Tittle: LEAVE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-angst-keliling sawah bareng yoochun
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Aku hidup
untuk ditinggalkan!”
.
.
.
“KIM JAEJOONG!
KELUAR KAU DARI KELAS INI!”
Seluruh siswa siswi tampak menunduk dalam.
Mencoba menghindar dari amarah Minho songsaenim.
Namja bermata kodok itu mengeraskan rahangnya.
Wajahnya tampak memerah padam.
Giginya menggertak ringan.
Menatap tajam sosok cantik yg terlihat acuh di
kursinya.
Namja cantik berambut hitam seleher itu mengambil tas
sekolahnya dengan kasar dan beranjak keluar kelas tanpa memperlihatkan etika
sedikit pun.
Ah, hari ini Jaejoong mengacau lagi di kelasnya.
TAP TAP TAP.
Namja cantik itu terus melangkahkan kakinya menelusuri
lorong sekolah yg terlihat sepi.
Of course.
Ini masih jam pelajaran kau tahu itu?
Jaejoong menghela nafas dan menundukkan wajahnya.
Mata beningnya bergerak pelan.
Pandangannya hampa.
Ia menarik senyum kecutnya.
“Untuk apa aku
hidup?” Lirihnya nyaris tak terdengar.
Pewaris tunggal keluarga Kim itu memasuki mobil
Lambhorgini abu2nya dan mengemudi menuju bukit Seongnam.
Tanah milik keluarganya.
Ia berlutut di sana.
Hening.
Bibir cherrynya terkatup rapat.
Jaejoong mendesah miris melirik 4 batu nisan yg
tertanam di sana.
Halmoninya, Umma, Appa, dan Eunjung Hyungnya.
Mereka semua meninggal karena kecelakaan beruntun yg
terjadi 11 tahun yg lalu.
Ah, terlalu perih.
Jaejoong tidak ingin mengingatnya.
Namja cantik itu berjalan ke sisi makam.
Ia duduk di tanah kosong yg memisahkan dua makam
paling kiri.
Di antara Umma dan Appanya.
“Umma, kalau
aku mati nanti, aku akan berbaring di sini, di antara kalian, gwenchana?”
Bisiknya seraya mengusap nisan sang Umma.
Jaejoong mendesah.
Ia membaringkan tubuhnya di tanah kosong itu dan
memangku kedua tangannya di balik kepala.
Menatap awan pagi yg bergerak lembut.
Namja cantik itu sendiri.
Ia tidak punya siapa pun lagi, kecuali Nana Kim, maid
yg berteman dengannya sejak kecil.
Well, semua yg pernah dekat dengan namja cantik itu
pasti akan pergi meninggalkannya.
Maka dari itu ia memutuskan untuk bertingkah nakal di
mana pun, agar tidak ada yg mati karena dirinya.
“Hahhhh”
Jaejoong memejamkan matanya.
-------
“Aku pulang”
Jaejoong melepaskan sepatunya di teras dalam.
Mata beningnya melirik para maid dan butler yg
berlesiweran di sekeliling rumahnya.
“Tuan Muda!”
Namja cantik itu terkejut.
Menatap Nana yg berlari ke arahnya.
Yeoja blonde itu mengernyitkan dahinya.
“Apa yg
terjadi dengan wajahmu?! Kau berkelahi lagi eoh?!” Jerit maid berseragam itu
kesal.
Jaejoong hanya tertawa kecil.
Tawa yg tidak pernah ditunjukkannya kepada siapa pun
kecuali kepada yeoja blonde ini.
“Bukan aku,
berandalan itu yg memulainya duluan”
“Pokoknya kau
harus berhenti! Aku tidak peduli! Kau bisa mati!”
“Aku justru
berharap seperti itu”
DEG.
Yeoja blonde itu terdiam.
Oh mom, ia telah salah bicara.
Mendadak suasana menjadi suram.
Nana menelan salivanya.
“Po..Pokoknya
kau tidak boleh melawan lagi! Tidak boleh berkelahi lagi! Arasseo?!”
