This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Kamis, 19 Maret 2015

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/ROTTEN LOVE/PART 4

PART 4.

Junsu sedang menyeduh kopinya di atas meja, dengan dua buah muffin cokelat yang menemani kudapan malamnya.
Namja imut itu meletakkan buah yang dibelinya ke dalam kulkas, kemudian ia kembali duduk di kursi dapurnya.
Tapi satu menit kemudian ia terpaksa kembali bangkit dari duduknya ketika ponselnya yang tergeletak di dalam kamar berdering nyaring.
Ck, itu pasti Umma. Pikirnya.
Yah, Kim Heechul selalu menghubunginya setiap saat, memastikan putra bungsunya masih ada untuknya.

  “Eoh?”

Junsu berdengung ketika sederet nomor tidak dikenal berkedip-kedip di layar ponselnya.
Tanpa pikir panjang ia segera mengangkat panggilan tersebut.

  “Yeoboseyo? Dengan Tuan Kim Junsu?

  “Ya, dengan siapa saya berbicara?”

  “Oh! Dengan bagian informasi dari rumah sakit pusat, anda pernah meminta kami untuk menghubungi anda kalau kami menemukan hal yang berhubungan dengan nama  Jaejoong

DEG.


Mata sipit Junsu membulat sempurna.
Jantungnya berdetak kencang.
Sangat kencang hingga ia bisa mendengar suaranya sampai keluar tubuhnya.
Ia bisa merasakan suaranya bergetar sekarang.

  “Ya, apa itu?”

  “Maaf atas keterlambatan kami dalam memeriksa berkas, siang tadi kami menemukan data mengenai seorang anak yang bernama Jaejoong, ia adalah pasien yang dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan dalam kasus penculikan berpuluh-puluh tahun yang lalu

Ya Tuhan, Junsu sungguh tidak bisa bernafas sekarang.

  “Ya, Ya, terus?”

  “Anak bernama Jaejoong itu hanya dirawat selama dua hari di sini, kemudian pasangan suami istri yang bernama Jung Siwon dan Jung Kibum mengadopsinya

Jung? Jung!
SHIT!
Pantas saja ia tidak pernah bisa menemukan kakaknya, keluarga sialan itu mengubah marganya!

  “Baiklah, terima kasih atas informasinya, itu sungguh membantuku” Ujar Junsu terburu-buru. Ia hendak memutuskan panggilan telepon tersebut, namun pihak rumah sakit kembali memanggil namanya dan memintanya untuk mendengar.

  “Ada satu hal lagi yang ingin kami sampaikan kepada anda

  “Ya, apa itu? Katakan dengan cepat!”

  “Sore tadi seorang pasien menempati unit gawat darurat karena percobaan bunuh diri

  “Lalu apa hubungannya denganku?!”

  “Pasien tersebut bernama Jung Jaejoong

SHIT!!!

Junsu memekik dalam hatinya.
Kepalanya mulai terasa sakit.

  “Aku akan ke sana sekarang juga!” Serunya.

Junsu segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, tidak peduli apakah telepon tersebut masih tersambung atau tidak.
Yang ia tahu ia menemukan kakaknya.
Ya Tuhan semoga benar itu kakaknya!

Namja imut itu tidak bisa berpikir jernih, ia meraih kunci mobilnya dan berlari keluar apertemen dengan cepat, meninggalkan kopi panas dan muffin-nya begitu saja.
Adrenalin Junsu memacu kencang.
Berkali-kali ia harus menjilat bibirnya yang terasa kering, bahkan tubuhnya bergetar hebat sekarang.
Bertahun-tahun ia mencari, akhirnya!

Mobil mewah itu berdecit nyaring di parkiran, Junsu mengeremnya dengan sangat kuat ketika mobil tersebut melaju sungguh kencang.
Bahkan mobil mewah itu terparkir miring karena gesekan tajam dari ban mobil.
Namja imut itu membanting pintu mobil dan berlari memasuki rumah sakit besar itu.

