PART 5.
Malaikat bernama Karam itu
mengangkat wajahnya angkuh.
Menatap Jaejoong yang
terlihat bingung dan takut.
Jung Jinki berjalan menaiki
tangga di mana Dusty Dust itu duduk.
Tubuhnya begitu tegap, sayap
kulitnya yang berwarna hitam menyeret lantai.
Menimbulkan suara yang
menyayat telinga.
Kedua raja itu saling
berdiskusi.
Jemari Jaejoong mencengkram
erat lengan Yunho.
Ia menundukkan wajahnya.
Tidak berani memandang
Eunjae, Changmin, atau siapa pun yang berada di dalam ruangan besar itu.
“Kau tidak bisa memutuskannya begitu saja! Tartarian juga punya hak atas masalah
ini!”
Mereka yang ada di dalam
ruangan itu terkejut.
Mendongak menatap Karam yang
memerah wajahnya.
Dusty Dust itu tampak
marah.
Sementara Jinki masih
mempertahankan egonya.
Malaikat cantik itu berdiri
dari duduknya.
Ia berjalan hingga ujung
tangga dan bersuara lantang.
“Hukum Tatyrus
tidak terbantahkan kalau Jaejoong harus tinggal bersama mereka karena darah
yang mengalir di tubuhnya. Tapi Tartarian
mengharuskan malaikat berdarah campuran itu menerima akibat dari
perbuatannya. Ia harus dibakar!”
Jaejoong terkejut.
Kyuhyun menggigit bibirnya
cemas.
Sementara Yunho masih diam.
Mata musangnya menyala-nyala
penuh amarah.
“Karam! Kau tidak bisa mencampurkan urusan
pribadi ke dalam persidangan ini! Jaejoong tidak tahu apa-apa!” Keybum
bersuara.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Berbagai pertanyaan berputar
di dalam kepalanya.
Ia bingung.
Apa yang sedang mereka
bicarakan?
Apa yang sebenarnya terjadi?
“Oh, tentu saja ia tahu! Kupikir mengirim
Eunjae untuk menjaganya sudah cukup pantas, kalau Kim Heechul adalah
satu-satunya pewaris tahta Tartarian yang
sah sebelum aku! Dan ia mati karena kakakmu!” Berang Karam emosi.
Jaejoong merasakan kakinya
lemas.
Nafasnya tersendat.
Changmin terlihat kaget.
Mereka menatap Eunjae yang
terdiam di sana.
“Apakah..Apakah itu berarti, Eunjae bukanlah
Hyung kandungku?” Bisik Jaejoong lirih.
Air matanya menggenang.
Ia tidak siap. Sungguh.
“Eunjae adalah putraku, ia adalah Dusty Dust yang suci, jangan samakan
dengan dirimu yang berlumur dosa”
“Umma!”
Eunjae berdiri dari
duduknya.
Suasana mulai kacau.
Beberapa hal yang seharusnya
masih tertutup rapat terkuak begitu saja.
Jaejoong merasakan kepalanya
pusing.
Yunho mencengkram erat
pinggangnya.
Berusaha menahan agar ia
tidak jatuh.
“Karam Kim, kau harus berlaku adil di sini,
Jaejoong bukanlah malaikat murni sepenuhnya. Ia setengah Maleficent dan kau tahu itu. Keponakanku tidak pantas menerima
hukuman darimu” Ujar Jinki tajam.
Karam memicingkan matanya.
“Ia menghabiskan waktunya di Tartarian, Jung Jinki. Jangan lupakan
itu”
“Dan malam ini umurnya akan bertambah. Ia
akan segera dewasa. Hidupnya akan berlangsung di Tatyrus”
“Ia harus dibakar!!”
Sayap besar Karam mengepak
lantang.
Membuat Changmin dan
teman-temannya menyilangkan lengan untuk bertahan.
Kyuhyun segera memeluk
ibunya.
Sementara Jaejoong menarik
baju Yunho.
“Yunho..Kumohon, aku tidak kuat” Bisiknya
menderita.
Yunho menatap dalam mata
bulat Jaejoong yang telah basah.
Ia menoleh, memperhatikan
Appanya yang sudah bertengkar mulut dengan Karam di atas sana.