“Ne Umma,
arasseo”
“AISH!”
Jaejoong terkekeh geli.
Ia menepuk kepala maid berseragam itu dan melangkah
masuk menuju kamarnya.
Ah, Nana Kim.
Teman sepermainannya sejak kecil yg tidak pernah jauh
darinya.
Jaejoong sadar, tidak hanya ia yg pernah terpuruk
ketika mendapat kabar tentang kecelakaan beruntun yg menimpa mobil pribadi
keluarganya waktu itu.
Tapi Nana juga.
Ia dan Eunjung Hyung adalah sepasang kekasih yg saling
menjaga.
Well, tapi setidaknya yeoja itu tidak menyebabkan
orang2 dekatnya meninggal lebih cepat seperti dirinya ani?
-------
Sosok tampan bernama Jung Yunho itu terlihat sedang
berjalan santai sepulang dari game center favoritnya.
Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan
membiarkan tas selempangnya tergantung begitu saja di pundaknya.
Seragam putihnya tampak berantakan.
“Eoh?”
Namja tampan itu mengernyitkan dahinya ketika mata
musangnya menangkap sosok cantik yg selama ini dikenal sebagai pembangkang dan
siswa tidak dianggap di sekolahnya melangkah masuk ke dalam toko kue.
Ah, Yunho merasa tertarik.
Ia berjalan mendekati bangunan elegan itu dan
mengintip melalui jendela toko.
Jaejoong berdiri membelakangi dirinya.
Great, pikir Yunho.
Ia segera masuk ke dalam toko dan berpura2 sedang
memilih2 cake yg ada di pajangan.
Sementara mata dan telinganya fokus kepada namja
cantik itu.
“Ah, bisakah
aku mendapatkan lilin berwarna merah? Hyungku suka warna itu” Ujar Jaejoong
kepada sang pegawai toko.
Hyung?
Yunho mengernyitkan dahinya.
Setahunya Jaejoong tidak memiliki Hyung.
Oh yeah, semua orang juga tahu tentang hal itu ani?
Jaejoong sebatang kara sejak kecil.
Dan lagi, silsilah keluarganya ditutup dari publik
setelah kecelakaan mobil beruntun itu.
“Gomawo”
DEG.
Yunho menundukkan wajahnya.
Namja cantik itu melewati Yunho tanpa rasa curiga
sedikit pun.
Ia berjalan keluar dari toko dan berlari kecil menuju
tempat favoritnya.
Tanpa menyadari sosok tampan yg ikut berlari
mengejarnya dari belakang.
TAP!
Yunho mengernyitkan dahinya.
Bukankah ini bukit yg tidak pernah di datangi siapa
pun?
Kenapa Jaejoong malah kesini dengan kue itu?
“HYUNG!
Mianhae, aku terlambat!”
DEG DEG DEG.
Demi Tuhan.
Mata musang itu membulat sempurna.
Menatap 4 batu nisan yg berjejer di tengah bukit.
Yunho segera berlari ke arah pohon apel yg ada di
dekat situ.
Ia memutuskan untuk bersembunyi dan hanya mengawasi
Jaejoong dari sana.
Ah, ia sendiri tidak mengerti kenapa ia harus repot2
mengintai namja berandalan itu seperti ini.
TREK.
Jaejoong meletakkan kue itu di atas rumput.
Sementara ia duduk di samping makam yg berada di
urutan kanan.
Namja cantik itu menghidupkan lilinnya dengan korek yg
ada di sakunya.
Ia tersenyum kecut dan mulai bernyanyi.
Awal2 suaranya tampak bersemangat.
Namun setelah sepuluh menit ia bernyanyi suaranya
berubah menjadi serak.
Mata beningnya yg telah meneteskan air mata itu
mengerjap pelan.
Jaejoong menekuk kedua lututnya dan memeluknya dengan
tangan.
Ia masih bernyanyi tidak peduli suaranya serak dan
tenggorokannya terasa sakit.
Wajahnya memerah karena emosinya yg terpendam.
