This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Kamis, 21 Agustus 2014

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/COLLISION/PART 5 *END*

PART 5.

Malaikat bernama Karam itu mengangkat wajahnya angkuh.
Menatap Jaejoong yang terlihat bingung dan takut.
Jung Jinki berjalan menaiki tangga di mana Dusty Dust itu duduk.
Tubuhnya begitu tegap, sayap kulitnya yang berwarna hitam menyeret lantai.
Menimbulkan suara yang menyayat telinga.

Kedua raja itu saling berdiskusi.
Jemari Jaejoong mencengkram erat lengan Yunho.
Ia menundukkan wajahnya.
Tidak berani memandang Eunjae, Changmin, atau siapa pun yang berada di dalam ruangan besar itu.

  “Kau tidak bisa memutuskannya begitu saja! Tartarian juga punya hak atas masalah ini!”

Mereka yang ada di dalam ruangan itu terkejut.
Mendongak menatap Karam yang memerah wajahnya.
Dusty Dust itu tampak marah.
Sementara Jinki masih mempertahankan egonya.


Malaikat cantik itu berdiri dari duduknya.
Ia berjalan hingga ujung tangga dan bersuara lantang.

  “Hukum Tatyrus tidak terbantahkan kalau Jaejoong harus tinggal bersama mereka karena darah yang mengalir di tubuhnya. Tapi Tartarian mengharuskan malaikat berdarah campuran itu menerima akibat dari perbuatannya. Ia harus dibakar!”

Jaejoong terkejut.
Kyuhyun menggigit bibirnya cemas.
Sementara Yunho masih diam.
Mata musangnya menyala-nyala penuh amarah.

  “Karam! Kau tidak bisa mencampurkan urusan pribadi ke dalam persidangan ini! Jaejoong tidak tahu apa-apa!” Keybum bersuara.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Berbagai pertanyaan berputar di dalam kepalanya.
Ia bingung.
Apa yang sedang mereka bicarakan?
Apa yang sebenarnya terjadi?

  “Oh, tentu saja ia tahu! Kupikir mengirim Eunjae untuk menjaganya sudah cukup pantas, kalau Kim Heechul adalah satu-satunya pewaris tahta Tartarian yang sah sebelum aku! Dan ia mati karena kakakmu!” Berang Karam emosi.

Jaejoong merasakan kakinya lemas.
Nafasnya tersendat.
Changmin terlihat kaget.
Mereka menatap Eunjae yang terdiam di sana.

  “Apakah..Apakah itu berarti, Eunjae bukanlah Hyung kandungku?” Bisik Jaejoong lirih.

Air matanya menggenang.
Ia tidak siap. Sungguh.

  “Eunjae adalah putraku, ia adalah Dusty Dust yang suci, jangan samakan dengan dirimu yang berlumur dosa”

  “Umma!”

Eunjae berdiri dari duduknya.
Suasana mulai kacau.
Beberapa hal yang seharusnya masih tertutup rapat terkuak begitu saja.

Jaejoong merasakan kepalanya pusing.
Yunho mencengkram erat pinggangnya.
Berusaha menahan agar ia tidak jatuh.

  “Karam Kim, kau harus berlaku adil di sini, Jaejoong bukanlah malaikat murni sepenuhnya. Ia setengah Maleficent dan kau tahu itu. Keponakanku tidak pantas menerima hukuman darimu” Ujar Jinki tajam.

Karam memicingkan matanya.

  “Ia menghabiskan waktunya di Tartarian, Jung Jinki. Jangan lupakan itu”

  “Dan malam ini umurnya akan bertambah. Ia akan segera dewasa. Hidupnya akan berlangsung di Tatyrus

  “Ia harus dibakar!!”

Sayap besar Karam mengepak lantang.
Membuat Changmin dan teman-temannya menyilangkan lengan untuk bertahan.
Kyuhyun segera memeluk ibunya.
Sementara Jaejoong menarik baju Yunho.

  “Yunho..Kumohon, aku tidak kuat” Bisiknya menderita.

