This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 09 September 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/BELONGS TO

Tittle: BELONGS TO

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-sweet-mpreg

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Cause my heart is just belongs to you..

.
.
.

Yunho hanya diam sejak tadi.
Berpura-pura fokus menonton televisi, sementara kedua mata musangnya terus mengawasi gerak-gerik sang kekasih di dekatnya.
Namja cantik yang kini menyandang marga Jung itu tampak sedang menelepon seseorang seraya berdiri di samping jendela ruangtengah.
Sesekali ia terkikik geli dan berceloteh riang.

Tidak menyadari Yunho yang terus saja menyimpan curiga padanya belakangan ini.

  “Hahaha, kau bercanda, Eunjae ah!”

Huh.
Yunho tersenyum miring diam-diam.
Tepat seperti dugaannya.
Namja cantik itu kembali berhubungan dengan Eunjae.

Well, mereka memang mantan kekasih yang pernah dekat beberapa waktu lalu sebelum Jaejoong bertemu dengan Yunho.
Lagi pula namja lembut itu mengaku telah jatuh cinta pada seorang wanita bernama Kim Yorin.
Tapi tetap saja Yunho cemburu.

Siapa yang tidak?

Tentu saja Yunho merasa gelisah dan risih setiap kali mereka berteleponan atau bertemu di suatu tempat.
Mereka pernah dekat, mereka pernah saling mencintai.
Dan bukan berarti mereka tidak akan mengalami hal tersebut dua kali aniya?
Walaupun Jaejoong telah menikah dengan Yunho.

  “Yunnie, kau mau makan apa?”

DEG.

Yunho mengerjap.
Menatap Jaejoong yang kini tersenyum manis padanya.
Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia memiringkan kepalanya berpikir.

  “Katsudon” Ujarnya.

Jaejoong mengangguk dan mencuri kecupan manis di bibir Yunho sebelum ia melesat menuju dapur.
Ah, Yunho tersenyum tanpa sadar.
Ia terkadang lupa dengan perhatian Jaejoong yang masih terlihat di hadapannya.
Yah, seperti yang kukatakan sebelumnya, belakangan ini Jaejoong sibuk dengan Eunjae.

Entah apa yang mereka rencanakan.

  “Yunnie, makan siangnya sudah siap”

  “Nee”

Namja tampan itu beranjak dari duduknya.
Ia menghampiri meja makan dan menatap kagum katsudon panas yang tersedia di meja makan.
Eoh?
Yunho menaikkan alis ketika ia mengangkat wajahnya.
Jaejoong sedang memakai blazer abu-abu kesayangannya.

  “Kau mau pergi?” Tanya Yunho bingung.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum manis.
 
  “Aku akan makan siang bersama Eunjae, gwenchana?” Tanya Jaejoong lembut.

Yunho terdiam.
Makan siang bersama Eunjae? Lalu ia sendirian? Begitu?

  “Tidak bisakah kau tinggal untuk kali ini saja Boo?” Balas Yunho memelas.

Aigoo.
Jaejoong mendesah pendek.
Ia mendekati kekasihnya dan memeluk leher namja tampan itu.
Menatap langsung kedua mata musang Yunho dengan mata bulatnya yang besar.

  “Aku sudah terlanjur berjanji padanya, bear

  “Tapi---”

  “Kau cemburu?”

  “Aish, tentu saja, suami mana yang tidak cemburu eoh?”

Jaejoong terkekeh.
Wajahnya tampak merona manis.
Ah, ia menyukai rajukan manja Yunho yang satu ini.
Benar-benar menggemaskan.

  “Aku tidak akan lama, sayang, jeongmall”

  “Untuk apa kau berjanji padanya hm?”

  “Well, ada sesuatu yang harus kami kerjakan”

  “Apa itu?”

  “Rahasia~”

  “BooJaeee”

  “Kau akan tahu nanti, bear, jja, aku pergi dulu ne?”

  “Tidak sebelum kau memberiku ciuman”

  “Yah, nanti aku telat!”

Yunho tidak bergeming.
Membuat Jaejoong mendesah keras dan melepas pelukannya pada leher Yunho.
Namja cantik itu hanya mengecup pelan pipi Yunho dan segera berlari keluar rumah.
Meninggalkan Yunho yang lagi-lagi hanya bisa terdiam di sana.

Huh.

Jadi lebih penting Jung Eunjae anitji?

GREP!

Yunho mengambil kunci mobilnya dengan kasar.
Ia segera berlari menyusul Jaejoong yang sudah mengeluarkan mobilnya dari halaman rumah mereka.
Namja tampan itu memasuki mobil miliknya dan bergegas mengikuti kemana Jaejoong pergi.

Mata musang Yunho menyipit setelah beberapa menit ia mengikuti Jaejoong yang kini berhenti di depan sebuah café kasual yang indah.
Namja tampan itu memarkir mobilnya di pinggir jalan tepat berhadapan dengan meja Jaejoong dan Eunjae duduk.