Jaejoong meringis.
Menatap lilin yg meleleh di atas kue cokelat itu.
Setengah jam kemudian, lilin itu habis.
Tenggelam meluber melapisi cokelat lezat itu.
Jaejoong berhenti menyanyi.
Ia terus terisak dan menyeka air matanya yg tidak
berhenti mengalir.
“Hyung..Hiks..Kenapa kau tidak meniup lilinnya? Kau tidak suka dengan
warnanya? Hiks..Sejak kapan warna kesukaanmu berubah eoh!” Jerit Jaejoong
tersengguk.
Bibir cherrynya bergetar pelan.
“Hyung jawab
aku! Mana permintaanmu? Aku tidak mau lagi mengucapkan permintaanmu, aku capek!
Kali ini kau harus mengucapkannya sendiri, arasseo?!”
Hening.
Tidak terdengar suara sahutan apa pun.
Hanya semilir angin sore yg berhembus menggoyangkan
rerumputan itu dengan pelan.
Jaejoong memeluk batu nisan milik Hyungnya.
Ia terus menangis cukup lama.
Sampai kemudian ia meletakkan kue itu di samping makam
Eunjae dan beranjak pergi dari sana seraya mengusap wajahnya.
Mengacuhkan sosok tampan yg terhenyak di tempatnya
itu.
-------
“Saengil
chukkae hamnida” Ujar Jaejoong tersenyum kecil.
Ia menatap mata sipit Nana yg berkilat tidak percaya.
Oh well.
Hari ulang tahun maid berseragam ini sama dengan
tanggal ulang tahun Hyungnya.
Tentu saja, mana mungkin ia bisa lupa.
Mereka benar2 pasangan yg ditakdirkan sedemikian rupa
ani?
“Aigoo~
Gomawoyo!” Ujar Nana tertawa.
Ia merapatkan duduknya di kursi meja makan yg luas
itu.
Sementara para maid dan butler lain tampak masih
mengerjakan aktifitas masing2.
“Semoga uri
Joongie mendapatkan kebahagiaannya dengan mudah, amin” Ujar Nana seraya meniup
lilin ulang tahunnya.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia menepuk kepala yeoja blonde itu.
“Kenapa malah
berdoa untukku? Bukankah lebih bagus kau berdoa untuk Hyungku eoh?”
“Doaku
untuknya tidak akan pernah didengar Tuhan, Joongie ya, setiap hari aku berdoa
agar ia kembali ke sisiku, tapi nyatanya tidak..”
Hmp.
Namja cantik itu menarik senyum kecutnya.
Ia bisa melihat dengan jelas kesedihan yg mendalam
itu.
“Maafkan aku”
Ujar Jaejoong lirih.
“Kenapa kau
harus minta maaf?” Tanya Nana bingung.
“Karena
aku..Kekasihmu meninggal..Karena aku, mereka semua mati..Maaf..Hiks..”
“Berapa kali
harus kukatakan padamu Tuan muda? Ini semua bukan salahmu! Mereka pergi karena
Tuhan memang memanggil mereka!”
“Seandainya
saja waktu itu aku tidak memaksa mereka semua untuk menjemputku dari
sekolah..Hiks..Maafkan aku..”
Aigoo.
Yeoja berambut blonde itu mengerjapkan matanya yg
tampak berkaca2.
Ia mengelus bahu Jaejoong dengan pelan.
Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian Nana mencolek krim kuenya dan
mengoleskannya di atas hidung tegas namja cantik itu.
“Ini hari
spesialku dan Eunjae, jadi kau tidak boleh menyalahkan dirimu seperti itu, ne?
Berhentilah menangis!”
Jaejoong mengusap wajahnya.
Ia tersenyum miris menatap tetes bening yg mengalir
dari mata maid berseragam itu.
Namja cantik itu mencondongkan tubuhnya ke depan dan
memeluk Nana dengan erat.
Membuat tangis yg sejak tadi ditahan yeoja itu menjadi
pecah.