Yunho menatap dalam mata bulat Jaejoong yang telah basah.
Ia menoleh, memperhatikan Appanya yang sudah bertengkar mulut dengan Karam di atas sana.
Kemudian sayap kulitnya mengepak.
Ia menggendong Jaejoong dan membawa namja cantik itu pergi dari sana.

Pintu gerbang itu terbuka lebar.
Dan Yunho lupa kalau Atlantis berada jauh di dasar laut.
Mereka segera dihantam oleh gelombang besar dan terseret arus.
Mata musang Yunho menyipit, jemarinya terlepas dari genggaman Jaejoong.
Ia bisa melihat beberapa malaikat penjaga terbang ke arahnya dalam pandangannya yang memburam.

Dan itu adalah hal terakhir yang Yunho ingat sebelum semuanya menjadi gelap.


-------


  “Ngh”

Kedua mata besar Jaejoong mengerjap pelan.
Nafasnya terasa berat.
Hingga beberapa saat kemudian ia mendapatkan kesadarannya secara penuh dan terkejut melihat Eunjae dan Changmin yang berdiri di sampingnya.

  “Siapa kau?” Tanya Jaejoong menahan marah.

Eunjae masih menatap dalam mata bulatnya.
Namja bertubuh tinggi itu tersenyum kecut sebelum menjawab.

  “Namaku Kim Eunjae, Dusty Dust mengirimku untuk menjagamu hingga masa dewasamu tiba”

  “Aku disiapkan untuk dibunuh, begitu bukan?”

  “Ya, kau benar”

  “Lima ribu tahun kita hidup bersama, Eunjae Hyung..Hiks..Tidakkah kau pernah menyayangiku sedikit saja?”

Tangis Jaejoong pecah.
Changmin segera memeluk sepupu cantiknya itu.
Sementara Eunjae masih terdiam di posisinya.
Ia menundukkan wajahnya.

  “Aku menyayangimu Jae ah..Aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri”

  “Bohong..Hiks..Kau bohong!”

  “Apa kau tidak sadar kenapa selama ini aku memarahimu kalau kau bertanya-tanya mengenai sejarah Tatyrus ataupun Collision? Itu karena aku takut kau akan menyadari semuanya! Aku takut Tatyrus melihatmu dan mengambilmu dariku!”

  “Tapi Dusty Dust akan membunuhku!”

  “Aku tidak akan membiarkan Umma melakukan hal itu padamu! Kau tahu aku Hyungmu!”

Jaejoong terisak.
Melemahkan dirinya ketika Eunjae berlutut di hadapannya.
Mengulurkan jemarinya menghapus air mata namja cantik itu.
Mata bulatnya bergerak pelan, menatap Changmin yang kini duduk di sampingnya.

  “Aku tidak bersalah Hyung! Aku sama sekali tidak tahu kalau keluargaku memiliki hubungan dengan kerajaan!” Pekik namja berwajah kekanakan itu cemas.

Jaejoong tidak sanggup menyahut.
Ia hanya terdiam dengan isak tangisnya.

  “Maafkan aku, Jae ah” Bisik Eunjae lirih.

CKLEK.

Ketiga namja itu menoleh ke arah pintu.
Menatap Kyuhyun yang tersenyum miring.

  “Eh, maaf, aku mengganggu ya?” Ujarnya lucu.

Jaejoong menggeleng.
Iblis itu segera menghampiri Jaejoong.
Mengacuhkan Eunjae dan Changmin yang masih belum terbiasa dengan kehadiran iblis bersayap tanpa bulu itu.

  “Bagaimana keadaanmu Hyung?”
 
  “Aku baik-baik saja Kyu, Yunho otte?”

  “Um, ia masih belum sadar. Tapi ia sehat, kau ingin menemuinya?”

  “Ne”

Iblis manis itu tersenyum.
Ia menggenggam tangan Jaejoong dan membantunya untuk bangun.
Mata sipitnya mengerling menatap Changmin.
Membuat penyihir muda itu bersemu malu.

  “Jae” Panggil Eunjae pelan.

Jaejoong tidak menoleh.
Namun ia menghentikan langkahnya.

  “Kau harus mencari pasangan Hyung, aku tidak bisa menemanimu sampai kau tua”

Huh.
Eunjae tersenyum kecil.
Mata sipitnya berkaca-kaca menatap Jaejoong yang sudah menghilang dari pandangannya.
Aish.