  “Kim Junsu! Pihak informasi menghubungiku barusan!” Seru Junsu melengking.

Perawat yang bertugas di bagian resepsionis itu terkejut.
Ia segera mengangguk dengan cepat dan membawa Junsu menuju ruang operasi.

  “Apakah ada informasi lainnya? Bagaimana bisa ia melakukan percobaan bunuh diri? Ada apa dengannya? Siapa yang membawanya ke rumah sakit?” Rentet Junsu tidak sabar.

  “Dokter masih melakukan operasi di dalam sana, ia hampir tidak selamat ketika sampai, tetangga apertemennya membawanya ke sini setelah ia menemukan pasien tidak sadarkan diri” Seru perawat itu panik.

Junsu mengernyitkan dahinya.

  “Lalu bagaimana bisa kalian menyimpulkan kalau kakakku bunuh diri?!”

Mereka berhenti melangkah.
Tepat di depan ruang operasi.

  “Mulutnya penuh busa dengan kepala yang berdarah, beberapa pil obat penenang ditemukan di sela pakaiannya”

DEG.

Lutut Junsu melemas dalam sekejap.
Ia terduduk di kursi yang berjejer di sepanjang koridor rumah sakit.
Apa yang terjadi pada kakaknya?
Apa yang telah dialaminya selama ini hingga Jaejoong memutuskan untuk bunuh diri?

  “Oh my god” Gumam Junsu seraya mengusap wajahnya yang basah akan keringat.

CKLEK.

Junsu sontak berdiri ketika pintu ruang operasi itu terbuka.
Ia menatap dokter yang baru saja keluar dari sana dengan raut wajah tertegang yang ia punya.

  “Apa yang terjadi?” Tanya Junsu tidak sabar.

  “Anda siapanya pasien?” Balas dokter tersebut kembali bertanya.

Junsu menggeram, ia refleks menarik kasar kerah baju dokter sialan itu.

  “Aku adiknya, dan yang baru saja kau operasi itu kakakku, brengsek!” Desis Junsu berbahaya.

Dokter berkacamata itu segera mengangguk.
Ia mencengkram tangan Junsu dan bernafas lega ketika namja imut bermata dingin itu melepas cengkramannya.

  “Kami berhasil menyedot keluar obat yang dikonsumsinya dan menutup luka di kepalanya dengan beberapa jahitan, ia sempat tidak bernafas selama beberapa detik, tapi ia berhasil melewati masa kritisnya, anda bisa menemuinya sebentar lagi di ruang ICU”

  “Bagaimana dengan DNA-nya? Apakah cocok dengan sampel rambut yang kutinggalkan beberapa tahun yang lalu? Rumah sakit masih menyimpannya kan? Dan kau melakukan tesnya kan?”

  “Oh, jadi anda tuan Kim Junsu?”

Mata sipit Junsu menggelap.
Berusaha menahan emosinya untuk tidak segera mencekik mati dokter sialan ini.

  “Y—ya, DNA-nya cocok, pria itu seratus persen adalah orang yang anda cari, tuan Kim” Sambung dokter berkacamata itu takut.

DEG.

Junsu melebarkan kedua mata sipitnya.
Waktu seolah berhenti untuknya.

  “Ka-kau, bilang apa barusan?”

  “Eh-ya, DNA itu cocok, pasienku adalah Kim Jaejoong yang anda cari selama ini”

  “Kau bilang aku bisa menemuinya di ruang ICU bukan?!”

Junsu seperti mendapat kekuatan baru, senyumnya merekah bahagia.
Membuat dokter dan perawat yang ada di dekatnya sejak tadi terkejut melihatnya.
Oh, tidak ada yang pernah tersenyum semanis Junsu.
Namja imut itu baru saja akan berlari mencari ruang ICU, tapi dokter berkacamata itu sudah lebih dulu menghentikan gerakannya.

  “Apa lagi?!” Pekik Junsu tidak sabar.