Yunho melihat kekasihnya melambai pada Eunjae dan segera duduk di hadapannya.
Mereka saling tersenyum satu sama lain dan segera memesan makanan.
Namja tampan itu menghela nafasnya panjang.
Ini pertama kalinya ia mengikuti Jaejoong, setelah sekian lama namja cantik itu pergi keluar bersama Eunjae.

Ah, batas kesabarannya sudah mencapai puncak hm?

  “M-mwo?”

Yunho terkejut saat matanya melihat Eunjae yang sedang melepaskan cincin pernikahan Jaejoong dengannya dan menyematkan sebuah cincin lain di sana.
Namja cantik itu terlihat merona.
Ia tersenyum senang.

DEG DEG DEG.

Jantung Yunho berdebar tidak karuan.
Kedua jemarinya mencengkram erat setir mobil itu.
Nafasnya memburu tidak tenang.
Demi Tuhan, Eunjae sedang melamar Jaejoong?
Tidakkah ia sadar namja cantik itu telah menjadi milik orang lain?

Fuck!

Yunho mengerjap tidak percaya ketika Eunjae mengecup punggung tangan kekasihnya yang semakin memerah wajahnya di sana.
Ia terlalu kaget.
Terlalu shock.
Bukankah Jaejoong mencintainya?

Namja tampan itu memalingkan wajahnya kemudian.
Tertegun ketika air matanya menetes tanpa diperintah.
Hatinya terasa sakit.
Jaejoong berselingkuh di belakangnya?

Huh. Pantas saja ia jadi mengabaikan Yunho akhir-akhir ini.

BBRRMM!

Yunho menghidupkan mesin dan menginjak pedal gasnya dengan kasar.
Emosinya membuncah.
Wajahnya tampak memerah di sela tangisnya yang tidak berhenti mengalir.
Gosh, ia tulus mencintai namja cantik itu.
Bahkan sampai ia rela memberikan segalanya pada Jaejoong.
Tapi apa balasannya?
Perselingkuhan?

DDRRTTT…DDRRTTT…

Yunho terkejut.
Ia menoleh melihat ponselnya bergetar di atas dashboard.
Namja tampan itu tersenyum kecut melihat nama yang muncul di layarnya.

  “Yeoboseyo? Yunnie, kau masih di rumah? Kurasa aku akan pulang terlambat hari ini, gwenchana?

Yunho menggigit bibirnya.
Menahan suara isak tangisnya yang memilukan.
Namja tampan itu semakin kuat menginjak pedal gas mobil mewahnya.
Ia menahan nafas.

  “Jaejoongie..” Bisiknya lirih.

  “Ne? Wae Yun?

 “Cincinmu..Indah sekali hm?”

  “M-mwo? Apa mak---

CKIIIITTT!!

BRAKKK!!

Mobil mewah itu terhempas.
Membentur pagar pembatas jalanan dan berputar hingga menubruk bamper mobil lain.
Menimbulkan bunyi hantaman yang keras dan asap yang mengepul dari dalam mesin mobil.

Telepon itu terputus.


-------


DRAP DRAP DRAP!

Jaejoong dan Eunjae saling berlarian di koridor rumah sakit pusat itu.
Keduanya tampak panik.
Setelah seorang polisi menghubungi ponsel Jaejoong tiga jam yang lalu dan memberitahukan kalau kekasihnya mengalami kecelakaan lalu lintas.

  “YUNNIE!!” Jerit Jaejoong histeris.

Ia melihat Yunho yang terpejam dengan berbagai alat kedokteran menempel pada tubuh penuh lukanya.
Beberapa perawat sedang mendorong ranjang namja tampan itu memasuki kamar rawat intensif.
Jaejoong hendak menerobos ruangan tersebut, namun langkahnya terhenti saat seorang dokter menahannya di depan pintu.

  “YAH! Apa yang kau lakukan?! Aku ingin bertemu suamiku!!” Teriak Jaejoong marah.

Wajahnya basah akan air mata.
Dokter berambut ikal itu menghembuskan nafas pendek.
Ia menggeleng dan membenarkan letak kacamatanya.

  “Kau bisa menemuinya nanti setelah berbincang denganku di ruanganku” Ujarnya.

Wajah Jaejoong mengeras.
Nafasnya menderu tidak beraturan.
Air matanya terus mengalir membasahi pipinya.
Peduli setan dengan wanita ini! Suaminya sedang terluka di dalam sana!

  “Jae, dokter ini benar, kita bisa melihat Yunho nanti” Ujar Eunjae lemah.

Jaejoong terhenyak.
Ia mengerjapkan matanya lesu, kemudian ia mengangguk dan berjalan mengikuti dokter tersebut.

CKLEK.

Pintu ruangan itu tertutup pelan.
Dokter berambut ikal itu sudah duduk di kursinya.
Ia memperhatikan Jaejoong yang kini duduk di hadapannya.
Raut wajahnya benar-benar terlihat tidak sabar.

  “Kau tidak perlu terlalu khawatir, pasienku baik-baik saja” Ungkap dokter ikal itu pelan.

Jaejoong masih diam.
Menatap tajam wanita cantik itu.

  “Ia tertusuk banyak pecahan kaca mobil saat kecelakaan, dan kami sudah mengeluarkan seluruhnya saat operasi dua jam yang lalu”

  “La-Lalu?”

