
Tittle: BEFORE THE DAWN
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
fighting-hurt-fantasy-game-hardcore-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
-Kau harus percaya kepada mereka, jika kau tidak percaya, maka mereka
akan membuatmu percaya-
“Why?
It’s because I listen to my heartbeat one by one before the dawn”
.
.
.
Chungnam, Seoul.
“Got
the key! Yeah!”
Namja tampan itu terlihat
puas.
Ia mengembangkan senyumnya
seraya mengangkat kedua tangannya ke udara.
Membuat sosok cantik yang
duduk di belakangnya tersenyum simpul.
Ah, bermain game lagi eoh?
“Come
on, babe, mainkan Hero-mu!” Ujar Yunho menoleh ke belakang.
Hum?
Jaejoong menggeleng penuh
arti.
Ia tidak menyahut.
Hanya senyuman manisnya yang
masih tinggal.
Membuat Yunho mengeluh dan
menghela nafasnya.
Jaejoong terkekeh kecil.
“Aku memutuskan untuk berhenti, Yunnie ah,
kau tahu, firasatku selalu buruk jika aku mulai memainkan game itu” Ujar Jaejoong pelan.
Jish.
Yunho mengernyitkan dahinya.
“Bukankah aku sudah pernah mengatakan hal
yang sama kepadamu? Pada akhirnya sebuah permainan tetaplah permainan, Boo”
“Tapi tidak untuk semua permainan, bear,
bagaimana mungkin kita tidak bisa berhenti memainkan game itu sampai permainan konyol itu selesai? Bahkan semua game yang pernah kumainkan ada tulisan game over-nya
saat kalah!”
“Mungkin karena game ini spesial?”
Oh come on.
Jaejoong memutar bola
matanya.
Ia menghela nafas panjang.
Ck.
Game spesial?
Oh right.
Kekasihnya benar.
Permainan misteri ini
benar-benar spesial.
Kau tahu?
Ia dan Yunho sama-sama
seorang gamers.
Mereka menemukan sebuah game menarik dari situs internet yang
ditemukan Yunho.
Game misteri berjudul Before The Dawn.
Sebuah game online yang harus
dimainkan oleh 10 orang secara bersamaan.
Setiap tokoh memiliki
pasangan mereka masing-masing.
Dan mereka semua memainkan game itu dengan kekasih mereka yang juga
seorang gamers.
Game misteri itu bertemakan 10
pemuda yang terperangkap di dalam sebuah gedung tua.
Mereka harus mencari jalan
keluar agar semuanya bisa selamat.
Karena jika mereka termakan
jebakan, maka satu persatu akan mati.
Dan jika itu terjadi, maka
yang selamat hanya ada 1 pasangan.
“Tenang Boo, lihat, bukankah Hyukjae dan
Donghae sudah mati di game? Dan
mereka masih baik-baik saja sampai sekarang” Ujar Yunho masih mencoba membujuk
kekasihnya.
“Dari mana kau tahu kalau mereka baik-baik
saja?” Tanya Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Hmp.
Yunho tersenyum kecil.
“Aku menelepon Donghae kemarin, ia dan Hyukjae
sedang mencari situs game terbaru
lainnya, ne Boo? Aku tidak bisa maju ke level selanjutnya tanpa bantuanmu
sayang”
Oh well.
“Arasseo, aku akan bermain”
Yunho tersenyum senang.
Jaejoong sudah duduk di
hadapan laptop Apple perak
kesayangannya.
Ia menekan tombol ON game
dan menatap layar laptopnya yang menampilkan gambar sebuah gedung tua dengan
dua orang pemuda di dalam sana.
Karakter game Yunho yang bernama Uknow dan
karakter game miliknya yang bernama
Hero.
TING!
Jaejoong menoleh.
Menatap layar kecil di sudut
kanan laptopnya.
Ah ne, layar kecil itu
adalah chatbox untuk mereka
berkomunikasi.
‘Xiah:
Hei, lihat siapa yang melanggar janjinya LOL’
Jaejoong terkekeh.
Ia segera mengetik pesan
balasan.
‘Hero:
Yunnie memaksaku, Junchan, ckk -_-’
“Siap, Boo?”
“Um!”
Jaejoong mengangguk.
Ia menggerakkan jemarinya
lincah di atas keyboard dan mouse miliknya.
Bergerak bersama Yunho
mencari pintu keluar.
-------
Myeongdong, Seoul.
Junsu terlihat sangat serius
memainkan karakter game-nya.
Sesekali ia melirik
kekasihnya yang juga sedang melakukan hal yang sama dengannya di samping.
Namja imut itu tersenyum
kecil.
Kemudian ia menatap layar
laptopnya dan melirik chat terbaru dari mahasiswa DongBang University yang
bernama Changmin.