Ia bergetar hebat sekarang.

  “Ada satu hal lagi yang harus anda ketahui, tuan Kim” Ucap dokter itu mendesah.

Junsu mengernyitkan dahinya.
Berharap penuh kalau ini bukan hal buruk.
Please. Gumamnya dalam hati.
 
  “Benturan di kepalanya berhasil menghasilkan kerusakan pada bagian otaknya”

DEG DEG DEG.

Jantung Junsu bertalu-talu sekencang mungkin.
Matanya terus menatap dokter tersebut.

  “Kim Jaejoong kehilangan ingatannya, kami masih belum memeriksa lebih lanjut apakah hal ini permanen atau tidak”


-------


Jaejoong terbangun dengan rasa nyeri yang luar biasa pada kepala dan lambungnya.
Pandangannya buram menit awal ia membuka mata, kemudian ia menyadari dirinya terbaring di sebuah ruangan berbau obat yang menyengat.
Ia bisa mendengar suara monitor pendeteksi jantung yang terhubung kepadanya.
Namja cantik itu merasakan tenggorokannya kering dan sakit.

Mata besarnya terasa panas, dan ia terkejut ketika pandangannya beralih dan ia sadar ada seorang pria cantik berambut almond yang berbaring di sampingnya saat ini, sedang memeluk erat dirinya.
Lalu seorang laki-laki berwajah imut yang tertidur lelap di atas kursi.
Kedua lengannya menumpu wajahnya di pinggir ranjang.

Jaejoong menoleh, mendapati sebuah jam dinding yang bergerak pelan di dekat televisi.
Pukul empat pagi.
Sepertinya, mengingat keadaan cukup senyap.

CKLEK.

DEG.

Mata besar Jaejoong melebar kaget ketika pintu terbuka.
Ia memandang seorang lelaki bermata sipit yang terpaku di sana, balas menatapnya.
Tangannya memegang sekaleng kopi.
Detak jantung Jaejoong berdegup kencang karena keterkejutannya, membuat monitor pendeteksi detak jantung itu berbunyi nyaring dengan nada yang terburu-buru.

Kim Heechul tersentak dari tidur pulasnya, ia segera membuka kedua mata besarnya dan tercekat melihat namja cantik itu sudah sadar, dan kini menoleh kepadanya.

  “Jaejoongie!!” Pekik Heechul tidak tertahankan.

Ia refleks memeluk erat putra sulungnya dan memecahkan tangisnya.
Junsu yang masih tertidur mengernyitkan dahinya ketika telinganya menangkap suara berisik.
Ia terbangun dan ikut terkejut mendapati Jaejoong yang kini menatap bingung kepadanya.
Hangeng yang berdiri di pintu kamar rawat segera menutup pintu itu dan memeluk Jaejoong dari sisi yang satunya.

  “Oh, putraku, malaikat tersayangku, akhirnya..” Isak Heechul bahagia.

Junsu segera mengambil segelas air mineral dan meminumkannya kepada Jaejoong.
Lalu ia ikut duduk di pinggir ranjang, tersenyum manis kepada namja cantik itu.
Pipinya basah akan air mata.
Ya Tuhan, berpuluh-puluh tahun, akhirnya ia berhasil menemukan Jaejoong dan membawa kedua orang tuanya untuk menemui putra mereka yang hilang.

  “Ma—maaf, kalian siapa?”

Pelukan itu terlepas ketika Jaejoong bersuara dengan serak.
Heechul menatap suaminya, mereka sudah mengetahui segala hal mengenai kesehatan namja cantik itu.
Pria berperawakan cina itu mengecup lembut dahi Jaejoong.
Sementara Junsu dan Heechul menggenggam erat tangannya yang tidak terinfus.

  “Kami keluargamu, sayang, ini Umma dan Appamu, lalu ini adikmu, Junsu” Bisik Heechul tersenyum dengan wajah sembabnya.