  “Tulang lengannya retak, butuh waktu sebulan untuk sembuh, ia harus istirahat yang cukup setelah sadar”

Jaejoong menghela nafas.
Rasa khawatirnya sedikit berkurang.
Setidaknya Yunhonya baik-baik saja ania?

Namja cantik itu terlihat menghembuskan nafas lega.

  “Ia sempat sadarkan diri beberapa saat setelah operasi selesai, dan hasil pemeriksaanku setelah memeriksanya tidak cukup baik, kurasa”

  “N-Ne?”

  “Ia kehilangan ingatannya karena benturan keras saat kecelakaan”

DEG.

Mata Jaejoong membulat.
Menatap tidak percaya dokter ikal itu.

  “Hi-Hilang ingatan?” Bisiknya lirih.

  “Ne, amnesia nonpermanen, dan ia tidak boleh dipaksa untuk mengingat kembali apa yang telah hilang, kalau tidak kesehatannya akan memburuk”


-------


Eunjae berdiri diam di pintu rawat platinum itu.
Kedua matanya mengerjap sendu memperhatikan Jaejoong yang sedang mengupasi buah untuk kekasihnya di dalam sana.
Ia dapat melihat, namja tampan itu mengacuhkan Jaejoong yang duduk di sampingnya.
Yunho bertingkah seakan ia tidak pernah mengenal sosok cantik itu.

Namja lembut itu menundukkan wajahnya.
Ia berjongkok dan mengusap wajah tampannya menyesal.

  “Mianhae Jae ah..Semuanya terjadi karena aku..” Lirihnya menahan tangis.

CKLEK.

DEG.

Jaejoong terkejut ketika ia membuka pintu kamar rawat itu.
Mendapati Eunjae yang tampak bersedih di sana.
Namja cantik itu segera menutup pintu dan berlutut di hadapan Eunjae.
Ia mengusap lembut kepala namja lembut itu.

  “Eunjae yah, waeyo?” Bisik Jaejoong pelan.

Namja lembut itu mengangkat wajahnya.
Ia semakin membenci dirinya ketika mendapati gurat lelah dan sedih yang mendalam terpancar dari raut wajah mantan kekasihnya.

  “Mianhae Jae ah..Semuanya gara-gara aku”

  “Mwo? Apa yang kau bicarakan? Semua ini sama sekali bukan salahmu, Eunjae ah”

  “Aniya, ini memang salahku..Seharusnya aku tidak memaksamu pergi bersamaku..Seharusnya aku tidak menuntut janjimu siang itu..”

Jaejoong mengerjap sendu, ia mengulurkan tangannya mengusapi wajah Eunjae.

  “Kau memang sudah seharusnya memaksaku saat itu, Eunjae ah, karena kau tidak akan bisa melamar Yorin kalau belum latihan bersamaku..Aku tahu kau akan gugup di hadapannya..”

  “Maafkan aku Jae..Maaf..”

Jaejoong menahan nafasnya.
Air matanya menetes jatuh.
Ia mencengkram jaket Eunjae dengan kedua tangannya yang bergetar.
Namja cantik itu meringis kesal.

  “Apa yang harus kulakukan sekarang? Yunho tidak lagi mengenalku..Dan kau bertingkah seakan kau bukan sahabatku lagi..Hiks..Hiks..” Isak Jaejoong tertunduk.

  “Jae..Aku tidak bermaksud seperti itu..” Ucap Eunjae bersalah.

  “Kecelakaan yang dialami Yunho sama sekali bukan salahmu Eunjae yah..Hiks..Berhentilah bersikap seperti ini..Berhentilah meminta maaf padaku..Hiks..Aku sedih..”

Namja lembut itu ikut merasakan kedua matanya panas.
Ia mengerti kesedihan yang ditanggung mantan kekasihnya ini.
Namja yang sangat dicintainya kehilangan memori akan dirinya, dan seluruh kenangan indah keduanya.
Bagaimana Jaejoong tidak sakit?

  “Jja, lebih baik kita ke kantin sebentar, kau butuh minuman hangat Jae ah” Ajak Eunjae seraya memeluk Jaejoong untuk bangkit.

Namja cantik itu menurut.
Ia mencengkram erat jaket Eunjae dan berjalan lesu di sampingnya.
Kedua namja itu tampak menghilang dari balik koridor kamar rawat beberapa detik kemudian.
Seorang dokter cantik berambut ikal berjalan dari arah yang berlawanan.
Ia menuju kamar rawat Yunho dan memasuki ruangan tersebut setelah memastikan tidak ada Jaejoong di dalam sana.

Yunho yang sedang melahap buah Apelnya menoleh.
Melirik Park Sooji yang menatapnya tajam.

  “Sampai kapan kau akan melakukan hal ini, Jung Yunho?” Desis wanita itu.

  “Tidak akan lama, aku janji” Sahut Yunho tersenyum.

  “Kau memaksaku untuk membuat keterangan palsu pada kekasihmu dengan memberitahunya kalau kau mengalami amnesia, aku akan berada dalam masalah kalau orang lain tahu mengenai hal ini”

  “Ne, kau tenang saja, aku berjanji tidak akan ada yang tahu”

Kkhh.
Wanita cantikitu menghela nafasnya.