‘Max: Aku
dan Kyu sudah sampai level 13~’
‘DevilCho:
Yeha, dan aku sudah mendapatkan kunci untuk ke level 14’
Junsu tersenyum.
Ia menoleh menatap
kekasihnya.
“Kau baca pesan dari mereka, Chunnie?”
“Tentu saja sayang, kau ingin aku yang
membalas?”
“Sebentar, Yunho baru saja mengetik pesan”
Yoochun mengangguk.
Ia menundukkan wajahnya ikut
melihat pesan yang masuk secara beruntun.
‘Uknow:
Siapa yang sudah mengambil golden shield milikku di level 9?!’
‘Heenim:
AKU! HAHAHAHAHA’
‘Hero:
Radarku menunjukkan ada Vampire tersembunyi di ruang piano, siapa yang akan
menyerang?’
‘Gege:
Aku saja, Chullie, kau ikut?’
‘Heenim:
Yuhu~’
Namja imut itu mempoutkan
bibir plump-nya.
Ish.
Ia pikir mereka akan masuk
ke dalam ruang piano bersama.
Well, bukankah ini game kelompok?
Junsu segera mengetik
balasan.
‘Xiah:
Offline’
KLEP.
Kim Junsu menutup laptopnya.
Ia menghela nafas kesal dan
beranjak meraih ponselnya.
Kemudian ia memutar lagu Lullaby dan memutuskan untuk tidur.
Meninggalkan Yoochun yang
mengernyitkan dahinya.
“Suie? Kenapa kau berhenti?” Tanya namja
chubby itu.
“Aku mengantuk! Sudah tengah malam!” Sahut
Junsu ketus.
“Kau berhenti bukan karena Hangeng akan
memasuki ruang piano itu sendirian kan?”
Junsu mendesah pendek.
Ia mengerutkan dahinya dan
menutup wajahnya dengan bantal.
Mengacuhkan Yoochun yang
menghela nafasnya.
Oh well.
Jelas-jelas Junsu marah
karena hal itu.
KLEP.
Namja chubby itu menutup
laptopnya.
Ia melirik jam beker yang
ada di samping meja.
Junsu benar, ini sudah larut
malam.
Oh well.
Lagi pula ia tidak bisa
melanjutkan permainan tanpa pasangan dari karakter Micky-nya.
-------
Chungnam, Seoul.
Kim Heechul mengernyitkan
dahinya.
Menatap chatbox terbaru dari Junsu.
Apa-apaan itu?
‘Heenim:
Xiah, wae? Kenapa kau cepat sekali berhenti?’
‘Hero:
Ini sudah larut malam, Heenim, mungkin Xiah sudah mengantuk -_-’
‘DevilCho:
Aku belum mengantuk ._.v’
‘Uknow:
Aku juga’
‘Micky:
Junsu sudah tidur, aku akan menyusul’
‘Max:
Baiklah, kita lanjutkan besok, aku juga harus menyelesaikan tugas kuliahku’
‘Gege:
Bye-bye’
Namja berperawakan Cina itu
menguap.
Ia menutup laptopnya dan
melirik Heechul yang sudah membuka situs web lain.
“Chullie, kau tidak tidur?”
“Nope”
Well.
Hangeng hanya mengangguk
pelan dan beranjak naik ke ranjangnya.
Mengacuhkan namja angkuh
yang masih berkutat dengan laptopnya.
Ah, mereka tinggal
menyelesaikan beberapa level lagi.
Setelah itu selesai.
Namja Cina itu tertegun
untuk sesaat.
Hei, mereka semua bisa dekat
seperti ini karena game misteri itu.
Walaupun mereka belum pernah
bertatap muka satu sama lain.
Bagaimana kalau game itu sudah selesai?
Apa yang akan terjadi dengan
mereka?
Hangeng menelan salivanya.
Ia masih ingat tentang
tulisan mandarin mungil yang ada di bawah situs game itu saat pertama kali ia dan Heechul membukanya.
Namja Cina itu tidak pernah
memberitahu mereka semua tentang apa yang tertulis di sana.
Sungguh, mendadak Hangeng
merasa ketakutan.
‘Kau
harus percaya kepada mereka, jika kau tidak percaya, maka mereka akan membuatmu
percaya’
-------
Gwangju, Seoul.
“Bunny!”
Eoh?
Cho Kyuhyun menaikkan
alisnya.
Menatap kekasihnya yang
berlari ke arahnya dari kejauhan.
Ia tersenyum dan melambai
kepada namja berwajah kekanakan itu.
Mereka sedang istirahat
siang di café kampus saat ini.
“Otte? Tugasmu diterima dosen?” Tanya
Kyuhyun.
Changmin mengangguk.
Ia segera duduk di hadapan
Kyuhyun dan memesan makanan.
“Bagaimana dengan game-nya?”