“Kau harus
berjanji padaku, kalau kau tidak akan pernah meninggalkan aku sendiri..Aku
hanya punya kau..” Bisik Jaejoong lirih.
Nana mengangguk.
Ia mencengkram punggung Jaejoong dengan erat.
“Aku
janji..Kalau aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri..Aku janji Joongie
ah..” Isaknya lirih.
-------
“Joongie!”
Eoh?
Namja cantik itu berbalik.
Mengernyitkan dahinya menatap Yunho yg memanggilnya
dari jauh.
Namja tampan itu terlihat sedang mengobrol dengan
teman2 basketnya.
Oh well.
Siapa yg tidak mengenal namja tampan ini hum?
Si ketua klub basket tertampan yg sangat ramah pada
siapa pun?
“Ne, waeyo?”
Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.
“Kau ada acara
siang ini?” Balas Yunho balik bertanya.
“Oppsso, wae?”
“Kebetulan aku
punya dua tiket taman bermain, kau mau pergi denganku?”
EOH??
Jaejoong menahan nafasnya.
Kebetulan?
Tidak ada yg kebetulan di dunia ini kau tahu itu kan?
Namja cantik itu tampak ragu.
“Kenapa harus
aku? Kau bisa mengajak yg lain” Ujar Jaejoong seraya meneruskan langkahnya.
Membuat Yunho terpaksa mengejar langkahnya.
“Tapi aku
ingin pergi denganmu, ya?”
“Aku tidak
mau! Nanti kau bisa sial gara2 aku!”
“Aku tidak
peduli, pokoknya aku tunggu kau di depan taman bermain besok sore!”
“M..Mwo?? Ya!
Jung Yunho!”
Aish.
Jaejoong menggerutu kesal.
Mata beningnya menatap punggung Yunho yg sudah berlari
menjauh darinya.
Ckk.
Namja cantik itu memutar bola matanya seraya kembali
berjalan menuju kantin.
Tanpa sadar ia menarik senyum manisnya.
-------
“Jadi, kau
ingin membeli baju baru untuk kencan pertamamu besok?”
Jaejoong mendelik kesal menatap Nana yg berjalan di
sampingnya.
Ia mempoutkan bibirnya menahan malu.
“Siapa
bilang?! Hari ini memang jadwalku berbelanja kok!” Jerit Jaejoong kesal.
Yeoja berambut blonde itu terkekeh geli.
Ia mengenakan pakaian normalnya hari ini.
Oh well.
Bohong kalau Jaejoong tidak antusias.
Buktinya sepulang sekolah tadi ia langsung menarik
tangan Nana untuk menemaninya ke departement store.
Jeongmall.
“Joongie,
otte?”
Namja cantik itu menoleh.
Menatap Nana yg memegang kaus Vneck berwarna biru muda
bergaris putih dengan hoody manis di belakangnya.
Mata bening Jaejoong berkilat senang.
Ia segera menyambar baju itu dan menepuk kepala Nana.
Kemudian ia berlari ke kasir.
Membuat yeoja berambut blonde itu mengerucutkan
bibirnya kesal.
“Kka! Kita
makan es krim!” Ujar Jaejoong tersenyum.
Eh?
“Kau serius?”
Tanya Nana menaikkan alisnya.
Jaejoong tertawa kecil.
“Aku tahu kau
tidak bisa hidup tanpa es krim, Nana Kim, kka! Rasa Vanilla favoritmu!”
Yeoja blonde itu mengangguk.
Ia segera menyusul langkah Jaejoong yg ada di
depannya.
Sementara itu, tampak sesosok namja tampan yg sedang
mengutak atik Ipodnya seraya berjalan.
Bibir tebalnya menggumamkan lagu yg didengarnya
sementara mata musangnya menjelajah memandangi kursi taman yg berjejeran di
sana.
DEG.
Mendadak langkah Yunho terhenti.
Ketika matanya menangkap sosok cantik yg dikenalnya
sedang melahap es krim bersama seorang gadis di salah satu kursi itu.
Mereka terlihat bahagia.
Yunho menelan salivanya.