  “Aku akan menyusul Jae Hyung! Aku masih belum puas melihat Tatyrus dari dekat!” Pekik Changmin kemudian.

Penyihir muda itu sudah melesat jauh meninggalkan Eunjae.
Membuat namja bertubuh tinggi itu menghembuskan nafas pendek.

Sungguh.

Ia tidak sanggup jika harus kehilangan Jaejoong secepat ini.
Rasanya baru kemarin ia mengajari namja cantik itu mencuci piringnya sendiri.

  “Semoga Tatyrus memenangkan hakmu Jae. Kau harus tetap hidup” Gumamnya lirih.


-------


Changmin dan Kyuhyun saling melirik canggung di depan pintu tersebut.
Mereka tidak berani mengganggu Jaejoong yang sedang bersama Yunho di dalam sana.
Sementara Keybum dan Jinki sedang berunding dengan Dusty Dust di ruang singgasana.
Uhm, Kyuhyun berdehem pelan.

  “Jae Hyung bilang kau penyihir”

  “Ne, aku memang penyihir, kau mau melihat burung berubah menjadi kodok?”

  “Kau bisa?”

Changmin mengangguk penuh keyakinan.
Ia segera berjalan mencari burung.
Langkah kakinya segera diikuti oleh iblis manis itu.

  “Jadi kau sudah berdamai dengan Eunjae Hyung?”

Jaejoong mengangguk.
Ia duduk di pinggir ranjang.
Meremas-remas jemari Yunho.

  “Tartarian memang berhati lembut pada dasarnya, kalau aku ada di posisimu, aku pasti tidak akan pernah mau bicara lagi dengan Hyungmu itu” Ujar Yunho.

  “Menurutmu Karam juga akan seperti itu?” Tanya Jaejoong cemas.

  “Kalau tidak ia bukan seorang Dusty Dust kan? Bukankah seharusnya kau yang lebih mengetahui tentang hal itu?”

  “Kau benar”

  “Hm..Aku tidak tahu kalau ibumu ternyata seorang Dusty Dust. Bukankah itu berarti kekasihku ini adalah darah campuran yang sempurna hn?”

  “Siapa yang bilang aku kekasihmu?”

  “Aku yang bilang, keberatan?”

Jaejoong menggeleng.
Senyum manisnya kembali terulas.
Ia merebahkan dirinya di samping Yunho.
Memiringkan tubuhnya memeluk namja tampan itu.

  “Yunho, kau tidak akan keberatan kan kalau aku ingin tinggal di sini? Kita bisa bertemu setiap hari, aku bisa menembus Collision berkali-kali untukmu”

  “Tidak, Kim Jaejoong. Aku telah mengklaimmu, dan kau tidak boleh berada jauh dariku sedikit pun”

  “Yunho”

  “Tatyrus adalah tempat di mana kau seharusnya berada, kau tahu itu”

  “Tapi Eunjae dan Changmin----”

Jaejoong terkejut.
Yunho sudah mencengkram erat lengannya sebelum ia berbicara.
Mata merah itu tampak berkilat marah.
Membuat Jaejoong merasa ciut.

  “Kalau kau mencintaiku, turuti ucapanku, atau kau tidak akan pernah melihatku lagi” Desis Yunho tajam.

Jaejoong menelan salivanya takut.
Ia mengangguk patuh dan mengerjapkan kedua matanya yang telah basah.
Yunho yang melihat itu beranjak duduk dari baringnya.
Ia menghela nafas dan menarik Jaejoong jatuh ke dalam pelukannya.
Melingkupi mereka berdua dengan sayapnya yang besar.

  “Kau iblis..” Lirih Jaejoong menahan tangisnya.

Yunho tidak menyahut.
Ia meletakkan wajahnya di atas kepala Jaejoong dan berdesah pendek.

  “Yah, dan kau mencintai iblis ini” Bisiknya pelan.

Pintu kamar itu terbuka.
Yunho mengepakkan pelan sayapnya dan menutupnya kembali di punggung.
Jaejoong segera melepas pelukannya.
Ia menoleh, memandang Key dan Jinki yang memasuki ruangan tersebut.