“Mereka semua sudah berhasil sampai level 19,
tapi aku tidak bisa ikut bermain karena kau tidak ada”
“Level 19? Bukankah itu artinya tinggal 1
level lagi?”
Kyuhyun mengangguk.
Ia mengerutkan dahinya dan
memasang tampang gelisah.
Membuat Changmin memasang
wajah penasaran.
“Wae?” Tanya namja berwajah kekanakan itu.
“Kau tahu, Hunny? Kurasa sebaiknya kita
berhenti sampai disini saja dengan game
itu” Ujar Kyuhyun pelan.
Changmin terdiam.
“Jaejoong bilang game itu error saat
mereka mencoba membuka kunci ke level 20” Bisik Kyuhyun.
DEG.
“A-apa?” Tanya Changmin membulatkan matanya.
Error?
Bagaimana bisa?
“Ada petunjuk di bawah peringatan,
pemberitahuan bahwa kalau kita ingin menyelesaikan game itu kita semua harus berkumpul di gedung tua yang ada di
Myeongdong dan melanjutkannya bersama”
“Gedung tua?”
“Well, masalahnya sekarang adalah, Yoochun
bilang gedung itu adalah gedung terlarang, yang dulunya bekas para prajurit
perang yang ditembak mati secara massal”
Namja berwajah kekanakan itu
terhenyak.
Mata sipitnya mengerjap.
Apa arti semua ini?
“Aku takut..Mereka bilang batas waktunya kurang
dari 12 jam, sampai matahari terbit” Bisik Kyuhyun gemetar.
-------
Myeongdong, Seoul.
“Yunnie, kau yakin? Firasatku benar-benar
mengatakan kalau kita tidak seharusnya melakukan ini!” Teriak Jaejoong kesal.
Namja tampan itu hanya acuh.
Ia terus berjalan menuju
gedung tua yang harus mereka tuju.
Sebenarnya ia juga merasakan
hal yang sama dengan kekasihnya, tapi rasa penasarannya akan game itu membuatnya harus menyelesaikan
permainan misteri ini mau tidak mau.
“YUNNIE!!” Jerit Jaejoong frustasi.
TAP.
Namja tampan itu berbalik.
Ia menghela nafas dan
menghampiri kekasihnya yang hampir menangis.
Namja tampan itu memeluk
Jaejoong dan mengecup lembut puncak kepalanya.
“Tenang Boo, aku jamin tidak akan terjadi
apa-apa, ne? Kau harus percaya padaku” Ujar Yunho tersenyum.
Jaejoong menggeleng.
Ia mencengkram kuat kaus
kekasihnya.
“Tapi bagaimana dengan peraturannya? Kau
masih ingat kan, kalau hanya sepasang yang bisa selamat? Donghae dan Hyukjae
sudah berhenti dari game itu”
“Aku tahu, aku tahu”
“Bear, aku---”
“Aku mencintaimu, sayang”
Uh.
Jaejoong mempoutkan
bibirnya.
Ia mendesah pendek dan
menganggukkan kepalanya.
Kemudian Yunho melepas
pelukannya dan mengecup lembut bibir ranum kekasihnya.
“Kka, mereka pasti sudah menunggu kita” Ajak
Yunho setelah mencium Jaejoong.
Namja cantik itu menurut.
Ia melangkahkan kakinya
disamping kekasihnya.
Mata beningnya bergerak
pelan.
Menangkap 6 orang pemuda
yang sudah berdiri di depan gedung tua itu.
Jaejoong mendongakkan
wajahnya.
DEG.
Dalam sekejap bulu kuduknya
merinding.
Jantungnya berdebar tidak
karuan.
Ia menelan salivanya.
Gosh, semoga tidak terjadi
apapun. Doa Jaejoong dalam hati.
“Maaf, lama menunggu?” Tanya Yunho tersenyum.
Mereka semua menggeleng
kompak.
“Aku Micky Yoochun, dan ini Xiah Junsu” Ujar
Yoochun menunjuk Junsu.
“Max Changmin, DevilCho Kyuhyun” Sahut Changmin
seraya merangkul kekasihnya.
“Heenim Heechul, ini Gege Hangeng” Ucap
Heechul tersenyum kecil.
Jaejoong balas tersenyum.
“Hero Jaejoong, Uknow Yunho” Sahutnya.
Namja tampan itu merasa
sangat bersemangat.
Akhirnya mereka bisa bertemu
satu sama lain.
Eoh?
Yunho mengerutkan dahinya ketika menatap raut wajah Hangeng yang terlihat lain.
Yunho mengerutkan dahinya ketika menatap raut wajah Hangeng yang terlihat lain.
Dan kalau ia memperhatikan,
mereka semua juga memasang raut yang sama di balik senyum paksa itu.
“Wae? Apa yang terjadi?” Tanya Yunho bingung.
Kyuhyun terisak kecil.
Ia melirik Jaejoong.