Kemudian sayap kulitnya
mengepak.
Ia menggendong Jaejoong dan
membawa namja cantik itu pergi dari sana.
Pintu gerbang itu terbuka
lebar.
Dan Yunho lupa kalau
Atlantis berada jauh di dasar laut.
Mereka segera dihantam oleh
gelombang besar dan terseret arus.
Mata musang Yunho menyipit,
jemarinya terlepas dari genggaman Jaejoong.
Ia bisa melihat beberapa
malaikat penjaga terbang ke arahnya dalam pandangannya yang memburam.
Dan itu adalah hal terakhir
yang Yunho ingat sebelum semuanya menjadi gelap.
-------
“Ngh”
Kedua mata besar Jaejoong
mengerjap pelan.
Nafasnya terasa berat.
Hingga beberapa saat
kemudian ia mendapatkan kesadarannya secara penuh dan terkejut melihat Eunjae
dan Changmin yang berdiri di sampingnya.
“Siapa kau?” Tanya Jaejoong menahan marah.
Eunjae masih menatap dalam
mata bulatnya.
Namja bertubuh tinggi itu
tersenyum kecut sebelum menjawab.
“Namaku Kim Eunjae, Dusty Dust mengirimku untuk menjagamu hingga masa dewasamu tiba”
“Aku disiapkan untuk dibunuh, begitu bukan?”
“Ya, kau benar”
“Lima ribu tahun kita hidup bersama, Eunjae
Hyung..Hiks..Tidakkah kau pernah menyayangiku sedikit saja?”
Tangis Jaejoong pecah.
Changmin segera memeluk
sepupu cantiknya itu.
Sementara Eunjae masih
terdiam di posisinya.
Ia menundukkan wajahnya.
“Aku menyayangimu Jae ah..Aku sudah
menganggapmu seperti adikku sendiri”
“Bohong..Hiks..Kau bohong!”
“Apa kau tidak sadar kenapa selama ini aku
memarahimu kalau kau bertanya-tanya mengenai sejarah Tatyrus ataupun Collision? Itu
karena aku takut kau akan menyadari semuanya! Aku takut Tatyrus melihatmu dan mengambilmu dariku!”
“Tapi Dusty
Dust akan membunuhku!”
“Aku tidak akan membiarkan Umma melakukan hal
itu padamu! Kau tahu aku Hyungmu!”
Jaejoong terisak.
Melemahkan dirinya ketika
Eunjae berlutut di hadapannya.
Mengulurkan jemarinya
menghapus air mata namja cantik itu.
Mata bulatnya bergerak
pelan, menatap Changmin yang kini duduk di sampingnya.
“Aku tidak bersalah Hyung! Aku sama sekali
tidak tahu kalau keluargaku memiliki hubungan dengan kerajaan!” Pekik namja
berwajah kekanakan itu cemas.
Jaejoong tidak sanggup
menyahut.
Ia hanya terdiam dengan isak
tangisnya.
“Maafkan aku, Jae ah” Bisik Eunjae lirih.
CKLEK.
Ketiga namja itu menoleh ke
arah pintu.
Menatap Kyuhyun yang
tersenyum miring.
“Eh, maaf, aku mengganggu ya?” Ujarnya lucu.
Jaejoong menggeleng.
Iblis itu segera menghampiri
Jaejoong.
Mengacuhkan Eunjae dan
Changmin yang masih belum terbiasa dengan kehadiran iblis bersayap tanpa bulu
itu.
“Bagaimana keadaanmu Hyung?”
“Aku baik-baik saja Kyu, Yunho otte?”
“Um, ia masih belum sadar. Tapi ia sehat, kau
ingin menemuinya?”
“Ne”
Iblis manis itu tersenyum.
Ia menggenggam tangan
Jaejoong dan membantunya untuk bangun.
Mata sipitnya mengerling
menatap Changmin.
Membuat penyihir muda itu
bersemu malu.
“Jae” Panggil Eunjae pelan.
Jaejoong tidak menoleh.
Namun ia menghentikan
langkahnya.
“Kau harus mencari pasangan Hyung, aku tidak
bisa menemanimu sampai kau tua”
Huh.
Eunjae tersenyum kecil.