  “Sebenarnya apa tujuanmu, Jung? Tidakkah kau melihat kekasihmu tersiksa?”

Huh.
Yunho tersenyum miring menatapnya.

  “Kurasa itu bukan urusanmu, dokter Park” Ujarnya pelan.


-------


Namja cantik itu menghembuskan nafas sedih menatap kekasihnya yang kini sudah kembali ke rumah mereka.
Yah, butuh perjuangan untuk membawa Yunho pulang bersamanya.
Karena namja tampan itu tidak mengenali dirinya lagi saat ini.

  “Yunnie, kau ingin makan apa?” Tanya Jaejoong lembut.

Namja tampan itu menoleh.
Menatap tajam namja cantik itu.

  “Bisakah kau memanggilku dengan normal? Aku tidak menyukai panggilan konyol itu”

DEG.

Jaejoong tercekat.
Kedua matanya memburam dalam sekejap.
Hatinya sakit.
Kau lihat?
Yunho yang sekarang jauh berbeda dengan Yunhonya yang dulu.

Yunho yang ia kenal tidak pernah berkata sekasar ini padanya.

  “N-Ne, mianhae Yunho yah” Bisik Jaejoong pelan.

Namja tampan itu berdecih.
Ia melangkah menjauhi Jaejoong dan duduk di atas sofa.
Namja cantik itu mengusap wajahnya.
Ia baru saja akan kembali bertanya pada kekasihnya, tapi suara bel pintu depan lebih dulu menginterupsi.

Namja cantik itu segera berjalan menuju pintu depan.
Meninggalkan Yunho yang menghela nafas panjang.

Uh.
Jujur saja, ia sama sekali tidak ingin membuat namja cantik itu menangis.
Yunho sama sekali tidak sanggup melihatnya.
Tapi ia terpaksa melakukannya.
Rasa egois dan kecemburuannya yang meledak-ledak selama ini membuatnya ingin menguji rasa cinta Jaejoong padanya.

Masihkah Jaejoong tulus padanya?

  “Yunho ah, Eunjae dan Yorin akan makan siang bersama kita”

Eoh?
Yunho menolehkan wajahnya.
Memandang Eunjae dan Yorin yang memasuki ruang tengah.
Wanita cantik itu tersenyum padanya, ia memegang erat plastik berisi makanan.
Namja tampan itu balas tersenyum pada Yorin.
Ia berdiri dan menghampiri wanita itu, kemudian membantunya membawa plastik makanan.

Membuat Jaejoong dan Eunjae terpaku di tempat.

M-mwo?
Apa-apaan yang barusan itu?


Bukankah selama ini Yunho sama sekali tidak peduli dengan orang lain selain Jaejoong?
Terlebih lagi pada wanita.

  “Jja, Joongie, nanti mie ramennya mengembang” Ajak Eunjae.

Jaejoong mengangguk kaku.
Ia memaksakan senyumnya dan menyusul Yunho dan Yorin yang sudah di dapur.

  “Hati-hati, ini panas” Ucap Yunho seraya membantu yeoja cantik itu menuangkan sup miso.

Yorin tersenyum manis.
Ia mengangguk dan membiarkan Yunho menyentuh tangannya.

  “A-Aku akan mengambil mangkuk” Ucap Jaejoong gugup.

Jujur saja,selama ia hidup, ini adalah jam makan siang yang paling lama menurut Jaejoong.
Namja cantik itu sama sekali tidak menikmati mie ramennya.
Pikirannya hanya fokus pada sikap Yunho yang sangat memperhatikan calon tunangan Jung Eunjae itu.
Sesekali Jaejoong harus menahan rasa perih ketika suaminya lebih memperhatikan wanita lain dari pada dirinya.

Bersuara selembut mungkin pada wanita lain selain dirinya.
Dan tertawa tulus bukan untuk dirinya.

Eunjae yang duduk di samping kekasihnya selama jam makan siang itu sama sekali tidak mengerti dengan situasi yang terjadi.
Ia bingung.
Melihat Jaejoong yang terlihat sangat tersiksa di hadapannya.
Dan Yunho yang seakan tertarik pada kekasihnya, sementara Yorin sangat santai bercanda bersama Yunho.

Eunjae menghela nafas panjang.
Mungkin mengajak kekasihnya untuk makan siang bersama Jaejoong dan Yunho adalah ide yang buruk.
Namja lembut itu segera menyelesaikan makannya dengan cepat dan berdiri dari duduknya.

  “Yorin ah, kajja, kita pulang sekarang, aku masih ada pekerjaan setelah ini” Ucap Eunjae cepat.

Yeoja cantik itu mengangguk.
Ia tersenyum manis pada Yunho dan beranjak dari duduknya.
Kemudian ia berjalan mengikuti Eunjae menuju pintu depan.
Jaejoong tersenyum kecil menyadari maksud dari perbuatan sahabatnya itu.

  “Jja, hati-hati di jalan ne? Gomawo makan siangnya” Ucap Jaejoong membungkuk.