“Donghae dan Hyukjae tewas semalam, mereka
kecelakaan mobil saat dalam perjalanan menyusul ke sini”
DEG.
Jaejoong dan Yunho tersentak
kaget.
Mata mereka membulat
sempurna.
Apa?
“Gege bilang ia pernah membaca kalimat kecil
dengan bahasa mandarin di bawah situs game
itu, Kau harus percaya kepada mereka,
jika kau tidak percaya, maka mereka akan membuatmu percaya” Ucap Heechul
lirih.
“MWO?? Jeongmall? Kenapa kau tidak memberitahu
kami eoh?!” Bentak Yunho kesal.
Hangeng menahan nafasnya.
“Itu berarti permainan ini adalah nyata?”
Bisik Jaejoong tidak percaya.
Mereka semua tidak menyahut.
Hanya diam dalam hening.
Kalut.
Gelisah.
Changmin mengangkat
kepalanya.
“Sudah terlambat untuk berhenti” Ucapnya.
“Changmin benar, kita harus menyelesaikan game ini” Sambung Yunho.
Jaejoong, Yoochun, Junsu,
Kyuhyun, Heechul dan Hangeng saling menatap satu sama lain.
Kemudian mereka berbalik dan
melangkah memasuki pintu gedung usang itu.
TAP TAP TAP.
“Ingat, jangan ada yang terpisah, sesuai
dengan peraturannya arasseo?” Ujar Yunho.
Semuanya mengangguk.
Jaejoong segera mendekap
lengan kekasihnya.
Nafasnya tersendat.
Ia benar-benar takut.
Mereka berjalan menaiki
tangga pertama.
Ada beberapa pintu yang
tertutup di lantai kedua.
“Hei, menurut kalian ini persis dengan yang
ada di game? Kalau disana, cara kita
menaiki level selanjutnya adalah mencari kunci dan membuka pintu tertentu
ania?” Celetuk Kyuhyun.
“Tapi kita sudah membuka pintu-pintu itu
sampai level 19, apa pintu disini juga sudah terbuka?” Tanya Yoochun
mengernyitkan dahinya.
KLEK.
“Yang ini terbuka!” Teriak Junsu.
Mereka semua sontak menoleh
menatap namja imut itu.
Yang ditatap hanya memasang
wajah polosnya.
“Eoh? Semudah itukah? Ini mustahil” Gumam
Kyuhyun mengernyitkan dahinya.
“Yang penting terbuka ania?” Ujar Jaejoong
menepuk bahu namja evil itu.
Kyuhyun mengangguk.
Ia menyusul Changmin yang
sudah memasuki pintu yang berada di urutan ketiga itu.
Mereka terus berjalan.
Heechul mencengkram erat
lengan Hangeng seraya menutup matanya saat mereka melewati ranjang tua yang ada
di tengah ruangan.
Jaejoong dan Junsu menjerit
histeris saat mata mereka menangkap tengkorak yang tergeletak disana.
Sepasang rangka
tulang-tulang rapuh yang mengenakan gaun pengantin.
Mengerikan.
-------
“Lantai berapa ini?” Tanya Changmin.
“Lantai 3” Sahut Jaejoong.
“Lantai 5” Potong Heechul.
Mereka semua saling menatap
satu sama lain.
Yunho menggeleng tegas.
“Ini lantai 7, aku menghitungnya sejak tadi”
Ujar namja tampan itu.
Eoh?
Jaejoong dan Heechul mengernyitkan dahi mereka berbarengan.
Jaejoong dan Heechul mengernyitkan dahi mereka berbarengan.
“Menurutku kita tidak berjalan sejauh itu
sejak tadi” Ujar mereka kompak.
Yoochun tersenyum kecil.
“Tetap fokus, jangan sampai tertipu” Ucapnya.
“VAMPIRE!!” Teriak Junsu histeris.
DEG!
Mereka semua tersentak
kaget.
Yunho segera menarik
Jaejoong agar berdiri di belakangnya.
Sementara Hangeng sudah
memeluk Heechul.
Kyuhyun memeluk punggung
Changmin.
Dan Yoochun menyilangkan
lengannya di hadapan Junsu, berusaha melindunginya.
“Hei! Kalau di game apa yang harus kita lakukan?!” Jerit Heechul panik.
“Mendorongnya ke cahaya matahari!” Jerit
Junsu.
“Koridor ini gelap, Kim Junsu! Apa yang harus
kita lakukan sekarang?!” Seru Changmin kesal.
“Memotong lehernya dengan pisau perak!” Sahut
Kyuhyun gemetar.
Jaejoong hampir menangis.
“Tapi tidak ada pisau apa pun disini!!”
Teriak Yunho frustasi.
“AH! AKU MELIHATNYA!!” Ujar Yoochun ikut
berteriak.