Ia bingung.
Perasaannya mendadak sakit melihat Jaejoong berbincang
dengan yeoja yg tidak dikenalnya seperti itu.
Oh shit, bahkan ia tidak pernah melihat tawa semanis
itu kau tahu?
Selama ini yg ia kenal hanya topeng dingin yg
dikenakan namja cantik itu.
Yeoja berambut blonde itu pasti sosok yg sangat
istimewa bagi Kim Jaejoong.
Sampai ia membagi tawa manisnya dengan yeoja itu.
Yunho menghela nafasnya.
Ia memutuskan untuk melanjutkan langkahnya.
Mencoba mengacuhkan rasa sakit yg menyeruak dari
dadanya.
“Nana ah”
“Hmm?”
“Kau..Kau
masih mencintai Hyungku?”
“Pertanyaan
macam apa itu eoh? Aku tidak akan pernah bisa berpaling dari Hyungmu!”
“Aku melihatmu
menangis kemarin malam”
DEG.
“Kau salah
lihat, aku sedang kelilipan waktu itu”
“…”
“Es krimnya
lezat sekali ani? Aish, mulai sekarang kalau kau ingin bicara denganku kau
harus mentraktirku es krim ini!”
“Mwo?”
“Kalau tidak
tutup mulutmu! Hehehehe~”
Jaejoong menggigit kasar cone es krimnya.
Ia menatap sebal ke arah yeoja itu.
-------
Jantung Jaejoong berdebar2 saat ini.
Demi apa.
Ia merasa sangat konyol.
Posisinya saat ini persis seperti seorang gadis yg
menunggu teman kencannya!
Aish.
“Yosh!
Joongie, kau menunggu lam---OMO”
“Wae?”
“Kau..Cantik
sekali Joongie ah..”
BLUSH.
Namja cantik itu memalingkan wajahnya.
Menggeram kesal kenapa ia bisa seperti ini hanya
karena pujian menggelikan itu.
Aish!
“Tutup
mulutmu! Aku namja, pabo!” Maki Jaejoong kesal.
Yunho hanya tertawa kecil.
Ia menarik tangan namja cantik itu dan menyeretnya
masuk ke dalam pintu taman.
Membuat Jaejoong sontak menggigit bibir bawahnya.
Ah, namja cantik ini pun menganggap hal ini seperti
mimpinya saja.
Siapa yg tidak ingin digenggam tangannya oleh sang
kapten basket sekolah itu eoh?
“Kau mau main
apa Joongie ah?”
Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera melepas genggaman tangan Yunho di atas
tangannya.
“Apa saja”
Hmp.
Yunho tersenyum kecil.
Ia menoleh dan menatap wahana Roller Coaster itu.
“Kka! Kita
naik yg itu!”
Jaejoong hanya mengangguk patuh.
Ia sedang berusaha menahan perasaannya yg menggebu2
saat ini.
Ah, sudah berapa lama ia tidak merasakan perasaan
seperti ini?
Jaejoong merindukannya.
-------
“Kau lelah?”
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap Yunho yg bertanya padanya.
Ah, tentu saja ia lelah.
Ini sudah malam.
Mereka benar2 habis2an hari ini.
Bahkan tidak satupun wahana di sana terlewatkan oleh
mereka.
Saat ini keduanya sedang menaiki Komedi Putar berbentuk kuda itu.
Yunho duduk di samping kuda Jaejoong.
“Lumayan”
Sahut namja cantik itu tersenyum.
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya balas tersenyum.
Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian putaran wahana itu melambat, membuat
suasana terasa semakin romantis.
Yunho menolehkan wajahnya.
Menatap dalam mata bening yg bergerak pelan itu.
Jaejoong mencengkram erat pegangannya pada besi yg ada
di telinga kuda mainan itu.
Ia menahan nafas saat Yunho mendekatkan wajahnya
perlahan.
Jaejoong memejamkan matanya.
Merasakan lembutnya bibir tebal itu ketika berbenturan
dengan bibir ranumnya.