  “Kami memenangkan hak hidupmu, Jaejoong ah” Ujar Keybum tersenyum.

Jaejoong terdiam.
Menatap dalam mata kucing Keybum.

  “Dusty Dust tidak akan berani mengusikmu lagi, aku jamin itu. Tapi kurasa kau harus menemui Karam dan berbicara dengannya sebentar, sebelum kita pergi dari sini”

  “Haruskah?”

  “Walau bagaimana pun ia tetap bibimu, Jaejoong”

Malaikat berdarah campuran itu mengangguk.
Ia menoleh kepada Yunho dan mendapatkan kecupan kilat di bibirnya.
Namja cantik itu segera melangkah keluar ruangan.
Mengepakkan sayap besarnya dan terbang menuju singgasana Atlantis.

Mata besar Jaejoong mengerjap.
Kakinya menapak di atas lantai kaca itu.
Sayapnya menutup.
Ia berdiri di belakang Karam.

Dusty Dust itu tampak anggun, indah dan kuat di saat yang bersamaan.
Kedua sayap berbulunya berwarna putih bersih.
Menutupi hampir seluruh punggungnya.
Sayap yang besar.

  “Uhm..A-Ahjuma”

Jaejoong berbisik ragu.
Jemarinya bergetar pelan mengingat bagaimana reaksi Karam ketika pertama kali mereka bertemu.
Malaikat murni itu tampak sangat membencinya.

Karam berbalik.
Memandang langsung kedua mata bulat Jaejoong.
Yang sama persis dengan milik Heechul hyungnya.

  “Ma-Maafkan aku..Aku tahu kehadiranku salah..Tapi aku benar-benar ingin minta maaf padamu. Maaf untuk Ummaku yang sudah mengecewakanmu, dan maaf karena Ummaku sudah melahirkan aku” Ujar Jaejoong menunduk.

Malaikat cantik itu mendesah pelan.
Mata indahnya mengerjap seiring dengan langkah kakinya mendekati Jaejoong.
Ia menjulurkan jemarinya.
Mengusapi rambut almond yang lembut itu.

  “Kau memang setengah Maleficent, tapi kebaikan hati Hyungku menurun padamu” Ucapnya.

Jaejoong terdiam.

  “Tatyrus telah memenangkan hak hidupmu yang memang seharusnya kau miliki, Jaejoong ah. Tapi..Kurasa setelah aku berpikir jernih, Tartarian tidak akan pernah menolakmu kalau kau ingin”

  “Aku..Dimaafkan?”

Karam mengindikkan bahunya.
Kemudian ia tersenyum.
Mengundang bibir Jaejoong untuk ikut melakukan hal yang sama.

  “Kau memang malaikat murni, Ahjuma..Kebaikan hatimu terlalu besar” Bisik Jaejoong lirih.

  “Aku seorang Dusty Dust, Jaejoong, apalagi yang kau harapkan?” Ujar malaikat murni itu.

  “Setelah ini, setelah semua ini, bagaimana dengan garis tak tampak itu? Apa yang akan Dusty Dust dan Maleficent lakukan?”

  “Apa yang kau inginkan?”

  “Kenapa Ahjuma bertanya padaku?”

  “Darah campuran pun, kau tetap saja keponakanku. Setengah Dusty Dust ada padamu”

Namja cantik itu menjilat bibirnya.
Mata bulatnya bergerak pelan.
Ia ingin sekali meminta agar garis itu dihilangkan saja.
Tapi itu terlalu besar untuk keinginan seorang darah campuran sepertinya.

Karam masih menunggu jawaban yang akan keluar dari bibir ranum itu.
Ia memperhatikan Jaejoong yang seperti hilang fokus.
Kemudian mata bulat itu membesar ketika ia melihat seekor burung melintas di depan matanya.

  “Penyihir! Bagaimana kalau Shim Changmin ditugaskan untuk menjaga garis itu dan membukanya untuk siapa pun yang ingin?” Cetus Jaejoong tiba-tiba.