Namja chubby itu menatap
sebuah kilatan perak dari sudut koridor.
Oh shit, kecil kemungkinan
untuk mendapatkannya.
Pisau perak itu tergeletak
di dekat sang Vampire.
Dan Vampire pucat itu tidak
bergerak sejak tadi.
Ia hanya berdiri diam di
sudut dinding seraya mengawasi mereka.
Mata merahnya berkilat
tajam.
Jaejoong sudah terisak.
“Chunnie! Kau mau apa?!” Jerit Junsu kaget.
“Menyelamatkan kita semua!” Desis Yoochun
menoleh.
Namja chubby itu melompat ke
sudut dinding dan berjalan pelan.
Ia mengulurkan tangannya
hendak mengambil pisau itu.
Matanya semakin menyipit.
Keringat dinginnya menetes.
Sedikit lagi..
GREP!
“GGGYYYYAAAA!!” Jaejoong dan Heechul menjerit
kompak.
Yoochun terkesiap.
Mata sipitnya membulat
sempurna saat Vampire itu mencengkram tangannya yang hendak menyentuh pisau.
“CHUNNIIEEE!” Junsu berteriak ketakutan.
Yoochun meringis.
Ia memejamkan matanya dengan
erat.
GREPP!
KREKK!!
Yunho sudah lebih dulu
mencengkram leher Vampire itu dari belakang dan mematahkannya sekali sentak.
Membuat Vampire pucat itu
terjatuh keras.
Yoochun segera memanfaatkan
keadaan, ia meraih pisau perak itu dan menancapkannya tepat di jantung sang
Vampire.
Debu halus berterbangan.
Mereka semua menghela nafas
lega.
“Sepertinya rintangan kita ke depan akan
semakin sulit” Gumam Changmin pelan.
Heechul menelan salivanya.
TAP TAP TAP.
Mereka semua berpegangan
tangan menaiki tangga menuju lantai ke 8.
Kyuhyun terus berdoa sejak
tadi.
Ia benar-benar merasa
ketakutan.
Oh gosh.
Namja evil itu menatap jam
tangannya.
Waktu mereka kurang dari 4
jam lagi, sebelum matahari terbit.
Atau terperangkap selamanya.
TING~
DEG.
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak
pelan.
“Aku mendengar suara piano” Ujarnya bergetar.
Mereka semua terhenyak.
Saling menatap satu sama
lain.
Ini sama persis dengan yang
ada di dalam game.
“Ka-Kalau begitu, yang masuk ke dalam ruang
musik adalah aku dan Gege?” Tanya Heechul mengernyitkan dahinya.
Semuanya mengangguk.
Diam-diam Junsu mendesah
lega kalau waktu itu ia tidak memaksa ikut masuk ke dalam ruang musik.
Aigoo.
Heechul dan Hangeng saling
berpegangan tangan bersama.
Mereka berjalan mendekati
ruang piano dan membuka pintu itu.
Yunho memeluk Jaejoong.
Yoochun menjaga Junsu.
Sementara Changmin
mencengkram pergelangan tangan Kyuhyun.
CRASSSHH!!
“AAAAAHHHH!!! GEGEEEEE!!”
YunJaeYooSuMinKyu tersentak
kaget.
Mereka mendengar jelas suara
teriakan Heechul.
Jaejoong menatap Yunho
dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Tapi, bukankah seharusnya
mereka selamat?
“Sepertinya ada jebakan baru di dalam sana”
Ujar Yoochun terkekeh.
“Well, kalau game ini sama persis dengan yang sebelumnya tidak akan seru ania?”
Balas Changmin menyeringai.
Kyuhyun menepuk kepala namja
berwajah kekanakan itu.
Membuat Changmin meringis.
“YUN!”
Jaejoong menarik lengan
Yunho.
Menahannya agar tidak
menyusul Heechul dan Hangeng di dalam sana.
“HEECHUL! HANGENG! KALIAN MASIH HIDUP?!”
Teriak Junsu dan Kyuhyun bersamaan.
Hening.
Tidak terdengar suara apa
pun.
Jaejoong menundukkan
wajahnya.
Ia menangis dalam diam.
Sementara Junsu dan Kyuhyun
menangis histeris di pelukan kekasih masing-masing.
“Kka, kita harus cepat” Gumam Yunho dan
Changmin pelan.
Mereka kembali berjalan.
Meninggalkan pintu ruang
musik yang terbuka lebar.
Memperlihatkan sesosok namja
berwajah Cina yang tertusuk tombak tajam tepat di jantungnya.
Dan satu namja cantik
berwajah angkuh yang kehilangan kesadarannya.
Leher jenjangnya berlumuran
darah, seorang Vampire sedang menghisapnya dengan kelaparan.
-------
SSRAK!
BRUKK!
Changmin tersentak kaget.
Ia berbalik dan membulatkan
matanya.
