun agar tidur ke dalam pelukannya.

  “Selamat tidur juga, Bunny Kyu” Balasnya lembut.

Yunho menyatukan jemarinya dengan jari-jari Jaejoong.
Ia meremas lembut jemari namja cantik itu.
Kemudian ia mengecup lembut telinga namja cantik itu.
Berharap Jaejoongnya akan tertidur lelap dan mimpi indah malam ini.

  “Aku mencintaimu BooJae sayang, kami semua mencintaimu” Bisik Yunho penuh cinta.

Jaejoong mendesah pendek.
Ia semakin merapat ke dalam rengkuhan Yunho dan mendengkur.

Dan akhirnya namja cantik itu tertidur pulas tanpa mimpi buruk yang menghantuinya lagi.

Don’t be afraid of countlessly falling down on this endless path and getting scared deeply.
When your scars come and go, time will come and heal it as it give you new memories..

Tears that you shed because things are too hard,
They will dry with the name of memories

It will shine..

END.

-TVXQ, Rise-

3 komentar:

  1. Wow.. Dreamcacther putih.. *lirik punyaku yg digantung
    Punyaku enggak ada coklat & hitamnya. Polos putih -_____-"
    Pengen banget jadi anggota keluarga mereka.. Bisa seru gitu ;;)

    BalasHapus
  2. Yg seme Chang oppa atau Kyu oppa?

    BalasHapus
  3. Yg seme Chang oppa atau Kyu oppa?

    BalasHapus