Eunjae dan Yorin balas membungkuk.
Mereka tersenyum manis.

  “Yorin ah, besok kau ada waktu?”

DEG.

Jaejoong dan Eunjae sama-sama terkejut ketika Yunho bersuara.
Namja tampan itu menatap langsung kedua mata sipit Yorin yang melengkung indah.
Yeoja cantik itu mengangguk senang.

  “Hubungi aku kalau kau sudah sampai di depan rumah ne? Aku tidak ingat jalan apa pun yang ada di kota ini, jadi kurasa kau bisa membantuku” Ucap Yunho lagi.

  “Nee, aku sangat senang bisa membantumu, Yunho ah, sampai besok~” Balas Yorin tertawa.

Jaejoong perlahan menundukkan wajahnya.
Ia tersenyum kecut.


-------


Yunho yang baru saja selesai berpakaian berjalan santai menuruni tangga.
Ia akan bertemu dengan Yorin sore ini.
Namja tampan itu tertegun ketika ia melihat Jaejoong yang tampak termenung di meja makan.
Namja cantik itu menatap hampa gelas bening yang ada di genggamannya.
Raut wajahnya terlihat lelah dan sedih.

Membuat Yunho ikut merasakan sakit.

Namja tampan itu memalingkan wajahnya dan menarik nafas panjang.
Ia kembali berjalan menuruni tangga.

  “Ah, kau mau pergi, Yunho?”

Yunho menoleh,memandang Jaejoong yang menyadari keberadaannya.
Namja cantik itu berdiri dari duduknya.
Ia tersenyum manis.

  “Kau akan kembali saat jam makan malam aniya? Aku akan memasakkan makanan kesukaanmu” Ujar Jaejoong.

  “Kurasa aku akan pulang terlambat, aku makan malam bersama Yorin saja” Tolak Yunho.

DEG.

Jaejoong tertegun.
Ia terdiam cukup lama.
Kemudian ia mengangguk dan membalikkan tubuhnya.

  “Arasseo” Gumamnya lirih.

Yunho menahan nafas.
Namja tampan itu berjalan cepat menuju pintu depan.
Ia tahu kekasihnya kini menangis membelakangi dirinya di sana.

CKLEK.

  “EH?”

Yunho dan Eunjae saling terkejut.
Namja tampan itu menaikkan alisnya mendapati Eunjae berdiri di depan pintu rumahnya bersama Jaejoong.
Ah, namja lembut itu tersenyum kecil.
Ia terlihat santai.

  “Aku ingin menemani Jaejoong hari ini, gwenchana? Kau akan pergi bersama Yorin anitji?” Tanya Eunjae lembut.

Yunho tersenyum kecut mendengar itu.
Menemani Jaejoong?
Tidakkah Eunjae khawatir akan kekasihnya yang kini bersama Yunho?
Namja lembut itu lebih memikirkan Jaejoong bahkan setelah Yunho berpura-pura amnesia.

Ternyata mereka benar-benar berselingkuh di belakangnya.

  “Ne, silahkan saja, aku tidak ada hubungan apa pun dengannya” Sahut Yunho datar.

Eunjae menaikkan alisnya.
Menatap Yunho yang mendahului dirinya.
Namja lembut itu segera menutup pintu dan memasuki rumah besar itu.

  “Jaejoongie? Kau di---omo, Jae?”

Eunjae panik.
Ia segeramenghampiri Jaejoong yang menangis histeris di lantai.
Namja lembut itu segera berlutut di hadapan Jaejoong dan memeluknya erat.

  “Gwenchana? Kenapa kau menangis? Ada apa? Beritahu aku, Joongie!” Rentet Eunjae tidak sabar.

Tangis Jaejoong semakin pecah.
Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

  “Yunho tidak mencintaiku lagi Eunjae ah..Hiks..Ia tidak menganggapku lagi..Hiks..Hiks..” Bisik Jaejoong terluka.

Eunjae membesarkan kedua matanya.
Ia merenggangkan pelukannya dan menangkup wajah basah Jaejoong.
Menatap penuh sayang kedua mata bulat yang memburam itu.

  “Ia mencintaimu, Jaejoongie, ia lebih mencintaimu dari yang kau tahu..Ia hanya melupakanmu untuk sesaat..Bertahanlah, arasseo?”

  “Aku takut Eunjae..Hiks..Aku takut..Aku tidak berani memberitahunya kalau kami sudah menikah..”

  “Gwenchana Jae, kau bisa memberitahunya nanti..Tenanglah..”

Jaejoong semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya.
Tangisnya semakin keras.
Seakan meluapkan seluruh emosinya yang terpendam.
Ia terus terisak di pelukan Eunjae.
Bahkan sampai isakannya melemah dan kesadarannya menghilang.


-------


  “Ne, film semalam menarik sekali, hahaha, lumayan untukku”

Namja cantik itu mengerjapkan mata bulatnya yang tampak membengkak.
Ia berjalan menuruni tangga dan melirik Yunho yang sedang duduk di ruang tengah.
Menelepon Yorinkah?