Mata sipitnya berkaca-kaca
menatap Jaejoong yang sudah menghilang dari pandangannya.
Aish.
“Aku akan menyusul Jae Hyung! Aku masih belum
puas melihat Tatyrus dari dekat!”
Pekik Changmin kemudian.
Penyihir muda itu sudah
melesat jauh meninggalkan Eunjae.
Membuat namja bertubuh
tinggi itu menghembuskan nafas pendek.
Sungguh.
Ia tidak sanggup jika harus
kehilangan Jaejoong secepat ini.
Rasanya baru kemarin ia
mengajari namja cantik itu mencuci piringnya sendiri.
“Semoga Tatyrus
memenangkan hakmu Jae. Kau harus tetap hidup” Gumamnya lirih.
-------
Changmin dan Kyuhyun saling
melirik canggung di depan pintu tersebut.
Mereka tidak berani
mengganggu Jaejoong yang sedang bersama Yunho di dalam sana.
Sementara Keybum dan Jinki
sedang berunding dengan Dusty Dust di
ruang singgasana.
Uhm, Kyuhyun berdehem pelan.
“Jae Hyung bilang kau penyihir”
“Ne, aku memang penyihir, kau mau melihat
burung berubah menjadi kodok?”
“Kau bisa?”
Changmin mengangguk penuh
keyakinan.
Ia segera berjalan mencari
burung.
Langkah kakinya segera
diikuti oleh iblis manis itu.
“Jadi kau sudah berdamai dengan Eunjae
Hyung?”
Jaejoong mengangguk.
Ia duduk di pinggir ranjang.
Meremas-remas jemari Yunho.
“Tartarian
memang berhati lembut pada dasarnya, kalau aku ada di posisimu, aku pasti
tidak akan pernah mau bicara lagi dengan Hyungmu itu” Ujar Yunho.
“Menurutmu Karam juga akan seperti itu?” Tanya
Jaejoong cemas.
“Kalau tidak ia bukan seorang Dusty Dust kan? Bukankah seharusnya kau
yang lebih mengetahui tentang hal itu?”
“Kau benar”
“Hm..Aku tidak tahu kalau ibumu ternyata
seorang Dusty Dust. Bukankah itu
berarti kekasihku ini adalah darah campuran yang sempurna hn?”
“Siapa yang bilang aku kekasihmu?”
“Aku yang bilang, keberatan?”
Jaejoong menggeleng.
Senyum manisnya kembali
terulas.
Ia merebahkan dirinya di
samping Yunho.
Memiringkan tubuhnya memeluk
namja tampan itu.
“Yunho, kau tidak akan keberatan kan kalau
aku ingin tinggal di sini? Kita bisa bertemu setiap hari, aku bisa menembus Collision berkali-kali untukmu”
“Tidak, Kim Jaejoong. Aku telah mengklaimmu,
dan kau tidak boleh berada jauh dariku sedikit pun”
“Yunho”
“Tatyrus
adalah tempat di mana kau seharusnya berada, kau tahu itu”
“Tapi Eunjae dan Changmin----”
Jaejoong terkejut.
Yunho sudah mencengkram erat
lengannya sebelum ia berbicara.
Mata merah itu tampak
berkilat marah.
Membuat Jaejoong merasa
ciut.
“Kalau kau mencintaiku, turuti ucapanku, atau
kau tidak akan pernah melihatku lagi” Desis Yunho tajam.
Jaejoong menelan salivanya
takut.
Ia mengangguk patuh dan mengerjapkan
kedua matanya yang telah basah.
Yunho yang melihat itu
beranjak duduk dari baringnya.
Ia menghela nafas dan
menarik Jaejoong jatuh ke dalam pelukannya.
Melingkupi mereka berdua
dengan sayapnya yang besar.
“Kau iblis..” Lirih Jaejoong menahan
tangisnya.
Yunho tidak menyahut.
Ia meletakkan wajahnya di
atas kepala Jaejoong dan berdesah pendek.
“Yah, dan kau mencintai iblis ini” Bisiknya
pelan.
Pintu kamar itu terbuka.
Yunho mengepakkan pelan
sayapnya dan menutupnya kembali di punggung.
Jaejoong segera melepas
pelukannya.