Karam mengerutkan dahinya.
Menatap Jaejoong yang tersenyum lebar.

  “Eh..Um..Tidak bisa ya?” Tanya Jaejoong lirih.

  “Kau pikir setelah masalahmu selesai aku akan menghapus hukum tentang larangan bersatunya Tartarian dan Tatyrus eoh?” Balas Karam tinggi.

Jaejoong mengindikkan bahunya.
Hum, mungkin saja. Pikirnya.

  “Kau beruntung darahmu tidak sepenuhnya murni Tartarian, kalau tidak aku terpaksa harus membakar habis dirimu”

  “Mwo? Ahjuma tega?”

  “Hukum tetaplah hukum, aku tidak bisa melawannya”

Jaejoong membulatkan matanya.
Namun Dusty Dust cantik itu hanya tersenyum kecil.
Ia mengusap pelan bahu Jaejoong dan menghembuskan nafas pendek.


-------


Shim Changmin merasakan nafasnya memberat.
Pelipisnya berkeringat.
Sayapnya seperti akan lepas dari punggungnya.

Demi Zeus, Tatyrus tidak seramah yang ia pikirkan.

  “Kau seharusnya meminum ramuan itu, Changmin” Ujar Kyuhyun yang berdiri di sampingnya.

  “Dan kau akan menggodaku seharian karena aku tidak sekuat Jae Hyung” Rutuk Changmin mencebil.

Iblis manis itu tersenyum miring.

  “Jae Hyung bahkan pingsan kali pertama ia di sini. Tapi sekarang ia sudah terbiasa”

  “Itu bagus, ternyata aku lebih unggul darinya”

Kedua namja berbeda ras itu kembali memandang lurus ke depan.
Menatap Jaejoong yang tidak berhenti tersenyum kepada Yunhonya.
Kyuhyun menghela nafasnya.

  “Jadi, bagaimana menurutmu?”

  “Apanya?”

  “Pernikahan mereka”

Changmin mengindikkan bahunya.
Kepalanya terlalu pusing saat ini.
Ia tidak sanggup untuk berdebat dengan Kyuhyun untuk sekarang.
Tapi sepertinya iblis kecil itu tidak mempedulikan kondisi Changmin.
Bibir tipisnya terus saja berceloteh.

  “Kurasa kalau Jaejoong bukan setengah Maleficent pernikahan ini akan ditentang habis-habisan oleh Tatyrus

Yunho dan Jaejoong menoleh.
Menatap Yoochun –sepupu Yunho- yang tersenyum kepada mereka.
Jaejoong tersenyum kecil.

  “Aku tidak peduli” Sahut Yunho acuh.

Hu-uh, Yoochun menyeringai.

  “Aku punya sebuah rahasia untukmu, sepupu” Bisiknya pelan.

Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya tertarik.
Oh, ia selalu suka dengan rahasia.
Rasa keingintahuannya tidak pernah padam.
Sementara Yunho mendecih.

  “Beberapa waktu lalu, setelah kalian kembali dari Tartarian, aku mendengar percakapan antara Key Jumma dan Jinki Jussi” Bisiknya.

Jaejoong menahan nafas.
Tubuhnya menegang.

Apalagi ini?

  “Jaejoong memang memiliki darah iblis, tapi ibunya adalah Dusty Dust, seorang malaikat murni. Kau mengerti?”

Yunho menggertakkan giginya marah.
Mencoba memperingati Yoochun agar tidak lancang berbicara.
Tapi sepertinya terlambat.
Jaejoong sudah lebih dulu mendengarnya.
Dan kepalanya yang pintar telah menyimpulkan segalanya.

Mata bulatnya membesar.

  “Ini tidak boleh, seharusnya kami tidak boleh bersatu..” Desis Jaejoong tanpa sadar.

Yunho berdiri dari duduknya.
Menggeram kepada Yoochun yang mengangkat bahunya.
Iblis itu segera berbalik, melangkahkan kakinya meninggalkan Jaejoong dan Yunho.

Namja tampan itu menoleh kepada kekasihnya.

Jaejoong tampak terguncang.
Namja cantik itu berdiri dari duduknya dan segera mengepakkan sayapnya.
Ia terbang meninggalkan pesta besar itu.
Mengacuhkan Tatyrus yang mendongak menatapnya.