Namja cantik itu mengerjapkan matanya.

  “Mwo?” Dengungnya pelan.

  “Kau hilang ingatan, Hyungie” Ujar Junsu kembali tersenyum.

Ah, sepertinya ia akan lebih sering tersenyum sekarang.

  “Ne, ada kecelakaan kecil, namamu Kim Jaejoong, bayi kecilku” Bisik Heechul.

Jemarinya mengusap wajah pucat Jaejoong yang rupawan.
Oh, ia telah melewatkan banyak hal, salah satunya adalah tidak mengamati pertumbuhan namja cantik ini hari ke hari.
Heechul sulit percaya kalau namja cantik yang ada di hadapannya saat ini adalah namja yang dulunya adalah bocah mungil yang sangat manja, pecinta gajah dengan pipi gembulnya yang lucu.

Lihatlah, sekarang pipi itu tampak tirus, seakan ia memikul beban yang berat.

Mereka semua tertegun menatap Jaejoong yang meneteskan air mata.
Khawatir akan apa yang terlintas di benak namja cantik itu saat ini.
Heechul dan Hangeng segera memeluknya dengan erat.

  “Ada apa, sayang? Beritahu kami” Bisik Hangeng.

Jaejoong menggeleng, tangisnya semakin keras.

  “Aku..Aku tidak tahu…Hiks..Aku tidak tahu” Isaknya lirih.

Junsu menggigit bibir bawahnya, seolah ikut merasa sedih, ia bahkan tidak mengacuhkan air matanya yang kembali mengalir.

  “Menangislah Hyung, tidak apa” Desisnya lembut.

Jaejoong memejamkan kedua matanya erat, membiarkan kedua namja yang mengaku orang tuanya memeluk dirinya dengan sangat erat.
Ia sendiri tidak mengerti, rasanya seolah menemukan sesuatu yang telah lama hilang.
Kerinduan akan kasih sayang yang melimpah.
Membuatnya sedih sampai ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis.


-------


Pria tampan itu menangkupkan kedua tangannya di atas meja.
Menutup mulut dan hidungnya dengan dahi yang mengernyit.
Seminggu, ia tidak lagi melihat namja cantik itu.
Apertemennya kosong, dan masih tak ada kabar apapun tentangnya.
Membuat Yunho bertanya-tanya ke mana perginya namja cantik itu.

Pria tua bernama Cha Mu Won penjaga pemakaman itu juga mengatakan kalau ia sudah lama tidak bertemu dengan Jaejoong.

  “Sajangnim sudah tiba, Direktur Jung”

Yunho mengangkat wajahnya ketika suara sekretaris yang ada di sudut ruangan mengalun di telinganya.
Ia menoleh dan mengangguk.
Merapikan jas armaninya dan beranjak dari ruangan menuju ruang rapat.
Proyek kali ini adalah proyek terbesar yang pernah dijalaninya.
Ia sungguh beruntung perusahaan besar Kim yang selama ini bermukim di London itu menghubunginya untuk menjalin kerja sama yang menguntungkan dengan anak perusahaannya yang ada di Seoul.

CKLEK.

Pintu kaca itu terbuka, dan Yunho mendapati sesosok namja imut bermata dingin yang duduk di sana.
Dengan sebatang rokok yang terselip di sela jarinya.
Dari sini saja Yunho sudah bisa menangkap aura tidak menyenangkan dari namja imut itu.
Fuh, semoga saja semuanya berjalan dengan lancar.

  “Selamat siang, Direktur Kim” Sapa Yunho tersenyum.

Junsu mengangguk.
Tidak berminat untuk membalas sapaan ramah itu.

  “Aku sudah memberikan rincian proyek kepada sekretarismu, dan aku ingin tanda tanganmu sudah tersedia di sana besok pagi” Ujar Junsu seraya menghembuskan asap rokoknya.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Kupikir kita akan membahas segalanya di sini, Direktur Kim” Sahut Yunho bingung.