Menatap Kyuhyun yang
terpeleset.
Namja evil itu terjatuh, ia
meringis.
“Pegang tanganku!” Ujar Changmin mengulurkan
tangannya.
“CHANGMIN AWAS!!” Teriak Jaejoong tiba-tiba.
Namja berwajah kekanakan itu
tersentak kaget.
Mata sipitnya membulat saat Junsu
dan Yoochun menarik lengannya sehingga ia mundur dua langkah ke belakang.
“AARRRRGGHHHH!!”
Kyuhyun berteriak lantang.
Mendadak muncul sulur
berduri dari lantai kayu itu.
Melilit tubuhnya dengan
kencang.
Darahnya berlumuran.
Namja evil itu terus menggeliat,
membuat lilitan sulur berduri itu semakin erat.
Sampai kemudian ia tidak
bernafas lagi.
“KYUNNIIIEEEEE!!”
Changmin berteriak histeris.
Ia berlari mengejar Kyuhyun
dan berlutut di hadapan namja evil itu.
Namja berwajah kekanakan itu
menangis.
Ia berusaha melepaskan
lilitan sulur berduri itu sekuat tenaga, mengacuhkan telapak tangannya yang
mulai berdarah.
Yunho, Jaejoong, Yoochun dan
Junsu hanya bisa terdiam melihatnya.
Mereka menahan tangis.
“Ini gara-gara kalian!! Kenapa kalian
menarikku eoh?! Kenapa kalian membiarkan Kyuhyun menjadi korban?!” Teriak
Changmin histeris.
Ia beranjak bangun dan
menatap marah keempat namja yang ada di hadapannya.
“Changmin! Kendalikan emosimu!” Teriak
Jaejoong takut.
Cih.
Namja berwajah kekanakan itu
menyeringai.
Matanya perlahan berubah
menjadi merah.
“KAU! KIM JAEJOONG! KAU YANG PERTAMA
BERTERIAK! KAU SUDAH TAHU KALAU ADA SULUR DISANA! KENAPA KAU TIDAK
MENOLONGNYA?!” Teriak Changmin marah.
“JANGAN MENYALAHKANNYA! IA TIDAK BISA
MENOLONG WALAUPUN IA INGIN!” Bela Yunho emosi.
“EOH? ATAU JANGAN-JANGAN KALIAN BEREMPAT
SUDAH MERENCANAKAN INI SEJAK AWAL?! KALIAN INGIN SELAMAT SENDIRI KAN!!”
“SHIM CHANGMIN!!”
Namja berwajah kekanakan itu
berteriak lantang.
Ia meraih balok kayu yang
ada di dekatnya dan hendak memukul Junsu yang ada di dekatnya.
Namun Yoochun sudah lebih
dulu menendang kakinya dengan keras.
Membuat Changmin berteriak
dan terjatuh ke lantai.
Dalam sekejap tubuhnya
dilumuri minyak lengket.
“AARRRGGHHH!! TOLONG AKUUU!!”
Changmin berteriak memohon.
Ia mencoba menggapai mereka
berempat.
Tapi Yunho dan Yoochun sudah
lebih dulu menyuruh Jaejoong dan Junsu untuk mundur.
Mereka hanya bisa menatap tidak
percaya ke arah Changmin yang sudah tenggelam oleh lumuran minyak lengket yang
hitam.
Minyak beracun.
“Hiks..”
Junsu terisak.
Ia menutup wajahnya.
“Kita semua akan mati..Hiks..Pada akhirnya
kita akan mati..Hiks..Hiks..” Isak namja imut itu lirih.
DEG.
Yunho dan Yoochun saling
menatap satu sama lain.
Mata mereka bergerak pelan.
Seakan sedang menyusun
strategi di dalam sana.
“Hei, hanya satu pasangan yang bisa selamat
kan?” Tanya Yunho terkekeh.
“Yeah, dan waktu kita kurang dari satu jam
lagi sebelum matahari terbit” Sahut Yoochun ikut terkekeh.
Jaejoong bergidik takut.
Ia menatap Yunho dan Yoochun
yang seperti kesetanan.
Mereka berubah.
Bukan Yunho dan Yoochun yang
biasanya.
GREPP!
Jaejoong dan Junsu tersentak
kaget.
Menatap pergelangan tangan
mereka yang dicengkram erat oleh kekasih masing-masing.
“Maaf saja! Yang selamat adalah kami!” Teriak
Yunho seraya menarik kasar kekasihnya.
Jaejoong berteriak histeris.
Ia meringis saat Yunho
memaksanya untuk terus berlari menaiki tangga sampai tangga ke 20 diikuti
Yoochun dan Junsu yang berada di belakang mereka.
BRUKK!
“YUNNIE!!”
Jaejoong terkaget.
Yoochun menubruk bahu Yunho
dengan kasar hingga namja tampan itu terjatuh.