Kyuhyun baru saja akan bersuara, namun Hyungnya sudah lebih dulu pergi mengejar Jaejoong.

Mata musang Yunho menyala-nyala.
Sayapnya mengepak kuat, membuat awan yang menembus tercerai-berai karenanya.
Fokusnya hanya satu.
Kim Jaejoong.

Yunho hampir saja menabrak namja cantik itu kalau ia tidak segera berhenti mengepakkan sayapnya ketika melihat Jaejoong berdiri di depan garis tak tampak itu.
Wajah cantiknya memerah.
Basah akan air mata.

  “Jae”

  “Jangan sentuh aku!”

Yunho menegang.
Matanya menatap tajam namja cantik itu.
Jaejoong menangis.
Ia menutup tubuhnya dengan kedua sayapnya yang besar itu.
Menolak untuk bertemu Yunhonya.

  “Hukum memang sah, dan Karam memaafkanku. Tapi kau dan aku salah! Kita tidak seharusnya bersatu! Ini dosa besar, Yunho ah!” Pekik Jaejoong menggema.

  “Jadi apa? Kau mau aku membatalkan pernikahan ini? Melepas klaimmu atas diriku? Kau bisa mati kalau aku melakukannya Jae!” Balas Yunho emosi.

Yoochun sialan! Makinya dalam hati.

  “Aku memang seharusnya mati..Aku melanggar sejarah..Karena aku adalah keturunan Tartarian murni..dan kau seorang iblis” Isak Jaejoong melemah.

Yunho berdecak kesal.
Ia membuka paksa kedua sayap Jaejoong yang menutup.
Mengacuhkan rintihan kesakitan Jaejoong ketika ia melakukannya.
Namja tampan itu mendesah pendek.
Melihat wajah Jaejoong yang telah basah.

  “Sekarang lihat betapa kacaunya dirimu” Rutuk Yunho.

Namja cantik itu semakin menangis.
Yunho segera memeluk erat kekasihnya dan mengusap lembut pinggangnya.

  “Dengarkan aku, Jaejoong. Hal ini akan menjadi rahasia kita bertiga, oke? Terkecuali Umma dan Appaku, aku tahu mereka akan menutup mulut. Dan aku akan memaksa Yoochun untuk menjaga hal ini”

  “Yunho..”

  “Demi Lamia! Kau juga iblis sama sepertiku! Dan kau tahu apa yang dilakukan oleh ras iblis? Mereka melanggar hukum! Mereka menembus dosa! Camkan itu di kepalamu!”

Jaejoong meringis.
Ucapan Yunho menembus hatinya.
Menyayat bagian tersuci dari dirinya itu.

Namja cantik itu mengulurkan jemarinya.

Mengusap pipi Yunho yang telah basah.
Zeus, ia telah membuat Maleficent ter-agung ini bersedih karenanya.

  “Maafkan aku Yunho..” Bisik Jaejoong lirih. Nyaris tidak terdengar.

Yunho mendesah panjang.
Ia mengecup penuh sayang puncak kepala namja cantik itu.
Mata musangnya mengerjap.

  “Kau milikku, tidak ada yang bisa mengambilmu dariku. Larangan bersatunya kita sekalipun” Desisnya.

  “Maaf..”

  “Bersumpahlah padaku, Jaejoong, kalau mulai detik ini, kau adalah milikku satu-satunya. Berlumur dosa sekalipun”

Jaejoong menelan salivanya.
Mencengkram erat punggung kekasihnya.
Ia memejamkan kedua mata bulatnya ketika Yunho menunduk, mencuri satu ciuman di bibir ranumnya.

  “Aku bersumpah, Yunho ah” Bisiknya.

Kau milikku dan aku milikmu.
Berlumur dosa sekalipun.

Kita akan terus menyatu, sampai maut memisahkan.


END.

1 komentar:

  1. Yeeeeey akhirnya update jugaaaa!!! >.< makasih author nim! ^.^)/ Endingnya kurang greget, tapi Udah bagus!!! :D fighting authornim

    BalasHapus