Namja cantik itu membuka bibirnya balas melumat bibir
Yunho.
Sementara namja tampan itu memiringkan wajahnya.
Mencoba memperdalam ciuman manis mereka.
Lumatan dan hisapan lembut berbaur menjadi satu.
Membuncahkan perasaan yg terpendam dalam diri namja
cantik itu.
Dua menit kemudian Yunho menjauhkan wajahnya.
Mata musangnya menatap tajam wajah merah padam
Jaejoong.
Namja cantik itu tampak kesulitan mengatur nafasnya yg
tersendat.
Yunho tersenyum kecil.
Membuat Jaejoong balas tersenyum.
“Aku..Mau beli
es krim dulu” Ujar Jaejoong lirih.
Namja cantik itu segera turun dari wahana yg semakin
lambat bergerak itu.
Jaejoong berjalan cepat.
Meninggalkan Yunho yg tersenyum di sana.
DEG DEG DEG.
Shit.
Jaejoong tidak bisa menahan senyumnya.
Dadanya berdebar kencang saat ini.
Ia menjilat bibirnya sejenak.
Mencoba mempercayai kalau beberapa detik yg lalu bibir
tebal itu telah meraup bibir ranumnya.
Oh gosh.
Jatuh cintakah ia?
“Gomawo” Ujar
Jaejoong menyerahkan selembar seribu won itu.
Ia meraih es krim cokelatnya dan berbalik menuju
Yunho.
TAP TAP TAP.
Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.
Menatap Yunho yg sedang berdiri di kerumunan para
namja itu.
Eoh?
Bukankah itu anggota klub basket?
“Kau tidak
main2, kapten! Hanya dalam waktu 4 jam kau bisa merebut ciuman si berandalan
itu!”
“Aish! Kau
sialan Yunho ah! Kau membuatku rugi 10 ribu won!”
DEG.
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan tidak percaya.
Jemarinya bergetar pelan.
Tenggorokannya tercekat.
Benarkah?
“OMO! Kim
Jaejoong!” Teriak salah satu dari mereka kaget.
Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia segera berbalik dan membulatkan mata musangnya.
Menatap Jaejoong yg berdiri di hadapannya saat ini.
Datar.
Namja cantik itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
“Berapa yg
kalian pertaruhkan untuk bibirku?” Tanya Jaejoong datar.
“Lima ratus
ribu won” Sahut salah satu dari mereka.
Hmp.
Jaejoong tersenyum kecut.
Perasaannya hancur berkeping2 saat ini.
Ia menoleh sejenak untuk mengambil dompetnya.
Kemudian ia mengambil lima ratus ribu won dari sana
dan menatap tajam mata musang Yunho.
SSRAK!
Yunho terpaku di tempat.
Jaejoong melempar lembaran uang itu ke wajahnya.
“Kau petaruh
yg cukup hebat ternyata” Ujar Jaejoong tajam.
Hening.
Mereka semua terdiam.
Jaejoong membalikkan tubuhnya.
Ia berjalan menjauhi mereka dengan tangis yg mengalir.
Hancur.
Ia merasa sangat sakit.
Demi apa, ia benar2 seperti orang idiot telah
mempercayai ketulusan palsu namja tampan itu.
“Hiks..”
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia membuang es krim itu dan berlari keluar dari taman
bermain.
Berlari sekencang mungkin.
Sakit.
Sakit.
Perih.
Namja cantik itu merasakan lubang yg ada di hatinya
menguak semakin besar.
“Kau kejam
Yunho ah..” Lirih Jaejoong terisak.
-------
BRAKK!
Namja cantik itu membanting pintu rumahnya dengan
kasar.
Bajunya basah.
Di luar sedang hujan deras.
“Nana Kim!”
Teriaknya terisak.
Ia terbatuk seraya berlari mencari maid berseragam itu.
Membuka seluruh pintu kamar yg ada.
“Nana!
Hiks..Eodisseo eoh?”
Suara derap langkah mendominasi keheningan rumah.
Jaejoong berhenti berlari.