Ia menoleh, memandang Key
dan Jinki yang memasuki ruangan tersebut.
“Kami memenangkan hak hidupmu, Jaejoong ah”
Ujar Keybum tersenyum.
Jaejoong terdiam.
Menatap dalam mata kucing
Keybum.
“Dusty
Dust tidak akan berani mengusikmu lagi, aku jamin itu. Tapi kurasa kau
harus menemui Karam dan berbicara dengannya sebentar, sebelum kita pergi dari
sini”
“Haruskah?”
“Walau bagaimana pun ia tetap bibimu,
Jaejoong”
Malaikat berdarah campuran itu mengangguk.
Ia menoleh kepada Yunho dan
mendapatkan kecupan kilat di bibirnya.
Namja cantik itu segera
melangkah keluar ruangan.
Mengepakkan sayap besarnya
dan terbang menuju singgasana Atlantis.
Mata besar Jaejoong
mengerjap.
Kakinya menapak di atas
lantai kaca itu.
Sayapnya menutup.
Ia berdiri di belakang
Karam.
Dusty Dust itu tampak
anggun, indah dan kuat di saat yang bersamaan.
Kedua sayap berbulunya
berwarna putih bersih.
Menutupi hampir seluruh
punggungnya.
Sayap yang besar.
“Uhm..A-Ahjuma”
Jaejoong berbisik ragu.
Jemarinya bergetar pelan
mengingat bagaimana reaksi Karam ketika pertama kali mereka bertemu.
Malaikat murni itu tampak
sangat membencinya.
Karam berbalik.
Memandang langsung kedua
mata bulat Jaejoong.
Yang sama persis dengan
milik Heechul hyungnya.
“Ma-Maafkan aku..Aku tahu kehadiranku
salah..Tapi aku benar-benar ingin minta maaf padamu. Maaf untuk Ummaku yang
sudah mengecewakanmu, dan maaf karena Ummaku sudah melahirkan aku” Ujar
Jaejoong menunduk.
Malaikat cantik itu mendesah
pelan.
Mata indahnya mengerjap
seiring dengan langkah kakinya mendekati Jaejoong.
Ia menjulurkan jemarinya.
Mengusapi rambut almond yang lembut itu.
“Kau memang setengah Maleficent, tapi kebaikan hati Hyungku menurun padamu” Ucapnya.
Jaejoong terdiam.
“Tatyrus
telah memenangkan hak hidupmu yang memang seharusnya kau miliki, Jaejoong
ah. Tapi..Kurasa setelah aku berpikir jernih, Tartarian tidak akan pernah menolakmu kalau kau ingin”
“Aku..Dimaafkan?”
Karam mengindikkan bahunya.
Kemudian ia tersenyum.
Mengundang bibir Jaejoong
untuk ikut melakukan hal yang sama.
“Kau memang malaikat murni, Ahjuma..Kebaikan
hatimu terlalu besar” Bisik Jaejoong lirih.
“Aku seorang Dusty Dust, Jaejoong, apalagi yang kau harapkan?” Ujar malaikat
murni itu.
“Setelah ini, setelah semua ini, bagaimana
dengan garis tak tampak itu? Apa yang akan Dusty
Dust dan Maleficent lakukan?”
“Apa yang kau inginkan?”
“Kenapa Ahjuma bertanya padaku?”
“Darah campuran pun, kau tetap saja
keponakanku. Setengah Dusty Dust ada
padamu”
Namja cantik itu menjilat
bibirnya.
Mata bulatnya bergerak
pelan.
Ia ingin sekali meminta agar
garis itu dihilangkan saja.
Tapi itu terlalu besar untuk
keinginan seorang darah campuran sepertinya.
Karam masih menunggu jawaban
yang akan keluar dari bibir ranum itu.
Ia memperhatikan Jaejoong
yang seperti hilang fokus.
Kemudian mata bulat itu
membesar ketika ia melihat seekor burung melintas di depan matanya.
“Penyihir! Bagaimana kalau Shim Changmin
ditugaskan untuk menjaga garis itu dan membukanya untuk siapa pun yang ingin?”
Cetus Jaejoong tiba-tiba.
Karam mengerutkan dahinya.