  “Malam ini? Arasseo, aku juga ingin makan es krim itu bersamamu”

  “Yunho”

Namja tampan itu menoleh.
Menatap Jaejoong yang kini berdiri di dekatnya.
Yunho mengucapkan beberapa kata pada Yorin sebelum ia memutuskan sambungan teleponnya.
Kemudian ia berbalik menunggu Jaejoong berbicara padanya.

Namja cantik itu terlihat sedih.

  “Aku membeli dua tiket film kemarin, bagaimana kalau kita pergi bersama malam ini?”

  “Aku akan pergi bersama Yorin malam nanti”

  “Ku-kudengar film ini benar-benar bagus Yunho ah, judulnya Four Season

  “Ah, aku sudah menonton film itu bersama Yorin semalam”

Jaejoong terdiam.
Ia menundukkan wajahnya.
Namja cantik itu menghela nafas dan memaksakan senyumnya menatap Yunho.

  “Yah, mungkin memang lebih baik kita tidakpergi bersama anitji? Seharusnya aku tahu kalau kalian menonton film itu bersama kemarin malam”

Hm.
Yunho hanya mengangguk pelan.
Terlihat tidak peduli dengan ucapan kekasihnya.
Namja tampan itu kembali duduk santai pada sofa.
Mengacuhkan Jaejoong yang masih diam di sana.

  “Ah, Jaejoong”

Jaejoong terkejut.
Matanya membesar mendengar Yunho memanggil namanya.
Namja tampan itu menoleh, tersenyum kecil kepada Jaejoong.

  “Kupikir aku akan mulai serius dengan Yorin”

DEG.

Mata Jaejoong melebar sempurna.
Jemarinya bergetar pelan.
Air matanya merebak.
Ia terhenyak menatap Yunho.

Jaejoong tidak sanggup menyahut lagi.
Ia hanya menunduk sedalam mungkin, berusaha menahan tangisnya yang akan pecah.
Namja cantik itu berbalik, kemudian ia berjalan cepat menaiki tangga seraya menghapus air matanya yang jatuh.

Yunho menghembuskan nafas di tempatnya.
Memikirkan ekspresi penuh luka yang tergambar pada wajah kekasihnya.
Kenapa Jaejoong memperlihatkan wajah seperti itu?
Kenapa?
Kalau ia masih mencintai Yunho bukankah seharusnya ia berkata jujur? Memberitahu dirinya kalau mereka adalah sepasang kekasih yang telah menikah?

  “Aku tidak mengerti dengan pikiranmu, Boo” Desah Yunho memijat pelipisnya.

Malam itu Jaejoong tidak tidur dengan tenang.
Ia terus saja terjaga semenjak Yunho berbaring di sampingnya.
Namja tampan itu tidak keberatan dengan hanya ada satu kamar di rumah ini sementara sisanya sengaja tidak diselesaikan perbaikannya mengingat itu memang keinginan Yunho sebelum ia kecelakaan.
Ia tidak ingin mereka terpisahkan ranjang walau sedang bertengkar hebat.

Jaejoong menolehkan wajahnya melihat jam sudah menunjukkan pukul satu malam.
Ia terus berbaring dengan posisi miring, menatap punggung Yunho yang terlihat lebar.
Namja cantik itu beringsut mendekati Yunho, ia menempelkan telapak tangannya pada punggung namja tampan itu dan tersenyum kecut.

  “Pasti menyenangkan sekali jalan-jalan kalian tadi hm? Kau bahkan langsung terlelap setelah kembali” Bisik Jaejoong lirih.

Nyaris tidak terdengar.

Namja cantik itu mencengkram dada kirinya.
Ia menggigit erat bibir bawahnya.

  “Apa salahku Yunnie ah? Sehingga Tuhan menghukumku dengan cara seperti ini? Apakah karena aku terlalu sering mengabaikanmu dan pergi bersama Eunjae?” Isak Jaejoong menahan nafasnya.

Namja cantik itu tertunduk dalam.

  “Aku tidak ingin meninggalkanmu..Aku tidak ingin mengabaikanmu..Tapi aku juga tidak bisa mengacuhkan Eunjae begitu saja..”

Jaejoong tersengguk.
Ia memeluk punggung Yunho dan meredam tangisnya disana.

  “Aku mencintaimu Yunnie ah..Hiks..Aku mencintaimu sepenuh hatiku..” Isaknya.

Ia semakin mencengkram piyama Yunho.
Menahan rasa rindunya yang begitu menggebu.
Mereka berada dalam satu atap, tapi Yunho terasa begitu jauh.

  “Cause my heart is just belongs to you..

Namja cantik itu memejamkan kedua matanya kemudian.
Berusaha mengatur nafasnya yang menderu tidak tenang.
Jaejoong terus berusaha agar ia terlelap tanpa sadar.
Namja cantik itu tidak menyadari, kalau sejak mereka berbaring, Yunho belum memejamkan kedua matanya sedikit pun.

Namja tampan itu masih terjaga.
Dan ia hanya diam.
Mendengar seluruh keluh kesah Jaejoong yang memilukan.