Nafasnya sesak.
Wajahnya telah basah karena air mata.
Jaejoong menoleh.
Jantungnya berdebar ketika matanya menangkap sebuah
pintu cokelat berukir yg tidak pernah terbuka selama bertahun2.
Kamar Hyungnya.
CKLEK.
“Nan---”
DEG.
Mata bening Jaejoong membulat.
Tubuhnya terpaku di tempat.
Dunia seakan berhenti berputar.
Air mata Jaejoong menetes dengan tempo lambat.
Menatap sesosok yeoja blonde yg tergantung di langit2
ruangan.
BRUKK!
Tubuh Jaejoong bergetar hebat.
Namja cantik itu terduduk lemas di lantai.
Ia terisak lirih.
“Na..Nana
Kim..Hiks..”
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
[ “Aku janji..Kalau aku tidak akan pernah
meninggalkanmu sendiri..Aku janji Joongie ah..” ]
“NANAAAAAA!!
JAWAB AKU!! HIKS..KAU SIALAN!! KENAPA KAU MELAKUKAN INI EOH?!! HIKS..KAU SUDAH
BERJANJI TIDAK AKAN MENINGGALKAN AKU SENDIRIAN!! HIKS”
Jaejoong mencengkram rambut hitamnya yg basah dengan
erat.
Ia tersengguk keras.
Nafasnya sesak.
SSRAK.
DEG.
Jaejoong tertegun.
Mendapati sehelai memo yg terjatuh di dekat kakinya.
Ia meraih kertas itu dan terisak lirih.
‘Maafkan aku Joongie ah..
Kau benar, aku tidak bisa tanpa Hyungmu..
Aku tidak bisa bertahan lebih dari ini..’
-------
ZZRRRSSHHHH..
Hujan turun semakin deras.
Membuat wahana taman bermain itu berhenti beroperasi.
Tampak sebuah mobil Audy berwarna hitam masih
terparkir di depan sana.
Dengan sesosok namja tampan yg terdiam di kursi
kemudinya.
Ia tidak bergeming.
Hanya mata musangnya yg bergerak pelan.
Menyeruakkan penyesalan yg amat dalam.
[ “Kau petaruh yg cukup hebat ternyata” ]
DUGG!
Yunho menggeram kesal.
Ia memukul setir mobilnya dengan kasar dan menghela
nafas pendek.
Jemarinya bergerak menyentuh bibir tebalnya.
Manis.
Rasa namja cantik itu masih tertinggal di sini.
“Joongie
ah..Mianhae..” Lirih Yunho menyesal.
Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Ia memutuskan untuk beranjak dari sana.
Malam semakin dingin.
Ia ingin segera tidur di atas ranjang empuknya yg
hangat.
Alis Yunho bertaut mengerut di dahinya.
Terlihat jelas kalau ia sedang berusaha untuk
berkonsentrasi penuh pada jalanan yg sepi itu.
DEG!
CKIIIITTT!!
Yunho sontak menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Mata musangnya membulat.
Menatap tidak percaya sosok cantik yg sedang duduk di
kursi taman itu.
Ia membiarkan tubuh ringkihnya diguyur hujan deras.
Dengan kedua tangan yg memegang es krim yg tampak
hancur itu.
Wajahnya datar.
Ia hanya menatap kosong ke depan.
“JAEJOONGIE!!”
Yunho menutup kasar pintu mobilnya.
Ia berlari menerobos hujan menuju namja cantik itu.
“YAH! KIM
JAEJOONG! APA YG KAU LAKUKAN DISINI?! KAU GILA EOH?!” Teriak Yunho lantang.
Hening.
Jaejoong sama sekali tidak bergeming.
Wajahnya terlihat pucat.
“YYA! BUANG ES
KRIM ITU DAN IKUT AKU!! KAU BISA SAKIT!!” Teriak Yunho seraya menyentak tubuh
Jaejoong.
Dingin.
“ANDWAE!”
Teriak Jaejoong bergetar.
Yunho terdiam.
Namja cantik itu menggigit bibirnya yg membiru.