Menatap Jaejoong yang
tersenyum lebar.
“Eh..Um..Tidak bisa ya?” Tanya Jaejoong
lirih.
“Kau pikir setelah masalahmu selesai aku akan
menghapus hukum tentang larangan bersatunya Tartarian
dan Tatyrus eoh?” Balas Karam
tinggi.
Jaejoong mengindikkan
bahunya.
Hum, mungkin saja. Pikirnya.
“Kau beruntung darahmu tidak sepenuhnya murni
Tartarian, kalau tidak aku terpaksa
harus membakar habis dirimu”
“Mwo? Ahjuma tega?”
“Hukum tetaplah hukum, aku tidak bisa
melawannya”
Jaejoong membulatkan
matanya.
Namun Dusty Dust cantik itu hanya tersenyum kecil.
Ia mengusap pelan bahu
Jaejoong dan menghembuskan nafas pendek.
-------
Shim Changmin merasakan
nafasnya memberat.
Pelipisnya berkeringat.
Sayapnya seperti akan lepas
dari punggungnya.
Demi Zeus, Tatyrus
tidak seramah yang ia pikirkan.
“Kau seharusnya meminum ramuan itu, Changmin”
Ujar Kyuhyun yang berdiri di sampingnya.
“Dan kau akan menggodaku seharian karena aku
tidak sekuat Jae Hyung” Rutuk Changmin mencebil.
Iblis manis itu tersenyum
miring.
“Jae Hyung bahkan pingsan kali pertama ia di
sini. Tapi sekarang ia sudah terbiasa”
“Itu bagus, ternyata aku lebih unggul
darinya”
Kedua namja berbeda ras itu
kembali memandang lurus ke depan.
Menatap Jaejoong yang tidak
berhenti tersenyum kepada Yunhonya.
Kyuhyun menghela nafasnya.
“Jadi, bagaimana menurutmu?”
“Apanya?”
“Pernikahan mereka”
Changmin mengindikkan
bahunya.
Kepalanya terlalu pusing
saat ini.
Ia tidak sanggup untuk
berdebat dengan Kyuhyun untuk sekarang.
Tapi sepertinya iblis kecil
itu tidak mempedulikan kondisi Changmin.
Bibir tipisnya terus saja
berceloteh.
“Kurasa kalau Jaejoong bukan setengah Maleficent pernikahan ini akan ditentang
habis-habisan oleh Tatyrus”
Yunho dan Jaejoong menoleh.
Menatap Yoochun –sepupu
Yunho- yang tersenyum kepada mereka.
Jaejoong tersenyum kecil.
“Aku tidak peduli” Sahut Yunho acuh.
Hu-uh, Yoochun menyeringai.
“Aku punya sebuah rahasia untukmu, sepupu”
Bisiknya pelan.
Jaejoong mengerjapkan mata
bulatnya tertarik.
Oh, ia selalu suka dengan
rahasia.
Rasa keingintahuannya tidak
pernah padam.
Sementara Yunho mendecih.
“Beberapa waktu lalu, setelah kalian kembali
dari Tartarian, aku mendengar
percakapan antara Key Jumma dan Jinki Jussi” Bisiknya.
Jaejoong menahan nafas.
Tubuhnya menegang.
Apalagi ini?
“Jaejoong memang memiliki darah iblis, tapi
ibunya adalah Dusty Dust, seorang
malaikat murni. Kau mengerti?”
Yunho menggertakkan giginya
marah.
Mencoba memperingati Yoochun
agar tidak lancang berbicara.
Tapi sepertinya terlambat.
Jaejoong sudah lebih dulu
mendengarnya.
Dan kepalanya yang pintar
telah menyimpulkan segalanya.
Mata bulatnya membesar.
“Ini tidak boleh, seharusnya kami tidak boleh
bersatu..” Desis Jaejoong tanpa sadar.
Yunho berdiri dari duduknya.
Menggeram kepada Yoochun
yang mengangkat bahunya.
Iblis itu segera berbalik,
melangkahkan kakinya meninggalkan Jaejoong dan Yunho.
Namja tampan itu menoleh
kepada kekasihnya.
Jaejoong tampak terguncang.
Namja cantik itu berdiri
dari duduknya dan segera mengepakkan sayapnya.