-------


Eunjae duduk diam di hadapan Jaejoong saat ini.
Mata sipitnya terus menatap Jaejoong yang tidak bersuara sejak tadi.
Namja cantik itu masih menunduk, dengan kedua tangan membentuk kepalan di atas lututnya.
Namja lembut itu menolehkan wajahnya, melihat keadaan rumah yang terasa senyap.

  “Jadi..Ada apa kau memanggilku ke sini hm?”

TAP.

Yunho yang hendak melewati ruang tamu ruang makan sontak menghentikan langkahnya.
Ia refleks berdiam diri di balik pintu.
Namja tampan itu mengintip sedikit dan menaikkan alisnya mendapati Eunjae dan Jaejoong yang duduk saling berhadapan di meja makan.

  “Aku hamil” Ucap Jaejoong mengangkat wajahnya.

DEG.

Eunjae dan Yunho saling membulatkan mata mereka satu sama lain.
Namja lembut itu terkejut sementara Yunho mengerjapkan matanya tidak percaya.

Apa?

  “Ka-Kapan?” Tanya Eunjae berdiri dari duduknya.

Jaejoong tersenyum miris.
Mengusap perutnya yang menonjol.

  “Satu bulan yang lalu, beberapa hari sebelum Yunho kecelakaan”

 “Ta-tapi..Kenapa baru sekarang?”

  “Waktu itu aku belum memastikannya ke rumah sakit..Aku tidak ingin memberi Yunho harapan belaka..Dan di saat semuanya terungkap jelas, Yunho..Ia..Ia kecelakaan..”

  “Jae”

  “Hahaha, aku tidak mungkin mengatakan padanya kalau aku hamil anaknya sementara ia tidak ingat siapa aku aniya? Ia pasti berpikir aku gila”

Eunjae merasakan kedua matanya panas.
Hatinya terasa sesak melihat Jaejoong yang memaksakan tawanya sementara wajahnya telah basah akan air mata.
Namja lembut itu menggenggam tangan Jaejoong di atas meja.
Mengusapnya lembut.

 “Sebenarnya..Ada satu hal lagi..” Ujar Jaejoong berusaha tenang.

Eunjae terdiam.

  “Eunjae ah..Kau..Menyayangiku bukan?” Tanya Jaejoong lirih.

  “Ne, tentu saja aku menyayangimu, Jaejoongie, kau sahabatku” Balas Eunjae tersenyum.

  “Yu-Yunho bilang, ia menyukai Yorin..Ja-Jadi..Bisakah kau merelakan Yorin untuk Yunho, Eunjae ah? N-Ne? Demi aku..”

BRAKK!

DEG!

Jaejoong terkejut.
Ia tersentak saat Eunjae menggebrak meja dengan kasar.
Namja lembut itu mengeraskan wajahnya.
Menatap marah wajah cantik Jaejoong yang basah.

  “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?! Kalau aku, tidak akan pernah melepaskan orang yang kucintai, tidak walaupun itu demi dirimu, Jung Jaejoong! Aku mencintai Yorin, dan aku tidak akan berhenti sampai ia berpaling padaku, bukan suamimu!”

DEG!

Namja tampan itu tercenung.
Mata musangnya mengerjap kaget.
Ia merasakan sesak pada dadanya.

Jadi..

Begitukah?
Begitukah kenyataan yang sebenarnya?

Eunjae, namja itu, sungguh-sungguh mencintai Kim Yorin? Dan lagi, mereka sudah bertunangan?
Ia dan Jaejoong tidak pernah berselingkuh di belakangnya?

Tenggorokan Yunho tercekat.
Dadanya terasa sangat sakit.
Ia segera melangkahkan kakinya kembali menaiki tangga dengan cepat, berusaha mencegah pandangannya yang memburam.

Gosh.

Ia telah menyakiti Jaejoong sedemikian banyak sebulan ini.
Ia begitu jahat.

  “Mi-Mianhae Eunjae ah..Hiks..Aku hanya ingin Yunho bahagia..Hiks..Hanya itu..” Isak Jaejoong tersengguk.

  “Kau ingin dia bahagia, lalu bagaimana denganmu!? Bagaimana dengan anakmu?!” Teriak Eunjae emosi.

Jaejoong menangkup wajahnya.
Tangisnya semakin pecah.

Lama tersisip hening di antara mereka.
Eunjae menghela nafas panjang setelah ia menenangkan dirinya.
Namja lembut itu beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Jaejoong.
Ia berdiri di samping namja cantik itu dan memeluknya erat.
Mengusap pelan rambutnya yang lurus.

  “Kebahagiaan Yunho hanya ada padamu, Jung Jaejoong. Ia mungkin masih belum mengingatmu..Tapi lubuk hatinya mengenalmu” Bisik Eunjae manis.

Jaejoong balas memeluk Eunjae.
Lalu ia melonggarkan pelukan mereka dan mengangguk.

  “Maafkan aku..”

  “Kau tidak perlu minta maaf, aku tahu ini pasti sulit untukmu”

  “Aku benar-benar minta maaf..”

DDRRTT…DDRRTTT…

Jaejoong dan Eunjae menoleh, melirik ponsel namja lembut itu yang bergetar panjang di atas meja.
Melihat nama Yorin yang tertera di sana.