Ia menatap dua es krim yg ada di tangannya.
“Nana pernah
bilang kalau aku harus memberinya es krim kalau aku mau berbicara dengannya..Hiks..Aku
menunggunya sejak tadi..Hiks..Tapi dia tidak datang..Hiks..” Isak Jaejoong
lirih.
DEG.
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya diam memandang Jaejoong yg menangis.
“Kau bisa
sakit kalau seperti ini, Joongie ah! Lebih baik hangatkan dulu tubuhmu di
apertemenku, besok kau bisa mencari Nana-mu itu!”
“JANGAN
MENYENTUHKU!! HIKS..”
“Joo---”
“KAU BISA
MATI!! HIKS..KAU AKAN MATI SAMA SEPERTI MEREKA YUNHO AH!!”
“YAH! Apa yg
kau bicarakan huh?!”
“Hiks..Hiks..”
“Kim
Jaejoong!”
“Aku hidup
untuk ditinggalkan!”
DEG.
“…”
“Aku tidak
tahan lagi..Hiks..Aku lelah..Tapi aku berusaha untuk kuat..Hiks..Aku kuat
karena kau ada Yunho ah..Hiks..”
“Jae---”
“Kau jahat!
Lebih baik kau membunuhku dari pada menjadikanku bahan taruhan! Sakit sekali
Yunho ah..Hiks..Kenapa semua orang senang menyakitiku??”
“…”
Namja tampan itu mengatupkan bibir tebalnya.
Ia tidak tahu harus menjawab apa.
Selama ini ia memang tidak begitu mengenal namja
cantik ini.
Ia tidak tahu kehidupan seperti apa yg telah menimpa
Jaejoong.
Tidak, ia sama sekali tidak tahu.
Dan ia menyesal karenanya.
BRUK!
Jaejoong membuang es krim yg ada di tangannya.
Ia mengambil pisau lipat yg ada di sakunya.
Yunho membulatkan mata musangnya.
“KIM JAEJ---”
CRASH!!
DEGG!
BRUKK!
Nafas Yunho tercekat.
Menatap Jaejoong yg menggores lehernya dengan pisau
itu.
Darah segar bermuncratan.
Mengalir membasahi tubuh ringkih itu.
Yunho berteriak lantang memanggil nama namja cantik
itu.
Ia panik.
Dadanya berdebar keras.
Tangisnya pecah.
Mata bening itu terpejam tanpa beban.
-------
Para maid dan butler yg bekerja di rumah Jaejoong
terlihat berkabung hari ini.
Mereka semua berdiri menatap makam baru yg tergeletak
di antara makam Mrs. Kim dan Mr. Kim.
Batu nisan berukir nama putra bungsu keluarga Kim itu
terlihat indah sekaligus mencekam di saat yg bersamaan.
Pastor selesai berbicara.
Ia membiarkan salah satu dari mereka untuk naik ke
mimbar dan menyampaikan beberapa patah kata.
Tidak ada yg melangkahkan kaki.
Kecuali sosok tampan yg mengenakan jas hitam itu.
Yunho menatap sendu makam baru itu.
Ia sempat melirik batu nisan baru yg tertanam di
samping makam Kim Eunjae.
Tapi ia tidak peduli.
Tangannya dengan cepat menyeka air matanya yg
mengalir.
Yunho memegang erat tiang mimbar itu.
Ia berucap lirih.
“Kim
Jaejoong..”
Hening.
Yunho masih menatap batu nisan itu.
“Ia pikir ia
hidup hanya untuk ditinggalkan..”
“…”
“Dia tidak
sadar, kalau dia juga dibutuhkan..Dibutuhkan oleh seorang pengecut untuk
mengisi hatinya yg rapuh..”
Listen, Kim..
I’m sorry.
And I love you..
Is It too late?
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Sad Ending!!!! #bakar rumah author
BalasHapusBanjir air mataaaaa
Tanpa disadari air mata ini banjir huks.. Ending yg menyedihkan 😭
BalasHapus