Pintu ke 20 sudah di depan
mata.
SSRAK!
“AAAKKHHH!!”
BRUKK!
“Maaf saja Jae, hh..hh..hh..Untuk saat ini
satu-satunya yang berlaku adalah keselamatan..Bukan persahabatan” Desis Junsu
setelah menarik Jaejoong dengan kasar dan membantingnya ke lantai.
Yunho meringis.
Bibirnya berdarah.
Ia sudah bangun dan hendak
balas memukul Yoochun, namun gerakannya terhenti saat ia melihat sesosok
Vampire yang sedang menunggu mereka di sudut ruangan.
Heh.
Yunho dan Yoochun saling
menyeringai satu sama lain.
“Sepertinya kita harus bekerja sama sebentar
untuk melenyapkan penonton tanpa bayaran itu” Ujar Yoochun.
Yunho mengangguk.
Mereka melihat palang besi
yang tergantung di udara dan meraih rantainya.
Kemudian Yunho menahan sisi
kanan palang besi itu.
Sementara Yoochun berada di
sisi kirinya.
“HIAAAAHHHH!!”
BRUKK!!
“HUUAAARRGGHHH!!”
Vampire itu terhantam oleh
palang besi yang diayunkan mereka berdua.
Yunho dan Yoochun
mendorongnya hingga mengenai sinar matahari yang mulai muncul dari sela-sela
jendela kayu yang rusak.
Vampire pucat itu
berhamburan menjadi debu.
TRAANGG!
Palang besi itu jatuh.
Menggelinding di dekat
mereka.
Yunho dan Yoochun saling
menatap tajam satu sama lain.
Hanya tinggal beberapa menit
lagi.
“AKHH!!”
Yunho melirik Jaejoong yang
memukul pipi Junsu.
Membuat namja imut itu
menubruk dinding dan merosot di lantai.
“Ini pertarungan antara hidup dan mati, Park
Yoochun”
“Well, kalau begitu ayo kita selesaikan”
“Sebelum itu, aku ingin memberitahumu kalau
aku senang bisa bertemu denganmu, dengan kalian semua”
“Aku juga, ternyata kau seorang gamers yang cukup hebat”
BUAKK!
Yoochun terpental.
Yunho menendang perutnya
saat ia masih berbicara.
Namja chubby itu terbatuk.
Ia memuntahkan darah
kentalnya.
Mata sipitnya memicing
menatap Yunho.
“Hhh..hh..hh..HHRGGHHH!!”
BUGH!
Yoochun meninju wajah Yunho.
Namja tampan itu kehilangan
keseimbangannya.
Ia terhuyung ke belakang dan
segera balas memukul Yoochun.
Suara hantaman terdengar
membahana.
Teriakan-teriakan sakit dan
ringisan merintih mendominasi di antaranya.
Jaejoong menginjak dada
Junsu dengan sekuat tenaga.
Tangisnya tumpah.
“Hiks..Mianhae Junsu ah..Aku sama sekali
tidak bermaksud melukaimu..Hiks..Hiks..”
Junsu terkekeh lirih.
Tubuhnya remuk.
Ia lelah untuk melawan.
Jadi ia hanya membiarkan
Jaejoong terus menahan tubuhnya di lantai.
BRUKK!
Yunho terpental.
Ia jatuh telungkup di lantai
kayu yang berdebu itu.
Nafasnya tercekat.
Wajahnya memar.
Mata musangnya bergerak
pelan.
Memperhatikan Yoochun yang
hendak mendekati kekasihnya disana.
No!
DUAKK!!
BRUKK!
“Hhh..hhh..hhhh..hhh”
Yunho berdesah.
Ia menatap Yoochun yang
pingsan di lantai.
Namja tampan itu memukul
keras tengkuk Yoochun dengan palang besi yang tadi.
Membuat darah mengucur dari
sela-sela leher dan kepalanya.
Jaejoong menoleh.
Ia terisak keras.
Junsu masih merintih
kesakitan.
“KKAJA!” Teriak Yunho menarik tangan
Jaejoong.
Namja cantik itu menoleh.
Menatap Junsu yang memandanginya
dengan tatapan sayu berurai air mata.
Bibirnya menggerakkan sebuah
kalimat tanpa suara.
‘Bukankah kita teman?’
Jaejoong semakin menangis.
Ia berbisik lirih.
“Maafkan aku Junsu ah..Aku menyayangimu..”
DRAP DRAP DRAP!!
BRAKK!
Yunho membuka keras pintu
bernomor 20 itu.
Ia mendobraknya dengan
tenaga yang tersisa.
Gelap.
Seluruh ruangan terlihat
gelap.
Mereka tidak bisa melihat
apa pun.
“BooJae! Cari cahaya sekecil apa pun! Kita
kehilangan waktu!” Teriak Yunho panik.