  “Aku harus kembali sekarang, Joongie, aku akan pergi ke rumah Yorin di Sapporo malam ini”

  “N-ne?”

  “Terima kasih untuk latihan kita beberapa waktu yang lalu, aku akan melamarnya segera disana”

  “Ne, berjuanglah”

  “Ah, Jae, kalau Yunho sudah bersikap baik padamu, tolong katakan padanya, Yorin sangat senang bisa menghabiskan waktu bersamanya belakangan ini, yeoja itu sangat suka jalan-jalan, ia juga suka suasana di Korea”

Jaejoong tertegun.
Matanya mengerjap.
Kemudian ia menarik seulas senyum manis di sudut bibirnya dan mengangguk.
Namja cantik itu memeluk Eunjae sekali lagi sebelum namja lembut itu benar-benar pergi dari rumahnya.

Jaejoong menghela nafas.

Ia mengusap wajahnya dan memutuskan untuk kembali beristirahat di kamar.
Namja cantik itu berjalan menaiki tangga.
Ia membuka pintu kamar dan menjerit kaget melihat Yunho yang terduduk di dekat jendela seraya menutup wajahnya.

  “Yu-Yunho? Yunho ah, kau baik-baik saja?” Tanya Jaejoong khawatir.

Namja cantik itu menarik tangan Yunho, berusaha melihat wajahnya yang tertutupi.
Yunho menuruti keinginan Jaejoong, ia menjauhkan tangannya dan membiarkan namja cantik itu melihat tangisannya.

  “Yunho? Kenapa kau menangis? Ada apa? Kepalamu sakit? Katakan padaku, Yunho ah” Rentet Jaejoong ketakutan.

GREPP!

Jaejoong terkejut saat Yunho beralih memeluknya dengan erat.
Ia menunduk memandang Yunho.

 “Jae..Jaejoongie, BooJae..” Panggil Yunho bergetar.

Air mata Jaejoong menetes jatuh.
Ia menggerakkan kedua tangannya yang bergetar mengusap punggung Yunho.

  “Yu-Yunnie? Kau mengingatku?” Isak Jaejoong sedih.

Yunho mengangguk.
Ia terus mengangguk, membuat Jaejoong menangis histeris.
Namja cantik itu tersedu, bahkan ia mengacuhkan suaranya yang terasa serak.

  “Maafkan aku..Aku meninggalkanmu begitu lama” Ucap Yunho.

  “Aku mencintaimu Yun ah..Hiks..Aku sangat mencintaimu..” Balas Jaejoong tersengguk.

Namja tampan itu melonggarkan pelukan mereka.
Ia mengusap lembut pipi Jaejoong yang benar-benar basah.
Ibu jarinya menyentuh pelan bibir ranum Jaejoong yang bergetar.
Yunho tersenyum kecil.

Bagaimana bisa ia begitu bodoh?
Bagaimana bisa ia meragukan namja cantik ini?
Bagaimana bisa ia berpikir kalau Jaejoong tidak serius dengannya?

Bahkan namja cantik ini merelakan keinginannya padahal ia sedang mengandung anaknya.
Kurang apa lagi Jaejoong untuknya huh?

  “Aku mencintaimu Jaejoongie, I love you more than you ever know, I really really loving you so much” Bisik Yunho tersenyum.

Jaejoong kembali menangis.
Ia merasakan luka di hatinya tertutup perlahan.
Namja cantik itu memejamkan kedua matanya saat Yunho menyatukan bibir mereka.
Menjalin kehangatan di antara mereka melalui sebuah ciuman manis yang menggigit.

Yunho memeluk erat pinggang kekasihnya.
Sementara satu tangannya mengusap pelan perut namja cantik itu dari balik kaus lengan panjangnya.

I shouldn’t didn’t trust you.
I shouldn’t didn’t believe in you.
I shouldn’t did that.

Cause I should know, that your heart, is just belong to me.

Only me.
Forever.

END.

8 komentar:

  1. ff nya sukses bikin saya berderai air mata... T.T
    benar benar ff yang bagus...

    BalasHapus
  2. Yorin itu sebenarnya serius ga sih sama eunjae? Sepertinya hepi bener diajak jalan n nonton sama yunho. Jangan2 klo yunho beneran amnesia, dia bakalan naksir sama yunho. Huh, beruntung bgt dia dapetin eunjae yg baek. Untunglah akhirnya yunjae bersama lagi. :)

    BalasHapus
  3. Bener" sukses bikin banjir di sini -_-
    Daebak eonnie ^^

    BalasHapus
  4. mewek kk bacanya, keren ceritanya.
    kalau aku ga bakal mau melepas suami demi apapun.
    jaema bener2 berhati malaikat rela berkorban walau melukainya.

    BalasHapus
  5. Eonni daebak, ini FF pertama eonni yg bikin aku mewek u.u
    Yunnie Appa jahat sama Joongie Umma hiksss..hikss
    Tapi untungnya happy ending^-^

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Untung akhirnya bahagia :) tp apa yun ga akan bilang yg sebenernya ke jae?

    BalasHapus
  8. nangis bacanya
    eonni keren
    daebakk

    BalasHapus