Ia terbang meninggalkan
pesta besar itu.
Mengacuhkan Tatyrus yang mendongak menatapnya.
Kyuhyun baru saja akan bersuara,
namun Hyungnya sudah lebih dulu pergi mengejar Jaejoong.
Mata musang Yunho
menyala-nyala.
Sayapnya mengepak kuat,
membuat awan yang menembus tercerai-berai karenanya.
Fokusnya hanya satu.
Kim Jaejoong.
Yunho hampir saja menabrak
namja cantik itu kalau ia tidak segera berhenti mengepakkan sayapnya ketika
melihat Jaejoong berdiri di depan garis tak tampak itu.
Wajah cantiknya memerah.
Basah akan air mata.
“Jae”
“Jangan sentuh aku!”
Yunho menegang.
Matanya menatap tajam namja
cantik itu.
Jaejoong menangis.
Ia menutup tubuhnya dengan
kedua sayapnya yang besar itu.
Menolak untuk bertemu
Yunhonya.
“Hukum memang sah, dan Karam memaafkanku.
Tapi kau dan aku salah! Kita tidak seharusnya bersatu! Ini dosa besar, Yunho
ah!” Pekik Jaejoong menggema.
“Jadi apa? Kau mau aku membatalkan pernikahan
ini? Melepas klaimmu atas diriku? Kau bisa mati kalau aku melakukannya Jae!”
Balas Yunho emosi.
Yoochun sialan! Makinya
dalam hati.
“Aku memang seharusnya mati..Aku melanggar
sejarah..Karena aku adalah keturunan Tartarian
murni..dan kau seorang iblis” Isak Jaejoong melemah.
Yunho berdecak kesal.
Ia membuka paksa kedua sayap
Jaejoong yang menutup.
Mengacuhkan rintihan
kesakitan Jaejoong ketika ia melakukannya.
Namja tampan itu mendesah
pendek.
Melihat wajah Jaejoong yang
telah basah.
“Sekarang lihat betapa kacaunya dirimu” Rutuk
Yunho.
Namja cantik itu semakin
menangis.
Yunho segera memeluk erat
kekasihnya dan mengusap lembut pinggangnya.
“Dengarkan aku, Jaejoong. Hal ini akan
menjadi rahasia kita bertiga, oke? Terkecuali Umma dan Appaku, aku tahu mereka
akan menutup mulut. Dan aku akan memaksa Yoochun untuk menjaga hal ini”
“Yunho..”
“Demi Lamia! Kau juga iblis sama sepertiku!
Dan kau tahu apa yang dilakukan oleh ras iblis? Mereka melanggar hukum! Mereka
menembus dosa! Camkan itu di kepalamu!”
Jaejoong meringis.
Ucapan Yunho menembus
hatinya.
Menyayat bagian tersuci dari
dirinya itu.
Namja cantik itu mengulurkan
jemarinya.
Mengusap pipi Yunho yang
telah basah.
Zeus, ia telah membuat Maleficent ter-agung ini bersedih
karenanya.
“Maafkan aku Yunho..” Bisik Jaejoong lirih.
Nyaris tidak terdengar.
Yunho mendesah panjang.
Ia mengecup penuh sayang
puncak kepala namja cantik itu.
Mata musangnya mengerjap.
“Kau milikku, tidak ada yang bisa mengambilmu
dariku. Larangan bersatunya kita sekalipun” Desisnya.
“Maaf..”
“Bersumpahlah padaku, Jaejoong, kalau mulai
detik ini, kau adalah milikku satu-satunya. Berlumur dosa sekalipun”
Jaejoong menelan salivanya.
Mencengkram erat punggung kekasihnya.
Ia memejamkan kedua mata
bulatnya ketika Yunho menunduk, mencuri satu ciuman di bibir ranumnya.
“Aku bersumpah, Yunho ah” Bisiknya.
Kau milikku dan aku milikmu.
Berlumur dosa sekalipun.
Kita akan terus menyatu, sampai maut memisahkan.
END.
Yeeeeey akhirnya update jugaaaa!!! >.< makasih author nim! ^.^)/ Endingnya kurang greget, tapi Udah bagus!!! :D fighting authornim
BalasHapus