Jaejoong tersentak.
Mata beningnya yang berair
berusaha menelusur ruangan yang gelap itu.
SSRRR.
Namja cantik itu menunduk.
Ia sontak mengangkat kakinya
merasakan suluran tajam melilit ujung sepatu ketsnya.
Sulur berduri!
Jaejoong segera berlari ke
belakang seraya menarik Yunho.
Sikunya menubruk dinding
secara tidak sengaja.
“YUNNIE! Dindingnya dari kayu!” Ujarnya
lantang.
Yunho mengangguk dalam
gelap.
Ia menendang dinding itu dan
mendobraknya sekuat mungkin.
Nafasnya terputus.
Matanya terasa perih dan
berat.
Jaejoong meringis, ia
berusaha mendobrak dinding itu sekuat tenaga.
“Sedikit lagi, Boo!”
Jaejoong mengangguk.
Mereka mengumpulkan satu
tenaga terakhir dan mendobrak dinding itu sekeras mungkin.
BRAKKK!!
BRUKK!
Mereka berdua terpental.
Terjatuh setengah meter dari
dobrakan.
Keduanya menoleh ke
belakang.
Matahari sudah terbit.
Menelusurkan sinar
keemasannya saat dinding itu roboh.
Jaejoong mencengkram tangan
Yunho.
Mata beningnya membulat saat
ia melihat tumpukan tanaman sulur berduri yang hangus terbakar oleh sinar
matahari itu.
Oh gosh.
Jadi, yang mereka injak
sejak sampai di ruangan nomor 20 itu adalah tumpukan sulur berduri?
Jaejoong merinding.
Perlahan bangunan itu terasa
bergerak pelan.
Yunho segera menatap
Jaejoong.
“Gedungnya akan roboh!” Teriaknya.
Jaejoong panik.
Ia melirik kaki Yunho yang
terluka.
Namja cantik itu menelan
salivanya.
Lakukan atau tidak sama
sekali!
“Yunnie, pegang aku erat-erat”
Eh?
Yunho tertegun.
Mata musangnya mengerjap
saat Jaejoong merangkul bahunya dan menyeretnya cepat ke sudut atap gedung.
“Jae, jangan-jangan kau---”
“Jung Yunho..Aku mencintaimu”
DEG.
Mata musang Yunho bergerak
pelan.
Kesadarannya sempat hilang
sesaat.
Dan saat ia kembali
mengerjap, Yunho tersentak kaget saat ia merasakan angin berhembus kencang
menerpa tubuhnya dari bawah ke atas.
Jaejoong menariknya untuk
melompat dari gedung berlantai 20 itu.
Yunho tersenyum kecil.
Huh.
Pada akhirnya mereka tetap
matikah?
BRUKK!
Suara tubrukan keras
terdengar menimpa semak-semak lebat itu.
Jaejoong yang tercekat
nafasnya tersentak.
Mata beningnya membelalak lebar.
Ia terduduk dan menoleh,
menatap Yunho yang sedang mengeluh kesakitan.
“Yunnie!”
Yunho membuka matanya.
Menatap kekasihnya yang
sedang tersenyum lega.
Yunho terdiam.
Ia menoleh menatap gedung
itu.
BWWOSSHH!!
Gedung tua itu terbakar
dengan sendirinya.
Mengobarkan kobaran merah di
hadapan mereka berdua, di balik sinar sang matahari.
Jaejoong dan Yunho saling
menatap satu sama lain.
Namja cantik itu kembali
menangis.
“Akhirnya selesai..” Lirihnya berbisik.
Yunho tersenyum kecil.
Ia menepuk lembut kepala
kekasihnya dengan tangan kirinya.
“Hei” Panggil Yunho pelan.
Jaejoong berdengung tidak
jelas.
“Kenapa tiba-tiba kau menarikku dan melompat
dari gedung? Bukankah kau takut ketinggian?” Tanya Yunho.
“…” Jaejoong terdiam. Ia hanya menatap dalam
mata musang itu.
Yunho tersenyum kecil.
“Why?
Tell me the reason, Why?”
Huh.
Jaejoong terkekeh, namun
kemudian ia balas tersenyum kecil.
“Why?
It’s because I listen to my heartbeat one by one before the dawn”
END.
-Infinite, Before The Dawn-
Ahh agak gak ngerti ama jalan ceritanya wks, tpi seru jga sih
BalasHapusEonni daebak aku gak tau klo ada org yg bisa bkn FF kek gini
Sebenernya aku liat FF yg ini krna judulnya haha, aku kan inspirit wks :3
Ahh agak gak ngerti ama jalan ceritanya wks, tpi seru jga sih
BalasHapusEonni daebak aku gak tau klo ada org yg bisa bkn FF kek gini
Sebenernya aku liat FF yg ini krna judulnya haha, aku kan inspirit wks :3