  “Aku bukan pekerja senggang sepertimu, jadwalku sungguh padat, tuan Jung” Balas Junsu sama sekali tidak melirik wajah tampan itu.

Jemari Yunho mencengkram erat.
Pelipisnya berdenyut ringan.
Sial, ia dipermainkan.
Apa Kim Junsu menyebalkan itu tidak tahu kalau jarak dari kantornya ke gedung ini memakan waktu sampai satu jam eoh?!
Belum lagi ditambah dari waktu ia menunggu direktur sialan itu ada untuk menemuinya!

  “Baiklah, aku mengerti” Ujar Yunho tersenyum.

  “Kalau begitu kau bisa pergi sekarang” Usir Junsu.

Yunho menahan nafasnya.
Ia mengangguk dan segera berbalik beranjak keluar dari ruangan.
Meninggalkan Junsu yang berdesis remeh di sandaran kursinya.
Mengambil satu hisapan penuh pada rokoknya dan menghembuskan asapnya.

  “Heh, jadi itu Jung Yunho”

Ia sudah menyelidiki segala hal mengenai tuan muda Jung itu sehari sebelumnya.
Mencari informasi apapun yang bisa ia temukan dari bibir Lee Taemin.
Dan kenyataan mengejutkan datang menyapanya.
Jaejoongie Hyungnya adalah putra angkat dari paman dan bibi pria tampan itu.
Setelah mereka tewas karena kecelakaan Jaejoong diasuh oleh keluarga Yunho.

Junsu menggertakkan giginya ketika mengingat informasi yang diberikan oleh salah satu pelayan keluarga Yunho yang berhasil ditemukannya, pelayan itu bilang kalau Hyungnya tidak diperlakukan dengan baik di rumah besar itu.
Belum lagi sikap Yunho yang semena-mena dengan Jaejoong di manapun mereka bertemu.

  “Kau akan membayar mahal untuk ini, Jung Yunho” Gertak Junsu penuh amarah.

Ponsel Junsu berdering, ia segera meraih benda tipis tersebut dan meletakkannya di telinga.

  “Ya, Umma?”

  “Junchan, kau tidak lupa kan kalau hari ini kita akan pergi berbelanja bersama?

  “Oh, membeli keperluan Hyung kan? Aku ke sana sekarang”

  “Umma sudah menyiapkan pakaian gantimu, Changmin dan Kyuhyun baru saja sampai di rumah pagi tadi

  “Mereka benar-benar terbang dengan cepat, baiklah Umma”

  “Kemudikan mobilmu dengan aman, jangan mengebut, kita bertemu di depan supermarket

  “Aku tahu, Umma”
.
.
.

Yunho berdengus pelan seraya mendorong troli belanjaan milik Jung Keybum.
Aish, wanita ini, tidak bisakah ia membiarkan Yunho berganti baju terlebih dahulu?
Bagaimana bisa Keybum muncul secara tiba-tiba di kantornya dan memaksanya untuk menemani dirinya berbelanja?
Baiklah, hanya kali ini saja.

  “Yun, kau ingin makan apa untuk nanti malam?” Tanya Keybum seraya memasukkan beberapa roti ke dalam troli.

  “Terserah Umm----”

  “Ah, kita harus membeli beberapa kaus untukmu dan Appa”

  “Tidak perlu U----”

  “Pasta gigi juga sudah habis kan?”

Aish.
Yunho menghela nafas panjang.
Namja tampan itu memutuskan untuk mendorong troli dengan kencang dan berniat meninggalkan Ummanya di bagian makanan.

DUGG!

  “Aww~!”

Namja tampan itu terkejut ketika trolinya tidak sengaja menyenggol pria yang ada di depannya.
Ia terlalu sibuk melarikan diri dari Ummanya.
Yunho baru saja akan bertanya mengenai keadaan namja cantik itu, tapi suaranya tidak keluar ketika mata musangnya mengerjap menatap wajah cantik yang berbalik kepadanya itu.

  “Jaejoong?” Gumamnya tidak percaya.

Namja cantik itu meringis mengusap pinggangnya.
Ia menatap bingung namja tampan yang ada di hadapannya saat ini.

  “Bagaimana kau bisa tahu namaku?” Balas Jaejoong bingung.

Eoh?
Yunho mengerutkan dahinya.
Apa-apaan itu?

  “Hyung, kau baik-baik saja?”

  “Yunho, ada apa?”

Junsu dan Keybum serentak bersuara seraya menghampiri kedua namja itu.
Namja imut itu menatap tajam menyadari namja yang berdiri di hadapannya saat ini adalah Jung Yunho.
Sementara Keybum mendelik kaget mendapati putra angkat mendiang kembarannya ada di hadapannya sekarang.

  “Jae, aku menemukan keripik kentangnya!”

Mereka semua menoleh ke sumber suara.
Yunho dan Keybum menatap sosok namja berwajah kekanakan yang cukup tampan itu secara bersamaan dengan pandangan menilai.
Bertanya-tanya siapa pria bertubuh tinggi ini.
 
  “Ambil saja dua, Chwang, mungkin Appa juga mau” Balas Jaejoong tersenyum.

Mata musang Yunho kembali mengerjap cepat melihat Jaejoong tersenyum dengan mudahnya kepada namja berwajah kekanakan itu.
Hei-hei!
Apa yang sedang terjadi di sini?

Melihat raut wajah Yunho membuat Junsu menyeringai tipis.
Ia segera beralih kepada Yunho dan Keybum yang ada di depannya.

  “Kenalkan, ini Hyungku, Kim Jaejoong” Ujarnya.

Jaejoong yang mendengar hal itu segera kembali memandang Yunho dan Keybum, ia tersenyum manis.

  “Salam kenal” Ucapnya.

Mwo?
Salam kenal?
Yunho dan Keybum saling berpandangan satu sama lain.
Sementara itu Junsu sudah menarik lengan Changmin agar pria tinggi itu berdiri di samping kakaknya.

  “Dan ini Shim Changmin, tunangan Jaejoong” Sambung Junsu lagi.

MWO?
Jaejoong, Yunho, dan Keybum segera menatap kaget namja imut itu.
Tapi Changmin hanya terdiam.
Sedetik kemudian ia ikut tersenyum samar.
Oh, ia tahu permainan apa yang sedang dilakukan Junsu sekarang.

Mata bambinya melirik Kyuhyun yang berdiri tidak jauh darinya.
Pria berkulit pucat itu balas menatap kepadanya.
Sesungging senyuman licik terulas di sana.
Changmin tahu Kyuhyun tidak akan sebodoh itu.

  “Yah, sebenarnya kami sedang mencari tanggal pernikahan yang cocok, kau teman Jaejoong?” Ujar Changmin seraya merangkul bahu namja cantik itu.

Jaejoong hanya diam.
Tidak mengerti dengan situasi yang terjadi.

  “Eh, ya, bisa dibilang begitu” Ucap Yunho terbata.

  “Aku sungguh tidak menyangka kalau ternyata kau sudah memiliki tunangan, Jaejoong, cara licik apa yang kau gunakan hingga kau bisa mendapatkannya eoh?” Cetus Keybum menaikkan alisnya.

Jaejoong baru saja akan membuka mulutnya, namun Changmin sudah lebih dulu bersuara.

  “Tolong jaga ucapanmu, Ahjumma, kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa”

Keybum mendelik.
Ia berbalik begitu saja dan menarik tangan putra tunggalnya.
Membuat namja tampan itu refleks mengikuti langkah Ummanya.
Sebelum benar-benar meninggalkan ketiga pemuda itu ia menyempatkan diri untuk menoleh, menatap bingung wajah cantik Jaejoong yang balas memandangnya.

Apa yang sedang terjadi di sini?
Ia harus mencari tahu.


TBC :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar